Disusun oleh:
Kelompok 11
Afif Hasbullah Al-Afkari (20227370081)
Lula Tazkia Mawaddah (20227370093)
Zainal Fahmi (20227370103)
Rizki Amalia (20227370127)
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang mana telah
memberikan Rahmat dan Karunia-NYA kepada penulis kesehatan maupun
kekuatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat dan salam penulis
ucapkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Makalah ini disusun oleh penulis guna memenuhi tugas Mata kuliah Evaluasi
Pendidiksn IPS. Penulis berharap, dengan adanya makalah ini dapat menambah
referensi para pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan
makalah ini melibatkan banyak pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Heru Suparman, M.Pd Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Evaluasi Pendidikan IPS Fakultas Pascasarjana di Universitas Indraprasta
PGRI
2. Rekan-rekan dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah banyak membantu dalam penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dengan
segalakekurangannya. Untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran dari
semua pihakdemi kesempurnaan dari laporan kegiatan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
rekan-rekan mahasiswa dan pembaca sekaligus menambah pengetahuan tentang
Evaluasi Pendidikan IPS.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi pembelajaran adalah sistem. Artinya suatu rangkaian kegiatan yang
melibatkan berbagai unsur sebagai satu kesatuan. Masing-masing unsur
mempunyai fungsi dan peran tersendiri dan perubahan dalam salah satu unsur akan
berpengaruh pada unsur yang lainnya. Dalam dunia pendidikan, evaluasi
merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dan sama pentingnya dengan proses
pembelajaran.
Pembelajaran tanpa kegiatan evaluasi akan kehilangan makna. Sebab guru
tidak akan memperoleh informasi penting tentang tingkat pencapaian tujuan,
tingkat penguasaan materi belajar, kekuatan, kelemahan siswa dalam belajar, serta
kekuatan-kelemahan guru dalam proses pembelajaran yang dikembangkan.
Walaupun evaluasi dianggap penting dan sudah merupakan pekerjaan rutin guru,
namun dalam kenyataan sehari-hari di lapangan sistem evaluasi dalam
pembelajaran bukan berarti tanpa persoalan. Berdasar pengamatan sepintas di
lapangan, beberapa persoalan tersebut paling tidak berkaitan dengan pemahaman
konsep dasar evaluasi, pelaksanaan dan pemanfaatannya, serta evaluasi program
pengajaran.
Dalam proses pembelajaran ada tiga komponen utama yang merupakan satu
kesatuan, yaitu tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi hasil
belajar. Masing-masing komponen dalam proses pembelajaran tersebut saling
bergantung. Oleh karena itu ketiga komponen harus senantiasa sesuai satu sama
lainnya.Dalam melakukan evaluasi terhadap alat pengukur yang telah digunakan
untuk mengukur keberhasilan belajar dari para peserta didiknya (muridnya, siswa,
mahasiswa dan lain-lain). Alat pengukur dimaksud adalah tes hasil belajar, yang
sebagai mana telah kita maklumi, batang tubuhnya terdiri dari kumpulan butir-butir
soal (item, tes). Dalam aplikasinya mempunyai fungsi dan peranan yang sangat
penting dalam hal untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan teknik analisis derajat kesukaran item tes.
2. Menjelaskan analisis daya pembeda.
3. Menjelaskan teknik analisis fungsi distractor item tes.
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui teknik analisis derajat kesukaran item tes.
2. Mengetahui analisis daya pembeda.
3. Mengetahui teknik analisis fungsi distractor item tes.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
yang memenuhi syarat sebagaimana kriteria atau karakteristik item tes yang baik.
Karakteristik item yang dimaksud adalah tingkat kesulitan atau kesukaran, daya
pembeda, dan efektivitas pengecoh.
2.1. Tingkat Kesulitan atau Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.
Tingkat kesukaran dinyatakan dalam indeks kesukaran (dificulty index), yaitu
angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar soal tersebut.
Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dan hasil hitungan,
berarti semakin mudahsoal itu.
Dalam hal ini, item yang baik adalah item yang tingkat kesukarannya dapat
diketahui, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Sebab, tingkat kesukaran
item itu memiliki korelasi dengan daya pembeda. Bilamana item memiliki
tingkat kesukaran yang maksimal, maka daya pembedanya akan rendah,
demikian pula bila item itu terlalu mudah maka tidak akan memiliki daya
pembeda.
Oleh karena itu, sebaiknya tingkat kesukaran soal itu dipertahankan dalam
batas yang mampu memberikan daya pembeda. Namun, jika terdapat tujuan
khusus dalam penyusunan tes, maka tingkat kesukaran itu bisa dipertimbangkan.
Misalnya, tingkat kesukaran item untuk tes sumatif berbeda dengan tingkat
kesukaran pada tes diagnostik.
Untuk menghitung taraf kesukaran soal dari suatu tes dipergunakan rumus
sebagai berikut:
𝑼+𝑳
𝑻𝑲 =
𝑻
Keterangan:
U = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) yang
menjawab benar untuk tiap soal.
L = Jumlah siswa yang termasuk kurang (lower group) yang menjawab
benar untuk tiap soal.
6
Misalkan suatu tes yang terdiri atas N soal yang diberikan kepada 40 siswa.
Dari hasil tes tersebut, tiap-tiap soal dianalisis taraf kesukarannya. mula-mula
hasil tes itukita susun kedalam peringkat, kemudian kita ambil 25% (10 lembar
jawaban siswa kelompok pandai), dan 10 lembar jawaban siswa dari kelompok
yang kurang pandai.Kemudian kita tabulasikan. Misalkan dari tabulasi soal no.
1 kita peroleh hasil sebagai berikut: yang menjawab benar dari kelompok pandai
ada 9 siswa, dan yang menjawab benar dari kelompok kurang pandai ada 4 siswa.
Dengan menggunakan rumus diatas, maka taraf kesukaran atau TK dari
soal no. 1 adalah:
𝑼+𝑳 𝟗+𝟒
𝑻𝑲 = = = 𝟎, 𝟔𝟓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝟔𝟓%
𝑻 𝟐𝟎
Jumlah siswa peserta tes dalam suatu kelas ada 40 siswa. Dari 40 siswa
tersebut terdapat 12 siswa yang mampu mengerjakan soal no. 1 dengan benar.
Maka berapa indeks kesukarannya?
7
Jawab:
𝑩
𝑷=
𝑱𝑺
𝟏𝟐
𝑷=
𝟒𝟎
𝑷 = 𝟎, 𝟑𝟎
Contoh:
Dari hasil tes psikologi kelas 11 SPG, jumlah siswa yang dites adalah 40
siswa, sedangkan tes tersebut terdiri dari 20 soal. Setelah hasil tes tersebut
diperiksa, kemudian disusun kedalam peringkat untuk menentukan 25% siswa yang
termasukkelompok pandai (upper group) dan 25% siswa yang termasuk kelompok
kurang (lower group).
Kemudian hasil tes tersebut ditabulasikan dengan menggunakan format
tabulasi jawaban tes, kemudian hasil tabulasi dari kedua kelompok tersebut
dimasukkan kedalam format analisis soal tes, sehingga kita dapat menghitung
tingkat kesukarandan daya pembeda tiap soal yang kita analisis.
Misalkan dari tabulasi soal no. 1 kita peroleh hasil sebagai berikut: yang
menjawab benar dari kelompok pandai ada 10 siswa, dan yang menjawab benar dari
kelompok kurang ada 9 siswa.
Catatan:
Jika semua peserta didik menjawab benar pada butir soal tertentu (sesuai kunci
jawaban), maka IP = 0 yang berarti soal tersebut jelek. Dengan demikian pengecoh
tidak berfungsi.
Contoh:
50 orang peserta didik dites dengan 10 soal bentuk pilihan ganda. Tiap soal memiliki
alternatif jawaban (a, b, c, d, e). Kunci jawaban (jawaban yang benar) no. 8 adalah
c. Setelah soal no.8 diperiksa untuk semua peserta didik, ternyata dari 50 orang
10
peserta didik, 20 peserta didik menjawab benar dan 30 peserta didik menjawab
salah. Idealnya, pengecoh dipilih secara merata.
Berikut ini adalah contoh soal no.8.
Alternatif
A B C D E
jawaban
Distribusi
jawaban 7 8 20 7 8
peserta didik
Kualitas
++ ++ ++ ++ ++
pengecoh
Keterangan:
** = Kunci jawaban
++ = Sangat baik
+ = Baik
= Kurang baik
_ = Jelek
_ _ = Sangat jelek
Pada contoh diatas, IP butir a, b, c, d, dan e adalah 93%, 107%, 93%, dan 107%.
Semuanya dekat dengan angka 100%, sehingga digolongkan sangat baik sebab
semua pengecoh itu berfungsi. Jika pilihan jawaban peserta didik menumpuk pada
satu alternatif jawaban, misalnyaseperti berikut:
11
Alternatif
A B C D E
jawaban
Distribusi
jawaban 20 2 20 8 0
peserta didik
Kualitas
- - ** ++ -
pengecoh
Dengan demikian, dapat ditafsirkan pengecoh (d) yang terbaik, pengecoh (e) dan
(b)tidak berfungsi, pengecoh (a) menyesatkan, maka pengecoh (a) dan (e) perlu
digantikarena termasuk jelek, danpengecoh (b) perlu direvisikarena kurang baik.
adapun kualitas pengecoh berdasar indeks pengecoh adalah:
A. Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis butir soal merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyakinkan bahwa bahwa butir-butir soal
tersebut bermutu dan memenuhi kriteria yang ditentukan. Kriteria atau karakteristik
yang baik adalah yang berkaitan dengan tingkat kesukaran, daya pembeda, dan
efektivitas pengecoh. Analisis butir soal dapat dilakukan, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
Tujuan Penganalisaan Item Tes: Penganalisaan item tes bertujuan untuk
mengevaluasi kualitas dan karakteristik item tes yang digunakan dalam mengukur
hasil belajar peserta didik. Hal ini penting untuk memastikan bahwa item tes
tersebut valid, reliabel, dan memadai dalam mengukur tingkat pemahaman dan
pencapaian peserta didik.
Hasil penganalisaan item tes dapat memberikan informasi berharga dalam
meningkatkan kualitas dan validitas item tes. Interpretasi hasil penganalisaan item
tes harus dilakukan dengan cermat dan dapat digunakan untuk:
a. Memperbaiki item tes: Jika item tes ditemukan tidak valid atau reliabel,
langkah-langkah perbaikan seperti merevisi pertanyaan, mengubah
format, atau menggantinya dengan item yang lebih baik dapat dilakukan.
b. Mengidentifikasi item yang perlu dihapus atau diperbaiki: Hasil
penganalisaan dapat membantu mengidentifikasi item tes yang tidak
bekerja dengan baik dan perlu dihapus atau diperbaiki.
c. Mengidentifikasi item yang paling efektif: Penganalisaan item tes dapat
membantu mengidentifikasi item tes yang paling efektif dalam mengukur
hasil belajar dan memberikan informasi yang relevan.
Dalam keseluruhan, penganalisaan item tes merupakan proses penting dalam
mengukur hasil belajar peserta didik. Dengan menggunakan teknik pengukuran
yang tepat, dapat meningkatkan kualitas item tes, meningkatkan validitas dan
reliabilitasnya, serta memberikan informasi yang akurat tentang kemampuan dan
12
13
http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2013/01/analsis-butir-tingkat-kesukaran-
dan.html
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=W509WISVDYjxvASw9bTYBA#q
=teknik+analisis+derajat+kesukaran+item
http://victoryforpbi-a.blogspot.co.id/2012/05/kelompok-9-tingkat-kesukaran-item-
tes.html
http://www.academia.edu/19776907/PENGUKURAN_DAYA_PEMBEDA_TAR
AF_KESUKARAN_DAN_POLA_JAWABAN_TES_Analisis_Butir_Soal
http://edukasi-tp.blogspot.co.id/2014/06/teknik-penganalisisan-item-teshasil.html
14