Anda di halaman 1dari 15

Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS NILAI-NILAI


KEARIFAN LOKAL

Oleh
Edi Saputro
Mulyanto Widodo
Nurlaksana Eko Rusminto
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
e-mail: gurukuedi@gmail.com
0813 7948 1500

Abstract
This study aims to produce teaching materials based writing the values of local wisdom
to SMP Muhammadiyah 1 Tulang Bawang Tengah Grade VII Semester I. This study
uses a model of Research and Development (R&D) with three main stages. The results
of testing the effectiveness of the product in SMP Muhammadiyah 1 TBT showed
enhancing the quality of learning outcomes, quality of learning, and the cultivation of
character of local. Comparison of mean pretest and posttest scores showed obvious
improvement, the analysis of the index shows a gain medium category. The findings in
this study are useful for teachers, students, and SMP Muhammadiyah 1 TBT as a
material consideration in the preparation of the next KTSP.

Keywords: local wisdom, teaching materials, writing.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar menulis berbasis nilai-
nilai kearifan lokal untuk SMP Muhammadiyah 1 Tulang Bawang Tengah kelas VII
Semester Ganjil. Penelitian ini menggunakan model Research and Development
Research (DRD) dengan tiga tahapan utama. Hasil uji efektivitas produk di SMP
Muhammadiyah 1 TBT menunjukkan peningkatkan kualitas hasil belajar, kualitas
pembelajaran, dan penanaman nilai-nilai kearifan lokal. Perbandingan rata-rata skor
pretest dan posttest tampak nyata menunjukkan peningkatan, analisis indeks gain
menunjukkan kategori sedang. Temuan dalam penelitian ini berguna bagi guru, siswa,
dan SMP Muhammadiyah 1 TBT sebagai referensi pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).

Kata kunci: bahan ajar, menulis, kearifan lokal.

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 1
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

I. PENDAHULUAN tersebut, maka pengintegrasian nilai-nilai


kearifan lokal tidak terekplorasi secara
Kurikulum Tingkat Satuan Pen- maksimal. Oleh sebab itu, pengembangan
didikan (KTSP) dengan Standar Isi tahun bahan ajar bahasa Indonesia berupa
2006, memberikan keleluasaan di masing- bahan ajar berbasis nilai-nilai kearifan
masing satuan pendidikan atau sekolah lokal sangat diperlukan untuk men-
untuk mengembangkan kurikum sesuai dukung pengembangan KTSP SMP
sesuai dengan kondisi lingkungan, Muhammadiyah 1 TBT.
karakteristik siswa, dan sekolah. Guru, Bahan ajar atau materi pembel-
sebagai pemegang peranan penting dalam ajaran (instructional materials) secara
pembelajaran, juga mendapat keleluasaan garis besar terdiri dari pengetahuan, kete-
untuk merancang dan menentukan sendiri rampilan, dan sikap yang harus dipelajari
bahan ajar yang sesuai dengan kultur siswa dalam rangka mencapai standar
tempat ia mengajar. Proses belajar meng- kompetensi yang telah ditentukan. Secara
ajar merupakan kegiatan utama sekolah. terperinci, jenis-jenis materi pembel-
Dalam proses ini siswa membangun ajaran terdiri atas pengetahuan (fakta,
makna dan pemahaman dengan bimbingan konsep, prinsip, prosedur), keterampilan,
guru. dan sikap atau nilai (Depdiknas 2006: 4).
Buku ajar yang digunakan guru- Pembelajaran menulis sebagai suatu
guru SMP Muhammadiyah 1 TBT selama proses di sekolah mengisyaratkan kepada
ini ternyata memiliki beberapa kelemahan. guru untuk memberikan bimbingan nyata
Kelemahan itu antara lain belum mampu dan terarah yang dapat meningkatkan
mendekatkan dan mengenalkan kekayaan kompetensi menulis siswa. Hal ini dilaku-
daerah kepada siswa. Kebutuhan pembel- kan guru dalam pembelajaran melalui
ajaran yang berbedabeda yang didasari tahap-tahap proses menulis, yaitu tahap
oleh faktor geografis, etnografis, dan perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
karaktersitik kekayaan daerah. Bahan ajar evaluasi.
yang baik adalah yang kembangkan sesuai Dengan demikian, pembelajaran
dengan kebutuhan penggunannya, yaitu menulis melibatkan siswa untuk berpar-
kebutuhan yang didasari oleh faktor geo- tisipasi aktif dalam seluruh tahapan
grafis, etnografis, dan karakteristik menulis mulai pramenulis, pengedrafan,
kekayaan daerah. perbaikan, sampai pada penyuntingan
Buku-buku bahasa Indonesia dan sehingga siswa benar-benar memahami
bahan ajar umum lainnya yang ada di apa yang ditulisnya. Ketika menentukan
perpustakaan SMP Muhammadiyah 1 topik yang akan ditulis, di benak siswa
TBT selama ini, belum secara memadai tergambar sejumlah informasi yang akan
mengintegrasikan mengeksplorasi nilai- ditulis. Informasi yang tersimpan di benak
nilai kearifan lokal, meskipun telah siswa dituangkan dalam sebuah tulisan
memenuhi sejumlah kriteria kelayakan dengan bantuan guru dan teman sekelas.
buku ajar, yaitu kelayakan isi, penyajian, Ketika menulis, siswa bebas mengung-
bahasa, dan grafika, akan tetapi materinya kapkan gagasan dengan cara menghu-
masih belum mengungkap kekayaan bungkan kalimat secara utuh dan padu
budaya lokal. Apabila semua guru mata membentuk sebuah paragraf serta
pelajaran di SMP Muhammadiyah 1 TBT, menuangkannya dalam bentuk tulisan.
khususnya guru bahasa Indonesia sekedar Siswa menggunakan referensi yang ada di
mengikuti atau melaksanakan pembelajar- pustaka untuk mendukung tulisannya dan
an dengan berpatokan pada kegiatan- berdiskusi dengan guru dan teman sekelas
kegiatan pembelajaran dalam buku-buku jika menemui kesulitan.

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 2
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

Salah satu alternatif pendekatan lain, pendidikan harus mampu meng-


dalam pembelajaran keterampilan menulis emban misi pembentukan karakter
yang tepat adalah pendekatan kontekstual. (character building) sehingga para peserta
Pendekatan pembelajaran kontekstual didik dan para lulusannya dapat berpar-
(Contextual Teaching and Learning) yang tisipasi dalam mengisi pembangunan
sering disingkat CTL merupakan salah dengan baik dan berhasil tanpa meng-
satu model pembelajaran berbasis kom- abaikan nilai-nilai kearifan lokal.
petensi yang dapat digunakan untuk Untuk membangun manusia yang
mengefektifkan dan menyukseskan imple- mampu menghargai nilai-nilai kearifan
mentasi kurikulum. Dalam implemen- lokal tersebut, dibutuhkan sistem pendidi-
tasinya, tidak semata-mata menjadi tang- kan yang memiliki materi yang leng-
gung jawab guru, tetapi hal itu merupakan kap, serta ditopang oleh pengelolaan
tanggung jawab bersama antara kepala sumber daya pelaksanaan yang mantap.
sekolah, pengawas sekolah, bahkan Pendidikan nasional memiliki tujuan yang
komite sekolah. Dalam Kurikulum Bahasa humanis sehingga secara umum pendidi-
Indonesia diharapkan siswa dapat kan mengemban misi utama memanusia-
berkomunikasi, baik secara lisan maupun kan manusia, yakni menjadikan manusia
tulisan dengan lancar dan akurat sesuai yang mampu mengembangkan seluruh
konteks sosialnya. potensi diri dan potensi kekayaan daerah
Dalam pembelajaran bahasa Indo- yang begitu beragam berfungsi maksimal
nesia terdapat empat keterampilan sesuai dengan aturan-aturan yang ada.
berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, Dengan begitu akan terbentuk manusia
membaca, dan menulis. Keempat yang utuh (insan kamil).
keterampilan berbahasa tersebut penyu-
sunan bahan ajar didasarkan pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan METODE PENGEMBANGAN
dengan standar isi tahun 2006. Dalam
KTSP tersebut, siswa diharapkan dapat Pada bagian ini berisi paparan tentang
menerapkan pengetahuan dan keteram- tiga hal, yakni (1) model pengembangan,
pilan berbahasa, baik di sekolah maupun (2) prosedur pengembangan yang terdiri
di lingkungan masyarakat. Siswa belajar atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan
untuk memecahkan masalah yang mereka pengembangan, dan (c) uji efektivitas
hadapi dengan berbahasa secara aktif, produk, dan terakhir (3) data, instrument,
menghubungkan apa yang diperoleh di subjek, dan analisis data penelitian.
kelas dengan dunia nyata. Paparan selengkapnya sebagai berikut.
Pendidikan perlu direkonstruksi A. Model Pengembangan
ulang agar dapat menghasilkan lulusan Model pengembangan yang diguna-
yang lebih berkualitas dan siap meng- kan dalam penelitian ini adalah Research
hadapi tantangan masa depan yang penuh and Development (Borg & Gall, 2003)
dengan problema dan diharapkan mampu yang lebih dikenal dengan singkatan
menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa R&D. Dari sepuluh tahap model
lokal, yakni: memiliki kepandaian pengembangan dari Borg and Gall, tahap
sekaligus kecerdasan, memiliki kreativitas terakhir, yaitu diseminasi/penyebarluasan
tinggi sekaligus sopan dan santun dalam tidak dilakukan dalam penelitian ini
berkomunikasi, serta memiliki kejujuran karena berkaitan dengan penerbitan
dan kedisiplinan sekaligus memiliki tang- produk dan implementasi produk di
gung jawab yang tinggi dalam menghargai lapangan dalam skala luas.
nilai-nilai kearifan lokal. Dengan kata

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 3
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

Pada model RDR terdapat tiga untuk memperoleh informasi awal tentang
kegiatan, yakni penelitian pendahuluan, kebutuhan, kondisi lapangan, dan kelaya-
pengembangan bahan ajar, dan pelaksa- kan dilakukannya pengembangan bahan
naan kegiatan uji efektivitas. Kegiatan uji ajar. Hasil studi pendahuluan digunakan
efektivitas produk merupakan hal penting untuk mendesain dan mengembangkan
dalam penelitian pengembangan karena produk. Studi pendahuluan dilaksanakan
tujuan penelitian pengembangan adalah pada semester 2 tahun akademik
menguji efektivitas produk yang telah 2012/2013 di SMP Muhammadiyah 1
berhasil dikembangkan dalam proses Tulang Bawang Tengah. Studi pendahulu-
pembelajaran secara nyata di lapangan. an dilakukan dengan teknik 1) observasi,
Penggunaan model R&D sesuai dengan 2) angket, dan 3) wawancara.
tujuan penelitian ini, yakni mengem- Hasil observasi, wawancara, dan
bangkan bahan ajar sekaligus menguji angket tersebut dianalisis dengan teknik
efektivitas produk pengembangan. triangulasi untuk mendapatkan deskripsi
Penelitian pengembangan ini dimulai yang tepat tentang kondisi pembelajaran,
dengan studi pendahuluan yang meru- bahan ajar, pengintegrasian nilai-nilai
pakan bagian research (R) pertama dalam kearifan lokal, dan penggunaan pende-
R&D. Studi pendahuluan dilakukan untuk katan dalam pembelajaran. Hasil analisis
memperoleh informasi awal tentang kebu- kebutuhan bahan ajar berupa deskripsi
tuhan, kondisi lapangan, dan kelayakan bahan ajar yang diperlukan, yaitu bahan
dilakukannya pengembangan bahan ajar. ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan
Hasil studi pendahuluan digunakan untuk dan karakteristik SMP Muhammadiyah 1
mendesain dan mengembangkan produk. Tulang Bawang Tengah.
Desain pengembangan produk pada tahap Hasil studi pendahuluan secara
ini merupakan bagian development (D) keseluruhan dalam penelitian ini dijadikan
dalam R&D. landasan untuk menetapkan desain produk
Hasil akhir pengembangan ini berupa bahan ajar yang dikembangkan dan
buku ajar menulis berbasis nilai-nilai panduan proses pembelajaran. Desain
kearifan lokal untuk SMP Muhammadiyah produk yang ditetapkan yaitu desain
1 Tulang Bawang Tengah Kelas 7 struktur bahan ajar menulis berbasis nilai-
Semester 1 yang telah dinyatakan layak nilai kearifan lokal untuk SMP
dan siap diimplementasikan dalam proses Muhammadiyah 1 Tulang Bawang
pembelajaran di kelas pada kompetensi Tengah kelas 7 semester ganjil.
dasar (KD) menulis. Produk yang akan dihasilkan berupa
B. Prosedur Pengembangan bahan ajar dan petunjuk penggunaan
Prosedur pengembangan produk bahan ajar. Desain struktur bahan ajar
diwujudkan dalam bentuk tahapan- meliputi a) topik/kompetensi dasar, b)
tahapan. Prosedur pengembangan dalam pendahuluan, c) paparan/uraian materi, d)
penelitian ini adalah prosedur dalam pelatihan/pendalaman, f) evaluasi, dan g)
model RDR. Dari prosedur dalam model refleksi. Pengintegrasian nilai-nilai
RDR ini diperoleh prosedur pengembang- kearifan lokal dalam bahan ajar meliputi
an sebagai berikut: (1) studi pendahuluan, seluruh komponen bahan ajar. Langkah-
(2) pengembangan produk, dan (3) uji langkah kegiatan dalam buku ajar
efektivitas produk. Uraian setiap prosedur mencerminkan langkah-langkah pendekat-
pengembangan produk sebagai berikut. an kontekstual (CTL).
1. Studi Pendahuluan Sedangkan, panduan proses pembela-
Sebagaimana telah dinyatakan di jaran yang ditetapkan berupa desain
depan bahwa studi pendahuluan dilakukan struktur panduan proses pembelajaran

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 4
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

yang meliputi (a) pengantar, (b) konsep selama tiga bulan, yakni Septembe--
pembelajaran CTL, (c) keunggulan pem- November 2013.
belajaran dengan pendekatan CTL, (d) Uji efektivitas produk dilakukan
tujuan pembelajaran bahasa Indonesia untuk mendeskripsikan tingkat efektivitas
dengan pendekatan CTL, (e) karakteristik bahan ajar yang dikembangkan untuk
pembelajaran bahasa dengan CTL, (f) meningkatkan keterampilan menulis
pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal siswa. Selain itu, uji efektivitas ini juga
dalam pembelajaran, dan (g) pelaksanaan untuk mendeskripsikan tingkat efektivitas
pembelajaran. bahan ajar yang dikembangkan dalam
pembentukan karakter (character bulding),
2. Pengembangan Produk yaitu karakter yang mampu menghargai
Setelah desain struktur bahan ajar dan kekayaan budaya lokal. Kegiatan uji
panduan penggunaan bahan ajar telah efektivitas dilakukan dengan menggu-
ditetapkan, langkah berikutnya adalah nakan rancangan pretest-postest (pretest-
pembuatan produk awal. Pembuatan postest design) kelompok tunggal.
produk awal ini didasari oleh desain
struktur yang dihasilkan pada tahap studi C. Data, Instrumen, Subjek, dan
pendahuluan. Setelah dibuat produk awal Analisis Data Penelitian
bahan ajar dan pedoman penggunaannya, Data penelitian ini dipilah menjadi
langkah selanjutnya adalah melakukan dua, yakni data kualitatif dan data
serangkaian pengujian sebagai proses kuantitatif. Data kualitatif berupa data
pengembangan produk. Proses pengem- deskriptif dan data reflektif. Data
bangan produk dilakukan dalam empat deskriptif berupa komentar, kritik, saran,
tahap, yakni (1) uji teman sejawat, (2) uji koreksi, dan penilaian yang diberikan oleh
ahli/pakar yang relevan dengan bidang praktisi dan ahli/pakar terhadap produk.
kajian, (3) uji coba lapangan dalam skala Data deskriptif juga berupa ujaran (lisan
kecil (12 siswa), dan (4) uji coba lapangan dan tulis) dari guru, siswa, perilaku guru
dalam skala luas (1 kelas = 32 siswa). dan siswa, dan sikap guru dan siswa
Penjelasan selengkapnya adalah sebagai dalam proses pembelajaran. Data reflektif
berikut. berupa komentar dan interpretasi atau
tafsiran atas data deskriptif tersebut oleh
3. Uji Efektivitas Produk peneliti. Di sisi lain, data kuantitatif
Langkah keempat proses pengem- adalah skor tes awal dan tes akhir
bangan adalah melakukan uji efektivitas kemampuan menulis siswa yang diperoleh
produk. Uji efektivitas produk dimaksud- dari pelaksanaan uji efektivitas produk.
kan untuk memperoleh informasi tentang
keefektifan produk pengembangan bila Sumber Data
diterapkan dalam proses pembelajaran di Sumber data penelitian ini adalah
lapangan. Uji efektivitas produk dilakukan praktisi (teman sejawat), ahli/pakar, siswa,
dengan melihat perbedaan skor prestasi dan proses pembelajaran aspek menulis.
siswa pada kompetensi menulis sebelum Data dari teman sejawat dan ahli berupa
diberikan perlakuan dan skor prestasi komentar, kritik, saran, koreksi, dan
siswa pada kompetensi menulis setelah penilaian terhadap produk bahan ajar
diberikan perlakukan. Perbedaan skor menulis berbasis nilai-nilai kearifan lokal.
prestasi pembelajaran itu lazim disebut Data dari siswa berupa ujaran (lisan dan
dengan perbedaan skor pretes dan skor tulis), perilaku, sikap siswa dalam proses
postes. Uji efektivitas produk dilakukan pembelajaran, dan skor pretest dan
postest. Data dari proses pembelajaran

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 5
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

dengan bahan ajar menulis berbasis nilai-


nilai kearifan lokal (uji efektivitas) berupa HASIL DAN PEMBAHASAN
pola interaksi dan sikap siswa dengan
siswa, siswa dengan guru, siswa dengan Pada bagian ini, akan disajikan
materi, partisipasi siswa dalam proses hasil penelitian yang meliputi; penelitian
pembelajaran, keterlibatan siswa dalam pendahuluan; pengembangan bahan ajar,
penilaian dan refleksi pembelajaran. dan hasil uji efektivitas.

Instrumen A. Studi Pendahuluan


Dalam penelitian ini, peneliti bertin- Hasil studi pendahuluan, diperoleh
dak sebagai instrumen utama. Dalam data yang meliputi; perencanaan pembela-
melaksanakan tugas peneliti dibantu jaran, proses pembelajaran, bahan ajar dan
dengan instrumen berupa (a) panduan media, prestasi dan hasil belajar siswa.
observasi, (b) panduan wawancara, dan Berdasarkan hasil angket, wawan-
(c) angket. Panduan observasi digunakan cara, dan observasi yang dianalisis secara
untuk melakukan observasi terhadap triangulasi dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran yang dijalankan oleh perencanaan pembelajaran, proses pembe-
guru bersama siswa. lajaran, bahan ajar dan media, prestasi dan
hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah
Subjek
1 Tulang Bawang Tengah termasuk dalam
Subjek dalam penelitian ini dikelom-
ketegori cukup.
pokkan berdasarkan tiga tahap pokok
Bersasarkan analisis kebutuhan
penelitian, yaitu subjek penelitian pada
melalui observasi, angket dan wawancara
tahap studi pendahuluan, tahap pengem-
dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
bangan model, dan tahap implementasi.
pembelajaran dengan pendekatan CTL,
pengitegrasian nilai-nilai kearifan lokal,
Analisis Data
dan bahan ajar sangat dibutuhkan.
Kegiatan analisis data dalam pene-
Berdasarkan hasil evaluasi dan
litian ini dipilah menjadi tiga, yakni (a)
analisis kebutuhan dalam studi pen-
analisis data dari praktisi dan ahli/pakar,
dahuluan, ditetapkan desain produk bahan
(b) analisis data saat uji coba produk, dan
(c) analisis data hasil uji eksperimen. ajar yang akan dikembangkan dan
panduan proses pembelajaran siswa SMP
a. Analisis Data dari Teman Sejawat
Muhammadiyah 1 Tulang Bawang
dan Praktisi Ahli. Kegiatan analisis data
Tengah kelas 7 semester 1.
dari hasil angket dilakukan dengan men-
Produk yang akan dihasilkan
cari rata-rata skor skala likert berdasarkan
berupa bahan ajar berupa buku ajar dan
masing-masing aspek atau domain.
petunjuk penggunaan bahan ajar dengan
b. Analisis Data dari Hasil Uji Coba
mengacu prinsip-prinsip a) sesuai dengan
Produk. Kegiatan analisis data saat uji
tujuan pembe-lajaran dan tujuan
coba produk dilakukan terhadap ujaran,
pendidikan nasional, b) relevan dengan
perilaku, sikap siswa dalam proses pem-
kebutuhan siswa, c) kontekstual, d) sesuai
belajaran, dan hasil kerja siswa.
dengan tingkat siswa, e) menarik, f)
c. Analisis Data dari Uji Efektivitas
praktis, g) menantang, dan h) kaya aksi
Produk. Kegiatan analisis data dari
(Depdiknas, 2008).
kegiatan uji efektivitas dilakukan dengan
Untuk mewujudkan prinsip-prinsip
analisis statistik. Uji perbedaan skor
bahan ajar yang akan dikembangkan,
pretest dan skor postest dari proses pem-
perlu digunakan pendekatan yang sesuai.
belajaran dengan menggunakan produk
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
pengembangan dilakukan dengan uji gain.

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 6
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

pendekatan komunikatif merupakan pen- dekatan, dan pengintegrasian nilai-nilai


dekatan yang lazim digunakan saat ini. kearifan lokal.
Pada pendekatan CTL, di dalamnya Teman sejawat menyampaikan tang-
terintegrasikan pedekatan komunikatif. gapan dan penilaian terhadap produk awal
Pendekatan yang dapat diaplikasaikan bahan ajar sebagai berikut. Bahan ajar
dalam langkah-langkah materi pembe- telah disusun sangat komunikatif, inter-
lajaran dalam bahan ajar adalah pende- aktif, dan mudah dipahami. Bahan ajar
katan CTL. yang disusun mendorong siswa untuk
Setelah ditetapkan prinsip-prinsip berkolaborasi, kooperatif, dan melakukan
bahan ajar yang akan dikembangkan, aktivitas secara maksimal. Kekurangan-
selanjutnya dirancang desain struktur nya adalah bahan ajar menyajikan
bahan ajar. Rancangan desain struktur pemaparan materi yang masih belum
bahan ajar ditetapkan meliputi: a) topik/ membantu siswa dalam melakukan
kompetensi dasar, b) pendahuluan, c) langkah-langkah kegiatan.
pemodelan d) paparan/uraian materi, d) Pendekatan yang digunakan, yaitu
pelatihan/kegiatan penugasan, f) evaluasi, pendekatan CTL sudah terlihat dalam
dan g) refleksi. produk awal. Tujuh pilar CTL yang terdiri
atas konctruktivisme, inquiri, pemodelan,
B. Pengembangan Produk Awal bertanya, masyarakat belajar, penilaian
Setelah menetapan prisip-prinsip dan otentik, dan refleksi sudah diterapkan.
rancangan desain produk bahan ajar, Tetapi, pada pemodelan contoh-contoh
langkah selanjutnya adalah mengembang- perlu disajikan yang konkret.
kan rancangan desain produk tersebut Pada pengintegrasian nila-nilai kearifan
menjadi sebuah produk awal bahan ajar. lokal, materi bahan ajar sudah tampak
Produk awal berupa produk bahan ajar mengintegrasikan nilai-nilai kearifan
dan buku petunjuk penggunaan bahan lokal. Terlihat pada tujuan, pendahuluan,
ajar. langkah-langkah kegiatan, contoh-contoh
Produk awal bahan ajar dikembang- yang disajikan, dan penilaian. Tetapi,
kan dengan mengikuti rancangan (desain) pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal
struktur fisik dan mengacu pada prinsip- belum konsisten dimunculkan pada setiap
prinsip yang telah ditetapkan. Produk awal langkah-langkah kegiatan, sehingga belum
bahan ajar terdiri atas sampul (cover), terbentuk pembiasaan pada siswa.
halaman judul, kata pengantar, daftar isi, Dilihat dari bentuk fisik produk
isi, daftar pustaka, dan glosarium. Bentuk awal, bahan ajar belum menunjukkan ciri
fisik produk awal berusaha mengikuti tersendiri, yaitu ciri yang menunjukkan
rancangan desain produk dan akan kekayaan budaya daerah. Desain sampul,
dilakukan beberapa uji produk dan tata letak, dan pewarnaan masih belum
perbaikan-perbaikan. serasi. Penggunaan ilustrasi dan gambar
belum mendukung karakter topik/tema.
1) Penilaian oleh Teman Sejawat
Penilaian teman sejawat dilakukan 2) Revisi Pertama
melalui wawancara dan diskusi berkaitan Untuk memperoleh draf bahan ajar
dengan produk awal bahan ajar. Hasil yang memadai dan relevan dengan
wawancara dan diskusi adalah berupa kebutuhan di lapangan, perlu dilakukan
komentar-komentar dan saran-saran yang revisi. Pada revisi tahap pertama ini
meliputi bahasa yang digunakan, kelaya- dilakukan berdasarkan penilaian teman
kan isi/materi, kegrafikan, penerapan pen- sejawat dalam bentuk peer review. Selain
berdasarkan hal tersebut, revisi juga

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 7
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

dilakukan berdasarkan pengalaman di Likert ini kemudian dikonversi menjadi


lapangan, literatur, dan data empiris skor. Skor setiap ahli dijumlahkan lalu
lainnya. dicari rata-rata. Sedangkan data kualitatif
Revisi yang dilakukan berdasarkan berupa komentar, saran, dan rekomendasi.
penilaian teman sejawat dijabarkan ke Berikut ini diuraikan data kualitatif dari
beberapa bagian, seperti berikut ini. 1) validasi ahli.
dari bahasa yang digunakan, bahan ajar Pertama, hasil penilaian pada bahan
direvisi pada kaidah penulisannya yang ajar meliputi, bahasa yang digunakan, isi
belum sesuai dengan EYD, kalimat dan bahan ajar, penyajian, dan kegrafikan.
paragraf yang terlalu panjang telah Dari hasil angket uji kelayakan oleh pakar
disederhanakan, dan penggunaan istilah dihasilkan skor rata-rata 3.35. Berdasar-
yang mudah dicerna oleh anak didik, 2) kan hasil konversi skala Likert, rata-rata
pada bagian kelayakan isi, revisi yang skor masuk dalam kategori baik. Hal ini
dilakukan yaitu menambah dan meleng- berarti dari hasil angket uji kelayakan ahli
kapi pemaparan materi secara teoritis agar bahwa bahan ajar dinyatakan baik atau
lebih jelas, penambahan ilustrasi yang layak. Bahasa yang digunakan pada bahan
mendukung dengan topik, dan perbaikan ajar sudah menggunakan kalimat-kalimat
pada contoh-contoh naskah drama agar yang tidak terlalu panjang dan mudah
lebih menarik, 3) pada bagian kemena- dipahami. Namun, dalam penggunakan
rikan penyajian tidak dilakukan revisi kaidah EYD masih dijumpai beberapa
sebab dianggap sudah sukup menarik, 4) penulisan yang salah. Pada isi bahan ajar
pada segi kegrafikan, revisi dilakukan sistematika yang digunakan sudah baik
pada penambahan warna yang masih dan tidak hanya memuat teori-teori saja.
kurang variatif dan penyesuaian warna Materi ajar sudah memuat life skill
yang sesuai dengan warna yang disukai (kecakapan hidup) dan disajikan secara
oleh remaja, 5) pada segi pengintegrasian kontekstual sehingga mudah dipahami.
nilai-nilai kearifan lokal, revisi dilakukan Penyajian materi bahan ajar sudah
pada langkah-langkah kegiatan dengan menarik, contoh-contoh yang diberikan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter, sesuai dengan lingkungan dan karakte-
seperti menghargai orang lain dan ristik siswa. Materi bahan ajar disajikan
berbicara dengan sopan. secara runtut dengan langkah-langkah
kegiatan yang melibatkan siswa aktif. Isi
C. Uji Kelayakan Bahan Ajar oleh bahan ajar sudah sesuai dengan standar
Ahli/Pakar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
Uji kelayakan bahan ajar oleh ahli (KD) dalam KTSP. Dilihat dari kegra-
dilaksanakan dengan melibatkan satu fikan, materi bahan ajar memiliki ciri kas
orang ahli, yaitu ahli di bidang pembel- tersendiri yang mencerminkan karakteris-
ajaran bahasa dan ahli di bidang teknologi tik budaya daerah. Tata letak, ilustrasi,
pendidikan. Instrumen yang digunakan pewarnaan, jenis huruf yang digunakan
dalam validasi ahli adalah lembar kuisi- pada isi materi bahan ajar sangat baik.
oner/angket dan lembar wawancara. Selain itu, desain sampulnya juga sangat
Uji kelayakan bahan ajar ini baik. Dari segi kegrafikan, materi bahan
menghasilkan dua jenis data, yaitu data ajar secara keseluruhan dapat dikatego-
kuantitatif dan data kualitatif. Dengan rikan sangat baik.
instrumen angket yang digunakan akan Pada uji kelayakan oleh pakar, saran
menghasilkan data kuantitatif yaitu berisi dan masukan yang didapatkan adalah pada
angka dari seperangkat item penilaian koreksi dalam penulisan-penulisan yang
dengan menggunakan skala Likert. Skala belum sesuai dengan kaidah EYD. Selain

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 8
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

itu, kelengkapan materi bahan ajar agar Ketiga, hasil uji kelayakan oleh pakar
dilengkapi dengan daftar istilan (glo- pada penggunaan pendekatan CTL
sarium) dan keluasan materinya agar meliputi pengaplikasian tujuh komponen
disesuaikan dengan alokasi waktu yang CTL dalam materi bahan ajar yang
terdapat pada silabus dan program dikembangkan. Dari hasi uji kelayakan
semester. oleh pakar melalui angket diperoleh skor
Kedua, hasil uji kelayakan bahan rata-rata sebesar 3.80. Konversi skala
ajar pada pengintegrasian nilai-nilai Likert menujukkan bahwa skor tersebut
kearifan lokal meliputi bangga terhadap masuk dalam kategori baik. Dengan
budaya daerah, bangga berkarakter lokal, demikian, hasil uji kelayakan oleh pakar
bangga terhadap tokoh budaya lokal, cinta melalui angket pada penggunaan pende-
terhadap lingkungan sekitar, cinta katan CTL dalam bahan ajar yang
terhadap kerukunan, cinta terhadap nilai- dikembangkan adalah baik.
nilai kearifan lokal. Dari hasil uji Dari keseluruhan poin-poin pende-
kelayakan melalui angket diperoleh skor katan CTL yang tampak menojol dalam
rata-rata sebesar 3.20. Hasil konversi bahan ajar adalah disajikan sesuai dengan
dengan skala Likert, skor tersebut masuk konteks atau pengalaman siswa, disusun
dalam kategori baik. Dengan demikian, dengan memandu siswa untuk berdiskusi
hasil uji kelayakan oleh pakar melalui dan bekerjasama dengan temannya
angket terhadap pengintegrasian nilai-nilai (learning community), memandu siswa
kearifan lokal pada bahan ajar untuk berpikir kritis, bertanya, dan
dikembangkan adalah baik. mengemukakan pendapat, mendorong
Masukan yang diperoleh dari pakar siswa untuk menganalisis, mendorong
pada pengintegrasian nilai-nilai kearifan siswa untuk melakukan pengamatan dan
lokal adalah dengan menambahkan menyimpulkan sendiri, dan melakukan
pertanyaan-pertanyaan atau tanggapan latihan-latihan dengan bekerjasama antar
setelah mengamati contoh-contoh atau teman. Adapun, hal-hal yang masih
model. Siswa memberikan tanggapan atau kurang dalam penerapan CTL adalah
jawaban yang mencerminkan sikapnya belum memanfaatkan lingkungan secara
terhadap permasalahan sesuai dengan maksimal, belum dapat menghadirkan
tema yang diberikan. Dari jawaban atau contoh-contoh atau model (modeling)
tanggapan siswa tersebut, guru dapat yang lebih konkret, langkah-langkah
mengarahkan jika masih belum sesuai kegiatan masih belum mendukung siswa
dengan sikap atau karakter yang diharap- untuk mengontruksi pengalaman dan
kan. Namu, jika tanggapan atau jawaban pemahamannya (constructivism) secara
sudah sesuai dengan karakter yang optimal, dan refleksi yang dilakukan
diharapkan, guru memberi penguatan agar belum terdapat langkah-langkah yang
siswa mempunyai keteguhan hati dan nyata. Secara keseluruhan, bahan ajar
konsisten dalam hidupnya. Selain itu, yang dikembangkan telah tampak
tidak semua bentuk kearifan lokal dapat mengaplikasikan pendekatan CTL dengan
diintegrasikan pada pembelajaran aspek baik.
menulis seperti pada bahan ajar yang Dari hasil wawancara dan diskusi
dikembangkan. Oleh karena itu, dengan denga ahli pada pengaplikasian pende-
menambah luasnya materi pada setiap katan CTL dalam bahan ajar diperoleh
bagian dan menambah contoh-contoh atau berbagai saran, antara lain agar
model yang diberikan nilai-nilai karakter mengoptimalkan lingkungan sekitar untuk
akan dapat diitegrasikan lebih banyak lagi. dijadikan objek yang dapat diamati sesuai
dengan topik, menghadirkan contoh-

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 9
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

contoh atau model yang lebih nyata perlakuan berupa pembelajaran dengan
sehingga pengalaman anak akan lebih bahan ajar yang dikembangkan. Dalam uji
berkesan, dan melakukan kegiatan refleksi coba ini peneliti meminta bantuan guru
pada akhir pembelajaran dengan langkah- untuk melaksanakan pembelajaran dengan
langkah yang nyata. Refleksi yang bahan ajar yang dikembangkan,
dilakukan dapat berupa tanggapan- sedangkan silabus dan RPP dikembangkan
tanggapan siswa, pertanyaan-pertanyaan sendiri oleh guru yang mengajar dengan
siswa, dan pemberian kesimpulan dari berpedoman pada buku petunjuk
siswa terhadap kompetensi atau topik penggunaan bahan ajar.
yang dipelajari. Selain itu, guru dapat Uji coba yang dilakukan merupakan
mengulas bagian-bagian dari materi langkah untuk mendapatkan kelayakan
pelajaran yang masih sulit dikuasai siswa model pembelajaran yang telah dikem-
dan memberikan tugas terkait dengan bangkan dengan melibatkan siswa secara
kompetensi yang telah dikuasi agar langsung dalam kelompok kecil. Uji coba
penguasaan lebih mendalam. ini difokuskan pada aktivitas pembe-
Pada uji kelayakan pakar ini didapat lajaran dan motivasi siswa. Uji coba ini
kelebihan dan kelemahan bahan ajar yang juga bertujuan untuk meningkatkan hasil
dikembangkan pada materi bahan ajar, belajar Bahasa Indonesia dengan nilai
pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal, rata-rata minimal 67. Selain, uji coba ini
dan pengaplikasian pendekatan CTL. juga bertujuan untuk melihat penerapan
Kelemahan-kelemahan didaptkan dari pendekatan CTL dan melihat bagaimana
item-item angket yang rendah dan berba- pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal
gai komentar, kritik, dan masukan dari dalam proses pembelajaran.
ahli. Kelemahan-kelemahan tersebut akan Instrumen yang digunakan dalam uji
menjadi dasar untuk memberbaiki bahan coba ini adalah seperangkat soal tes,
ajar yang dikembangkan sehingga mem- lembar observasi, dan wawancara. Untuk
peroleh model bahan ajar yang layak dan mendapatkan data yang objektif, peneliti
siap untuk diimplementasikan dalam pem- mengamati proses pembelajaran dengan
belajaran pada uji coba di lapangan. mengisi lembar observasi yang telah
dibuat. Selain itu, peneliti juga melakukan
1. Uji Coba pada Kelompok Kecil wawancara dengan guru dan murid untuk
(Terbatas) mendapatkan tanggapan setelah melaku-
Setelah bahan ajar yang dikem- kan proses belajar mengajar dengan
bangkan telah mengalami revisi atas dasar menggunakan buku ajar yang dikembang-
masukan dari para teman sejawat dan kan. Dalam pengamatan ini, peneliti
pakar, langkah selanjutnya adalah berusaha memperoleh data sebanyak-
melakukan uji coba pada kelompok banyaknya, baik kelebihan maupun kele-
terbatas atau kelompok kecil. Uji coba mahan yang ditemui untuk dijadikan dasar
yang dilakukan pada kelompok terbatas perbaikan bahan ajar yang dikem-
yaitu bagian KD menulis laporan. Uji bangkan.
coba dilakukan dalam dua kali pertemuan. Secara keseluruhan, uji coba terbatas
Uji coba pada kelompok kecil ini pada pertemuan pertama dan kedua
dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 berjalan sesuai dengan perencanaan yang
Tulang Bawang Tengah di kelas VII pada dibuat guru. Model yang diterapkan dapat
awal semester I. Siswa sebanyak 12 siswa mengarahkan dan meningkatkan aktivitas
yang diambil secara acak dari tiga kelas, dan hasil belajar siswa. Penanaman nilai-
yaitu kelas 7A, 7B, dan 7C. Siswa nilai kearifan lokal melalui penerapan
dikumpulkan dalam satu kelas dan diberi pendekatan CTL juga sudah mulai

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 10
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

tertanam pada perilaku siswa. Namun, selera, sehingga kurang menarik. Dalam
terdapat beberapa kekurangan yang perlu pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal
dibenahi, yaitu penggunaan waktu per belum begitu tampak konsisten pada
kegiatan belum terkontrol pada pertemuan setiap langkah-langkah kegiatan yang
pertama. Pada pertemuan kedua, peng- dilakukan siswa. Belum semua dari tujuh
gunaan waktu sudah mulai terkontrol. komponen CTL dapat teraplikasi dalam
Penanaman nilai-nilai kearifan lokal pembelajaran, terutama pada outhentic
masih belum dibiasakan pada setiap awal assessment dan reflection. Penilaian
kegiatan. Tetapi, pada pertemuan kedua otentik masih belum berjalan dengan baik
penanaman nilai-nilai kearifan lokal sudah sebab rubrik penilaian masih manyulitkan
lebih baik daripada pertemuan pertama. siswa dalam nenentukan skor. Kegiatan
Rubrik penilan pada materi bahan ajar refleksi pada bahan ajar masih belum
masih menyulitkan siswa untuk memberi tersajikan.
skor, sehingga siswa kurang mandiri
dalam melakukan penilaian. Tabel 10
Berdasarkan data yang terkumpul Skor
dari pengamatan, wawancara dengan guru Pertemuan Jumlah Siswa
Rata-rata
pelaksana, hasil pengamatan yang diper- Pertama 12 74
oleh pada setiap pertemuan pada uji coba Kedua 12 78
terbatas dapat dikemukakan bahwa pem-
Rata-rata 76
belajaran dengan bahan ajar yang dikem-
bangkan mampu meningkatkan proses dan
hasil belajar siswa. Siswa secara aktif 2. Revisi Kedua
mengikuti tahapan-tahapan dalam proses Berdasarkan kelemahan-kelemahan
pembelajaran. Nilai-nilai kearifan lokal yang ditemukan pada uji kelompok kecil
sebagian besar telah tertanam pada siswa. di atas, perlu dilakukan revisi terhadap
Secara rinci perkembangan setiap perte- buku ajar yang telah disusun. Selanjutnya
muan diuraikan berikut ini. dilakukan revisi bahan ajar yang meliputi
Berdasarkan hasil uji coba bahan aspek kebahasaan, kelayakan isi, keme-
ajar yang diterapkan pada kelompok kecil narikan penyajian dan kegrafikan, dan
dapat dikemukakan bahwa bahan ajar pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal.
yang telah disusun masih terdapat Revisi dilakukan pada masing-
beberapa kelemahan. Kelemahan-kele- masing komponen-komponen bahan ajar,
mahan tersebut meliputi: 1) bahasa, 2) yaitu: 1) bahasa, 2) kelayakan isi, 3)
kelayakan isi, 3) kemenarikan penyajian, kemenarikan penyajian, 4) kegrafikan, dan
4) kegrafikan. Dari segi bahasa, hal-hal 5) pengintegrasian nilai-nilai kearifan
yang masih kurang adalah masih terdapat lokal.
kalimat-kalimat yang kurang komunikatif, Revisi bahan ajar pada komponen
masih terdapat penulisan huruf, kata, dan bahasa, yaitu memperbaiki kalimat-
tanda baca yang kurang sesuai dengan kalimat yang kurang komunikatif, dan
kaidah bahasa, dan paragraf yang belum kesalahan penulisan disesuaikan dengan
padu. Dari segi kelayakan isi, masih kaidah bahasa. Dari segi kelayakan isi,
terdapat konsep yang sulit untuk yang diperbaiki adalah menyederhanakan
diaplikasikan, pemaparan materi secara konsep yang sulit untuk diaplikasikan dan
teoritis masih kurang. Dari segi menambah pemaparan materi teoritis.
kemenarikan dan kegrafikan, masih belum Dari segi kemenarikan dan kegrafikan,
menggunakan tata letak yang variatif, dan yang diperbaiki adalah penggunakan tata
pewarnaan masih belum sesuai dengan letak belum variatif dan pewarnaan latar

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 11
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

disesuaikan diserasikan dan pada rubrik secara langsung dalam kelompok besar.
penilaian dilengkapi dengan pedoman Uji coba ini difokuskan pada aktivitas
penskoran yang jelas. Pada kegiatan pembelajaran, motivasi siswa, dan
refleksi, siswa diberi panduan untuk pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal
menyimpulkan pelajaran dengan beberapa dengan pendekatan CTL. Uji coba ini juga
pertanyaan yang mengarah pada kesim- bertujuan untuk meningkatkan hasil
pulan. Tata letak dan perwajahan belajar Bahasa Indonesia dengan skor
diperbaiki sesuai dengan masukan dari minimal rata-rata 67 pada aspek menulis.
guru dan siswa. Dari aspek Secara keseluruhan, uji coba kelompok
pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal, besar berjalan sesuai dengan perencanaan
yang diperbaiki adalah ajakan atau arahan yang dibuat. Bahan ajar yang diterapkan
bersikap membantu orang lain/yang mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi
lemah, sopan, berhati lembut, menebarkan belajar siswa. Pengenalan nilai-nilai kearifan
lokal melalui penerapan pendekatan CTL
salam, disiplin, jujur, teliti, bekerja keras, tertanam melaluai pembiasaan perilaku siswa.
dan meampu menghargai budaya lokal Tetapi, pengelolaan kelas pada kelompok
sebagai kekayaan daerah. Nilai-nilai besar lebih sulit dibandingkan dengan
kearifan lokal tersebut dimunculkan pada kelompok kecil. Siswa mempunyai latar
petunjuk-petunjuk dalam langkah-langkah belakang kemampuan dan karakter yang lebih
kegiatan siswa secara konsisten. kompleks. Berkaitan dengan permasalahan
Hasil revisi kedua ini menghasilkan tersebut, muncul beberapa kelemahan dalam
produk bahan ajar baru. Produk bahan ajar penerapan bahan ajar pada uji coba kelompok
ini telah mengalami penyempurnaan- besar. Kelemahan-kelamahan itu adalah 1)
penyempurnaan. Penyempurnaan ini juga perhatian guru masih terfokus pada anak-anak
dilakukan pada buku petunjuk penggu- yang sudah antusias belajar, sementara yang
lain terabaikan, 2) pembentukan kelompok
naan bahan ajar. Hasi revisi pada tahap ini belum proporsional dengan memperhatikan
menghasilkan produk bahan ajar baru karakteristik siswa, sehingga anak-anak yang
yang siap untuk diujicobakan pada kelom- kurang antusias dan berkemampuan kurang
pok besar (luas). berkumpul dalam satu kelompok yang akan
3. Uji Coba pada Kelompok Besar mengakibatkan kinerja kelompok jadi lambat,
(Luas) 3) pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal
Uji coba pada kelompok besar dila- pada sifat gotong royong membantu yang
kukan di SMP Muhammadiyah 1 Tulang lemah kurang berjalan dengan baik, sebab
Bawang Tengah di kelas VII semester I. siswa yang cepat belajarnya berada dalam satu
Siswa sebanyak 32 orang diambil secara kelompok dan yang lemah berada dalam
acak dari tiga kelas 7A, 7B, dan 7C. Siswa kelompok lain.
dikumpulkan dalam satu kelas dan diberi Berdasarkan data yang terkumpul
perlakuan berupa pembelajaran dengan dari observasi dan wawancara yang
buku ajar yang dikembangkan. Dalam uji dilakukan pada guru dan siswa setelah
coba ini peneliti meminta bantuan guru pelaksanaan pembelajaran pada uji coba
untuk melaksanakan pembelajaran dengan kelompok luas adalah sebagai berikut.
bahan ajar yang dikembangkan, sedang- Bahan ajar yang diterapkan dalam
kan silabus dan RPP dikembangkan pembelajaran dapat mengarahkan kegiat-
sendiri oleh guru yang mengajar dengan an-kegiatan pembelajaran yang dilakukan
menyesuaikan bahan ajar yang dikem- siswa untuk mencapai kompetensi yang
bangkan. diharapkan. Guru merasa mudah menga-
Uji coba yang dilakukan untuk rahkan siswa untuk melakukan kegiatan-
mendapatkan kelayakan bahan ajar yang kegiatan dengan berpedoman pada
dikembangkan dengan melibatkan siswa langkah-langkah dalam materi bahan ajar
dan sekenario pembelajaran pada RPP

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 12
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

yang telah dibuat dengan berpedoman kalimat yang kurang komunikatif, dan
buku pada petunjuk pembelajaran. Siswa kesalahan penulisan disesuaikan dengan
merasa senang, antusias, dan termotivasi kaidah EYD. Dari segi kelayakan isi, yang
untuk belajar dengan bahan ajar yang diperbaiki adalah melengkapi pemaparan
diujicobakan dengan alasan petunjukknya materi dan aspek kebahasaan. Dari aspek
mudah diikuti dan yang dipelajari kegrafikan, yang diperbaiki adalah peng-
berhubungan langsung dengan lingkung- gunaan gambar atau ilustrasi dikaitkan
an dan kekayaan budaya daerah. langsung dengan kegiatan siswa SMP
Pada bahan ajar yang digunakan Muhammadiyah 1 Tulang Bawang
dalam pembelajaran pada uji coba Tengah. Dari aspek pengintegrasian nilai-
kelompok besar diperoleh komentar dan nilai kearifan lokal, yang diperbaiki
masukan dari guru dan siswa sebagai adalah ajakan atau arahan bersikap
berikut. Bahan ajar sudah layak membantu orang lain/yang lemah, sopan,
digunakan, tetapi masih sedikit perlu berhati lembut, menebarkan salam, disip-
penyempurnaan. Para siswa merasa lin, jujur, teliti, bekerja keras, dan
senang dan bangga dengan bahan ajar menghargai kekayaan budaya daerah.
yang mempunyai ciri daerahnya. Guru Nilai-nilai kearifan lokal tersebut
merasa lebih mudah dalam melaksanakan dimunculkan pada petunjuk-petunjuk
pembelajaran dengan buku ajar dan buku dalam langkah-langkah kegiatan siswa
petunjuk penggunaannya. Selain itu, para secara konsisten.
guru dan siswa memberi masukan Hasil revisi ketiga ini menghasilkan
terhadap bahan ajar yang dikembangkan. produk bahan ajar baru dan lebih baik dari
Masukan-masukan tersebut meliputi sebelumnya. Produk bahan ajar ini telah
aspek: 1) bahasa, 2) kelayakan isi, 3) mengalami penyempurnaan-penyempur-
kemenarikan penyajian, 4) kegrafikan. naan. Hasil revisi pada tahap ini meng-
Dari aspek bahasa, guru menyarankan hasilkan produk bahan ajar yang mantap
untuk menambah ulasan kebahasaannya. dan siap untuk diujicobakan pada uji
Dari aspek kelayakan isi, guru menyaran- efektivitas.
kan agar pemaparan materi dan aspek
kebahasaan diperluas. Dari aspek keme- C. Tahap Implementasi (Uji Efektivitas
narikan isi dan kegrafikan, gambar- Produk) Bahan Ajar
gambar yang digunakan sebaiknya dari Untuk mengetahui efektivitas pro-
siswa dan guru SMP Muhammadiyah 1 duk bahan ajar yang dikembangkan
Tulang Bawang Tengah sendiri. dilakukan uji efektivitas. Pengujian dila-
kukan dengan menggunakan desain
4. Revisi Ketiga pretest-posttest design. Uji dilakukan di
Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang SMP Muhammadiyah 1 Tulang Bawang
ditemukan pada uji kelompok besar di atas Tengah kelas VII semester I tahun ajaran
dan beberapa saran dan masukan dari guru 2013—2014 selama tiga bulan. Kelas
dan siswa, perlu dilakukan revisi terhadap yang digunakan adalah tiga kelas, yaitu
bahan ajar yang telah disusun. Revisi 7A, 7B, dan 7C. Pada pengujian ini, pene-
bahan ajar yang meliputi aspek keba- liti dibantu oleh seorang guru Bahasa
hasaan, kelayakan isi, kemenarikan penya- Indonesia.
jian dan kegrafikan. Sedangkan, penginte- Kelas eksperimen diberi perlakuan
grasian nilai-nilai kearifan lokal sudah pembelajaran dengan menerapkan rencana
dianggap cukup. pembelajaran (RPP) yang dikembangkan
Revisi bahan ajar pada komponen oleh guru sendiri dan menggunakan bahan
bahasa, yaitu memperbaiki kalimat- ajar yang dikembangkan, yaitu bahan ajar

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 13
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

menulis berbasis nilai-nilai kearifan lokal Hasil uji efektivitas implementasi


untuk M SMP Muhammadiyah 1 Tulang bahan ajar di SMP Muhammadiyah 1
Bawang Tengah Kelas VII Semester I. Tulang Bawang Tengah menunjukkan
RPP yang dikembangkan oleh guru bahwa produk bahan ajar yang
disesuaikan dengan petunjuk penggunaan dikembangkan dinyatakan efektif untuk
bahan ajar tersebut. meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal
Sebelum pembelajaran dimulai dila- ini dibuktikan dengan perbedaan skor test
kukan pretest. Soal yang digunakan telah sebelum dan sesudah pembelajaran
dipersiapkan sebelumnya. Soal pretest (pretest dan posttest) dengan mengguna-
yang digunakan telah diuji validitas dan kan produk yang dikembangkan. Perbeda-
reliabilitasnya, sehingga telah memenuhi an skor pretest dan post-test tersebut
kelayakan sebagai soal yang baik dan dilakukan dengan tiga cara;
layak digunakan. Langkah selanjutnya Pertama, membandingkan rata-rata
adalah pelaksanaan pembelajaran pada skor pretest dan posttest secara langsung.
kelas eksperimen. Pembelajaran dilakukan Hasil perbandingan tersebut menunjukkan
dengan menyesuaikan alokasi waktu perbedaan rata-rata yang menunjukkan
untuk aspek menulis di kelas VII semeter adanya peningkatan kemampuan siswa
I. Setelah dilakukan pembelajaran dalam sebelum dan sesudah diberi pembelajaran
per satu KD, dilakukan postest pada dengan menggunakan bahan ajar yang
masing-masing kelas tersebut. dikembangkan.
Kedua, menghitung indeks gain.
1. Hasil Pretest
Hasil penghitungan skor rata-rata pretest
Tabel 12. Data Skor Hasil Pretest Siswa
SKOR RATA-RATA PRETEST
dan posttest, diperoleh indeks gain sebesar
KELAS 0.49 dengan kategori sedang. Hal ini
4.1. 4.2. 4.3. 8.1. 8.2. x menunjukkan bahwa bahan ajar yang
7A 54.40 50.64 45.99 48.08 48.08 49,44
7B 51.10 48.88 44.39 46.63 41.35 46.47 dikembangan efektif untuk meningkatkan
7C 47.66 46.98 46.98 44.83 47.56 46.80 prestasi belajar siswa pada kompetensi
x 51,05 48,83 45,79 46,51 45,66 49,37 menulis.
Dari beberapa langkah penghitungan
2. Hasil Posttest hasil uji efektivitas di atas menunjukkan
Tabel 13. Data Skor Hasil Posttest Siswa bahwa bahan ajar menulis berbasis nilai-
SKOR RATA-RATA POSTTEST
KELAS nilai kearifan lokal untuk SMP
4.1. 4.2. 4.3. 8.1. 8.2. x Muhammadiyah 1 Tulang Bawang
7A 72.39 72.28 73.40 74.04 75,48 73.52 Tengah secara nyata dapat meningkatkan
7B 71.70 71.96 71.15 73.88 76,28 73.27 prestasi belajar siswa pada KD menulis di
7C 70.32 70.55 70.69 73.99 73,56 73.52 Kelas VII semester ganjil (1). Pembelajar-
x 71.47 71.59 71.75 73.97 75,11 73.44 an dengan bahan ajar yang dikembangkan
3. Perbandingan Hasil Pretest dengan dapat berjalan dan berhasil dengan baik.
Posttest
SIMPULAN DAN SARAN
Tabel 15. Indeks Gain Skor Pretest dan Posttest
pada Masing-masing Kelas
A. Simpulan
R-RATA R-RATA INDEK 1. Produk yang dihasilkan berupa hasil
KELAS KATEGORI
PRETEST POSTTEST S GAIN
cetak bahan ajar menulis berbasis
7A 49.44 73.50 0.50 Sedang nilai-nilai kearifan lokal untuk SMP
7B 46.47 72.99 0.49 Sedang Muhammadiyah 1 Tulang Bawang
7A 46.80 71.82 0.48 Sedang Tengah Kelas VII semester I. Bahan
x 47.57 72.77 0.49 Sedang ajar berupa materi ajar yang di

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 14
Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2014

dalamnya berisi kompetensi- Pendidikan Dasar dan Menengah,


kompetensi dasar, pendahuluan, Direktorat Pendidikan Sekolah
permodelan, pemaparan materi, Menengah Atas.
kegiatan-kegiatan penugasan atau Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
pelatihan, penilaian, dan refleksi. Pengembangan Bahan Ajar dan
2. Ditinjau dari guru sebagai pengguna, Media. Jakarta: Departemen
bahan ajar produk pengembangan Pendidikan Nasional
telah dinyatakan layak dan mening-
katkan kualitas pembelajaran guru Kemdiknas. 2010. Desain Induk
dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pendidikan Karakter. Jakarta:
kearifan lokal, khususnya pada Kementerian Pendidikan
pembelajaran Bahasa Indonesia pada Nasional.
kompetensi menulis di kelas VII Kemdiknas. 2008. Sosialisasi KTSP:
semester I. Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Kemdiknas.
B. Saran
Guru mata pelajaran Bahasa Indo- Pusat Kurikulum Kemdiknas. 2009.
nesia di SMP Muhammadiyah 1 Pengembangan dan Pendidikan
Tulang Bawang Tengah disarankan Budaya dan Karakter Bangsa:
untuk memanfaatkan produk pengem- Pedoman Sekolah. Jakarta: Pusat
bangan ini sebagai acuan dalam Kurikulum Balitbang Kemdiknas.
mengarahkan langkah-langkah kegiat-
an dalam proses pembelajaran pada
kompetensi dasar menulis di kelas VII
semester I.

REFERENSI

Borg, W. R. & Gall, M. D. (2003).


Educational research: an
introduction (7th ed.). New York:
Longman, Inc.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006.
Pedoman Memilih dan Menyusun
Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat
Sekolah Menengah Pertama,
Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Pengembangan Materi
Pembelajaran. Jakarta:
Direktorat Jendral Manajemen

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 15

Anda mungkin juga menyukai