Anda di halaman 1dari 9

CYBER LEARNING: ONLINE SYNCHRONOUS LEARNING

Muhammad Kartika Dewantoro


Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Cyber Learning
Sebelum menjelaskan tentang pendidikan cyber, ada nilai dalam
mendiskusikan pertanyaan penting yang belum terselesaikan tentang apa arti
istilah "cyber". Meskipun pendidikan siber, program siber, dan prakarsa siber
tumbuh pada tingkat yang hampir eksponensial, tidak ada konsensus tentang arti
istilah siber; pada kenyataannya, ia memiliki banyak interpretasi yang beragam
berdasarkan latar dan konstituen yang terlibat (Sobiesk, et al., 2015). Mungkin
referensi pendidikan yang paling terkenal untuk dunia maya adalah dua program
National Center of Academic Excellence (CAE), satu di Jaminan
Informasi/Pertahanan Cyber dan satu lagi di Operasi Cyber, disponsori bersama
oleh Badan Keamanan Nasional dan Departemen Keamanan Dalam Negeri.
(NSA, 2015).
Cyber Learning adalah salah satu teknik yang dapat sangat berguna dalam
proses belajar-mengajar, terutama di negara-negara dunia ketiga yang tidak dapat
memperoleh teknik belajar-mengajar modern karena keterbatasan anggaran
(Amir, 2014). Cyber Learning merupakan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan media komputer yang dapat dipadukan dengan kegiatan kelas tatap
muka, pembelajaran cyber merupakan salah satu pilihan dalam pembelajaran
berbasis komputer modern (Mularsih, 2020). Tersedianya fasilitas internet dan
teknologi komputer merupakan peluang bagi terciptanya pembelajaran modern
dan berbagi pengetahuan masyarakat (Mularsih, 2020). Pada dasarnya istilah
“pembelajaran jarak jauh” mengacu pada pembelajaran online atau e-learning.
Dengan penerapan e-learning, siswa tetap dapat belajar dan mengakses materi
kapan saja dan di mana saja (Fadhilah, 2021). Pembelajaran Cyber menggunakan
metodologi melalui komunikasi online jarak jauh dan jaringan komputer,
perangkat lunak yang dirancang khusus untuk pembelajaran, dll. Teknik ini
melibatkan paradigma berikut (Amir, 2014):
1. Pembentukan Organisasi dengan pengetahuan just-in-time sebagai
pengganti Lembaga Pengajaran konvensional.
2. Kurikulum pelatihan-pembelajaran yang dipersonalisasi sebagai pengganti
pelatihan pembelajaran tetap Silabus-sekaligus-Kursus.
3. Pendidikan seumur hidup alih-alih satu kali berakhir di depan.
4. Meletakkan penekanan pada hasil belajar yang berorientasi bukan
pengajaran kelas konvensional.
Ada dua jenis lingkungan pembelajaran cyber-synchronous dan pembelajaran
asynchronous. Ada kelebihan dan kekurangan instruksi sinkron dan asinkron.
Singkatnya, asinkron tidak memiliki variasi dalam interaksi manusia yang
memungkinkan perolehan bahasa melalui makna yang dinegosiasikan dan
petunjuk sosial (Krimmel, 2020 in Fenner, 2020).
Tabel 1. Dua Jenis Lingkungan Pembelajaran Cyber Pembelajar
Type of Cyber Definition Advantage for Learners Disadvantages for
Learning Learners
Synchronous Real-time  Focus on oral language skills  Pace of
virtual development through social cues conversation and
interaction and modeling instruction may
 Interaction with peers and teachers be too fast for
 Negotiated meaning opportunities needed
 Allows more student-to-student processing time
interaction than only student-to-  Scheduling
teacher virtual class time
may cause
confusion
Asynchronous Not-in-  Focus on literacy development  Loss of social
real-time  Time to process content and cues and
virtual respond megotiated
interaction  Time to translate words or phases meaning
 Students can repreat videos as opportunities that
needed help develop a
 Students can repeat listening to second or
audio additional
 Allows more student-to-teacher language
interaction for clarification or
meeting Els’ needs

Online Synchronous Learning


Synchronous learning atau pembelajaran sinkron adalah pembelajaran
online langsung menggunakan aplikasi telekonferensi dengan menyediakan
penerjemah berupa interpreter (penerjemah bahasa isyarat langsung) dan notaker
(penerjemah bahasa dengan tulisan cepat) (Seresi, 2021). Peristiwa sinkron terjadi
secara real time. Komunikasi sinkron antara dua orang mengharuskan mereka
berdua hadir pada waktu tertentu. Contoh pembelajaran sinkron adalah obrolan
langsung, streaming langsung, berbagi aplikasi, dan ruang kelas virtual (Chen et
al., 2005). Pembelajaran sinkron adalah pendidikan jarak jauh (pendidikan online)
yang terjadi secara real-time menggunakan Zoom atau Google Meet. Dengan
pembelajaran sinkron, siswa dapat menerima umpan balik langsung dari sesama
siswa atau guru. Misalnya, guru dapat menyapa kondisi peserta didik,
memberikan wawasan tentang materi yang akan dibahas, mengajukan pertanyaan,
dan menyajikan manfaat atau tujuan materi pembelajaran, dan bersama-sama
dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada saat yang sama
(Shahabadi & Uplane, 2015).
Pembelajaran sinkron membutuhkan kehadiran kedua belah pihak secara
bersamaan agar proses belajar mengajar berlangsung (It-analysis, 2001). Dalam
kegiatan pembelajaran sinkron online, ada dua pemain 'peran' utama: guru dan
siswa. Baik guru maupun siswa diharapkan menggunakan lingkungan belajar-
mengajar secara fleksibel dan bebas; satu-satunya persyaratan bagi mereka adalah
mereka harus menggunakan kelas online pada saat yang sama (Chen, 2005).
Pembelajaran online dilakukan dengan menggunakan beberapa media yang isinya
diisi oleh guru melalui Schoology, Google Classroom, Zoom, Google Meeting,
dan Media Sosial seperti Whatsapp dan media pembelajaran online yang
kontennya telah disediakan oleh penyedia layanan, seperti RumahBelajar,
IndonesiaX, RumahPintar, Zenius, Ruang Guru, Microsoft team, Youtube dan
lain-lain (Adit, 2020, Ying et al., 2021; Moorhouse & Wong, 2021).
Bentuk komunikasi sinkron yang paling umum adalah wacana tatap muka.
Namun, ketika jarak sedang dipertimbangkan, komunikasi sinkron masih
dimungkinkan dengan intervensi teknologi atau cara lain (Den Otter & Emmitt,
2007). Akar synchronous e-learning berasal dari tiga pengaruh utama, seperti
ruang kelas, media, dan konferensi. Jenis ini hidup dan real-time (Shahabadi &
Uplane, 2015).

Online Synchronous Learning Problem


Masalah pembelajaran online dapat dibagi menjadi dua domain utama, yaitu
aspek teknologi dan aspek manusia. Dari sisi domain teknologi, kendala yang
ditemukan antara lain: 1) keterbatasan infrastruktur jaringan internet dan
bandwidth, 2) kurangnya fasilitas akses siswa dan guru, seperti laptop atau
smartphone, dan 3) banyak pilihan aplikasi e-learning. Sedangkan dari aspek
manusia, kendala yang ditemukan antara lain: 1) ketidakbiasaan guru, siswa, dan
orang tua dengan pemanfaatan teknologi, 2) sulitnya mengubah pola interaksi atau
materi pembelajaran yang dapat dipahami, 3) waktu interaksi yang tidak fleksibel.
karena kurangnya perangkat digital siswa karena orang tua mereka bekerja pada
saat pembelajaran, 4) kesulitan dalam memantau kemajuan siswa (Hatta 2020).

When, Why and How to Use Synchronous Learning


Hrastinski (2008) menggunakan synchronous learning harus mengetahui kapan,
mengapa, dan bagaimana akan digunakan dalam pembelajaran.
1. When Use Synchronous Learning
Gunakan sebagai komponen pembelajaran/pengajaran pelengkap untuk: 1)
Mendiskusikan masalah yang kurang kompleks, lebih mendesak, 2)
Memperkenalkan siswa, 3) Merencanakan tugas, 4) Mengadakan sesi
berorientasi tugas, 4) Melakukan sesi curah pendapat.
2. Why Use Synchronous Learning?
1) Motivasi - peningkatan komitmen dan motivasi siswa karena respon
yang cepat diharapkan, 2) Tele-presence - interaksi waktu nyata
membangun rasa kehadiran dan keterlibatan sosial, 3) Umpan balik segera
- mendorong umpan balik cepat pada ide, dan mendukung konsensus dan
keputusan membuat, 4) Pacing - mendorong siswa untuk tetap up-to-date
dan memberikan disiplin belajar, 5) Spontanitas - memudahkan untuk
menambahkan ide-ide baru ke dalam percakapan, brainstorming atau
pengambilan keputusan, 6) Familiarity - mensimulasikan yang lebih
tradisional Lingkungan F2F, 7) Fokus pada mendengarkan dan berbicara.
3. How Use Synchronous Learning?
Gunakan sarana sinkron seperti LiveOnline@UT/Zoom dan alat
konferensi web lainnya, pesan instan, dan obrolan.
Examples Implementing of Online Synchronous Learning
1. Siswa yang diharapkan bekerja dalam kelompok mungkin disarankan
untuk menggunakan pesan instan sebagai dukungan untuk mengenal satu
sama lain, bertukar ide, dan merencanakan tugas.
2. Instruktur yang ingin mempresentasikan konsep dari literatur secara
sederhana dapat memberikan kuliah online di LiveOnline@UT/Zoom
3. Siswa yang diharapkan untuk berpartisipasi dalam diskusi jenis seminar
kelompok dapat melakukannya di ruang breakout LiveOnline@UT/Zoom

Benefits and Limitations of Synchronous Online Learning


Pembelajaran online sinkron lebih sering mendukung jenis komunikasi lain
daripada pembelajaran online asinkron, hampir 60% kalimat terkait dengan
konten, sementara sepertiga kalimat terkait dengan perencanaan tugas (Hrastinski,
2008). Komunikasi sinkron meningkatkan gairah psikologis (Kock, 2005).
Komunikasi yang sinkron meningkatkan motivasi (Robert, 2005). Komunikasi
sinkron "lebih seperti berbicara" dibandingkan dengan komunikasi asinkron.
Tampaknya lebih dapat diterima untuk bertukar dukungan sosial dan membahas
masalah yang tidak terlalu "rumit".
Komunikasi sinkron memungkinkan pemantauan reaksi penerima terhadap
pesan, yang membuat penerima lebih berkomitmen dan termotivasi untuk
membaca dan menjawab pesan (Robert, 2005). Dapat juga diharapkan bahwa
pengirim menjadi lebih terangsang dan termotivasi secara psikologis karena dia
mengetahui kemungkinan adanya tanggapan. Dalam pembelajaran online sinkron,
pembelajar merespon dengan cepat karena tidak ingin mengganggu pembicaraan.
Kelemahan yang terungkap dalam wawancara adalah bahwa fokusnya sering pada
kuantitas daripada kualitas-yaitu, mencoba menulis sesuatu dengan cepat karena
"seseorang akan mengatakan apa yang akan saya katakan" (Robert, 2005).

Cara Pelaksanaan Synchronous Online Learning


Synchronous online learning dilakukan dengan menggunakan beberapa
media yang isinya diisi oleh guru melalui Schoology, Google Classroom, Zoom,
Google Meeting, dan Media Sosial seperti Whatsapp dan media pembelajaran
online yang kontennya telah disediakan oleh penyedia layanan, seperti
RumahBelajar, IndonesiaX, RumahPintar, Zenius, Ruang Guru, Microsoft team,
Youtube dan lain-lain (Adit, 2020, Ying et al., 2021; Moorhouse & Wong, 2021).
Dalam pelaksanaan synchronous online learning, saya menggunakan aplikasi
Zoom Meeting. Zoom adalah platform komunikasi menggunakan video dalam
fondasinya dan membantu mengekspresikan ide, terhubung dengan orang lain
dengan pilihan yang intuitif, terukur, dan aman untuk perusahaan besar, bisnis
kecil, dan individu (Zoom, 2021).
1. Mendaftar diri, mengunduh dan menginstal aplikasi zoom pada
perangkat smartphone, computer, dan atau laptop.
2. Jika sudah memiliki akun google, bisa langsung mengunduh,
menginstal dan membuka aplikasi zoom, kemudian memilih opsi “Sign
in with Google” untuk menggunakan aplikasi zoom
3. Jika sudah berhasil masuk dengan salah satu akun yang digunakan,
maka akan muncul tampilan awal zoom dengan opsi pilihan menu
utama a) New Meeting, b) Join, c) Schedule, d) Share Screen
4. Jika Pendidik akan langsung memulai kegiatan pembelajaran maka bisa
menggunakan opsi “New Meeting”. Pastikan peserta didik juga
memiliki akun sama seperti pendidik untuk bisa menggunakan zoom.
5. Jika sudah memilih opsi “New Meeting” maka akan menjadi “Host”
yakni orang yang dapat mengatur dan mengelola pengaturan zoom pada
saat berlangsungnya pembelajaran.
6. Jika pendidik sudah memulai kegiatan pembelajaran, maka siswa dapat
masuk ke dalam kelas dengan cara, pendidik membagikan link
undangan masuk kelas pada opsi “Participants” pilih “Invite” dan
pilih “Copy Invitation”.
7. Setelah memilih “Copy Invitation” kemudian paste invitation tersebut
pada grup kelas melalui WA atau media komunikasi lain yang supaya
dapat tersampaikan secara jelas pada peserta didik.
8. Jika sudah membagikan invitation maka ajak peserta didik untuk
bergabung ke dalam kelas dengan membuka aplikasi zoom dengan akun
yang telah dimiliki peserta didik kemudian pilih “Join Meeting”
kemudian memasukkan Meeting ID dan Passcode.
9. Jika tidak dengan cara tersebut, peserta didik bisa langsung klik link
zoom yang telah dibagikan oleh pendidik.
10. Jika peserta didik sudah dapat bergabung, maka akan tampil video
masing-masing peserta didik dan pendidik. Dan ini akan menajdi
kegiatan pembelajaran sinkron atau synchronous learning. Karena
kegaitan pembelajaran dilakukan secara real time.
Dalam sunchronous online learning menggunakan zoom, guru dan siswa
dapat berkomunikasi secara langsung melalui perangkat elektronik mereka
masing-masing baik itu smartphone maupun laptop atau computer. Guru dapat
menyampaikan kegiatan pembelajaran secara langsung kepada siswa, dan siswa
dapat langsung menyimak apa yang disampaikan guru pada waktu itu juga atau
pada waktu bersamaan seperti layaknya di dalam kelas pembelajaran tatap muka
langsung. Guru juga dapat menayangkan materi pembelajaran dalam bentuk
video, power point atau tayangan lainnya yang dapat ditayangkan melalui zoom
dengan menggunakan fitur “Share Screen”.
Siswa atau peserta didik juga bisa menayangkan tugas mereka di layar
supaya dapat disaksikan oleh guru dan siswa lain dengan menggunakan fitur
“Share Screen”. Pada aplikasi zoom, guru dan siswa, atau siswa dengan siswa
juga bisa mengirimkan pesan secara pribadi sebagai privasi tanpa diketahui oleh
guru lain atau siswa lain menggunakan vitur “Chat”. Dengann fitur tersebut bisa
dilakukan Tanya jawab selain menggunakan layar video secara langsung. Ketika
pembelajaran sudah selesai, guru dapat mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
memilih opsi “End” dan memilih “End Meting for All”. Kemudian zoom akan
tertutup dan kegiatan pembelajaran berakhir.
Daftar Pustaka

Adit, A. (2020). 12 Aplikasi Pembelajaran Daring Kerjasma Kemendikbud,


Gratis!. Artikel. (Online).
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12-aplikasi-
pembelajaran-daring-kerjasama-kemendikbud-gratis?page=all. Diakses
09/09/2022
Amir, Faisal, Samir M. I., M. Yasin. (2014). Effectiveness Of Cyber-Learning.
29th ASEE/IEEE Frontiers in Education Conference. San Juan, Puerto Rico,
13a2-7.
Chen, Nian-Shing, Hsiu-Chia Ko, Kinshuk, Taiyu Lin. (2005). A Model for
Synchronous Learning using the Internet. Innovation in Education and
Teaching International, 42(2), 181-194
Den Otter, A., & Emmitt, S. (2007). Exploring effectiveness of team
communication: Balancing synchronous and asynchronous communication
in design team. Engineering Construction and Architecultural Management,
14(5), 408-419
Fadhilah, Murni, Sela S., Siti N. M., M. Taufik Ihsan. (2021). An Exploring
Methods in Online Learning Synchronous and Asynchronous. Indonesian
Journal of Research and Educational Review, 1(1), 74-81
Fenner, Diane S. (2020). Practical Strategies and Resources for El Distance
Learning. Artikel. (online). https://supported.com/elsonline/. Diakses
09/09/2020
Hatta, Puspand, Y. H. Aristyagama, Rosihan A. Y., Septi Y.. (2020). Active
Learning Strategies in Synchronous Online Learning fo Elementary School
Students. Indonesian Journal of Informatics Education, 4(2), 86-93
Hrastinski, S. (2008). Asynchronous & synchronous E-Learning: A study of
asynchronous and synchronous e-learning methods discovered that each
supports different purposes. Educause Quarterly. 4
Kock, Ned. (2005). Media Richness or Media Naturalness? The Evolution of Our
Biological Communication Apparatus and Its Influence on Our Behavior
Toward E-Communication Tools. Professional Communication, IEEE
Transactions on. 48. 117
Moorhouse, B. L., & Wong, K. M. (2021). Blending asynchronous and
synchronous digital technologies and instructional approaches to facilitate
remote learning. Journal of Computers in Education, 9, 51-70
Mularsih, Amir, Hartini. (2020). The Effectiveness of Cyber Learning Methods to
Improve Learning Motivation in Interior Design Course. Journal of
Computational and Theorical Nanoscience, 117, 1147-1155
NSA. (2015). National Centers for Academic Excellence in Cybersecurity.
Artikel. (online). Diakses 09/09/2022
Robert, Lionel & Dennis, Alan. (2005). Paradox of Richness: A Cognitive Model
of Media Choice. Professional Communication, IEEE Transactions on. 48.
10 - 21.
Seresi, M. (2021). Teaching consecutive interpreting online using asynchronous
methods. Departement of Translation and Interpreting, 90
Shahabadi, M. M., & Uplane, M. (2015). Synchronous and asynchronous e-
learning styles and academic performance of e-learners. Procedia-Social
and Behavioral Sciences, 176, 129-138
Sobiesk, Edward, J. Blair, Grehory C., M. Lanham, H. Taylor. (2015). Cyber
Education: A Multi-Level, Multi-Discipline Approach. 16th Annual
Conference on Information Technology Education. Chicago: IL
Ying, Y. H., Siang, W. E. W., & Mohamad, M. (2021). The Challenges of
Learning English Skills and the Integration of Social Media and Video
Conferencing Tools to Help ESL Learners Coping with the Challenges
during COVID-19 Pandemic: A Literature Review. Creative Education,
12(7), 1503-1516
Zoom. (2021). About Zoom. Artikel. (online). https://explore.zoom.us/en/about/.
Diakses 09/09/2022

Anda mungkin juga menyukai