Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan

Vol.9 No.2 April Juni


ISSN : 2461-1247

Pengembangan Instrumen Tes Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam


Pembelajaran Fisika Kelas XII
Mutia Intan Saleha Harahap, Irfandi
Pendidikan Fisika, Fakultan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Medan
mintansaleha@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen tes dilihat dari validitas, reliabilitas,
objektifitas, praktibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran pada instrumen tes berbasis kemampuan
pemecahan masalah. Jenis penelitian ini adalah pengembangan dengan model ADDIE yaitu Analysis,
Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 percut Sei
Tuan pada kelas XII IPA 3 dengan jumlah 10 siswa kelompok kecil dan 40 siswa kelompok besar.
Instrumen tes disusun dalam bentuk esai mengacu pada indikator soal, dan aspek pemecahan masalah.
Berdasarkan dari uji kelompok kecil terdapat 10 dari 15 soal yang dapat di uji coba di skala besar. Uji
kelompok besar diperoleh 8 soal dalam kategori valid, nilai reliabilitas sebesar 0,8 dengan katagori
reliabilitas tinggi. Objektifitas isntrumen tes berada pada rentang nilai 17,50-63,33, praktibilats
instrumen tes dengan presentase 88% dengan kategori praktis, tingkat kesukaran butir soal berada pada
rentang nilai 0,18-0,63 dan daya beda butri soal berada pada nilai 0,10-0,52. Dapat disimpulkan dari
keseluruhan hasil pengujian bahwa instrumen tes berbasis keterampilan pemecahan masalah dengan
jumlah 8 soal layak digunakan dan 2 soal ditolak.
Kata kunci : Pengembangan, Instrumen Tes, Pemecahan Masalah

ABSTRACT
This study aims to determine the feasibility of the test instrument in terms of validity, reliability,
objectivity, practicability, discriminatory power and level of difficulty of the problem-solving ability-
based test instrument. This type of research is the development of the ADDIE model, namely Analysis,
Design, Development, Implementation, and Evaluation. The research was conducted at SMA Negeri 2
Percut Sei Tuan in class XII IPA 3 with 10 small group students and 40 large group students. The test
instrument is arranged in the form of an essay referring to the question indicators, and problem solving
aspects. Based on the small group test, there are 10 out of 15 questions that can be tested on a large scale.
The large group test obtained 8 questions in the valid category, the reliability value was 0.8 with the high
reliability category. The objectivity of the test instrument is in the range of values of 17.50-63.33, the
practicality of the test instrument is 88% in the practical category, the level of difficulty of the items is
in the range of 0.18-0.63 and the differentiating power of the items is 0. ,10-0.52. It can be concluded
from the overall test results that the test instrument based on problem-solving skills with a total of 8
questions is feasible to use and 2 questions are rejected.
Keywords: Development, Test Instruments, Problem Solving

PENDAHULUAN sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan


Kemajuan ilmu pengetahuan dan menjadi warga negara yang demokratis dan
teknologi di era globalisasi berkembang bertanggung jawab (Depdiknas, 2003).
dengan pesat dan memunculkan tuntutan baru Kurikulum 2013 di Indonesia saat ini
dalam segala aspek kehidupan, termasuk adalah (Kurikulum 2013 revisi 2017) di mana
dalam masalah pendidikan. Kualitas guru dapat mendorong siswa untuk
pendidikan merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
di Indonesia. Undang-Undang Republik Menurut Sani (2019) seseorang yang memiliki
Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem informasi baru, kemudian menghubungkan,
Pendidikan Nasional, bab II pasal 3 dan/atau menyusun dan mengembangkan
menyatakan bahwa Pendidikan Nasional informasi tersebut maka proses berpikir tingkat
berfungsi mengembangkan kemampuan dan tinggi akan terjadi. Salah satu aspek kemampuan
membentuk watak serta peradaban bangsa berpikir tingkat tinggi yang harus dibekalkan
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kepada siswa adalah kemampuan pemecahan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk masalah. Seseorang yang dapat menyelesaikan
mengembangkan potensi siswa agar menjadi masalah memiliki struktur pengetahuan yang
manusia yang beriman dan bertakwa kepada terorganisasi dengan baik yang mampu
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mengenal situasi yang ada dan mengidentifikasi
permasalahan, serta mengenal konsep dan

53
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol.9 No.2 April Juni
ISSN : 2461-1247

prinsip yang relevan dengan permasalahan, dalam Pembelajaran Fisika Siswa Kelas XII.
sehingga dapat mengembangkan cara
menyelesaikan masalah dan selanjutnya METODE PENELITIAN
melaksanakan prosedur penyelesaian masalah Model pengembangan yang
secara tepat (Sani, 2019) digunakan pada penelitian ini yaitu Model
Pemecahan masalah tidak hanya ADDIE yang dikembangkan oleh Dick and
merupakan bentuk kemampuan menerapkan Carey yang terdiri dari 5 tahap yaitu Analysis
aturan–aturan yang telah dikuasai melalui (menganalisis), Design (perancangan),
kegiatankegiatan belajar terlebih dahulu, Development (pengembangan),
tetapi juga merupakan proses untuk Implementation (penerapan) dan Evaluation
memperoleh seperangkat aturan yang terbukti (evaluasi). Penelitian dilaksanakan di SMA
ampuh digunakan sesuai dengan Negeri 2 Percut Sei Tuan pada kelas XII IPA 3.
permasalahan yang dihadapi, dengan Tahapan yang dilakukan saat pelaksanaan
demikian siswa bukan hanya dapat sebagai berikut.
memecahkan suatu masalah, tetapi juga dapat a. Analysis (menganalisis)
menemukan sesuatu pengetahuan, Pada tahap awal ini proses yang
keterampilan dan mungkin sikap yang baru. dibutuhkan yaitu menganalisis kebutuhan
(Derlina dan Melda, 2013). Tahap dalam (need assessment). Analisis kebutuhan yang
pemecahan masalah terdiri dari 1) dilakukan yaitu analisis hasil wawancara
pemahaman masalah, 2) perencanaan terhadap guru fisika terkait penerapan
pemecahan masalah, 3) pelaksanaan instrumen tes berbasis pemecahan masalah
pemecahan masalah berdasarkan rencana dan observasi hasil kegiatan pembelajaran
yang telah disusun dan 4) memeriksa kembali siswa di kelas.
(Selçuk GS, Caliskan S, & Erol M, 2008). b. Design (perancangan)
SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan Pada tahap ini peneliti merencanakan
merupakan salah satu sekolah yang telah jenis instrumen tes berbasis kemampuan
menerapkan Kurikulum 2013 revisi 2017. pemecahan masalah yang digunakan,
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah membuat kisi-kisi instrumen tes berbasis
seorang guru, kemampuan berpikir tingkat kemampuan pemecahan masalah, merancang
tinggi siswa masih tergolong rendah. angket validitas, merancang angket respon
Instrumen tes yang digunakan oleh guru siswa, merancang pedoman penskoran
diambil dari berbagai buku, namun untuk tes instrumen tes kemampuan pemecahan
atau soal-soal fisika yang diberikan belum masalah
sepenuhnya menggunakan tes kemampuan c. Development (pengembangan)
berpikir tingkat tinggi, tetapi masih Pada tahap ini peneliti
menggunakan soal-soal tes yang cenderung Mengembangkan soal essay kemampuan
menguji kemampuan berpikir tingkat rendah, pemecahan masalah sesuai dengan kisi-kisi
hafalan dan pemahaman ketimbang menguji instrumen tes yang telah dibuat sebelumnya,
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa Melakukan validasi instrumen tes berbasis
dalam hal pemecahan masalah. kemampuan pemecahan masalah oleh tim
Faktor dari rendahnya kemampuan ahli, Melakukan revisi instrumen tes berbasis
berpikir tingkat tinggi siswa yaitu masih kemampuan pemecahan masalah berdasarkan
terbatasnya bank soal dan referensi untuk hasil validasi ahli.
mengembangkan soal kemampuan berpikir d. Implementation (penerapan)
tingkat tinggi fisika khususnya soal berbasis Pada tahap ini peneliti melaksanakan
kemampuan pemecahan masalah pada siswa uji coba instrumen tes pada kelompok kecil
Fisika, sehingga guru jarang menerapkan siswa kelas xii ipa yang berjumlah 10 siswa,
atau memberikan soal-soal HOT kepada kemudian melaksanakan uji coba lapangan
siswa dan kurangnya literasi siswa dalam pada kelas xii ipa dengan jumlah keseluruhan
mengerjakan soal-soal Fisika yang diberikan siswa dan menganalisis data untuk
oleh guru. mengetahui validitas, reliabilitas,objektifitas,
Berdasarkan permasalahan yang praktibilitas, tingkat kesukaran dan daya
telah diuraikan diatas, maka peneliti perlu beda.
untuk mengembangkan instrumen tes untuk e. Evaluation (evaluasi)
melatih siswa agar memiliki kemampuan Pada tahap evaluasi terdiri dari
berpikir tingkat tinggi khususnya dalam evaluasi formatif dilakukan untuk
kemampuan pemecahan masalah. Untuk itu, mengumpulkan data pada setiap langkah yang
peneliti akan melaksanakan penelitian digunakan untuk perbaikan dan evaluasi
tentang Pengembangan Instrumen Tes sumatif dilakukan validitas butir soal oleh
Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah

54
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol.9 No.2 April Juni
ISSN : 2461-1247

ahli, reliabilitas,objektifitas,praktibilitas, Rentang


Subjek Kategori
daya pembeda dan tingkat kesukaran untuk Nilai
memperoleh produk yang baik. Sangat
Uji Kelompok 5-14
Kurang
HASIL DAN PEMBAHASAN Kecil 34 Kurang
a. Hasil Penelitian
Penelitian ini menghasilkan 39-55 Cukup
produk berupa instrumen tes berbasis Sangat
19
kemampuan pemecahan masalah dalam Uji Kelompok Kurang
bentuk essay pada materi Rangkaian listrik Besar 40-59 Cukup
dan Medan magnet. Instrumen tes yang 63,33 Baik
telah dikembangkan mengahsilkan data
analisis kelayakan butir soal.
Uji praktibilitas tes terhadap
Hasil validitas ahli yang di validasi
instrumen tes yang dikembangkan sudah
oleh 3 validator. Berdasarkan hasil penilaian
sangat praktis dengan nilai rata-rata pada uji
dari tim ahli terhadap produk instrumen tes
kelompok kecil 86% dan uji kelompok besar
yang telah dikembangkan, bahwa instrumen
dengan nilai rata-rata kepraktisan 88%.
tes yang berjumlah 25 soal dikatakan valid
Hasil uji tingkat kesukaran pada uji
tetapi dengan memperhatikan beberapa
kelompok kecil dari 15 soal terdapat 12 soal
saran dari tim ahli.
dengan kategori sedang dan 4 soal dengan
Hasil validasi isi di kelas XII IPA 3
kategori sukar. Uji kelompok besar dari 10
pada uji kelompok kecil yang berjumlah 10
soal, diketahui bahwa isntrumen tes yang
siswa, terdapat , 67% soal dalam kategori
dikembangkan berada pada kategori sedang
valid dan 33% dalam kategori tidak valid.
dan sukar. Terdapat 8 soal dalam kategori
Artinya dari 15 butir soal terdapat 10 soal
sedang dan 2 soal dalam kategori sukar.
valid dan 5 soal tidak valid. Untuk uji
Tabel 3. Tingkat Kesukaran Tes
kelompok besar dengan jumlah 40 siswa
diperoleh 10 instrumen tes berbasis Uji Nomor Rentang
Kategori
kemampuan pemecahan masalah berada Kelompok Soal Nilai
dalam kategori valid. 1,2,3,4,5,
0,39-
Tabel 1. Validitas Butir Soal Uji 6,7,9,10 Sedang
0,55
Kelompok dan 14
No Soal rhitung rtabel Kategori Kecil 8,12,13, 0,05-
1,2,3,4,5,6 Sukar
dan 15 0,12
7,10,11,dan 0,64- Valid 1,2,3,4,
14 0,87 Valid Uji 0,44-
5,6,7, Sedang
8,9,12,13,dan 0,03- 0,63 Tidak Kelompok ,063
dan 9
15 0,62 0,63 Valid Besar
8 dan 10 0,18 Sukar
Uji reliabilitas butir soal
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Berdasarkan hasil uji daya beda uji
Untuk kriteria korelasi dari butir soal kelompok kecil terdapat 4 soal dengan
diperoleh hasil reliabilitas sangat tinggi interval 0,50-0,40 dalam kategori baik sekali,
dengan koefisien korelasi 0,90 pada uji 7 soal dengan interval 0,30-0,20 dalam
kelompok kecil dan untuk kelompok besar kategori sedang, 4 soal dengan kategori
0,8 dengan kategori reliabilitas tes tinggi. kurang. Untuk uji kelompok besar terdapat 2
Hasil Objektifitas tes pada uji soal dengan interval 0,40-1,00 berada dalam
kelompok kecil nilai siswa berada pada kategori baik sekali, 6 soal dengan interval
rantang nilai rata-rata 55-39 terdapat dalam 0,20-0,29 dalam kategori sedang dan 2 soal
kategori cukup, nilai rata-rata 34 dengan dalam kategori kurang.
kategori kurang dan rata-rata nilai 14-5 Tabel 4. Daya Beda Butir Soal
dengan kategori sangat kurang. Pada uji Uji Kelompok No Soal Kategori
kelompok besar siswa paling banyak 5,7,10,dan
Baik Sekali
menjawab 7 soal dengan rentang nilai 40-59 Uji Kelompok 11
berada dalam kategori cukup, 2 soal dengan Kecil 1,4,6,8,14 Sedang
nilai dibawah 19 berada dalam kategori
sangat kurang, dan hanya satu soal dengan 9,12,13,15 Kurang
kategori baik yang dapat dijawab oleh siswa Uji kelompok 1 dan 6 Baik Sekali
yaitu dengan nilai 63,33. besar 4 Baik
Tabel 2. Objektifitas Tes

55
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol.9 No.2 April Juni
ISSN : 2461-1247

2,3,5,dan 9 Sedang besar 0,8 dengan kategori reliabilitas tes tinggi.


Penelitian ini sesuai dengan penelitian (Putri,
10 dan 8 Kurang
Andik, dan Indra, 2019) dan (Betresie, Iwan
dan dedy 2022), Hasil reliabel dalam kategori
Hasil uji angket respon siswa untuk tinggi pada penelitian ini sesuai dengan
uji kelompok kecil diperoleh dengan pernyataan dari Betrise, Iwan dan deddy bahwa
persentase 90% dengan kategori sangat baik instrumen tes berbasis kemampuan pemecahan
dan uji kelompok besar diperoleh dengan masalah yang telah dikembangkan memiliki
persentase 82 % artinya siswa memberikan tingkat kepercayaan tinggi sehingga instrumen
respon positif terhadap instrumen tes tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
berbasis kemampuan pemecahan masalah Dengan demikian instrumen tes layak
yang telah di kembangkan. digunakan.
Pada penelitian ini obejktifitas di
b. Pembahasan lakukan berdasarkan rubrik yang telah di
Penelitian dilakukan untuk kembangkan oleh peneliti. Setiap aspek
mengetahui layak atau tidaknya instrumen kemampuan pemecahan masalah memiliki skor
tes. Pada penelitian ini, kelayakan diukur tertinggi 3 dan terendah bernilai 0. Untuk skor
berdasarkan aspek validitas, reliabilitas, maksimum secara keseluruhan yaitu 12.
objektivitas, praktibilitas, tingkat kesukaran, Berdasarkan analisis data, pada uji kelompok
dan daya beda. Instrumen tes sudah melalui kecil dan uji kelompok besar tidak ada nilai
proses penilaian yaitu melalui validasi ahli siswa yang berada pada rentang nilai 80-100.
yang terdiri dari tiga dosen Universitas Uji kelompok kecil siswa pada rantang nilai
Negeri Medan dan melalui dua tahap uji rata-rata 55-39 terdapat dalam kategori cukup,
lapangan yaitu uji kelompok kecil dengan nilai rata-rata 34 dengan kategori kurang dan
jumlah 10 siswa dan uji kelompok besar rata-rata nilai 14-5 dengan kategori sangat
dengan jumlah 40 siswa. kurang. Pada uji kelompok besar siswa paling
Berdasarkan hasil yang diperoleh banyak menjawab 7 soal dengan rentang nilai
pada tahap pengembangan, dimana pada 40-59 berada dalam kategori cukup, 2 soal
validasi oleh tim ahli soal dinyatakan valid dengan nilai dibawah 19 berada dalam kategori
dengan terlebih dahulu direvisi berdasarkan sangat kurang, dan hanya satu soal dengan
saran dan perbaikan dari validator. Kemudian kategori baik yang dapat dijawab oleh siswa
validasi butir soal dihitung menggunakan yaitu dengan nilai 63,33. Penenltian ini sesuai
rumus korelasi product moment dengan dengan peneltian Lilik dan Woro (2021) dan
ketentuan instrumen tes dinyatakan valid YP Nugraheni, Widodo, Sugiyo (2013).
apabila rhitung > rtabel. Hasil uji kelompok Dengan hasil perolehan tersebut dapat
kecil (r > 0,632) dengan jumlah 15 soal, mengindikasi bahwa proses pembelajaran di
diketahui bahwa soal yang valid berjumlah kelas belum bisa dikatakan maksimal (Tulaiya
10 soal dan 5 soal dinyatakan tidak valid dan dan Wasis, 2020). Memaksimalkan
hasil uji kelompok besar (r > 0,312) diketahui pembelajaran di kelas dapat dilakukan dengan
bahwa soal yang valid berjumlah 10 soal. melatih dan membiasakan siswa
Penelitian ini sesaui dengan penelitian dari menyelesaikan soal dengan cara berpikir
Lilik dan Woro (2021), Taqwa dan tingkat tinggi, mengingat pentingnya
Purwaningsih (2020), Sabani dan Silva kemampuan tersebut bagi siswa.
(2022). Berdasarkan pernyataan (Hidayati Uji Praktibilitas adalah uji
dkk, 2019) seluruh soal memiliki validitas isi kepraktisan suatu instrumen tes. Kepraktisan
yang baik sehingga dapat dikatakan ters tes bermakna bahwa kemudahan-kemudahan
tersebut memiliki keselarasan yang sangat yang ada pada instrumen tes baik dalam
baik dengan standar yang telah ditetapkan. mempersiapkan, menggunakan,
Hasil valid dalam penelitian ini menunjukkan menginterpretasi, dan memperoleh hasil,
bahwa instrumen tes berbasis kemampuan (Suparmin dkk, 2012). Berdasarkan analisis
pemecahan masalah yang telah data, instrumen tes yang dikembangkan sudah
dikembangkan dapat mengukur apa yang sangat praktis dengan nilai rata-rata pada uji
hendak diukur (sahih) dalam hal kemampuan kelompok kecil 86% dan uji kelompok besar
pemecahan masalah siswa. dengan nilai rata-rata kepraktisan 88%. Hal ini
Untuk menentukan koefisien sesuai dengan penelitian terdahulu Raudhatul
reliabilitas dalam penelitian ini dengan (2020) dan YP Nugraheni, Widodo, Sugiyo
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. (2013). Menurut Arifin (2013) kepraktisan,
Untuk reliabilitas tes pada penelitian ini atau kemudahan soal termasuk salah satu syarat
adalah 0,91 dengan kategori sangat tinggi soal yang baik. Kemudahan ini meliputi dalam
pada uji kelompok kecil dan untuk kelompok persiapan, penggunaan, pengolahan dan

56
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol.9 No.2 April Juni
ISSN : 2461-1247

penafsiran, serta pengadministrasiannya. Hal dengan persentase 90% dengan kategori sangat
tersebut sesuai dengan penelitian yang baik dan uji kelompok besar diperoleh dengan
dilakukan dimana berdasarkan hasil persentase 82 % artinya siswa memberikan
kepraktisan instrumen tes berbasis respon positif terhadap instrumen tes berbasis
kemampuan pemecahan masalah sudah kemampuan pemecahan masalah yang telah di
praktis digunakan dari segi kemudahan kembangkan. Hal ini sesuai dengan penelitian
penggunaan tes. Lilik dan Woro (2021) hasil angket respon
Hasil uji tingkat kesukaran pada uji siswa terhadap instrumen tes berbasis
kelompok kecil dari 15 soal terdapat 12 soal kemampuan pemecahan masalah tergolong
dengan kategori sedang dan 4 soal dengan dalam kriteria efektif. Hal ini menunjukkan
kategori sukar. Uji kelompok besar dari 10 instrumen soal tersebut efektif digunakan untuk
soal, diketahui bahwa isntrumen tes yang mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat
dikembangkan berada pada kategori sedang tinggi siswa SMA dalam pemecahan masalah.
dan sukar. Terdapat 8 soal dalam kategori
sedang dan 2 soal dalam kategori sukar. KESIMPULAN DAN SARAN
Peneltian ini sesuai dengan penelitian Silva Berdasarkan hasil penelitian yang
dan Sabani (2022) dan Hileri dan Wawan telah dilakukan dalam pengembangan
(2022). Bagiyono dalam (Hileri dan Wawan, instrumen tes berbasis kemampuan pemecahan
2022) menyatakan bahwa suatu butir soal masalah dalam pembelajaran fisika kelas XII,
dinyatakan layak apabila isntrumen tes yang maka dapat disimpulkan bahwa validitas butir
dikembangkan tidak terlalu sulit dan tidak soal dengan jumlah 10 butir soal menunjukkan
terlalu mudah. Butir soal yang tidak dijawab bahwa semua soal memenuhi kriteria atau
benar oleh siswa dikarenakan soal tersebut valid. Hasil uji reliabilitas pada instrumen tes
suka dan dinyatakan dengan soal yang tidak berada dalam kategori reliabilitas tinggi dengan
baik. Hal ini sesuai dengan instrument yang nilai sebesar 0,8.Hasil objektivitas pada
di kembangkan peneliti dimana terdapat 2 instrumen tes berada dalam kriteria baik, cukup
soal dengan kategori sukar. dan sangat kurang. Pada uji praktibilitas pada
Berdasarkan hasil uji daya beda uji instrumen tes berbasis kemampuan pemecahan
kelompok kecil terdapat 4 soal dengan masalah berada dalam kategori sangat praktis
interval 0,50-0,40 dalam kategori baik sekali, dengan persentase kepraktisan 88% . Uji
7 soal dengan interval 0,30-0,20 dalam tingkat kesukaran pada 10 butir soal yang
kategori sedang, 4 soal dengan kategori dihasilkan 8 soal dengan kategori sedang dan
kurang. Untuk uji kelompok besar terdapat 2 terdapat 2 butir soal dengan kategori sukar.
soal dengan interval 0,40-1,00 berada dalam Untuk 2 butir soal yang dalam kategori sukar
kategori baik sekali, 6 soal dengan interval tidak layak digunakan. Dan daya pembeda pada
0,20-0,29 dalam kategori sedang dan 2 soal instrumen tes terdapat 2 soal dalam kategori
dalam kategori kurang. Soal yang berada baik sekali, 1 soal dalam kategori baik, 5 soal
dalam kategori kurang berada pada no 8 dalam kategori sedang, dan 2 soal dalam
dimana nilai daya pembeda berada di bawah kategori kurang. Untuk soal yang berada dalam
0,19. Hal ini sesuai dengan penelitian kategori kurang tidak dapat digunakan atau
terdahulu Silva dan Sabani (2022) dan Hileri tidak layak karena soal tersebut tidak dapat
dan Wawan (2022). Pada penelitian Hileri membedakan siswa yang memiliki kemampuan
dan Wawan menyatakan bahwa kelompok tinggi dengan kemampuan rendah.
tinggi dapat menjawab soal dengan benar Bagi peneliti selanjutnya yang ingin
lebih besar dari kelompok rendah maka melakukan penelitian sejenis, sebaiknya
indeks daya beda yang didapat tinggi. menggunakan siswa sudah terbiasa dalam
Dengan demikian instrumen tes yang mengerjakan instrumen tes berbasis
dikembangkan peneliti berada dalam kemampuan pemecahan masalah. Hal ini
kategori cukup hingga baik sekali dapat bertujuan agar reliabilitas instrumen tes yang
digunakan karena instrumen tes sudah dapat dikembangkan dapat bernilai tinggi. Dan untuk
membedakan siswa yang berkemampuan mengetahui lebih lanjut baik atau tidaknya
tinggi dan rendah. instrumen tes yang telah dikembangkan, maka
Setelah instrumen tes di uji disarankan pada peneliti selanjutnya agar dapat
cobakan kepada siswa, kemudian peneliti menguji cobakan pada subjek uji coba yang
memberikan angket respon terhadap lebih luas.
instrumen tes yang telah dikembangkan
kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk DAFTAR PUSTAKA
melihat tanggapan siswa terhadap instrumen Arifin, Z. (2013). Evaluasi pembelajaran:
tes yang telah dikerjakan. Dari hasil angket Prinsip, teknik, prosedur [Learning
respon siswa uji kelompok kecil diperoleh evaluation:Principles, techniques, and

57
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol.9 No.2 April Juni
ISSN : 2461-1247

procedure]. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Derlina, and Melda Irmawati Sihotang. 2013.


“Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Materi Pokok Optik Geometri
Kelas X Sma St . Yoseph Medan.”
Prosiding Semirata FMIPA Universitas
Lampung 423–29

. Derlina, Satria Mihardi, Alkhafi Siregar, and


Abd S. 2021. “Need Assessment for
Authentic Assessment In E-Learning
(Schoology) Systems to Support
Learning During Covid-19.”

Depdiknas. (2003). Undang-undang RI No.20


tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional. Jakarta.

Lestari, P. E., Purwanto, A., & Sakti, I. (2019).


Pengembangan Instrumen Tes
Keterampilan Pemecahan Masalah
Pada Konsep Usaha Dan Energi Di
Sma. Jurnal Kumparan Fisika, 2(3),
161–168.

Lilik, A., & Woro, S. (2021). Profil


Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa Sma Dalam Pemecahan Masalah
Pada Materi Hukum Newton. Inovasi
Pendidika Fisika, 50-58

Nugroho, A. (2018). HOT (Kemampuan


Berpikir Tingkat Tinggi: Konsep
Pembelajaran Penilaian dan soal-soal).
Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.

Sani, R. A. (2019). Pembelajaran Berbasis


HOT (Higher Order Thinking s).
Tangerang: Tira Smart.

Silva, F.,A., dan Sabani. (2022).


Pengembangan Instrumen Tes Berbasis
Pemecahan Masalah Pada Materi
Fluida Dinamis Di SMA. Jurnal Inovasi
Pembelajaran Fisika, 70-78.

Situmorang, H. F., & Bunawan, W. (2022).


Pengembangan Instrumen Tes Untuk
Mengukur Kemampuan Pemecahan
Masalah Pada Siswa Materi Gerak
Parabola. Jurnal Inovasi Pembelajaran
Fisika, 10(3).

58

Anda mungkin juga menyukai