MINI RISET
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEDAN
2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3
2.1. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .............................................................. 3
2.2. Two Tier Multiple Choice ............................................................................... 4
2.3. Penilaian dan Instrumen Tes ........................................................................... 4
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 5
3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................... 5
3.2. Rancangan Penelitian ...................................................................................... 5
3.3. Tahapan Penelitian.......................................................................................... 5
3.4. Jenis Data ....................................................................................................... 6
3.5. Teknik Analisis Data....................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 8
4.1. Hasil Uji Coba Instrumen Tes ......................................................................... 8
4.2. Hasil Analisis Instrumen ................................................................................. 9
BAB V KESIMPULAN ............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penilaian Pendidikan menurut Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip dan standar penilaian
menekankan dua ide pokok yaitu penilaian harus meningkatkan belajar peserta didik dan
penilaian merupakan sebuah alat yang berharga untuk membuat keputusan pengajaran
(Van de Walle, 2007, p.78). Penilaian tidak sekedar pengumpulan data peserta didik,
tetapi juga pengolahannya untuk memperoleh gambaran proses dan hasil belajar peserta
didik. Penilaian tidak sekedar memberi soal peserta didik kemudian selesai, tetapi guru
harus menindaklanjutinya untuk kepentingan pembelajaran. Untuk melaksanakan
penilaian, guru memerlukan instrumen penilaian dalam bentuk soal-soal baik untuk
menguji kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Penilaian merupakan
kegiatan sangat penting dalam pembelajaran matematika.
Penilaian dapat memberikan umpan balik yang konstruktif bagi guru maupun
peserta didik. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
berprestasi lebih baik. Bahkan penilaian dapat mempengaruhi perilaku belajar karena
peserta didik cenderung mengarahkan kegiatan belajarnya menuju muara penilaian yang
dilakukan guru. Kualitas instrumen penilaian hasil belajar berpengaruh langsung dalam
keakuratan status pencapaian hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu kedudukan
instrumen penilaian hasil belajar sangat strategis dalam pengambilan keputusan guru dan
sekolah terkait pencapaian hasil belajar peserta didik yang diantaranya pemahaman
konsep siswa khususnya dalam pembelajaran fisika .
1
c) Bagaimana efektififan Instrumen PBL Berbasis Two Tier Choice Berbasis
Discovery Learning Untuk Mengukur Keterampilan Siswa Dalam Memecahkan
Masalah Di Sekolah Man Binjai Pada Materi Fluida?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir yang
menerapkan pengolahan dalam kegiatan mengingat, menyatakan kembali (Alfiana et al.,
2021). Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki seseorang untuk menerapkan
informasi baru atau pengetahuan sebelumnya dan memanipulasi informasi untuk
menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi baru (Rofiah et al., 2013). Berpikir
tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat lebih tinggi daripada sekedar menghafalkan
fakta atau mengatakan sesuatu kepada seseorang persis seperti sesuatu itu disampaikan
kepada kita. Menurut Mardiana (2017) kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses
berpikir yang melibatkan aktivitas mental dalam usaha mengeksplorasi pengalaman yamg
kompleks, reflektif dan kreatif yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu
memperoleh pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif.
Secara umum, terdapat beberapa aspek yang menunjukkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang dimiliki oleh seseorang yaitu kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif,
serta memecahkan masalah (Astuti, 2018).
Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat
digunakan dalam pembentukan sistem konseptual anak (Sukmaangara & Prabawati,
2019). Sedangkan berpikir kreatif adalah proses berpikir yang meliputi mengkreasikan,
menemukan, berimajinasi, menduga, mendesain, mengajukan alternatif, menciptakan dan
menghasilkan sesuatu (Kenedi, 2018). Membentuk ide yang kreatif berarti muncul
dengan sesuatu yang tidak biasa, baru, atau memunculkan solusi atas suatu masalah.
Kemampuan seseorang untuk berpikir kreatif dapat ditunjukkan melalui beberapa
indikator, misalnya mampu mengusulkan ide baru, mengajukan pertanyaan, berani
bereksperimen dan merencanakan strategi (Rofiah et al., 2013). Berpikir kritis dan kreatif
digunakan dalam upaya memecahkan masalah (problem solving). Kemampuan untuk
memecahkan masalah yang dimiliki seseorang dapat ditunjukkan melalui beberapa
indikator, misalnya mampu mengidentifikasi masalah, memiliki rasa ingin tahu, bekerja
secara teliti dan mampu mengevaluasi keputusan (Indahsari et al., 2018).
3
2.2. Two Tier Multiple Choice
Two-Tier Multiple Choice adalah sebuah tes diagnostik berupa soal pilihan ganda
bertingkat dua yang dikembangkan pertama kali oleh David F. Treagust pada tahun 1988.
Tingkat pertama berisi tentang pertanyaan mengenai konsep yang diujikan sedangkan
tingkat kedua berisi alasan untuk setiap jawaban pada pertanyaan di tingkat pertama
sebagai bentuk tes diagnosa. tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat memberikan pilihan
jawaban dan alasan yang harus dipilih siswa.
Instrumen penilaian pengetahuan yang biasanya digunakan adalah tes tertulis. Tes
ini merupakan tes yang soal dan jawaban diberikan kepada siswa dalam bentuk bahan
tulisan (Abidin, 2016). Siswa dapat menjawab soal tidak hanya dengan tes uraian jawaban
secara lengkap, tetapi juga dapat menjawab dengan cara memberi tanda, menggambar
grafik dan lain sebagainya.
4
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian Research & Development (R&D)
dengan acuan pengembangan model ADDIE, dimana penelitian dan pengembangan
merupakan suatu proses penelitian dimana berguna untuk mengembangkan serta
melakukan validasi terhadap sebuah produk pendidikan (Syamsuddin & Fuady, 2020).
Model ADDIE yang dikembangkan oleh Branch (2009) merupakan model
pengembangan berbasis produk. Produk pendidikan yang dikembangkan berupa
instrumen tes HOTS (High Order Thinking Skills) dengan pendekatan literasi sains
dikembangkan dalam bentuk multiple choice.
Analyze
Implement Design
Develop
5
mengembangkan instrumen tes berdasarkan indikator yang telah ditentukan, pada tahap
ini dilakukan validasi dengan para ahli dan validasi secara empiris, dan 3) Tahap
implementasi, yaitu tahap penerapan instrumen penelitian. Tahapan penelitian dapat
digambarkan pada gambar 3.2 berikut.
6
r hitung = koefisien korelasi tiap item butir soal
Apabila telah didapatkan nilai kolerasi, maka jika rhitung > rtabel maka instrumen
dikatakan valid. Namun jika rhitung < rtabel maka instrumen dikatakan invalid.
b) Uji Reliabilitas
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Instrumen yang telah dikembangkan akan di uji coba terhadap responden, pada
penelitian ini dilakukan uji coba sebanyak sekali dengan 20 responden yaitu siswa kelas
XI MAN Binjai. Penilaian instrumen akan dilakukan jika jawaban dari responden sesuai
dengan alasan yang dicantumkan, jika alasan tidak sesuai dengan jawaban maka jawaban
akan dianggap salah. Jawaban yang benar akan diberi nilai 1, sedangkan jawaban salah
akan diberi nilai 0. Hasil uji coba instrumen tes disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Uji Coba Instrumen
No Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Total
8
4.2. Hasil Analisis Instrumen
Uji validitas
Uji validitas soal dilakukan agar mengetahui apakah tiap butir soal yang disajikan
akan valid setelah diterapkan berdasarkan analisis statistika. Hasil analisis data disajikan
pada gambar 4.1 berikut.
Hasil analisis data menggambarkan bahwa tiap butir soal telah memiliki tingkat
validitas yang baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data pada gambar yang
menunjukkan nilai dari r hitung < r tabel. Pada responden 20 orang dengan taraf signifikan
sebesar 5% maka r tabel yang dihasilkan akan bernilai 0,44. Sehingga pada tiap butir soal
bernilai < 0,44 sehingga dapat disimpulkan instrumen soal telah valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi hasil pengukuran dari
kuesioner dalam penggunaan yang berulang. Jawaban responden terhadap pertanyaan
dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban
tidak boleh acak. Hasil analisis data disajikan pada gambar 4.2 berikut.
9
Gambar 4. 2. Hasil Analisis Data Reliabilitas
Berdasarkan analisis reliabilitas, dapat dikatakan instrumen soal masih tergolong
dalam non reliabel, hal ini ditunjukan pada hasil analisis pada gambar. Instrumen soal
akan reliabel apabila cronbach,s alpha > banyaknya soal. Maka berdasarkan analisis
tersebut dapat disimpulkan instrumen dalam kondisi non reliabel.
10
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan telah
dikembangkan instrumen PBL Berbasis Two Tier Choice Berbasis Discovery Learning
Untuk Mengukur Keterampilan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Di Sekolah Man
Binjai Pada Materi Fluida. Instrumen ini telah dilakukan uji coba terhadap 20 responden
siswa di sekolah MAN Binjai. Berdasarkan analisis data, instrumen yang dikembangkan
telah valid namun masih tergolong non reliabel.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2016). Revitalisasi Penilaian Pembelajaran. PT. Refika Aditama.
Alfiana, H., Karyono, H., & Gunawan, W. (2021). Analisis Butir Tes Keterampilan
Berpikir Kritis dan Pengetahuan Prosedural Grammar Bahasa Inggris. JINOTEP
(Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran): Kajian Dan Riset Dalam Teknologi
Pembelajaran, 8(1), 20–29. https://doi.org/10.17977/um031v8i12021p020
Amanda, L., Yanuar, F., & Devianto, D. (2019). Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat
Partisipasi Politik Masyarakat Kota Padang. Jurnal Matematika UNAND, 8(1), 179–
188. https://doi.org/10.25077/jmu.8.1.179-188.2019
Branch, R. M. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach. Springer Science &
Business Media.
Hikmah, S., & Ngazizah, N. (2020). Profil Kemampuan Higher Order Thinking Skills
dan Karakter Siswa pada Materi Panas Dan Perpindahannya pada Kelas 5 Sekolah
Dasar. Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 1–12.
Kenedi, A. K. (2018). Desain Instrument Higher Order Thingking Pada Mata Kuliah
Dasar-Dasar Matematika Di Jurusan PGSD. AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan
Dasar, 2(1), 67–80. https://doi.org/10.29240/jpd.v2i1.440
12
Loka Son, A. (2019). Instrumentasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis:
Analisis Reliabilitas, Validitas, Tingkat Kesukaran Dan Daya Beda Butir Soal.
Gema Wiralodra, 10(1), 41–52. https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v10i1.8
Malik, A., Rosidin, U., & Ertikanto, C. (2018). Pengembangan Instrumen Asesmen
HOTS Fisika SMA Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing. Jurnal Lentera
Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO, 3(1), 11–25.
https://ojs.ummetro.ac.id/index.php/lentera/article/view/733
Masitoh, L. F., & Weni, G. A. (2020). Pengembangan Instrmen Asesmen Higher Order
Thinking Skills (HOTS) Matematika di SMP Kelas VII. Jurnal Cendekia: Jurnal
Pendidikan Matematika, 4(2), 886–897.
Maulidina, M., Susilaningsih, & Abidin, Z. (2018). Pengembangan Game Based Learning
Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. JINOTEP
(Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran) Kajian Dan Riset Dalam Teknologi
Pembelajaran, 4(2), 113–118. https://doi.org/10.17977/um031v4i22018p113
Meilani, D., Dantes, N., & Tika, I. N. (2020). Pengaruh Implementasi Pembelajaran
Saintifik Berbasis Keterampilan Belajar dan Berinovasi 4C terhadap Hasil Belajar
IPA dengan Kovariabel Sikap Ilmiah pada Peserta Didik Kelas V SD Gugus 15
Kecamatan Buleleng. Jurnal Elementary: Kajian Teori Dan Hasil Penelitian
Pendidikan Sekolah Dasar, 3(1), 1–5.
Riyani, R., Maizora, S., & Hanifah, H. (2017). Uji Validitas Pengembangan Tes Untuk
13
Mengukur Kemampuan Pemahaman Relasional Pada Materi Persamaan Kuadrat
Siswa Kelas VIII SMP. Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah
(JP2MS), 1(1), 60–65. https://doi.org/10.33369/jp2ms.1.1.60-65
Rofiah, E., Aminah, N. S., & Ekawati, E. Y. (2013). Penyusunan Instrumen Tes
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
Fisika Universitas Sebelas Maret, 1(2), 17–22.
Simanjuntak, M. P., Sinaga, L., Hardinata, A., & Simatupang, H. (2020). Pengembangan
Program dalam Pembelajaran. Media Guru.
Sukmaangara, B., & Prabawati, M. N. (2019). Analisis Struktur Berpikir Peserta Didik
Dalam Menyelesaikan Masalah Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik
Berdasarkan Dominasi Otak. Prosiding Seminar Nasional & Call For Papers, 3, 89–
95.
Syamsuddin, R., & Fuady, M. I. N. (2020). Upaya Penguatan Badan Penelitian dan
Pengembangan serta Inovasi Daerah di Kota Palopo. Jurnal Wawasan Yuridika,
14
4(1), 63–79. https://doi.org/10.25072/jwy.v4i1.326
Wibawa, R. P., & Agustina, D. R. (2019). Peran Pendidikan Berbasis Higher Order
Thinking Skills (HOTS) Pada Tingkat Sekolah Menengah Pertama di Era Society
5.0 Sebagai Penentu Kemajuan Bangsa Indonesia. Equilibrium, 7(2), 137–141.
Zulkarnain, I., Suryaningsih, Y., Noorbaiti, R., & Rahadian, L. N. R. (2020). Bimbingan
Penyusunan Perangkat Pembelajaran 4C (Communication, Collaboration, Critical
Thinking, And Creativity) Bagi Guru Peserta MGMP Matematika SMA Kota
Banjarmasin. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 37–44.
https://doi.org/10.20527/btjpm.v2i1.1804
15