Anda di halaman 1dari 13

Saleh, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 yang Mengintegrasikan Nilai Karakter...

117

Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis


Kurikulum 2013 yang Mengintegrasikan
Nilai Karakter Bangsa di SMP

Muhammad Saleh
Sultan
Universitas Negeri Makassar
muhammadsaleh.unm@gmail.com

Abstract: This research is development research designed using a 4-D model of development
which consists of four stages, namely; the definition phase, design phase, development phase, and
dissemination phase. The subjects were teachers and students in three lower secondary level schools in
South Sulawesi, namely SMP Negeri 1 Sengkang, Wajo; SMP Negeri 2 Lilirilau, Soppeng, and SMP
Islam Athirah Bukit Baruga, Makassar. The data were collected through observation, questionnaires,
and tests. Based on the results of field testing, teaching materials produced have met the criteria of
practicality and effectiveness.

Keywords: indonesian teaching materials, curriculum, character education

Abstrak: Bahan ajar bahasa Indonesia bebasis Kurikulum 2013 yang mengintegrasikan nilai-nilai
karakter bangsa di SMP. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian dirancang dengan
menggunakan model pengembangan 4-D yang terdiri atas empat tahapan, yakni tahap pendefinisian,
tahap perancangan, tahap pengembangan¸ dan tahap penyebarluasan. Subjek penelitian adalah guru
dan peserta didik di tiga sekolah di Sulawesi Selatan, yakni SMP Negeri 1 Sengkang, Kabupaten
Wajo; SMP Negeri 2 Lilirilau, Kabupaten Soppeng; dan SMP Islam Athirah Bukit Baruga Makassar.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket, dan tes. Berdasarkan hasil uji lapangan,
bahan ajar yang dihasilkan telah memenuhi kriteria kepraktisan dan keefektifan.

Kata kunci: bahan ajar bahasa Indonesia, kurikulum 2013, pendidikan karakter

Penerapan Kurikulum 2013 sebagai pengganti berinteraksi, membangun jejaring, dan meraih
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sukses. Drake dan Burns (2004) menyusun kerangka
membawa konsekuensi perubahan terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam bentuk
tujuan, proses pembelajaran, bahan ajar, dan piramida dengan menempatkan sikap/nilai-nilai pada
mekanisme penilaian. Salah satu karakteristik yang posisi puncak dan pengetahuan sebagai basisnya.
membedakan Kurikulum 2013 dengan KTSP adalah Sikap/nilai-nilai menjadi jembatan penghubung
penegasan tujuan pembelajaran yang diorientasikan antara pengetahuan dan keterampilan. Kerangka
memiliki keseimbangan antara pengembangan ini memberi isyarat bahwa sikap/nilai karakter
sikap spiritual dan sosial dengan kemampuan merupakan aspek utama yang perlu ditumbuhkan
intelektual dan keterampilan (Permendikbud Nomor di ruang kelas dan menjadi bagian yang terintegrasi
68/2013). Dalam hal ini, pembentukan sikap dan dengan proses pembelajaran.
karakter ditempatkan sejajar dan sama pentingnya Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai
dengan pengembangan kemampuan kognitif dan pendidikan karakter yang ditanamkan melalui sekolah
psikomotorik peserta didik. memiliki dampak terhadap prestasi akademik,
Nilai karakter merupakan aspek utama kepribadian, dan sosial peserta didik. Studi Benninga,
dalam kehidupan abad ke-21 yang penting Berkowitz, Kuehn, dan Smith (2003) yang dilakukan
ditumbuhkembangkan melalui proses pembelajaran. dengan melibatkan 681 sekolah di California
Tantangan yang semakin kompetitif menempatkan menemukan bahwa sekolah dengan totalitas yang
nilai karakter sebagai faktor penting untuk lebih tinggi dalam mengimplementasikan pendidikan

117
118 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 22, NOMOR 2, OKTOBER 2015

karakter memperoleh prestasi akademik lebih tinggi. kebutuhan bahan ajar ini adalah kurikulum 2013
Studi yang dilakukan Larson (2009) menunjukkan relatif baru diterapkan dalam masih terus dibenahi
bahwa penanaman nilai karakter melalui sekolah untuk penyempurnaannya, bahan ajar yang relevan
berdampak terhadap kepedulian, tanggung jawab, juga masih terbatas. Menurut Depdiknas (2008),
dan sikap hormat peserta terhadap orang lain. penyusunan bahan ajar bertujuan 1) menyediakan
Dalam penelitian itu, terungkap pula bahwa bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
pendidikan karakter memberikan pengaruh terhadap dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik,
keterampilan peserta didik mengambil keputusan dan yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik
menyelesaikan masalah. dan latar atau lingkungan sosial peserta didik,
Bahan ajar merupakan media yang tepat untuk 2) membantu peserta didikdalam memperoleh
mengintegrasikan pendidikan karakter. Sesuai alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang
dengan tuntutan Kurikulum 2013, nilai-nilai dan terkadang sulit diperoleh, dan 3) memudahkan guru
karakter bangsa merupakan bagian yang integral dalam melaksanakan pembelajaran.
dalam setiap kegiatan belajar (Kasim, 2013). Nilai Bahan ajar bahasa Indonesia yang
karakter bukan merupakan pelajaran tersendiri, mengintegrasikan nilai karakter bangsa mengarahkan
tetapi menyatu dalam proses pembelajaran termasuk peserta didik memahami beragam teks sekaligus
bahan ajar yang digunakan. Lickona (2008) dan menanamkan nilai karakter. Kriteria pengembangan
Nucci & Narvaez (2008) menunjukkan model bahan ajar berbasis pendidikan karakter, yakni: 1)
integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan, 2) wacana
melalui intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Integrasi yang digunakan sesuai dengan latar belakang peserta
melalui kegiatan intrakurikuler dapat dilakukan didik; 3) mengandung ilustrasi atau contoh yang
melalui strategi pembelajaran, bahan ajar, dan memperjelas pemahaman; 4) mengandung pesan
bentuk penilaian, sedangkan integrasi dengan yang pantas bagipeserta didik, dan 5) mengandung
ekstrakurikuler dilakukan melalui beragam kegiatan unsur pendidikan, moral, atau nilai (Abidin, 2012).
sekolah. Prinsip pengembangan pendidikan karakter Bahan ajar bahasa Indonesia yang dihasilkan
adalah mengintegrasikan secara komprehensif dalam dalam penelitian ini memiliki manfaat bagi guru dan
kegiatan belajar. Oleh karena itu, kunci sukses peserta didik. Bahan ajar yang mengintegrasikan nilai
pengembangan pendidikan karakter adalah guru karakter bangsa berfungsi: 1) sebagai panduan bagi
harus: 1) merencanakan dan mengkreasi dokumen guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
pendidikan karakter 2) mengajarkan nilai-nilai utama dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan
dalam mata pelajaran yang diampuh, 3) memberikan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan
kesempatan kepada peserta didik mendiskusikan kepada peserta didik; 2) sebagai pedoman bagi peserta
beragam isu moral dan karakter (Lickona, Schaps, didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dan Lewis, 2007). dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan
Pemanfaatan bahan ajar dalam pembelajaran substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/
bahasa Indonesia bertujuan meningkatkan dikuasainya Depdiknas (2008). “Pengembangan
keterampilan berbahasa peserta didik sekaligus bahan ajar didasarkan pada prinsip: 1) keterujian
menanamkan nilai-nilai karakter bangsa yang (validity); 2) kebermaknaan (significance); 3)
menjadi tuntutan kurikulum. Mata pelajaran bahasa manfaat/kegunaan (utility); 4) kemungkinan untuk
Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dipelajari (learnability); dan 5) kemenarikan
dalam kurikulum 2013 dicirikan dengan pendekatan (interest)” (Mulyasa, 2006; 154).
pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran bahasa Nil ai -nil ai pendidikan karakter yang
Indonesia berbasis teks menjadikan teks sebagai diintegrasikan dalam pembelajaran berbasis teks
dasar, asas, pangkal, dan tumpuan (Supanti, 2013). dalam penelitian merupakan nilai-nilai utama
Teks-teks yang disajikan menjadi dasar untuk yang diajarkan di sekolah. Nilai-nilai utama perlu
menumbuhkan nilai karakter bagi peserta didik. diajarkan di sekolah mencakup: sikap hormat,
Melalui teks kebahasaan dan kesastraan, muatan tanggung jawab, kejujuran, toleransi, keadilan,
pendidikan karakter dimasukkan sebagai bagian disiplin, tekun, dan inisiatif (Lickhona, 2008). Nilai-
bahan ajar (Abidin, 2012). nilai tersebut dintegrasikan dalam bahan ajar karena
Bahan ajar bahasa Indonesia yang (1) merupakan nilai utama yang membantu peserta
mengintegrasikan nilai pendidikan karakter memiliki didik untuk mampu melaksanakan tugas-tugas
urgensi untuk dikembangkan. Faktor yang melandasi akademik; (2) mengembangkan peserta didiksebagai
Saleh, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 yang Mengintegrasikan Nilai Karakter... 119

pribadi yang pekerja keras dan tangguh, dan (3) terdiri atas empat tahap, yaitu tahap pendefinisian (define),
menuntun peserta didik memiliki hubungan yang tahap perancangan (design), tahap pengembangan
harmonis. (develop)¸ dan tahap penyebarluasan (dessiminate)
Hasil penelitian yang dilakukan Nurdin (2012) (Thiagarajan, Semmel, dan Semmel, 1974).Dalam
menunjukkan bahwa keberhasilan pendidikan penelitian ini dikembangkan dua komponen, meliputi:
karakter di sekolah dibentuk oleh budaya sekolah, bahan ajar dan perangkat pembelajaran pendukungnya.
profesional guru, dan peran orang tua. Dalam proses Bahan ajar dan perangkat pendukung yang dimaksud
pembelajaran, profesionalisme guru mencakup terdiri atas: Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa, Buku
aspek-aspek yang berkaitan dengan perencanaan Guru, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan bahan Bahan ajar yang dihasilkan diuji melalui uji ahli/
ajar, dan penilaian. Hasil pengembangan bahan praktisi dan uji lapangan. Validasi dilakukan oleh tiga
ajar bahasa Indonesia yang mengintegrasikan nilai orang validator yang terdiri atas ahli pembelajaran
karakter menambah alternatif ketersediaan bahan bahasa Indonesia, ahli pengembangan bahan ajar bahasa
ajar yang dapat digunakan guru untuk menjalankan Indonesia, dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
tugas profesionalnya. Validator memberikan penilaian terhadap bahan ajar dan
Model bahan ajar yang dikembangkan dalam perangkat pendukungnya. Aspek penilaian bahan ajar dan
penelitian ini terdiri atas teks kebahasaan dan buku guru, meliputi: isi, bahasa, sajian, dan kegrafisan.
teks kesastraan. Secara umum, teks-teks dalam Aspek penilaian RPP, meliputi: identitas, tujuan, metode,
Kurikulum 2013 dapat dikategorikan ke dalam sarana dan sumber belajar, langkah pembelajaran, dan
dua kategori teks tersebut. Anderson dan Anderson evaluasi.
(2003) mengelompokkan dua jenis teks, yakni teks Uji coba lapangan dilakukan dengan
sastra dan teks faktual. Jenis teks faktual dalam mengimplementasikan bahan ajar yang telah didesain.
pembelajaran bahasa Indonesia populer dengan Sekolah yang menjadi subjek uji coba adalah SMP
sebutan teks kebahasaan. Dalam penelitian ini, teks Negeri 1 Sengkang Kabupaten Wajo, SMPN 1 Salaonro
kesastraan yang dikembangkan berupa teks cerita Kabupaten Soppeng, dan SMP Islam Athirah Bukit
moral, sedangkan teks kebahasaan berupa teks Baruga, Kota Makassar. Uji coba bertujuan menguji
prosedur. keefektifan dan dan kepraktisan bahan ajar yang
Studi pendahuluan yang dilakukan penelitiyang dihasilkan.
mengawali pelaksanaan penelitian ini menunjukkan Pengumpulan data uji coba lapangan dilakukan
bahwa umumnya bahan ajar yang digunakan di melalui lembar observasi, angket, dan tes hasil belajar.
sekolah merupakan buku teks yang diedarkan Observasi dilakukan terhadap aktivitas peserta didik,
berbagai penerbit. Buku teks yang digunakan pengelolaan pembelajaran guru, dan keterlaksanaan
tersebut tidak ditelaah terlebih dahulu kesesuaian bahan ajar. Pengamatan dilakukan untuk melihat aktivitas
dengan kurikulum dan karakteristikpeserta didik. peserta didik yang meliputi: (1) mengikuti penyajian
Integrasikan nilai-nilai karakter bangsa dalam bahan materi dengan seksama, (2) merespons penjelasan guru,
ajar belum dilakukan secara eksplisit. (3) bertanya, (4) memberi umpan balik, (5) mengerjakan
Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan tugas, dan (6) melakukan aktivitas lain, misalnya bermain.
menguji kepraktisan serta keefektifan bahan ajar Angket respons peserta didik bertujuan memperoleh
bahasa Indonesia berbasis Kurikulum 2013 yang data yang berkaitan dengan tanggapan peserta didik
mengintegrasikan karakter bangsa. Hasil penelitian terhadap model dan perangkat, meliputi: 1) Angket
diharapkan melengkapi referensi bahan ajar Bahasa Responss Peserta Didik terhadap Penerapan Bahan Ajar
Indonesia SMP berdasarkan Kurikulum 2013. Bahan untuk mendapatkan data: (a) kesulitan peserta didik dalam
ajar yang dihasilkan diorientasikan menjadi bahan menggunakan bahan ajar, (b) latihan yang disiapkan, (c)
ajar pendamping dan bahan ajar pengayaan mata nilai tambah yang dirasakan, dan (d) saran perbaikan;
pelajaran Bahasa Indonesia selain bahan ajar yang 2) Angket Respons Peserta Didik terhadap LKS untuk
ditetapkan digunakan secara resmi oleh pemerintah. mendapatkan data aspek: (a) bahasa, (b) penampilan,
(c) sistematika, (d) manfaat, (e) kesesuaian, (f) alokasi
METODE waktu, (g) kesesuaian materi, dan (h) saran perbaikan;
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan 3) Angket Respons peserta didik terhadap Buku Siswa
(research and development). Penelitian didesain untuk mendapatkan data: (a) bahasa, (b) sistematika, (c)
denganmodel pengembangan Four-D Thiagarajan yang kepraktisan, (d) penampilan, dan (e) saran perbaikan. Tes
hasil belajar bertujuan memperoleh data tentang tingkat
120 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 22, NOMOR 2, OKTOBER 2015

penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang Interval Kategori Keterangan


diajarkan dan penggunaan bahan ajar.
1,51-1,84 C- Tidak Tuntas
Analisis data dilakukan untuk menilai
kepraktisan dan keefektifan. Kepraktisan bahan 1,18-1,50 D+ Tidak Tuntas
ajar dianalisis dengan menghitung rata-rata setiap 1,00-1,17 D Tidak Tuntas
aspek respon peserta didik, sedangkan keefektifan Sumber: Permendikbud RI Nomor 104/2014
diukur melalui tes hasil belajar. Respons peserta
didik terhadap bahan ajar dianalisis dengan prosedur HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut. Pertama, mengubah respons angket Hasil penelitian dipaparkan berdasarkan
peserta didik menjadi angka dengan kriteria sangat tahapan pengembangan yang dilakukan. Paparan
setuju dengan skor 4, setuju dengan skor 3, kurang hasil penelitian diuraikan sebagai berikut.
setuju dengan skor 2, dan sangat tidak setuju dengan
Tahap Pendefinisian
skor 1. Kedua, menghitung rata-rata setiap aspek.
Ketiga, menentukan kategori respons peserta didik Kegiatan belajar dalam bahan ajar ditetapkan
dengan kriteria pada Tabel 1. berdasarkan kompetensi dasar Kurikulum 2013.
Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan adalah
Tabel 1. Kategori Respons Peserta Didik sebagai berikut: 1) menganalisis struktur teks
prosedur; 2) menganalisis karakteristik kebahasaan
Interval Kategori Respons teks prosedur; 3) membedakan struktur teks
sangat baik prosedur; 4) membedakan karakteristik kebahasaan
3,51  X≤ 4,00 teks prosedur; 5) mengklasifikasi struktur teks
2,51  X< 3,50
Baik prosedur; 6) mengidentifikasi kekurangan struktur
teks prosedur; 7) mengidentifikasi kekurangan
cukup baik
1,51  X < 2,50 kebahasaan teks prosedur; 8) menganalisis struktur
kurangbaik
cerita moral; 9) menganalisis karakteristik kebahasaan
0,51  X< 1,50 cerita moral; 10) membedakan struktur cerita moral;
1 X < 0,50
tidak baik 11) membedakan karakteristik kebahasaan teks
Sumber: Nurdin (2007)
cerita moral; 12) mengklasifikasi struktur teks cerita
Keefektifan bahan ajar ditentukan melalui moral; 13) mengidentifikasi kekurangan struktur teks
analisis hasil belajar peserta didik. Langkah-langkah cerita moral; dan 14) mengidentifikasi kekurangan
analisis hasil belajar dilakukan melalui prosedur kebahasaan teks cerita moral.
penyekoran dan penentuan kriteria ketuntasan. Tahap Perancangan
Penyekoran dilakukan berdasarkan rambu-rambu Produk utama yang dihasilkan dalam
jawaban yang telah ditetapkan. Penetapan ketuntasan pengembangan bahan ajar ini adalah bahan
belajar peserta didik diukur berdasarkan kategori ajar pembelajaran bahasa Indonesia yang
pencapaian kriteria ketuntasan belajar mata pelajaran mengintegrasikan nilai karakter berbasis Kurikulum
yang ditetapkan dalam Kurikulum 2013. Skor 2013. Bahan ajar yang dihasilkan mencakup teks
hasil belajar peserta didik dihitung frekuensi dan sastra dan teks kebahasaan, yakni teks prosedur dan
persentasenya berdasarkan kategori penilaian teks cerita moral. Struktur bahan ajar yang dihasilkan
disajikan pada Tabel 2. terdiri atas: 1) judul, 2) pengantar, 3) pemahaman
konsep yang terbagi dalam dua bagian, yakni a)
Tabel 2. Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar
pengertian dan b) struktur dan ciri kebahasaan,
4) pemodelan, yakni: a) pemodelan struktur dan
Interval Kategori Keterangan
b) pemodelan ciri kebahasaan, 5) analisis teks,
3,85-4,00 A+ Tuntas yakni: a) memahami stuktur dan kebahasaan teks,
3,51-3,84 A- Tuntas b) membedakan stuktur dan kebahasaan teks, c)
3,18-3,50 B+ Tuntas mengklasifikasi stuktur dan kebahasaan teks, dan d)
2,85-3,17 B Tuntas mengidentifikasi kesalahan stuktur dan kebahasaan
2,51-2,84 B- Tuntas teks, dan 6) integrasi nilai karakter, yakni: a) nilai
2,18-2,50 C+ Tidak Tuntas religius dan b) nilai sosial. Bahan ajar diwujudkan
1,85-2,17 C Tidak Tuntas dalam bentuk Buku Siswa dan Lembar Kerja Siswa
Saleh, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 yang Mengintegrasikan Nilai Karakter... 121

yang dilengkapi dengan perangkat implementasi kompetensi dasar. Struktur LKS terdiri atas: 1) judul,
berbentuk Buku Guru dan RPP (Rencana Pelaksanaan 2) identitas, 3) petunjuk, 4) wacana, dan 5) latihan.
Pembelajaran).
RPP yang menjadi perangkat pendukung Tahap Pengembangan
bahan ajar dikembangkan dengan mengacu Kegiatan utama pada tahap pengembangan adalah
kepada struktur RPP yang dikembangkan oleh validasi bahan ajar dan perangkat pembelajarannya
Kemdikbud. Pemilihan struktur tersebut didasarkan yang dilakukan oleh ahli dan praktisi. Validasi
atas pertimbangan keterpakaian, kesesuaian, dan bertujuan untuk menilai kualitas bahan dan perangkat
kemudahan aplikasi. Struktur RPP terdiri atas: 1) yang dikembangkan sekaligus memperoleh saran-
identitas, 2) tujuan pembelajaran, 3) kompetensi saran perbaikan dalam penyempurnaan produk.
inti dan kompetensi dasar, 4) indikator, 5) metode, Validasi dilakukan dengan memberikan produk
6) media, 7) sumber belajar, 8) langkah-langkah yang dihasilkan kepada ahli dan praktisi untuk
pembelajaran, dan 9) penilaian. Isi RPP dicirikan dinilai kelayakannya. Aspek penilaian didasarkan
dengan pembelajaran berbasis teks dan integrasi pada instrumen yang diberikan. Validator diberikan
nilai karakter. Lembar Kerja Siswa memuat kegiatan kesempatan untuk menilai setiap aspek dengan
belajar yang mengarahkan kepada pencapaian menggunakan skala 1—4 (baik, cukup baik, kurang

Gambar 1. Struktur Bahan Ajar yang Dihasilkan


122 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 22, NOMOR 2, OKTOBER 2015

baik, dan tidak baik). Setiap item dinyatakan valid jenjang, kelas, semester, dan alokasi waktu. Aspek
jika berkategori baik. Aspek bahan ajar yang tidak tujuan terdiri atas: 1) kesesuain kompetensi dasar
valid direvisi berdasarkan saran validator. Validator dengan indikator, 2) kesesuaian indikator dengan
juga diberikan kesempatan untuk memberikan tujuan pembelajaran, 3) kejelasan rumusan tujuan
saran melalui kolom komentar yang disiapkan pada pembelajaran, 4) kesesuaian tujuan pembelajaran
bagian akhir instrumen. Validasi dilakukan oleh dua dengan waktu, dan 5) kesesuaian tujuan pembelajaran
orang ahli, yakni: Prof. Dr. Anshari, M. Hum, ahli dengan materi.
pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia dan Dr. Aspek metode pembelajaran dirinci menjadi
Kembong Daeng, M. Hum., ahli pengembangan beberapa subaspek, yakni 1) kesesuaian materi
perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia. Praktisi dengan kompetensi dasar dan 2) kesesuaian materi
pembelajaran Bahasa Indonesia yang menjadi dengan media. Aspek sarana dan sumber belajar
validator, yakni Suriana, M. Pd., guru profesional terdiri atas: 1) sarana pembelajaran mendukung
di sekolah menengah pertama.Penilaian mencakup untuk mencapai tujuan pembelajaran dan 2) sumber
aspek kelayakan isi, bahasa, sajian, dan kegrafisan. belajar relevan dengan materi yang akan disajikan.
Validator memberikan tanda ceklis pada angket. Aspek langkah pembelajaran terdiri atas subaspek: 1)
Penilaian berdasarkan instrumen dengan dengan kesesuaian pembelajaran dengan media, 2) peluang
skala likert 1—4 dan validator diminta mengomentari peserta didik menemukan konsep, fakta dan prinsip,
setiap subaspek. dan 3) peluang peserta didik untuk mengkritisi dan
menganalisis media. Aspek evaluasi terdiri atas:
Hasil Pengembangan Rencana Pelaksanaan
1) subaspek kognitif, 2) subaspek afektif, dan 3)
Pembelajaran subaspek psikomotor.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Setiap aspek dan subaspek ya ng telah divalidasi
dikembangkan sesuai dengan karakteristik Kurikulum dinyatakan memenuhi kriteria kelayakan. Oleh
2013. Validator memberikan penilaian terhadp enam karena itu, produk RPP yang dihasilkan dapat untuk
aspek utama RPP, yakni: identitas, tujuan, metode, digunakan untuk uji coba lapangan.
sarana dan sumber belajar, langkah pembelajaran,
dan evaluasi. Berdasarkan hasil penilaian validator, Hasil Pengembangan Buku Guru
RPP yang dikembangkan berkategori “sangat valid”. Untuk menilai kelayakan Buku Guru, validator
Secara detail hasil validasi komponen RPP bahan ajar memberikan penilaian terhadap empat aspek, yakni:
ditampilkan pada Tabel 3. kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan
Berdasarkan Tabel 3. RPP bahan ajar bahasa bahasa, dan kelayakan kegrafikan. Berdasarkan
Indonesia yang mengintegrasikan nilai karakter validasi ahli dan praktisi, buku guru yang dihasilkan
berkategori “sangat valid”. Setiap subaspek berkategori “sangat valid”. Rincian hasil validasi
yang meliputi:identitas, tujuan, metode, langkah Buku Guru disajikan pada Tabel 4.
pembelajaran, dan evaluasi semua berkategori
“sangat valid”. Tabel 4. Hasil Validasi Buku Guru

Rata-
Tabel 3. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan No Aspek rata Kategori
Pembelajaran Penilaian
1 Kelayakan isi 3,67 Sangat Valid
Rata-
No Aspek Kategori Kelayakan
rata 2 3,67 Sangat Valid
1 Identitas 4,00 Sangat Valid penyajian
2 Tujuan 3,67 Sangat Valid Kelayakan
3 4,73 Sangat Valid
bahasa
3 Metode 3,67 Sangat Valid
Kelayakan
4 Sarana dan 3,83 Sangat Valid 4 3,42 Valid
kegrafikan
sumber belajar Rata-rata 3,66 Sangat Valid
5 Langkah 3,56 Sangat Valid
pembelajaran
6 Evaluasi 3,83 Sangat Valid Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa buku guru
Rata-rata 3,77 Sangat Valid yang divalidasi berkategori “sangat valid. Aspek
Setiap aspek penilaian tersebut terdiri atas penilaian pada buku guru terdiri atas: 1) kelayakan
sejumlah subaspek. Aspek identitas memuat isi, 2) kelayakan kebahasaan, 3) kelayakan sajian,
Saleh, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 yang Mengintegrasikan Nilai Karakter... 123

dan 4) kelayakan kegrafisan. valid”. Subaspek penilaian aspek ini terdiri atas:
Aspek kelayakan isi berkategori “sangat 1) mendorong pemahaman konsep, 2) keakuratan
valid”. Aspek kelayakan isi terdiri atas: 1) materi materi, 3) kemuktahiran materi, 4) mendorong
berorientasi pada Buku Siswa, 2) materi memadai keingintahuan, dan 5) tidak mempertentangkan
untuk memandu guru dalam menyampaikan materi, suku, agama, dan ras, tidak bernuansa pornografi,
3) keakuratan materi, 4) tahapan pembelajaran dan mengakomodasi keberagaman dan keberagaman
mendorong untuk mengembangkan karakter, gender.
kreativitas, dan inovasi, dan 5) pelaksanaan penilaian Aspek kelayakan penyajian berkategori “sangat
tergambar dengan jelas. valid”. Subaspek penilaian kelayakan penilaian
Aspek kelayakan penyajian berkategori “sangat terdiri atas: 1) mendorong keterlibatan aktif peserta
valid”. Aspek kelayakan penyajian terdiri atas: 1) didik, 2) keterkaitan antarbagian, 3) keterpaduan
keruntutan, kesistematisan, kemudahan dipahami antarbagian, 4) keselarasan antarkonsep, 5) penyajian
materi yang disajikan, 2) materi tidak bertentangan secara kontekstual.
dengan suku, agama, dan ras, tidak bernuansa Aspek kebahasaan berkategori “sangat valid”.
pornografi, dan mengakomodasi keberagaman dan Subaspek penilaian terdiri atas: 1) keterbacaan, 2)
gender, 3) keterkaitan antarbagian, subbagian, dan kejelasan informasi, 3) kesesuaian dengan kaidah
konsep, 4) tahapan pembelajaran berbasis aktivitas, bahasa Indonesia, dan 4) penggunaan bahasa secara
5) tahapan materi jelas dan dapat diterapkan. Aspek efektif dan efisien. Aspek kegrafisan berkategori
kelayakan bahasa berkategori “sangat valid”. Aspek “valid”. Subaspek penilaian kelayakan kegrafikan
bahasa terdiri atas: 1) bahasa mudah dipahami dan terdiri atas: 1) tata letak, 2) tipografi, dan 3) ilustrasi.
2) ketepatan penggunaan istilah. Aspek kegrafisan Setiap aspek dan subaspek penilaian Buku
berkategori “valid”. Aspek kegrafikan terdiri atas: Siswa dinyatakan telah memenuhi kriteria kelayakan.
1) tata letak dan 2) tipografi. Oleh karena itu, Buku Siswa dapat digunakan untuk
Setiap subaspek Buku Guru yang divalidasi uji coba lapangan.
oleh ahli dan praktisi dinyatakan telah memenuhi
Hasil Pengembangan Lembar Kegiatan
kriteria kelayakan. Oleh karena itu, Buku Guru dapat
digunakan pada tahap uji coba lapangan.
Siswa
Untuk menilai kelayakan Lembar Kerja Siswa
Hasil Pengembangan Buku Siswa (LKS) validator memberikan penilaian terhadap
Untuk menilai kelayakan Buku Siswa, validator aspek yang terdiri atas: kelayakan isi, kebahasan,
memberikan penilaian terhadap empat aspek, yakni: sajian, dan kegrafisan. Berdasarkan hasil validari ahli
kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, kelayakan dan praktis, LKS yang dikembangkan berkategori
sajian, dan kelayakan kegrafisan. Berdasarkan hasil “sangat valid”. Rincian hasil validasi LKS disajikan
penilaian validator, Buku Siswa yang dikembangkan pada Tabel 6.
berkategori “sangat valid”. Rincian hasil validasi
Buku Siswa disajikan pada Tabel 5. Tabel 6. Hasil Validasi Lembar Kegiatan Siswa

Tabel 5. Hasil Validasi Buku Siswa No Komponen Rata- Kategori


rata
1 Kelayakan isi 3,73 Sangat Valid
No Komponen Rata-rata Kategori
2 Kebahasaan 3,67 Sangat Valid
1 Kelayakan isi 3,80 Sangat Valid
3 Sajian 3,83 Sangat Valid
2 Kebahasaan 3,73 Sangat Valid
4 Kegrafisan 3,33 Valid
3 Sajian 4,83 Sangat Valid
Rata-rata 3,64 Sangat Valid
4 Kegrafisan 3,44 Sangat Valid
Rata-rata 3,70 Sangat Valid
Pada Tabel 6. ditunjukkan bahwa LKS
yang dikembangkan berkategori “sangat valid”.
Pada Tabel 5. Buku Siswa yang dikembangkan
Untuk menilai kelayakan LKS, ahli dan praktisi
berkategori “sangat valid”. Aspek penilaian pada
memberikan penilaian terhadap kelayakan isi,
Buku Siswa terdiri atas kelayakan isi, kelayakan
kelayakan kebahasaan, kelayakan sajian, dan
kebahasaan, kelayakan sajian, dan kelayakan
kelayakan kegrafisan.
kegrafisan.
Aspek kelayakan isi berkategori “sangat valid”.
Aspek kelayakan isi berkategori “sangat
124 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 22, NOMOR 2, OKTOBER 2015

Subaspek penilaian kelayakan isi terdiri atas: 1) Tabel 7. Respons Peserta Didik terhadap Buku
kesesuaian dengan KI dan KD, 2) kesesuaian dengan Siswa Teks Kebahasaan
kebutuhan peserta didik, 3) kesesuaian dengan bahan
ajar, 4) kebenaran subtansi materi, 5) manfaat untuk Rata-
No Komponen Kategori
rata
penambahan wawasan, dan 5) kesesuaian dengan 1 Penggunaan Bahasa 3,22 Tinggi
nilai moralitas dan sosial.
2 Kejelasan konsep 3,26 Tinggi
Aspek kelayakan sajian berkategori “sangat
3 Penggunaan contoh 3,22 Tinggi
valid”. Subaspek penilaian kelayakan sajian terdiri
4 Penyajian 3,25 Tinggi
atas: 1) kejelasan tujuan, 2) urutan penyajian,
5 Kemenarikan 3,53 Sangat
3) pemberian motivasi, 4) interaktivitas, dan 5) Tinggi
kelengkapan informasi.
Aspek kelayakan kebahasaan berkategori Tabel 8. Respons Peserta Didik terhadap Buku
“sangat valid”. Subaspek penilaian kelayakan Siswa Teks Kesastraan
kebahasaan terdiri atas: 1) keterbacaan, 2) kejelasan
informasi, 3) kesesuaian dengan kaidah bahasa No Komponen
Rata-
Kategori
rata
Indonesia, dan 4) penggunaan bahasa secara efektif
1 Penggunaan Bahasa 3,25 Tinggi
dan efisien.
2 Kejelasan konsep 3,18 Tinggi
Aspek kelayakan kegrafisan berkategori
“valid”. Subaspek penilaian kelayakan kegrafisan 3 Penggunaan contoh 3,16 Tinggi
terdiri atas: 1) penggunaan jenis dan ukuran huruf, 4 Penyajian 3,10 Tinggi
2) tata letak, 3) ilustrasi/grafis/gambar/foto, dan 4) 5 Kemenarikan 3,50 Tinggi
desain tampilan. Berdasarkan Tabel 7 dan Tabel 8 di atas,
Setiap aspek dan subaspek LKS telah memenuhi setiap aspek penilaian Buku Siswa memperoleh
kriteria kelayakan. Oleh karena itu, LKS dapat respons minimal berkategori tinggi. Hasil tersebut
digunakan pada tahap uji coba lapangan. menunjukkan bahwa bahan ajar yang dihasilkan
Tahap Uji Lapangan memenuhi krieria kelayakan.
Paparan hasil penelitian yang berkaitan dengan Respons Peserta Didik terhadap LKS
uji coba lapangan diuraikan sebagai berikut. Analisis respons peserta didik terhadap LKS teks
kebahasaan dan kesastraan diukur melalui indikator
Respons peserta didik terhadap Buku Siswa penggunaan bahasa, kemenarikan, fungi memotivasi,
Analisis respons peserta didik terhadap Buku kesesuaian gambar/ilustrasi, alokasi waktu, dan
Siswa teks kebahasaan dan kesastraan diukur melalui kesesuain dengan konsep pembelajaran. Analisis data
indikator penggunaan bahasa, kejelasan konsep, respons peserta didik terhadap LKS teks kebahasaan
penggunaan contoh, penyakian dan kemarikan. menunjukkan bahwa setiap indikator memenuhi
Analisis data respons peserta didik terhadap teks kriteria kelayakan berkategori “tinggi”, sedangkan
kebahasaan menunjukkan bahwa setiap indikator respons peserta didik terhadap teks kesastraan
memenuhi kriteria kelayakan. Indikator kemenarikan menunjukkan bahwa komponen kesesuain dengan
memperoleh kategori “sangat tinggi” dan empat konsep pembelajaran memperoleh respons “sangat
indikator lainnya, yakni penggunaan bahasa, tinggi”, sedangkan komponen lainnya memperoleh
kejelasan konsep, penggunaan contoh, dan penyajian respons berkategori “tinggi”. Secara lengkap,
memperoleh kategori “tinggi”. Respons peserta didik rata-rata respons peserta didik terhadap LKS teks
terhadap teks kesastraan menunjukkan bahwa setiap kebahasaan dan teks kesastraan untuk setiap aspek
indikator memperoleh kategori tinggi. Rata-rata penialain ditunjukkan pada Tabel 9 dan Tabel 10.
respons peserta didik untuk setiap aspek penilaian
ditunjukkan pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 9. Respons Peserta Didik terhadap LKS
Kebahasaan
No Komponen Rata- Kategori
rata
1 Penggunaan bahasa 3,25 Tinggi
2 Kemenarikan 3,23 Tinggi
Saleh, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 yang Mengintegrasikan Nilai Karakter... 125

No Komponen Rata- Kategori No Komponen Rata- Kategori


rata rata
3 Fungsi memotivasi 3,28 Tinggi 5 Alokasi waktu 3,15 Tinggi
4 Kesesuaian gambar/ 3,24 Tinggi 6 Kesesuaian konsep 3,54 Sangat
ilustrasi pembelajaran Tinggi
5 Alokasi waktu 3,10 Tinggi
Berdasarkan Tabel 9 dan Tabel 10 di atas, setiap
6 Kesesuaian konsep 3,30 Tinggi
pembelajaran
aspek penilaian LKS memperoleh respons minimal
berkategori tinggi. Hasil tersebut menunjukkan
Tabel 10. Respons Peserta Didik terhadap LKS bahwa bahan ajar yang dihasilkan memenuhi krieria
Teks Kesastraan kelayakan.

No Komponen Rata- Kategori


Analisis Hasil Belajar Peserta Didik
rata Keefektifan bahan ajar diukur berdasarkan
1 Penggunaan bahasa 3,30 Tinggi hasil belajar peserta didik yang diperoleh melalui
2 Kemenarikan 3,30 Tinggi tes. Analisis hasil belajar peserta didik untuk teks
3 Fungsi memotivasi 3,54 Tinggi kebahasaan menunjukkan bahwa bahan ajar efektif
4 Kesesuaian gambar/ 3,20 Tinggi digunakan untuk pencapaian kompetensi dasar.
ilustrasi Berdasarkan Tabel 5, jumlah subjek uji coba

Tabel 11. Hasil Belajar Teks Kebahasaan

Respon Peserta Didik


Interval Kategori Keterangan
Frekuensi Persentase
3,85 - 4,00 A+ 12 17,14 Tuntas
3,51 - 3,84 A- 23 32,86 Tuntas
3,18 - 3,50 B+ 25 35,71 Tuntas
2,85 - 3,17 B 8 11,43 Tuntas
2,51 - 2,84 B- 2 2,86 Tuntas
2,18 - 2,50 C+ 0 0,00 Tidak Tuntas
1,85 - 2,17 C 0 0,00 Tidak Tuntas
1,51 - 1,84 C- 0 0,00 Tidak Tuntas
1,18 - 1,50 D+ 0 0,00 Tidak Tuntas
1,00 - 1,17 D 0 0,00 Tidak Tuntas
Total 70 100

Tabel 12. Hasil Belajar Teks Kebahasaan

Respon Peserta Didik


Interval Kategori Keterangan
Frekuensi Persentase
3,85 - 4,00 A+ 14 20,00 Tuntas
3,51 - 3,84 A- 31 44,29 Tuntas
3,18 - 3,50 B+ 16 22,86 Tuntas
2,85 - 3,17 B 7 10,00 Tuntas
2,51 - 2,84 B- 1 1,43 Tuntas
2,18 - 2,50 C+ 1 1,43 Tidak Tuntas
1,85 - 2,17 C 0 0,00 Tidak Tuntas
1,51 - 1,84 C- 0 0,00 Tidak Tuntas
1,18 - 1,50 D+ 0 0,00 Tidak Tuntas
1,00 - 1,17 D 0 0,00 Tidak Tuntas
Total 70 100
126 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 22, NOMOR 2, OKTOBER 2015

sebanyak 70 peserta didik. Dari jumlah tersebut, ajar diuraikan sebagai berikut. 1) Pemberlakuan
secara keseluruhan peserta didik memperoleh hasil Kurikulum 2013 yang relatif baru menyebabkan
belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal. keterbatasan sumber-sumber belajar.Sumber
Pencapaian hasil belajar yang diperoleh peserta didik belajar utama yang digunakan guru dan peserta
menunjukkan kategori yang bervariasi. Gambaran didikadalah bahan yang dihasilkan oleh Departemen
hasil belajar teks kebahasaan ditunjukkan secara Pendidikan dan Kebudayaan. Hal lain yang menjadi
detail pada Tabel 11. pertimbangan adalah bahan-bahan yang tersedia
Analisis hasil belajar peserta didik untuk teks masih terbatas sehingga berimplikasi kepada proses
kesastraan juga menunjukkan bahwa bahan ajar pembelajaran. 2) Kesesuaian bahan yang tersedia
efektif digunakan untuk pencapaian kompetensi sesuai dengan kebutuhan kurikulum. Berdasarkan
dasar. Berdasarkan Tabel 6, jumlah subjek uji coba analisis yang dilakukan tim peneliti ditemukan
teks kesastraan sebanyak 70 orang. Dari jumlah bahwa bahan ajar yang tersedia dan diberlakukan
tersebut, 1 orang (1,43 %) belum memenuhi kriteria secara resmi saat ini memiliki tingkat relevansi
ketuntasan minimal. Gambaran hasil belajar teks yang rendah dengan kurikulum. Bahan ajar yang
kesastraan ditunjukkan secara detail pada Tabel 12. ada belum dikembangkan berdasarkan kompetensi
dasar kurikulum. Kompetensi dasar pada aspek
PEMBAHASAN pengetahuan (K3) yang terdiri atas kemampuan
Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan m em a ha mi , kem am a mp ua n m embedaka n,
pada tahapan kegiatan penelitian yang dilakukan. kemampuan mengklasifika, dan kemampuan
Pembahasan dipaparkan sebagai berikut. mengidentifikasi kekurangan belum tercermin
Pertama, tahap pendefinisian. Berdasarkan dalam bahan ajar yang diberlakukan secara resmi.
analisis kondisi awal yang dilakukan disimpulkan 3) Kemampuan guru menyusun bahan pelengkap
bahwa dibutuhkan bahan ajar yang dapat menjadi untuk pencapaian kompetensi dasar belum memadai.
pelengkap bahan ajar yang sudah tersedia. Dua aspek Kondisi tersebut menyebabkan bahan-bahan
utama yang melandasi pengembangan bahan ajar ini, yang tersedia tidak variatif. Akibatnya, muncul
yakni 1) aspek kebutuhan dan 2) aspek kebaruan. keluhan pembelajaran yang membosankan atau
Dari sisi kebutuhan, bahan ajar yang tersedia kekurangan bahan ajar. Penyusunan bahan ajar
cenderung seragam sehingga guru dan peserta didik ini berorientasi menjadi bahan pelengkap dan
tidak memiliki sumber belajar yang variatif. Dari sisi pembanding terhadap bahan-bahan yang tersedia
kebaruan, bahan ajar yang dikembangkan memiliki di lapangan. 4) Pengembangan karakter merupakan
kebaruan dari sisi subtansi dan penyajian. Subtansi salah satu fokus utama pembelajaran saat ini. Hasil
bahan ajar yang dikembangkan dilandaskan pada analisis peneliti menemukan bahwa nilai karakter
teori-teori bahasa berbasis teks, menekankan pada yang menjadi tujuan pembelajaran diupayakan
aspek struktur dan ciri-ciri kebahasaan, sesuai pencapaiannya melalui pengintegrasian dalam proses
dengan kompetensi dasar yang dalam Kurikulum pembelajaran.
2013, dan mengintegrasikan pendidikan karakter. Analisis materi dalam penelitian dilakukan
Aspek penyajian bahan ajar dilengkapi dengan teori untuk mengidentifikasi dan menyusun dengan
dan pemodelan yang memudahkan peserta didik, rinci konsep-konsep utama bahan ajar yang
disajikan secara terstruktur, dan dilengkapi dengan dikembangkan. Karakteristik Kurikulum 2013
perangkat pendukung. adalah penekanan pada pembelajaran berbasis teks.
Analisis karakteristik peserta didik dilakukan Orientasi pembelajaran ditujukan untuk memahami
untuk mengembangkan bahan ajar yang sesuai dua aspek utama, yakni struktur teks dan karakteristik
dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Hasil analisis kebahasaan. Pengembangan subtansi pembelajaran
menunjukkan bahwa peserta didik yang menjadi berbasis teks ini didasarkan pada konsep teks
subjek penelitian memiliki kemampuan akademik Anderson dan Anderson (1997) yang menempatkan
rata-rata baik. Analisis kebutuhan pengembangan struktur dan ciri kebahasaan sebagai elemen pembeda
dilakukan untuk mengukur tingkat kebermanfaatan antarteks. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa
bahan ajar yang dihasilkan. Berdasarkan hasil analisis guru dan peserta didikmengalami keterbatasan untuk
ditemukan bahwa dibutuhkan bahan ajar yang sesuai memahami dua hal tersebut.
dengan kurikulum, yakni Kurikulum 2013. Beberapa Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan
temuan yang diperoleh dalam analisis kebutuhan bahan ajar pada teks sastra dan teks kebahasaan di
yang menjadi landasan pengembangan bahan kelas VIII. Teks sastra yang dikembangkan, yakni
Saleh, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 yang Mengintegrasikan Nilai Karakter... 127

teks cerita moral, sedangkan teks kebahasaan aktivitas belajar yang disiapkan untuk mengkaji
yang dikembangkan, yakni teks prosedur. Kedua nilai-nilai yang terkandung di dalam teks. Kegiatan
kategori teks kebahasaan tersebut merefresentasikan belajar diarahkan untuk mengkaji nilai religius dan
secara umum jenis teks di kelas VIII sekolah nilai sosial. Nilai-nilai yang terkandung di dalam
menengah pertama dan teks-teks yang terdapat teks dikaji oleh peserta didikdan dihubungan dengan
dalam kurikulum secara umum. Pembatasan pada realitas kehidupan. Pengintegrasian nilai karakter
jenis teks tersebut didasari pertimbangan waktu ini dilakukan untuk mengimplisitkan kajian nilai-
penelitian yang memiliki tahapan panjang hingga nilai karakter dalam pembelajaran berbasis teks.
uji coba keefektifan. Narvaes dan Lapsley (2008) mengemukakan bahwa
Kedua, tahap perancangan. Bahan ajar yang pengajaran pendidikan karakter dapat dilakukan
dirancang memiliki struktur yang terdiri atas: 1) dengan dua strategi, yakni strategi minimalis yang
judul, 2) pengantar, 3) pemahaman konsep, 4) dilakukan secara eksplisit dan strategi maksimalis
pemodelan, 5) analisis teks, dan integrasi nilai yang dilakukan implisit.
karakter. Judul mencerminkan jenis teks yang Dari beragam aktivitas belajar yang disiapkan
dipelajari. Bagian pengantar berisi informasi singkat dalam bahan ajar ini, pengembangan peserta
yang bertujuan menghubungkan antara pengalaman didik pada keterampilan berwacana tulis belum
dan pengamatan sehari-hari peserta didikdengan dikembangkan secara maksimal. Ini merupakan
teks yang akan dikaji. Pemahaman konsep berisi kelemahan dari bahan ajar ini. Fokus kegiatan belajar
materi pokok tentang konsep teks. Pemahaman yang disiapkan hanya mengakomodasi Kompetensi
konsep berisi dua aspek utama, yakni pengertian dan Inti Ketiga Kurikulum 2013.
karakteristik kebahasaan teks. Bagian Pengertian Ketiga, tahap pengembangan.Pada tahapan
menjelaskan kerangka konseptual dan tujuan sosial ini, kegiatan utama yang dilakukan adalah uji coba
teks. Karakeristik kebahasaan menguraikan struktur ahli dan praktisi. Produk hasil pengembangan yang
teks dan ciri-ciri kebahasaan yang menjadi penanda berbentuk Buku Siswa, LKS, Buku Guru, dan RPP
dan pembeda dengan teks lainnya. Struktur teks divalidasi oleh ahli dan praktisi. Setiap jenis produk
merupakan ciri pembeda utama antar teks. Struktur divalidasi sesuai dengan indikator-indikator yang
menunjukkan pengorganisasian isi dan struktur ditunjukkan pada bagian hasil penelitian. Para ahli
berpikir yang sesuai dengan tujuan sosial teks. Ciri dan praktisi memberi penilaian dengan memilih
kebahasaan teks berbentuk kosakata dan kalimat satu dari empat kategori dalam skala likert yang
yang sesuai dengan tujuan sosial teks. disiapkan melalui angket. Selain itu, ahli dan
Bagian Pemodelan dalam bahan ajar ini praktisi juga diminta memberikan komentar yang
merupakan aplikasi dari bagian pemahaman konsep. menjadi landasan revisi.
Pada bagian pemodelan, peserta didikdisiapkan teks Hasil uji ahli dan praktisi menunjukkan
yang telah dipilah-pilah sesuai dengan strukturnya. bahwa produk yang dihasilkan memenuhi kritevia
Begitu juga halnya dengan contoh-contoh penggunaan kevalidan. Namun demikian, sejumlah revisi diminta
bahasa yang menunjukkan karakteristik teks. Melalui oleh vaidator, yakni memperjelas konsep-konsep
bagian pemodelan peserta didikdapat melihat secara yang diberikan, desain dan pilihan huruf yang
langsung aplikasi konsep yang disajikan pada bagian menarik, dan penggunaan bahasa yang sesuai dengan
pemahaman konsep. tingkat koginitif peserta didikSMP.
Bagian Analisis adalah aktivitas utama yang Keempat, uji lapangan. Kegiatan uji lapangan
dilakukan peserta didik untuk mengkaji dan membeda dilakukan dengan mengujicobakan bahan ajar yang
teks. Analisis teks terdiri atas empat kegiatan dihasilkan kepadapeserta didik. Dua tujuan utama
utama yang disesuaikan dengan kompetensi kegiatan uji lapangan, yakni menguji respon peserta
dasar Kurikulum 2013, yakni memahami teks, didikterhadap bahan ajar dan menguji keefektfan
membedakan teks, mengklasifikasi teks, dan bahan dalam meningkatkan prestasi belajarpeserta
mengidentifikasi teks (Permendikbud Nomor 68/2013). didik. Secara umum, peserta didikmemberikan
Bagian analisis teks ini merupakan kegiatan respon baik terhadap bahan ajar yang dihasilkan.
belajar yang menyiapkan beragam aktivitas untuk Namun demikian, ditemukan sejumlah komentar
membentuk pemahamanpeserta didik. Pada bagian ini dan saran yang diberikan, yakni jenis pertanyaan
disiapkan beragam latihan dan kegiatan belajar yang yang diberikan. Pertanyaan-pertanyaan berbentuk
membantupeserta didik memahami teks secara utuh. isian dan esai yang diberikan cukup melelahkan
Integrasi pendidikan karakter merupakan bagi peserta didiksehingga disarankan penggunaan
128 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 22, NOMOR 2, OKTOBER 2015

pertanyaan dalam bentuk objektif. peserta didikjuga dilakukan revisi kecil terhadap bahan dan perangkat
menginginkan contoh-contoh yang ditampilkan lebih pembelajarannya.
beragam.
H asi l bel a j ar yan g di per ole h peserta DAFTAR PUSTAKA
didikmenunjukkan bahwa bahan ajar yang dihasilkan Abidin, Y. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis
efektif meningkatkan prestasi belajar. Berdasarkan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
kriteria ketuntasan, semua peserta didiktuntas untuk Anderson, M., and Anderson, F. 2003. Text Types in
teks kebahasaan, sedangkan satu orang tidak berhasil English. South Yarra: Macmilian.
mencapai standar ketuntasan untuk teks kesastraan. Benninga, J. S., Berkowitz, M. W. Kuehn, P., and Smith,
Namun demikian, analisis demografi menunjukkan K. 2003. The Relation of Character Education
bahwa hasil belajar peserta didikSMP Islam Athirah, Implementation and Academic Achievement
Makassar dan SMPN 1 Sengkang umumnya lebih in Elementary Schools. Journal of Research in
tinggi dibandingkan dengan peserta didikdi SMPN Character Education, 1(1): 19–32.
2 Lilirilau. Perbedaan hasil belajar ini dindikasikan Depdikas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
bahwa peserta didik yang mengikuti pembelajaran Jakarta: Depdiknas.
dengan Kurikulum 2013 sejak kelas VII karena Drake, S. M., and Burns, R. C., 2004. Meeting Standards
menjadi sekolah uji coba implementasi kurikulum Through Integrating Curriculum. Virginia: ASCD.
lebih memahami karakteristik pembelajaran bahasa Kasim, M. 2012. “Sosialisasi Kurikulum 2013 di Sulawesi
Indonesia berbasis teks. Selatan,” Bahan Presentasi Sosialisasi Kurikulum
2012 yang di Sampaikan pada Tanggal 8—9
PENUTUP Februari 2012 di Makassar.
Melalui tahap perancangan, telah dihasilkan Larson, K. 2009. Understanding the Importance of
bahan ajar yang relevan dengan kebutuhan. Struktur Character Education. Tesis. Wisconsin: The
bahan ajar yang dihasilkan terdiri atas: 1) judul, 2) Graduate SchoolUniversity of Wisconsin-Stout.
pengantar, 3) pemahaman konsep, 4) pemodelan, 5) Lickhona, T. 2008. Educating for Character. New York:
analisis teks, dan 6) integrasi nilai karakter. Hasil Bantam Book.
penilaian ahli dan praktisi terhadap bahan ajar yang Lickhona, T., Schaps, E., and Lewis, C. 2007. Principles
dihasilkan menunjukkan bahwa produk penelitian of Effective Character Education.Washington:
Character Education Partnership.
berupa 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 2)
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan:
Buku Guru, 3) Buku Siswa, dan 4) Lembar Kegiatan
Pengembangan Standar Kompetensi dan
Siswa telah memenuhi kriteria kevalidan sehingga
Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosda
produk tersebut layak diteruskan untuk pada tahap
Karya.
uji lapangan.
Narvaez D. and Daniel, K. L. 2008. Teaching Moral
Berdasarkan uji lapangan yang telah dilakukan,
Character: Two Alternatives for Teacher Education.
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1)
The Teacher Educator, 43(2):156—172.
Respons peserta didik terhadap bahan ajar, meliputi
Nucci, L. P. D. N. 2008. Handbook of Moral and
Buku Siswa dan LKS dan proses pembelajaran
Character Education. New York: Roudledge.
menunjukkan bahwa bahan ajar yang diujicobakan
Nurdin. 2007. “Model Pembelajaran Matematika yang
telah memenuhi kriteria kepraktisan. Tingkat
Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif untuk
kepraktisan bervariasi antarlokasi penelitian
Menguasai Bahan Ajar”. Disertasi. Surabaya: PPs
dilatarbelakangi kemampuan peserta didik yang juga
Universitas Negeri Surabaya.
bervariasi antar lokasi uji coba. 2) Penerapan bahan Nurdin. 2012. Manajemen Pengembangan Sekolah Dasar
ajar yang diukur melalui analisis keterlaksanaan Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa. Jurnal
bahan ajar bahwa bahan ajar praktis digunakan Sekolah Dasar, 21(2): 159-166.
dalam proses pembelajaran. Tingkat kepraktisan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
bervariasi yang dilatarbelakangi pemahaman dan Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka
kemampuan guru menerapkan bahan ajar. 3) Prestasi Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
belajar yang diperoleh peserta didik melalui penerapan Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
bahan ajar telah memenuhi kriteria keefektifan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Secara umum, peserta didik telah memperoleh Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang
hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada
minimal. 4) Berdasarkan pelaksanaan uji lapangan
Saleh, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 yang Mengintegrasikan Nilai Karakter... 129

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 11617/3327. Diakses: 4 Juli 2015.


Supanti, M. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia Thiagarajan, S., Semmel, D. S. , dan Semmel, M. I. 1974.
Berbasis Teks: Belajar dari Ohio Amerika Serikat. Instructional Development for Training Teachers of
(online) https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/ Exceptional Children. Indiana: Indiana University.

Anda mungkin juga menyukai