Judul Vocational High School Teachers’ Difficulties in Implementing
the Assessment in Curriculum 2013 in Yogyakarta Province of Indonesia Nama Jurnal International Journal of Instruction, Volume & Halaman Vol 9 No 1, 33-48 Edisi Terbit 2016 Penulis Dr. Heri Retnawati, Samsul Hadi, Ariadie Chandra Nugraha Penerbit Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Reviewer Muliyani Link Jurnal http://www.e-iji.net/dosyalar/iji_2016_1_3.pdf Tanggal Review 30 Juli 2018
Abstrak Jurnal yang berjudul “Vocational High School Teachers’ Difficulties
in Implementing the Assessment in Curriculum 2013 in Yogyakarta Province of Indonesia” ini berisi tentang deskripsi kesulitan- kesulitan guru SMK di Provinsi Yogyakarta dalam mengimplementasikan penilaian pada Kurikulum 2013. Abstrak atau bagian Pendahuluan yang disajikan penulis menggunakan Bahasa inggris (Bahasa Internasional), Bahasa Turki, Bahasa Prancis, dan Bahasa Arab. Secara keseluruhan isi dari abstrak atau bagian pendahuluan ini langsung menuju ke topic bahasan yang dibahas dalam jurnal ini, yang menurut saya pembaca menjadi mudah memahami jurnal ini. Pendahuluan Seiring dengan berkembangnya peradaban, pengetahuan, dan teknologi, pendidikan telah mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu bukti nyata adalah perubahan kurikulum termasuk konten pendidikan, proses pembelajaran dan penilaian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan guru SMK dalam menerapkan asesmen dalam Kurikulum 2013, yang telah dilaksanakan sejak Juli 2013 di beberapa sekolah di Indonesia dan yang mungkin berlaku di semua sekolah sekitar tahun 2014. Penelitian ini dilakukan penelitian eksploratif deskriptif dengan cara pengumpulan data kualitatif. Data kesulitan guru sekolah menengah kejuruan dalam menerapkan asesmen dalam Kurikulum 2013 dikumpulkan melalui wawancara dan diskusi kelompok terarah. Sumber data tersebut adalah 22 guru SMK dan wakil kepala sekolah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan mencari tema yang spesifik; Kemudian, peneliti menemukan hubungan antar tema untuk mencapai pemahaman yang benar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penilaian pelaksanaan Kurikulum 2013 para guru belum sepenuhnya memahami sistem penilaian. Kesulitan para guru juga ditemukan: mengembangkan instrumen sikap, menerapkan penilaian otentik, merumuskan indikator, merancang rubrik penilaian untuk keterampilan, dan mengumpulkan nilai dari beberapa teknik pengukuran. Selain itu, para guru tidak dapat menemukan aplikasi yang layak untuk menggambarkan prestasi belajar siswa. Deskripsi Isi Kurikulum 2013 telah diimplementasikan di Indonesia sejak Juli 2013. Diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan kompetensi dalam ranah sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan (Puskurbuk, 2012). Dalam kurikulum ini, pendidikan tidak hanya menekankan pengetahuan dan keterampilan, tapi juga mengubah pendekatan pengajaran dan sistem penilaian. Tujuan dari kurikulum baru ini akan dicapai dengan memperhatikan konten pendidikan, mengalihkan paradigma pembelajaran dari pendekatan guru kependekatan yang berpusat pada siswa dan menggunakan penilaian berdasarkan kompetensi, menggantikan penilaian berbasis tes dengan penilaian berbasis otentik yang mengukur sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan proses pembelajaran dan hasil belajar. Terkait dengan pelaksanaan kurikulum ini, sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab penuh untuk mengembangkan strategi dan menetapkan prioritas dalam pendidikan. Kata kunci dari kurikulum ini adalah kearifan lokal, kegiatan pengembangan diri, penguasaan pembelajaran dan keterampilan hidup. Dalam pelaksanaan pendidikan, penilaian merupakan aspek yang sangat penting. Penilaian berfungsi sebagai bantuan bagi guru dalam mengerahkan siswa ke dalam kelompok tertentu, memperbaiki metode pengajaran, mengukur kesiapan siswa (kesiapan sikap, mental dan materi), memberikan panduan dan seleksi untuk menentukan panggilan dan peningkatan kelas (Gronlund & Linn, 1990), memberikan informasi yang akan membantu pendidik demi pendidikan yang lebih baik (Reynold, Livingstone, & Wilson, 2010) dan dalam membuat keputusan mengenai keberlanjutan evaluasi studi dan program (Johnson, Penny, & Gordon, 2009). Penilaian harus dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa dan penilaian tersebut telah dikenal sebagai penilaian otentik. Kata kunci dalam Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan adalah penilaian otentik. Penilaian otentik adalah proses untuk menilai kesadaran global dan prosesnya mengharuskan siswa untuk menunjukkan pemahaman yang lebih dalam tentang pemikiran, motivasi, dan tindakan berbagai budaya agar berhasil merespons masyarakat dan tempat kerja yang meluas jauh melampaui kemampuan mereka. tingkat kenyamanan saat ini Menilai keterampilan belajar mengakui kebutuhan siswa untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, memahami gagasan baru, berkomunikasi, berkolaborasi, memecahkan masalah, dan Retriawati, Hadi & Nugraha 35 Jurnal Internasional Inpres, Januari 2016 ● Vol.9, No.1 membuat suara keputusan berdasarkan bukti (DiMartino, Castameda, & Miles, 2007). Penilaian otentik adalah penilaian yang mengharuskan siswa untuk menggunakan kompetensi yang sama, atau kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang perlu diterapkan dalam situasi kriteria dalam kehidupan profesional (Ariev, 2005; Gulikers, Bastiaens, & Kirschner, 2004; Lombardi, 2008). Ada empat kriteria yang akan digunakan dalam penilaian otentik. Keempat kriteria dari Herrington dan Herrington (2006) adalah sebagai berikut: "(1) Konteks; (2) keterampilan pemecahan masalah, pemikiran tingkat tinggi dan produksi pengetahuan; (3) Faktor tugas yang merangsang berbagai respons aktif; dan (4) indikator yang menyediakan berbagai indikator pembelajaran, mencapai validitas dan reliabilitas "(halaman 147). Darling-Hammond, Herman, Pellegrino, Abedi, Aber, Baker, ..., Steele (2013) mendeskripsikan lima fitur utama yang mendefinisikan unsur-unsur sistem penilaian yang dapat mengukur secara keseluruhan Standar Negara Inti Common dan mendukung evaluasi pembelajaran yang lebih dalam. Kriterianya adalah sebagai berikut: "... .. (1) penggunaan penilaian keterampilan kognitif tingkat tinggi: penilaian ini memungkinkan siswa untuk mentransfer pembelajaran mereka ke situasi dan masalah baru; (2) penggunaan kemampuan kritis dalam penilaian kesetiaan tinggi; (3) penggunaan penilaian benchmarking internasional; (penggunaan item instruksi sensitif dan berharga secara edukatif; dan (5) penggunaan penilaian yang benar, dapat dipercaya dan adil "(halaman 3-4). Untuk menerapkan asas penilaian otentik dalam Kurikulum 2013 yang telah berlaku di Indonesia, pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan. Penilaian dalam Kurikulum 2013 diatur melalui Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2013 (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), yang telah direvisi menjadi Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 2014). Poin utama dari kedua peraturan tersebut ditemukan pada penilaian otentik. Ada empat kompetensi yang akan diukur dalam penilaian otentik dan keempat kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: Sikap spiritual, spiritual, pengetahuan, dan keterampilan. menghadapi masalah dalam praktik berikut ini: (1) hambatan dalam melaksanakan kegiatan di kelas, (2) kurangnya pengetahuan tentang penilaian alternatif, (3) kurangnya dukungan dan keterlibatan orang tua, dan (4) ) gangguan yang disebabkan oleh uji norma nasional yang direferensikan. Pembahasan Isi Jurnal 1. Tujuan dari kurikulum menurut (Puskurbuk, 2012) yaitu dapat menghasilkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan kompetensi dalam ranah sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan. Jadi, tujuan dari kurikulum yaitu untuk menghasilkan peserta didik yang kreatif, inovatif dan afektif dalam dunia Pendidikan. 2. Metode penelitian yaitu penelitian eksploratif deskriptif dengan cara pengumpulan data kualitatif. 3. Kesulitan para guru juga ditemukan: mengembangkan instrumen sikap, menerapkan penilaian autentik, merumuskan indikator, merancang rubrik penilaian untuk keterampilan, dan mengumpulkan nilai dari beberapa teknik pengukuran, selain itu, para guru tidak dapat menemukan aplikasi yang layak untuk menggambarkan prestasi belajar siswa. Jadi guru adalah fasilitator dalam keberhasilan peserta didik dan peran guru sangat penting dalam keberhasilan kurikulum, maka sebaiknya guru mempersiapkan dirinya dalam mengimplementasikan kegiatan mengajar pada Kurikulum 2013 Kelebihan dan 1. Dilihat dari aspek tata bahasa, bahasa yang digunakan Kekurangan Jurnal mudah dimengerti oleh pembaca 2. Sudah sangat jelas isi dari jurnal itu kemudian kita bisa melihat dari abstrak karena inti dari jurnal ada pada abstrak. 3. Dilihat dari aspek isi yaitu membahas tentang kesulitan guru sekolah menengah kejuruan dalam menerapkan penilaian kurikulum 2013 di provinsi yogyakarta Indonesia 4. Dilihat dari aspek tulisan, bagus (size huruf besar) dan juga memakai color pada grafik sehingga memudahkan pembaca untuk mengetahui isi dari jurnal tersebut dan tulisannya sangat rapi Kesimpulan Guru sangat berperan aktif pada peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah walaupun banyak memiliki hambatan dan tantangan untuk melaksanakan kurikulum 2013 secara baik dan tepat. Dan sebaiknya guru mempersiapkan dirinya dalam mengimplementasikan kegiatan mengajar pada Kurikulum 2013 Rekomendasi untuk Tidak ada karena pada penulisan dan isi pada jurnal sangat bagus Perbaikan Jurnal dan sangat rapi.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Heri Retnawati, S. H. (2016). Vocational High School Teachers' Difficulties in Implementing the Assessment in Curriculum 2013 in Yogyakarta Province of Indonesia. International Journal of Instruction, Vol 9 No1 , 33-48.
Amat Jaedun, V. H. (2014). An evaluation of the implementation of Curriculum 2013 at the
building construction department of vocational high schoos in Yogyakarta. Journal of Education Vol 7 Number 1 .