Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“MENGANALISIS TES”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

1. Hairul Syarifuddin ( 105401111119 )


2. Emiliana Muhammad (105401111219 )
3. Nurul Khalizah ( 105401111319 )
4. Nur Khumairah Wesirona ( 105401111419 )
5. Rismawati ( 105401111519 )
6. Fitri Maharani Hamsah ( 105401111619 )
7. Isna Iskandar ( 105401111719 )

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan atas berkah rahmat yang diberiak Allah SWT
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada halangan
yang berarti.
Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran
Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran . Terciptanya makalah ini, tidak hanya hasil dari kerja keras
kami, melainkan banyak piha-pihak yang memberikan dorongan-dorongan dan motivasi. Sekali
lagi kami mengucapkan banyak terima kasih atas terselesainya makalah ini.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan sempurna.
Untuk itu, mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini di waktu
mendatang.

Makassar , Juni 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Judul ............................................................................................................
Kata Pengantar .............................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis Butir Soal.............................................................................
B. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ..............................................
C. Analisis Daya Pembeda Butir Soal ....................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tes adalah suatu pernyataan, tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk
memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan dan psikologi. Setiap butir
pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
Tes dapat diklasifikasikan menurut bentuk, tipe dan ragamnya (Asmawi Zainul, dkk
:1997). Pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik
tertentu yang dimiliki oleh orang, hal atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi
yang jelas. Karakteristik dari pengukuran adalah penggunaan angka atau skala tertentu dan
menggunakan aturan atau formula tertentu (Asmawi Zainul, dkk :1997).
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan
instrumen tes atau non tes. Dengan kata lain, penilaian adalah pemberian nilai terhadap
kualitas sesuatu. Keterkaitan antara tes, pengukuran dan penilaian adalah penilaian hasil
belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya.
Kegunaan tes, pengukuran dan penilaian dalam pendidikan antara lain adalah untuk seleksi,
penempatan, diagnosa, remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing, perbaikan
kurikulum, program pendidikan serta pengembangan ilmu. Perencanaan dalam pengujian
sangat penting karena tes baru akan berarti bila terdiri dari butir-butir soal yang menguji
tujuan yang penting dan mewakili ranah pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
secara representatif. Ada enam hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tes
yaitu: pengambilan sampel dan pemilihan butir soal, tipe tes yang akan digunakan, aspek
yang akan diuji, format butir soal, jumlah butir soal dan distribusi tingkat kesukaran butir
soal (Asmawi Zainul, dkk :1997).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Analisi butir soal ?
2. Bagaimana cara menganalisis tingkat kesukaran butir soal ?
3. Bagaimana cara menganalisis daya pembeda butir soal ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan analisis soal.
2. Untuk mengetahui cara menganalisis tingkat kesukaran butir soal.
3. Untuk mengetahui cara menganalisis daya pembeda butir soal.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Analisi Butir Soal


1. Pengertian Analisis Butir Soal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) analisis adalah penguraian suatu
pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan.
Analisis butir soal yang dalam bahasa inggris disebut item analiysis dilakukan
terhadap empirik. Maksudnya, analisis itu baru dapat dilakukan apabila suatu tes telah
dilaksanakan dan hasil jawaban terhadap butir-butir soal telah kita peroleh. Analisis
butir soal adalah suatu kegiatan analisis untuk menentukan tingkat kebaikan butir-
butir soal yang terdapat dalam suatu tes sehingga informasi yang dihasilkan dapat kita
pergunakan untuk memperbaiki butir soal dan tes tersebut.
Identifikasi terhadap setiap butir item soal dilakukan dengan harapan akan
menghasilkan berbagai informasi berharga, yang pada dasarnya akan merupakan
umpan balik (feed back) guna melakukan perbaikan, pembenahan, dan
penyempurnaan kembali terhadap butir-butir soal, sehingga pada masa-masa yang
akan yang akan dating tes hasil belajar yang disusun atau dirancang oleh guru itu
betul-betul dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur hasil belajar yang
memiliki kualitas yang tinggi.
Aiken dalam Suprananto (2012) berpendapat bahwa kegiatan analisis butir soal
merupakan kegiatan penting dalam penyusunan soal agar diperoleh butir soal yang
bermutu. Tujuan kegiatan ini adalah:
1. Mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu
sebelum digunakan,
2. meningkatkan kualitas butir tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak
efektif,
3. mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka telah memahami
materi yang telah diajarkan.
Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-
tepatnya tentang siswa mana yang telah menguasai materi dan siswa mana yang
belum menguasai materi. Selanjutnya menurut Anastasia dan Urbina (1997) dalam
Suprananto (2012), analisis butir soal dapat dilakukan secara kualitatif (berkaitan
dengan isi dan bentuknya) dan kuantitatif (berkaitan dengan ciri-ciri statistiknya).
Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruksi, sedangkan
analisis kuantitatif mencakup pengukuran validitas dan reliabilitas butir soal,
kesulitan butir soal serta diskriminasi soal. Kedua teknik ini masing-masing memiliki
keunggulan dan kelemahan, oleh karena itu teknik terbaik adalah menggunakan atau
memadukan keduanya.

2. Teknik Analisis Butir Soal


Analisis soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi atau tidaknya sebuah soal.
Analisis pada umumnya dilakukan melalui dua cara, yaitu analisis kualitatif
(qualitatif control) dan analisis kuantitatif (quantitatif control).
a. Analisis Butir Soal Secara Kualitatif
Pada prinsipnya analisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan
berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap).
Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan atau diujikan.
Aspek yang diperhatikan dalam penelaahan secara kualitatif mencakup aspek
materi, konstruksi, bahasa atau budaya, dan kunci jawaban.
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menganalisis butir soal secara
kualitatif, yaitu teknik moderator dan teknik panel. Teknik moderator
merupakan teknik berdiskusi yang didalamnya terdapat satu orang sebagai
penengah. Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan secara
bersama-sama dengan beberapa ahli.
Sedangkan teknik panel adalah teknik menelaah butir soal berdasarkan
kaidah penulisan butir soal. Kaidah itu diantaranya adalah materi, kontruksi,
bahasa atau budaya, kebenaran kunci jawaban. Caranya beberapa penelaah
diberikan beberapa butir soal yang akan ditelaah, format penelaahan, dan
pedoman penelaahan.
Dalam menganalisis butir soal secara kualitatif penggunaan format
penelaahan soal akan membantu dan mempermudah prosedur pelaksanaannya.
Format penelaahan soal digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap
butir soal.
b. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif
Penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan
pada bukti empirik. Salah satu tujuan utama pengujian butir-butir soal secara
emperik adalah untuk mengetahui sejauh mana masing-masing butir soal
membedakan antara mereka yang tinggi kemampuannya dalam hal yang
didefinisikan oleh kriteria dari mereka yang rendah kemampuannya.
Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua
pendekatan dalam analisis secara kuantitatif yaitu pendekatan secara klasik
dan modern.
Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal
melalui informasi dari jawaban peserta tes guna meningkatkan mutu butir soal
yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik. Pada teori tes klasik,
analisis item tes dilakukan dengan memperhitungkan kedudukan item dalam
suatu kelas atau kelompok. Karakteristik atau kualitas item sangat tergantung
pada kelompok dimana diujicobakan sehingga kualitas item terikat pada
sampel responden atau peserta tes yang memberikan respons (sample
bounded).
Ada beberapa kelebihan analisis butir soal secara klasik adalah murah,
sederhana, familiar, dapat dilaksanakan sehari-hari dengan cepat
menggunakan komputer dan dapat menggunakan beberapa data dari peserta
tes.
Analisis butir soal secara modern adalah penelaahan butir soal dengan
menggunakan teori respon butir atau item response theory. Teori ini
merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk
menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu butir dengan
kemampuan siswa.
Teori ini muncul karena adanya beberapa keterbatasan pada analisis secara
klasik, yaitu:
 Tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah true score. Artinya,
jika suatu tes sulit maka tingkat kemampuan peserta tes akan
rendah.sebaiknya, jika suatu tes mudah maka tingkat kemampuan
peserta tes tinggi.
 Tingkat kesukaran butir soal didefinisikan sebagai proporsi peserta
tes yang menjawab benar. Mudah atau sulitnya butir soal
tergantung pada kemampuan peserta tes.
 Daya pembeda, reliabilitas, dan validitas tes tergantung pada
kondisi peserta tes.
3. Parameter Item Tes yang Baik
Sebagaimana telah disebut sebelumnya, bahwa item tes yang baik adalah item
yang memenuhi syarat sebagaimana kriteria atau karakteristik item tes yang baik.
Karakteristik item yang dimaksud adalah tingkat kesulitan atau kesukaran, daya
pembeda, dan efektivitas pengecoh.
a) Tingkat Kesulitan atau Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
indeks. Tingkat kesukaran dinyatakan dalam indeks kesukaran (dificulty
index), yaitu angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab
benar soal tersebut. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang
diperoleh dan hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Dalam hal
ini, item yang baik adalah item yang tingkat kesukarannya dapat diketahui,
tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Sebab, tingkat kesukaran item
itu memiliki korelasi dengan daya pembeda. Bilamana item memiliki
tingkat kesukaran yang maksimal, maka daya pembedanya akan rendah,
demikian pula bila item itu terlalu mudah maka tidak akan memiliki daya
pembeda.
Oleh karena itu, sebaiknya tingkat kesukaran soal itu
dipertahankan dalam batas yang mampu memberikan daya pembeda.
Namun, jika terdapat tujuan khusus dalam penyusunan tes, maka tingkat
kesukaran itu bisa dipertimbangkan. Misalnya, tingkat kesukaran item
untuk tes sumatif berbeda dengan tingkat kesukaran pada tes diagnostik.
b) Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu
butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai
kompetensi dengan peserta didik yang belum atau kurang menguasai
kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koofisien daya
pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut
membedakan antara peerta didik yang menguasai kompetensi dengan
pesertan didik yang kurang menguasai kompetensi.
c) Analisis pengecoh (Efektifitas Distraktor )
Instrumen evaluasi yang berbentuk tes dan objektif, selain harus
memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan terdahulu, harus
mempunyai distraktor yang efektif. Yang disebut dengan distraktor atau
pengecoh adalah opsi-opsi yang bukan merupakan kunci jawaban
(jawaban benar).
4. Manfaat Kegiatan Menganalisis Butir Soal
Berdasarkan pendapat yang diungkapkan oleh Anastasia dan Urbina (1997) dalam
Suprananto (2012), analisis butir soal memiliki banyak manfaat, diantaranya yakni:
 Membantu pengguna tes dalam mengevaluasi kualitas tes yang digunakan,
 Relevan bagi penyusunan tes informal seperti tes yang disiapkan guru
untuk siswa dikelas,
 Mendukung penulisan butir soal yang efektif,
 Secara materi dapat memperbaiki tes di kelas,
 Meningkatkan validitas soal dan reliabilitas.
Selain itu, data hasil analisis butir soal juga sangat bermanfaat sebagai dasar
untuk:
 Diskusi tentang efisien hasil tes,
 Kerja remedial
 Peningkatan secara umum pembelajaran di kelas,
 Peningkatan keterampilan pada kontruksi tes.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa analisis butir soal memberikan


manfaat:

 Menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi dengan baik,


 Meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu, tingkat
kesukaran, daya pembeda dan pengecoh soal,
 Merevisi soal yang tidak relevan degan materi yang diajarkan, ditandai
dengan banyaknya anak yang tidak dapat menjawab butir soal tertentu.
B. Menganalisis Tingkat Kesulitan Soal
Untuk menghitung taraf kesukaran soal dari suatu tes dipergunakan rumus sebagai
berikut:
TK = U + L
T
Keterangan:
U = jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) yang menjawab
benar untuk tiap soal.
L = jumlah siswa yang termasuk kurang (lower group) yang menjawab benar
untuk tiap soal.
T = jumlah siswa dari kelompok pandai dan kelompok kurang (jumlah upper
group dan lower group)
Misalkan suatu tes yang terdiri atas N soal yang diberikan kepada 40 siswa. Dari
hasil tes tersebut, tiap-tiap soal dianalisis taraf kesukarannya. mula-mula hasil tes itu kita
susun kedalam peringkat, kemudian kita ambil 25% (10 lembar jawaban siswa kelompok
pandai), dan 10 lembar jawaban siswa dari kelompok yang kurang pandai. Kemudian kita
tabulasikan. Misalkan dari tabulasi soal kita peroleh hasil sebagai berikut: yang
menjawab benar dari kelompok pandai ada 9 siswa, dan yang menjawab benar dari
kelompok kurang pandai ada 4 siswa.
Dengan menggunakan rumus diatas, maka taraf kesukaran atau TK dari soal adalah:
TK = U + L = 9 + 4 = 0,65 atau 65%
T 20
Jadi dapat disimpilkan bahwa nilai dari TK atau tingkat kesukarannya adalah 65%.
Sedangkan dalam bukunya Drs. H. Daryanto, rumus untuk mencari taraf
kesukaran atau indeks kesukaran adalah:
P= B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran.
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Contoh:
Jumlah siswa peserta tes dalam suatu kelas ada 40 siswa. Dari 40 siswa tersebut terdapat
12 siswa yang mampu mengerjakan soal no. 1 dengan benar. Maka berapa indeks
kesukarannya?
Jawab:
P = B
JS
= 12
40
= 0,30
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai
berikut:
 Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar.
 Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang.
 Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
 Contoh analisis butir soal pada soal pilihan ganda
Soal Pilihan Ganda
1. Yang termasuk kerajaan Hindu adalah ....
a. Kerajaan Tarumanegara c. Kerajaan Sriwijaya
b. Kerajaan Kaling d. Kerajaan Ternate dan Tidore
2. Kerajaan-kerajaan Budha diantaranya ….
a. Kerajaan Tarumanegara dan Sriwijaya c. Kerajaan Kaling dan Sriwijaya
b. Kerajaan Kaling dan Kutai d. Kerajaan Ternate dan Tidore
3. Kerajaan Samudra Pasai terletak di ....
a. Palembang c. Kalimantan Timur
b. Aceh d. Banten
4. Di bawah ini yang termasuk prasasti peninggalan agama Hindu yaitu ....
a. prasasti lebak c. prasasti kedukan bukit
b. prasasti telaga batu d. prasasti talang tuo
5. Prasasti … termasuk peninggalan agama Buddha.
a. telaga batu c. Kebon kopi
b. tugu d. Pasir awi
Langkah-langkah Analisis Butir Soal
Misalkan 37 siswa dalam kelas yang mengikuti ulangan, jadi ada 37 kertas jawaban yang
telah diberi skor.
1) Urutkan 37 kertas lembar jawaban dari skor yang tertinggi ke skor yang
terendah dan tumpuk dengan skor tertinggi ditempatkan paling atas dan skor
terendah ditempatkan paling bawah
2) Pilih 27% kertas jawaban dengan skor tertinggi (jadi ada 10 kertas lembar
jawaban di tumpukan bagian atas) dan selanjutnya disebut kelompok atas.
Lakukan hal yang sama untuk tumpukan bagian bawah ( jadi ada 10 kertas lembar
jawaban ) dan sebutlah ini kelompok bawah”. Singkirkan kertas lembar jawaban
sisanya, yaitu kelompok tengah sebanyak 17 lembar.
3) Untuk masing-masing butir soal, hitunglah banyaknya siswa di kelompok atas
yang memilih masing-masing pilihan. Lakukan yang sama untuk kelompok
bawah.
4) Catatlah perhitungan pada langkah (3) di atas pada format analisis butir soal
5) Hitunglah tingkat kesukaran (indeks kemudahan) masing-masing butir soal,
TK = BA + BB
n(A) + n(B)

Keterangan :

TK = tingkat kesukaran ,

BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar

n(A) = Banyaknya siswa kelompok atas

n(B) = Banyaknya siswa kelompok bawah


 Untuk soal nomor 1
Misalnya, pada nomor 1 dari soal diatas banyak siswa kelas atas yang menjawab
benar adalah sebanyak 10 orang sedangkan banyak siswa kelas bawah yang
menjawab benar adalah 4 orang , maka :
TK = BA + BB
n(A) + n(B)
TK = 10 + 4
10 + 10

TK = 0,7

Berdasarkan indeks kesukaran soal, maka soal nomor satu termaksud soal dengan
tingkat kesukaran sedang.
C. Menganalisis Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
DP = U – L
½T
Keterangan:
DP = indeks DP atau daya pembeda yang dicari.
U = jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok pandai yang mampu menjawab benar
untuk tiap soal.
L = jumlah siswa yang termasuk kurang yang menjawab benar untuk tiap soal.
T = jumlah siswa keseluruhan.
Contoh:
Dari hasil tes lomba olimpiade IPS, jumlah siswa yang dites adalah 40 siswa,
sedangkan tes tersebut terdiri dari 20 soal. Setelah hasil tes tersebut diperiksa, kemudian
disusun kedalam peringkat untuk menentukan 25% siswa yang termasuk kelompok
pandai (upper group) dan 25% siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group).
Kemudian hasil tes tersebut ditabulasikan dengan menggunakan format tabulasi
jawaban tes, kemudian hasil tabulasi dari kedua kelompok tersebut dimasukkan kedalam
format analisis soal tes, sehingga kita dapat menghitung tingkat kesukaran dan daya
pembeda tiap soal yang kita analisis.
Misalkan dari tabulasi soal no. 1 kita peroleh hasil sebagai berikut: yang
menjawab benar dari kelompok pandai ada 10 siswa, dan yang menjawab benar dari
kelompok kurang ada 9 siswa. Maka daya pembedanya adalah:
DP = U – L
½T
= 10 – 9
½ x (20)
= 1
10
= 0,10
Jadi dapat disimpulkan bahwa indeks pembedanya adalah 0,10.
Dalam bukunya Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, dijelaskan mengenai klasifikasi daya
pembeda, yaitu:
D = 0,00 – 0,20 = jelek (poor).
D = 0,20 – 0,40 = cukup (satisfactory).
D = 0,40 – 0,70 = baik (good).
D = 0,70 – 1,00 = baik sekali (excellent).
 Contoh Analisis Daya Pembeda Pada Soal Essay
Soal Essay
1. Sebutkan 3 kerajaan Hindu di Indonesia !
_______
2. Sebutkan 3 tokoh sejarah Hindu Buddha di Indonesia !
_______
3. Apa yang dimaksud dengan gunung, tanjung, dan sungai ?
_______
4. Sebutkan 3 suku bangsa yang ada provinsi Nusa Tenggara Barat !
_______
5. Apa yang dimaksud dengan Intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi ?
_______
Langkah-langkah untuk menganalisis daya pembeda pada setiap butir soal :
a. Menghitung/menjumlahkan dan mengurutkan skor total peserta didik dari yang tinggi
sampai yang rendah, sehingga dapat diklasifikasikan menjadi kelompok atas dan bawah
b. Jika peserta tes banyak maka dapat diambil 27% kelompok atas dan 27% kelompok
bawah
c. Hitung Mean kelompok atas dan kelompok bawah
d. Hitung Daya Pembeda dengan rumus:
DP = Mean KA – Mean KB
Skor maksimum Soal
 Soal nomor 1
Misalnya, skor rata-rata dari Kelompok Atas yaitu, 3 sedangkan skor rata-rata dari
Kelompok bawah yaitu 1 dan skor maksimum pada soal nomor 1 yaitu 3, maka :
DP = Mean KA – Mean KB
Skor maksimum Soal
DP = 3–1
3
DP = 0,67
Jadi, indeks pembeda pada soal nomor 1 yaitu 0,67 dan klasifikasi daya
pembedanya adalah baik.
BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis butir soal adalah
suatu kegiatan analisis untuk menentukan tingkat kebaikan butir-butir soal yang
terdapat dalam suatu tes sehingga informasi yang dihasilkan dapat kita pergunakan
untuk memperbaiki butir soal dan tes tersebut.
Identifikasi terhadap setiap butir item soal dilakukan dengan harapan akan
menghasilkan berbagai informasi berharga, yang pada dasarnya akan merupakan
umpan balik (feed back) guna melakukan perbaikan, pembenahan, dan
penyempurnaan kembali terhadap butir-butir soal, sehingga pada masa-masa yang
akan yang akan dating tes hasil belajar yang disusun atau dirancang oleh guru itu
betul-betul dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur hasil belajar yang
memiliki kualitas yang tinggi.
Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Tingkat
kesukaran dinyatakan dalam indeks kesukaran (dificulty index), yaitu angka yang
menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar soal tersebut.
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal
mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta
didik yang belum atau kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu
B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari semua
pihak terutama dosen. Kami hanyalah manusia biasa. Jika ada kesalahan, itu
datangnya dari kami sendiri. Dan jika ada kebenaran itu datangnya dari ALLAH
SWT.
Daftar Pustaka

http://riskangeblog.blogspot.com/2015/05/analisis-butir-soal.html

https://drive.google.com/file/d/1UWzlJpcrk0DrSi6g_ksZ8mkpD1qJRP-n/view

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132231727/pendidikan/22.+Materi+Kuliah+Evaluasi+Pembelaj
aran.pdf

Anda mungkin juga menyukai