Chemistry in Education
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined
Abstract
This research aims to know the value of the validity, reliability, and effectiveness assessment
instruments of critical thinking in chemical learning with SETS approach in MAN 1
Magelang regency. SETS approaches used include that everything who encountered
contains aspects of science, environment, technology, and society and associate through
integrated spiritual learning competence of students with aspects of critical thinking skills
by Ennis. The design of the research is a model of ADDIE (analysis, design, development,
implementation, and evaluation). Data collection techniques used method test,
questionnaire, and documentation. The result of research as validity of each question have
valid criteria item were 17 students and it have valid criteria based on 4 expert with
reliability of the assessment instruments is reliable.The level of difficulty have valid criteria
item are enough and elusive with the different power of the question are good. Students who
have critical thinking skill are 11%. The effectiveness of assessment instruments obtained
by posttest score of students show that assessment effective dig student’s critical thinking
skills and distinguish student’s critical thinking skills. Conclusions from the research is the
assessment instruments of critical thinking with SETS approach effective to meansure
student’s critical thinking skills.
37
Unggul Robik Birrian Wijaya/Chemistry in Education 6 (2) (2017)
tingakatan kemampuan berpikir kritis
Tabel 2 menunjukan bahwa validitas ditunjukan oleh tabel 5.
butir soal memenuhi kriteria valid sebanyak 17 Tabel 5 menunjukan bahwa hanya 4
soal dan memenuhi kriteria valid oleh empat dari 37 siswa yang memenuhi kriteria kritis dan
validator yang berarti beberapa soal pada sangat kritis. Jika ditinjau dari hasil tersebut
instrumen penilaian memiliki kesahihan baik maka siswa yang dikategorikan dapat berpikir
dengan tingkat kesukaran soal memenuhi kritis adalah 11 %. Data tingkatan kemampuan
kriteria sedang dan sukar yang dapat dilihat pada berpikir kritis siswa dapat dilihat pada Gambar
Tabel 4, Hal ini menunjukan bahwa soal 1.
termasuk dalam kategori sulit. Tabel 3
menunjukan daya beda soal yaitu baik dengan Gambar 1 menunjukan bahwa hasil
skor minimum 0,3 yang berarti soal yang posttest kelas XI MIA 1 tidak adanya siswa
dikembangkan dapat membedakan kemampuan yang memiliki kemampuan sangat kritis. Hal
berpikir kritis siswa. Hasil reliabilitas instrumen tersebut disebabkan karena siswa kelas XI MIA
menunjukan reliabilitas sebesar 0,603129 dan 1 belum menggunakan kemampuan berpikir
0.815537 dengan kriteria soal yaitu reliabel. logis (kemampuan penalaran) secara maksimal,
Suharsimi (2007) menyatakan interpretasi sehingga siswa belum bisa maksimal dalam
reliabilitas dapat ditentukan dengan memiliki r11 mengkonkritkan dan menganalisis hubungan
≥ 0,6. Hal ini menunjukan bahwa instrumen antara apa yang dipelajari dengan konteks
yang dikembangkan memiliki reliabilitas tinggi sehari-hari. Saat berlangsungnya pembelajaran
yang berarti keajegan instrumen tersebut ketika siswa terlihat masih enggan untuk aktif dalam
diterapkan kapanpun dan dimanapun relatif pembelajaran seperti bertanya maupun
memberikan hasil yang sama. berpendapat. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Vanicheva et al., (2015) menunjukan
Kemampuan berpikir kritis siswa dilihat bahwa kurangnya kemampuan berpikir kritis
berdasarkan hasil posttest, tentang permasalahan siswa salah satunya disebabkan karena
yang berkaitan dengan SETS yaitu cara kerja kurangnya kemampuan rasional siswa.
darah dan pemanfaatan asam asetat.
Rekapitulasi hasil posttest berdasarkan Gambar 1 menunjukan bahwa siswa
38
Unggul Robik Birrian Wijaya/Chemistry in Education 6 (2) (2017)
yang memiliki kemampuan kritis hanya dalam bentuk sikap dan perilaku etis yang
sejumlah empat siswa. Tabel 5 menunjukan merupakan implementasi dari kekuatan
bahwa siswa dapat dikatakan memiliki spiritual dan kekuatan kepribadian manusia
kemampuan berpikir kritis jika hasil nilai posttest yang kemudian melahirkan konsep-konsep
≥ 65 yang berarti hanya 11% dari total siswa normatif tentang nilai-nilai budaya. Adanya
yang memiliki kriteria kemampuan berpikir pembelajaran yang mengandung aspek spiritual
kritis, selebihnya sebesar 89% siswa memiliki dan kebermanfaatanya dalam kehidupan
kemampuan berpikir kritis yang rendah. Siswa sehari-hari, siswa mendapatkan pemahaman
yang memiliki kemampuan berpikir kritis berupa proses berpikir kritis.
disebabkan karena pembelajaran yang Rendahnya kemampuan berpikir kritis
berlangsung berupa diskusi dilanjutkan dengan siswa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
pemberian latihan yang mengacu pada proses diantaranya variabel kontrol dalam penelitian
berpikir kritis, sehingga menyebabkan siswa relatif tidak terjaga. Sugiyono (2011)
mengalami proses pembiasaan untuk berpikir menjelaskan bahwa variabel kontrol adalah
kritis. Chantaranima & Yuenyong (2014) varibel yang dikendalikan atau dibuat konstan
menjelaskan bahwa pembelajaran yang sehingga hubungan hubungan antar variabel
menekankan perilaku berpikir kritis dapat dilihat independen dan dependen tidak dipengaruhi
saat berlangsungnya proses pembelajaran, oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel
diskusi, presentasi, dan penyelesaian tugas siswa. kontrol yang mempengaruhi salah satunya
Hal ini sesuai dengan visi SETS yaitu sesuatu adalah jam pelajaran, pada silabus kimia
yang mengandung aspek sains, lingkungan, dijelaskan bahwa materi larutan penyangga
teknologi, dan masyarakat sebagai satu kesatuan memiliki batas waktu 6 x 2 jam pelajaran.
serta saling mempengaruhi secara timbal balik Kenyataan dilapangan bahwa terdapat
(Binadja, 2002). Hal tersebut menjelaskan jika hambatan yang tidak dapat dikendalikan
siswa mengetahui sains atau pengetahuan, maka karena suatu sebab yang tak terduga seperti
hal tersebut akan berimbas pada kehidupannya, kegiatan intra sekolah. Faktor lain yang
lingkungan, dan penyesuaian teknologi yang mempengaruhi yaitu motivasi belajar yang
berkembang. Proses pembelajaran juga rendah. Fisher (2009) mengemukakan bahwa
diintegrasikan dengan kompetensi inti 1 berupa siswa tidak hanya sekedar memiliki
pemberian materi kimia yang dihubungkan kemampuan dalam hal menganalisis suatu
dengan aspek spiritual seperti mengaitkan ayat- masalah namun bagaimana mengolah otak
ayat alquran yang dikaji secara kimia. Siswa untuk dapat memiliki kreativitas sesuai bidang
melalui pembelajaran tersebut merasa bahwa yang diminatinya. Siswa akan termotivasi
pembelajaran tersebut berdampak dan dalam belajar jika sesuai dengan peminatan
memberikan manfaat pada diri mereka serta yang sesuai dengan dirinya. Siswa masih asing
memberikan motivasi untuk siswa. Hal tersebut dengan pengaplikasian soal yang mereka
sejalan dengan Al-gazali (2013) bahwa nilai-nilai dapatkan dengan kehidupan sehari-hari.
yang telah tertanam melalui kegiatan Pembelajaran kimia di sekolah seharusnya
pembelajaran dapat memberikan pikiran yang dimulai dari penyelesaian masalah yang
baik dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari berlangsung pada kehidupan sehari-hari
39
Unggul Robik Birrian Wijaya/Chemistry in Education 6 (2) (2017)
sehingga siswa dapat memahami adanya 4 validator. Uji validitas butir soal memenuhi
hubungan erat antara kimia dengan kehidupan kriteria valid sebanyak 17 soal dengan tingkat
nyata serta siswa juga terampil dalam kesukaran soal memenuhi kriteria sedang dan
menyelesaikan masalah secara mandiri melalui sukar, daya beda soal yaitu baik dengan kriteria
proses berpikir sains (Samina et al., 2012). minimum 0,3. Dan tingkat reliabilitas
Berdasarkan uraian singkat diatas dapat instrumen yaitu reliabel. Instrumen penilaian
disimpulkan bahwa pengembangan instrumen berpikir kritis berpendekatan SETS efektif
penilaian berpikir kritis berpendekatan SETS mengukur kemampuan berpikir kritis siswa
efektif mengukur kemampuan berpikir kritis secara obyektif dan dapat membedakan
siswa, dikarenakan oleh hasil kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa.
berpikir kritis siswa relatif dapat dibedakan dan DAFTAR PUSTAKA
terukur secara objektif. Hal ini sesuai dengan Al-Gazali. 2013. Pendidikan Karakter dalam
Mulyono (2008) menjelaskan bahwa instrumen Perspektif Al-Quran. Paedagogia, II:
adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan p.109.
akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai Amalia, N.F. & Sulistianingsih, E. 2014.
Pengembangan Instrumen Penilaian
alat evaluasi untuk mengukur suatu obyek ukur Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada
atau mengumpulkan data mengenai suatu Materi Asam Basa. Jurnal Inovasi
variabel. Pendidikan Kimia, 8(2): 1380-89.
Hasil yang diperoleh dari angket Binadja, A. 2002. Pemikiran Dalam SETS.
tanggapan siswa menunjukan tanggapan baik. Semarang: Pascasarjana Unnes.
Rekapitulasi tanggapan siswa pada uji skala Chantaranima, T. & Yuenyong, C. 2014. The
besar disajikan pada Tabel 6. Outcomes of Teaching and Learning
About Sound Based on Science
Hasil tanggapan siswa tersaji pada Tabel Technology and Society (STS) Approach.
6 yang menunjukan bahwa instrumen yang Procedia Social and Behavioral Sciences, 116:
dikembangkan mendapatkan tanggapan baik 2286 – 2292.
dari siswa. Siswa merasa termotivasi setelah Ennis, R. 2011. The Nature of Critical Thinking:
mengerjakan instrumen berpikir kritis dan An Outline of Critical Diposition and
Abilities. Ohio: University of Illionis.
memperoleh manfaatnya. Namun, Siswa juga
Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis. In G. Sagara,
memberikan masukan untuk perbaikan bahwa ed. Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
sebagian besar memberikan masukan pada
Mulyanta. 2009. Tutorial Membangun Multimedia
bagian tata bahasa pada soal yang masih sulit Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta:
dipahami oleh siswa sehingga dalam Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
memberikan jawaban pada beberapa soal Mulyono, D.d. 2008. Pengukuran Dalam Bidang
meyimpang dari apa yang ditanyakan. Selain itu, Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
siswa juga memberikan masukan pada susunan Samina, K., Binadja, A. & Saptorini. 2012.
atau sistematika soal yang kurang Pengaruh Pembelajaran Kimia Berbasis
menyenangkan, hal ini disebabkan oleh Masalah Terhadap Keterampilan Generik
tingkatan soal yang dirasa siswa sulit untuk Sains. Chem in Edu, 2(1): 1-7.
dipecahkan. Sastika, I.A.K., Sadia, I.W. & Muderawan, I.W.
2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis
SIMPULAN Proyek Terhadap Pemahaman Konsep
Berdasarkan hasil analisis dan Kimia dan Keterampilan Berpikir Kritis. e
journal Program Pascasarjana Universitas
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa validitas Pendidikan Ganesha, III: 1-10.
instrumen memenuhi kriteria valid berdasarkan
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
40
Unggul Robik Birrian Wijaya/Chemistry in Education 6 (2) (2017)
Kualitatif Dan R&D. 12th ed. Bandung:
ALFABETA.
Vanicheva, T., Kah, M. & Ponidelko, L.b. 2015.
Critical Thinking Within The Current
Framework of ESP Curriculum in
Technical Universities of Russia. Procedia
Social and Behavioral Sciences, 199: 657-65.
41