Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LEKSIKON

Disusun Oleh : Dewa Agustina

Rustika

Dosen Pengampuh : Septi Ariyani,M.Pd.

Mata Kuliah : Semantik

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MUHAMMADIYAH PAGARALAM
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan hidayah-nya kepada kita semua,
sehingga kita masih bisa melaksanakan segala yang diperintahkan-nya dan menjauhi segala
larangan-nya. Sholawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar MUHAMMAD SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada orang
tua yang telah memberian kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan yang tak ternilai
harganya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Septi Ariyani,M.Pd. , selaku
dosen pengampu mata kuliah SEMANTIK, dan semua teman teman yang telah memberikan
motifasi dan dukungannya sehingga dapat terselesaikannya tugas makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Sehingga segala kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Pagaralam, 06 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................ .3

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................

1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 4


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................

2.1 Hakikat Leksikon……………………………………………… ……………………..5

2.2 Satuan Leksikon………………………………………………………………………..6

2.3 Ragam Leksikon…………………………………………………………………….....10

BAB III PENUTUP.................................................................................................................

1.1Kesimpulan...................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam bidang linguistik kita kenal adanya ancangan linguistik struktural. Linguis yang
menganut aliran ini dalam pengkajiannya tentang bahasa ternyata tidak memiliki kesamaan
dalam tata kerjanya. Para linguis yang menganut atau mengembangkan strukturalisme
Bloomfield menggunakan tata kerja taksonomis: tuturan dianggap sebagai wujud pengalaman
kejiwaan yang dipenggal-penggal dari satuan-satuan yang terbesar menjadi yang terkecil; dari
kalimat-frasa-kata-morfem-fonem-bunyi bahasa. Seseorang yang menguasai banyak kosakata
dapat menyampaikan gagasannya dengan baik. Kekayaan kosakata seseorang secara umum
dianggap merupakan gambaran dari intelejensinya atau tingkat pendidikannya.
Leksikon merupakan bagian dari kebudayaan. Setiap kebudayaan terdiri atas sistem
kategorisasi. Kata sebagai satuan sentral dalam bahasa ditandai oleh adanya mobilitas
sintagmatisnya; maksudnya dalam hubungannya dengan kata lain secara linier, kata itu akan
memperlihatkan (1) kata itu dapat dipisahkan dari kata yang lain, (2) dapat dibalikkan urutannya,
(3) dapat digantian posisisnya oleh kata yang lain (4) dapat disolasikan, dengan intonasi tertentu
dapat dipakai sebagai kalimat. Dengan, demikian, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai leksikon.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:

 Bagaimana hakikat dari leksikon?

 Apa saja satuan dari leksikon?

 Apa saja ragam-ragam dari leksikon?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penulisan
makalah ini yaitu sebagai berikut:

 Untuk mengetahui hakikat dari leksikon.

 Untuk mengetahui satuan dari leksikon.

 Untuk mengetahui ragam-ragam dari leksikon.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Leksikon
Leksikon berasal dari bahasa Yunani yakni, lexikόn atau lexikόs yang berarti kata,
ucapan, atau cara bicara. Istilah leksikon lazim digunakan untuk mewadahi konsep kumpulan
leksem dari suatu bahasa, baik kumpulan secara keseluruhan, maupun secara sebagian (Chaer,
2007: 2-6). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa leksikon adalah kekayaan kata yang
dimiliki suatu bahasa; komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan
pemakaian kata dalam bahasa. Kalau leksikon disamakan dengan kosakata atau perbendaharaan
kata, maka leksem dapat disamakan dengan kata. Dengan demikian, makna leksikal dapat
diartikan dengan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata.
Makna leksikal dapat juga  diartikan makna yang sesuai dengan acuannya, makna yang sesuai
dengan hasil observasi panca indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan
kita.
Dalam semantik leksikal diselidiki makna yang ada pada leksem-leksem dari bahasa
tersebut. Oleh karena itu, makna yang ada pada leksem-leksem itu disebut makna leksikal.
Leksem adalah istilah-istilah yang lazim digunakan dalam studi semantik untuk menyebutkan
satuan bahasa bermakna. Istilah leksem ini kurang lebih dapat dipadankan dengan
istilah kata  yang lazim digunakan dalam studi morfologi dan sintaksis dan yang lazim
didefinisikan sebagai satuan gramatikal bebas terkecil.
Leksem dapat berupa kata, dapat juga berupa gabungan kata. Kumpulan dari leksem
suatu bahasa disebut leksikon, sedangkan kumpulan kata-kata dari suatu bahasa disebut leksikon
atau kosa kata. Kajian terhadap leksikon mencakup apa yang dimaksud dengan kata, strukturisasi
kosakata, penggunaan dan penyimpanan kata, pembelajaran kata, sejarah dan evolusi kata
(etimologi), hubungan antarkata, serta proses pembentukan kata pada suatu bahasa. dalam
penggunaan sehari-hari, leksikon dianggap sebagai sinonim kamus atau kosakata.
Kosakata adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau
merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai
himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang
kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan
kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau
tingkat pendidikannya. Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan
bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan
seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata

5
baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang
menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.

Dalam semantik leksikal diselidiki makna yang ada pada leksem-leksem dari bahasa
tersebut. Oleh karena itu, makna yang ada pada leksem-leksem itu disebut makna leksikal.
Leksem adalah istilah-istilah yang lazim digunakan dalam studi semantik untuk menyebutkan
satuan bahasa bermakna. Istilah leksem ini kurang lebih dapat dipadankan dengan
istilah kata  yang lazim digunakan dalam studi morfologi dan sintaksis dan yang lazim
didefinisikan sebagai satuan gramatikal bebas terkecil. Leksem dapat berupa kata, dapat juga
berupa gabungan kata. Kumpulan dari leksem suatu bahasa disebut leksikon, sedangkan
kumpulan kata-kata dari suatu bahasa disebut leksikon atau kosa kata.

B.     Satuan Leksikon
Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan kata yang bemakna (Chaer, 2002: 60).
Adapun pembentukan satuan dalam leksikal yaitu:
a.   Perkembangan Dalam Bidang Ilmu dan Teknologi
1.      Kata kapal yang pada awalnya hanya ‘alat pengangkutan di laut’ telah berubah menjadi ‘alat
angkut di laut dan udara’ dengan sebutan kapal laut dan kapal terbang.
Contoh:             
–    Kapal laut itu akan berlayar menuju kepulauan Dabo Singkep.
–    Perjalanannya menuju ke Jakarta menggunakan kapal
        terbang.
2.      Kata kereta api yang pada makna awalnya alat transportasi  bergerak dengan tenaga uap dari
proses pembakaran.

b.   Perkembangan Sosial dan Budaya


1.      Kata virus yang hanya berhubungan dengan penyakit, sekarang         menjadi kata umum untuk
mengartikan semua yang mengganggu dan menghambat kelancaran pengerjaan sesuatu,
misalnya, virus komputer, virus masyarakat.
Contoh:
-Flash disk itu kemasukan virus komputer sehingga data-data di dalamnya tidak bisa dibuka.

c.   Perbedaan Bidang Pemakaian


1.   Kata menyetir yang berasal dari bidang transportasi, kini banyak digunakan dalam bidang-
bidang lain dengan makna ‘memgontrol’  seperti dalam kalimat berikut.
Contoh:
– Tugasnya di perusahaan itu hanyalah menyetir pekerjaan- pekerjaan   karyawan lainnya.

6
2.      Kata memangkas yang berasal dari bidang pertanian, kini banyak digunakan dalam bidang-
bidang lain dengan makna ‘memotong, mengurangi’ pada kalimat:
Contoh:
– Pak Danu memangkas rambut Rino.
– Penghematan listrik yang dilakukannya akhir-akhir ini bertujuan untuk memangkas biaya rumah
tangga.
3.   Kata menjahit yang berasal dari bidang konveksi, kini banyak digunakan bidang-bidang lain
dengan makna ‘melekatkan kembali sesuatu yang sudah putus’ seperti dalam kalimat:
– Dokter menjahit perut ibu yang baru melahirkan secara Caesar.

d.   Adanya Asosiasi
1.      Kata hijau identik dengan muda, belum berpengalaman .
Contoh:
– Jangan menyuruh daun hijau untuk mengerjakan masalah serumit ini!
2.      Perayaan 2 Mei maksudnya perayaan hari Pendidikan Nasional.
Contoh:
– Anis merayakan hari Pendidikan Nasional dengan mengikuti upacara di   sekolahnya.
3.      Kata kursi identik dengan kedudukan dan jabatan.
Contoh:
– Perebutan kursi Presiden diwarnai dengan kericuhan.

e.   Pertukaran Tanggapan Indera (Sinestesia)


1. Pengalihan dari indera rasa ke indera dengar.
Contoh:
– Gadis itu sedap dipandang mata.
2. Pengalihan dari indera rasa ke indera dengar.
Contoh:
– Dengarkan kritikan pedasnya.
3. Pengalihan dari indera raba ke indera lihat.
Contoh:
– Dia menatap tajam matanya.

f.    Perbedaan Tanggapan
1. Kata bunting mempunyai nilai rasa lebih rendah daripada kata  hamil.
Contoh:
–  Kambing milik Pak Rahmat bunting.
–  Istrinya hamil tiga bulan.
2. Kata perempuan mempunyai nilai rasa lebih rendah daripada kata  wanita.

7
Contoh:
–  Perempuan jalanan itu terlihat liar.
–  Aku ingi menjadi wanita karir.

g.   Adanya Penyingkatan
1.   Kata puskesmas sudah lazim digunakan untuk menyebut Pusat Kesehatan  Masyarakat.
Contoh:
–  Lia pergi ke puskesmas mengantarkan Doni.
2.   Kata toserba sudah lazim digunakan untuk menyebut Toko Serba Ada.
Contoh:
–  Ibu pergi berbelanja ke toserba.

h.   Pengembangan Istilah
Contoh:
1.    Kata Apel, mulanya bermakna ‘upacara’, tapi sekarang ada pengembangan istilah dikalangan
remaja,apel yang berarti ‘kunjungan ketempat pacar’.
2.    Kata Bunga, makna sebenarnya ‘sejenis tanaman’, tetapi menjadi unsur pembentuk istilah untuk
makna ‘paling cantik’ pada istilah bunga desa.
3.    Kata Meja hijau, makna sebenarnya yaitu meja yang berwarna hijau, tetapi menjadi unsur
pembentuk istilah untuk makna ‘pengadilan’ seperti pada kalimat berikut ‘Perkara itu dibawa ke
meja hijau’

Adapun jenis perubahan pada leksikon adalah sebagai berikut:


a.   Meluas
1.      Kata ibu  yang pada mulanya hanya bermakna ‘orang tua kandung perempuan’ kemudian
maknanya berkembang menjadi ’sebutan untuk para wanita yang sudah berkeluarga atau
mempunyai sifat-sifat keibuan’.
Contoh:
–  Ibu mengundang Ibu  Rahman untuk menghadiri acara arisannya.
2.      Kata bapak yang pada mulanya hanya bermakna ‘orang tua laki-laki kandung’ kemudian
maknanya berkembang menjadi sebutan dan untuk menyapa orang laki-laki yang dihormati dan
disegani.
Contoh:
–  Kami akan berkunjung ke rumah Bapak Lurah.
3.      Kata pondok untuk tempat tinggal sementara para petani di sawah dan lading telah diperluas
maknanya dengan makna ‘tempat tinggal’, misalnya, pondok pesantren, pemondokan (rumah-
rumah sewaan atau sementara bagi para mahasiswa/ karyawan, dsb), malah terdapat kompleks
perumahan mewah di Jakarta dengan nama Pondok Indah.

8
4.      Kata taman yang pada mulanya hanya bermakna ‘pekarangan rumah yang dihiasi bunga’
kemudian maknanya berkembang menjadi ‘sebutan bagi tempat yang didominasi oleh kelompok
yang mendiaminya’, misalnya, taman kanak-kanak, taman Safari, taman bermain.

b.   Menyempit
1.      Kata ustadz yang pada mulanya bermakna ‘orang yang terkemuka atau ahli di bidang
keagamaan’ kemudian hanya bermakna ‘orang /guru mengaji’.
Contoh:
–  Arif mengaji di rumah ustadz Jefri.
2.      Kata presiden di Indonesia sudah bermakna ‘kepala negara’, sedangkan makna umum kata
presiden adalah ‘ketua’,”yang duduk di depan dalam sebuah organisasi”.
Contoh:
–  Presiden Komisaris sebuah perusahaan.

c.   Perubahan Total
Perubahan total adalah berubahnya sama sekali makna sebuah kata dari makna asalnya (Chaer
1990: 147).
Contoh :
1.      Kata Seni, bagi masyarakat melayu kata seni lebih banyak dihubungkan dengan ‘air kencing’,
tetapi dalam bahasa Indonesia seni berarti ‘keahlian membuat karya yang bermutu’.
2.      Kata Rawan, dahulu kata rawan selalu dihubungkan dengan ‘tulang’, menjadi tulang rawan juga
bermakna ‘muda, lembut’, kini kata rawan sudah berubah maknanya, lebih dihubungkan dengan
makna ‘kekurangan’ misal rawan pangan juga dihubungkan dengan makna ‘gangguan
keamanan’ ,missal rawan perampokan.
3.      Kata Pujangga, dahulu bermakna ‘ular’, kemudian bermakna ‘sarjana’. Kini kata tersebut masih
digunakan, tetapi lebih banyak dihubungkan dengan ‘keahlian menciptakan roman, novel, atau
puisi’.
4.      Kata Juru kunci, dahulu bermakna ‘orang yang biasa memegang kunci tuan tanah atau pedagang
besar yang pekerjaannya menutup dan membuka gudang penyimpanan barang’. Kini juru kunci
berarti ‘regu yang tidak memperoleh peringkat dalam perlombaan atau pertandingan’.

d.   Penghalusan
1.      Kata Idiot diganti dengan kata atau ungkapan yang maknanya dianggap lebih halus
yaitu keterbelakangan mental.
Contoh:
–  Mereka yang mengalami keterbelakangan mental sebaiknya disekolahkan di Sekolah Luar Biasa.
2.      Kata tuli diganti dengan kata atau ungkapan yang maknanya dianggap lebih halus
yaitu tunarungu.

9
Contoh:
–  Putrinya menderita tunarungu.

e.   Pengasaran
1.      Kata rakus dipakai untuk mengganti kata serakah.
Contoh:
–  Dia makan dengan rakusnya.
2.      Kata sadis dipakai untuk mengganti kata kejam.
Contoh:
–  Pembunuhan itu dilakukan secara sadis.
3.      Kata mampus dipakai untuk mengganti kata meninggal.
Contoh:
– Kucing itu mampus tertindas truk.

C.    Ragam Leksikon
Menurut Tarigan, Dj. (1994) jenis kosakata dapat dikategorikan sebagai berikut ini.
a)   Kosakata dasar
Kosakata dasar (basic vocabularry) adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit
sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain. Di bawah ini yang termasuk ke dalam
kosakata dasar yaitu:
1)      Istilah kekerabatan, misalnya: ayah, anak, nenek, kakek, paman, bibi, mertua, dan
sebagainya.                                            
2)      Nama-nama bagian tubuh, misalnya: kepala, rambut, lidah dan sebagainya.
3)      Kata ganti (diri, petunjuk), misalnya: saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sana, sini dan
sebagainya
4)     Kata bilangan, misalnya: satu, dua, sepuluh, seratus, sejuta, dan sebagainya.
5)      Kata kerja, misalnya: makan, minum, tidur, pergi, dan sebagainya.
6)      Kata keadaan, misalnya: suka, duka, lapar, haus, dan sebagainya.
7)      Kosakata benda, misalnya: tanah, udara, air, binatang, matahari, dan sebagainya.
b)   Kosakata aktif dan kosakata pasif
Kosakata aktif ialah kosakata yang sering dipakai dalam berbicara atau menulis, sedangkan
kosakata pasif ialah kosakata yang jarang bahkan tidak pernah dipakai, tetapi biasanya
digunakan dalam istilah puitisasi. Sebagai contoh dapat tergambar dalam tabel di bawah ini.

KOSAKATA AKTIF DAN PASIF


Kosakata Aktif Kosakata Pasif
Bunga, kembang Puspa, kusuma
Matahari Surya, mentari

10
Angin Bayu, puwana
Hati Kalbu
Jiwa Sukma  
(zaman) dahulu Bahari

c)   Bentukan kosakata baru


Kosakata baru ini muncul disebabkan adanya sumber dalam dan sumber luar bahasa.
Sumber dalam diartikan sebagai kosakata swadaya bahasa Indonesia sendiri, sedangkan sumber
luar merupakan sumber yang berasal dari kata-kata bahasa lain. Kosakata sumber luar ini
meliputi pungutan dari bahasa daerah ataupun juga bahasa asing.
d)   Kosakata umum dan khusus
Kosakata umum adalah kosakata yang sudah meluas ruang lingkup pemakaiannya dan
dapat menaungi berbagai hal, sedangkan kosakata khusus adalah kata tertentu, sempit,  dan
terbatas dalam pemakaiannya.
e)   Makna denotasi dan konotasi
Kridalaksana (dalam Tarigan, 1994:531) memberi definisi mengenai makna denotasi yaitu
kata atau kelompok kata yang didasarkan pada penunjukkan yang lugas pada sesuatu di luar
bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu, sifatnya objektif. Makna denotasi ini biasa
disebut juga dengan makna sebenarnya; makna yang mengacu pada suatu referen tanpa ada
makna embel-embel lain; bukan juga makna kiasan atau perumpamaan. Makna denotasi ini tidak
menimbulkan interpretasi dari pendengar atau pembaca.
Makna konotasi adalah makna yang timbul dari pendengar atau pembaca dalam menstimuli
atau meresponnya. Dalam merespon ini terkandung emosional dan evaluatif yang mengakibatkan
munculnya nilai rasa terhadap penggunaan atau pemakaian bahasa atau kata-kata tersebut. Dalam
pembagiannya, makna konotasi ini terbagi menjadi konotasi positif dan konotasi negatif.
Konotasi positif yaitu konotasi yang mengandung nilai ras tinggi, baik, halus, sopan dan
sebagainya. Misalnya: suami isteri, jenazah, nenek dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud
konotasi negatif adalah konotasi yang mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor, porno,
dan sebagainya. Misal: laki bini, buruh, mayat, bunting, udik, dan sebagainya.
f)   Kata tugas
Dalam Alwi (1999:287) mengatakan bahwa kata tugas dapat bermakna apabila
dirangkaikan dengan kata lain. Kata tugas ini hanya memiliki arti gramatikal seperti ke, karena,
dan, dari, dan sebagainya.
g)   Kata benda (nomina)
Kata benda atau nomina dapat diklasifikasikan ke dalam tiga segi, yaitu dari segi
semantis, sintaksis, dan segi bentuk. Secara semantis kata benda adalah kata yang mengacu pada
manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Secara sintaksis biasanya diikuti oleh kata

11
sifat dan dapat diikuti kata ‘bukan’. Sedangkan dari segi bentuk morfologinya, kata benda terdiri
atas nomina bentuk dasar dan nomina turunan.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Istilah leksikon lazim digunakan untuk mewadahi konsep kumpulan leksem dari suatu
bahasa, baik kumpulan secara keseluruhan, maupun secara sebagian (Chaer, 2007: 2-6). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa leksikon adalah kekayaan kata yang dimiliki suatu bahasa;
komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam
bahasa. Kalau leksikon disamakan dengan kosakata atau perbendaharaan kata, maka leksem
dapat disamakan dengan kata.
Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan kata yang bemakna (Chaer, 2002: 60).
Adapun pembentukan satuan dalam leksikal yaitu perkembangan dalam bidang ilmu dan
teknologi, perkembangan sosial dan budaya, perbedaan bidang pemakaian, adanya asosiasi,
pertukaran tanggapan indera (sinestesia), perbedaan tanggapan, adanya penyingkatan, dan
pengembangan istilah. Adapun jenis perubahan pada leksikon yaitu meluas, menyempit,
perubahan total, penghalusan, dan pengasaran.

B.     Saran
Sebuah materi yang esensial diperlukan pemahaman khusus, jadi diharapkan
keseriusannya dalam materi ini dan rajin melatih diri untuk mempelajarinya agar dapat
memahaminya. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineke Cipta.


2015,yayuhidayah.blogspot.com

13

Anda mungkin juga menyukai