Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Analisis Butir Soal (Taraf Sukar Butir dan Daya Beda Butir)

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran


Kode Mata Kuliah : KPD620311
Jumlah SKS : III / 3 SKS
Semester : 6E
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Herpratiwi, M.Pd
Drs. Handoko, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Hanifa Cahaya Putri (2013053042)
2. Ilham Ramadhan (2013053043)
3. Jessica Rindiani (2013053021)
4. Nazhifa Husna Hanifah (2013053049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Analisis Butir Soal (Taraf Sukar Butir dan Daya Beda Butir)” tepat pada
waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Evaluasi Pendidikan. Adapun yang penulis bahas dalam makalah
sederhana ini mengenai salah satu syarat penilaian tugas Evaluasi Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin tapi penulis
yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan juga kritik yang membangun agar lebih baik di masa
yang akan datang. Harapan penulis, makalah ini dapat menjadi referensi bagi
penulis dalam mengarungi masa depan. Penulis juga berharap agar makalah ini
dapat berguna bagi pembaca lain yang membacanya.

Metro, 30 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2
2.1 Analisis Butir Soal ................................................................................... 2
2.2 Analisis Kualitas Tes dan Butir Soal .................................................... 3
2.3 Menilai Tes Buatan Sendiri .................................................................... 4
2.4 Analisis Butir Soal Tes Taraf Kesukaran......................................... 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 9


3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9
3.2 Saran .......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bhwa
arti bahwa evaluasi merupakan pekerjaan yang terencana dan dilakukan
dengan cara berkesinabungan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan
akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupaka
merupakan kegiatan yang dilakukan pada pemulaan, selama progaram
berlangsung, serta pada akhir program ketika program itu dianggap selesai.
Evaluasi berguna untuk menentukan kinerja yang tetap dalam menentukan
berbagai pekerjaan. Tidak menutup kemungkinan pula didalam proses
belajar mengajar, evaluasi sangat lah penting diperlukan untuk
meningkatkan kualitas siswa dalam menempuh pendidikan.
Didalam evaluasi membutuhkan berbagai teknik untuk membantu
pemaksimalan proses pengevaluasian, dalam hal ini perlu diketahui
diketahui dalam pembuatan soal untuk evaluasi harus diketahui daya beda
dan kesukaran item soal tersebut, maka dari itu pemakalah akan mencoba
untuk menjelaskan dan menyampaikan tentang daya pembeda dan tingkat
kesukaran soal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan analisis butir soal?
2. Bagaimana cara analisis kualitas tes dan butir soal?
3. Bagaimana cara menilai tes buatan sendiri?
4. Bagaimana cara analisis butir soal tes taraf kesukaran?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian analisis butir soal.
2. Mengetahui cara analisis kualitas tes dan butir soal.
3. Mengetahui cara menilai tes buatan sendiri.
4. Mengetahui cara analisis butir soal tes taraf kesukaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Analisis Butir Soal


Analisis butir soal (item analysis) adalah suatu kegiatan dalam
menentukan tingkat kebaikan butir-butir soal sebuah tes, sehingga informasi
yang diperoleh dari kegiatan tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki
butir soal yang sudah disusun.
Analisis butir soal dapat dilakukan apabila suatu tes sudah selesai
dilaksanakan dan diperoleh jawaban terhadap butir-butir soal yang diteskan.
Identifikasi terhadap setiap butir butir soal harus dilakukan untuk
penyempurnaan kembali terhadap butir-butir soal yang dibuat oleh guru,
sehingga akan tersusun soal yang memiliki fungsi sebagai alat pengukur
hasil belajar dengan kualitas tinggi.
Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi secara
jelas mengenai peserta didik yang sudah dan belum menguasai materi
pembelajaran. Analisis butir soal sendiri bisa dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Analisis butir soal secara kualitatif berkaitan dengan isi dan
bentuk soal (validitas isi dan validitas konstruk). Sedangkan analisis butir
soal kuantitatif berkaitan dengan ciri-ciri statistiknya (pengukuran validitas,
reabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran butir soal).
a. Tujuan Kegiatan Analisis Butir Soal
Mengkaji dan menelaah setiap butir soal supaya didapatkan soal yang
bermutu, Dapat meningkatkan kualitas butir tes melalui revisi atau
lemparan soal yang tidak efektif (tidak valid), Mengetahui informasi
peserta didik didik mengenai pemahaman materi yang telah diajarkan.
b. Manfaat Kegiatan Analisis Butir Soal
Membantu pengguna tes dalam mengevaluasi kualitas tes yang
digunakan, Sesuai untuk penyusunan tes informal, misalnya tes yang
disiapkan oleh guru untuk peserta didik.Mendukung penulisan soal
yang efektif dan berkualitas. Meningkatkan validitas dan reliabilitas
soal sehinggaakan tercipta soal yang berkualitas dan bermutu.

2
Dengan melalui kegiatan analisis butir soal, maka guru dapat menentukan
soal-soal yang baik dan soal-soal yang cacat atau tidak dapat berfungsi
dengan baik. Disamping itu, guru dapat merevisi soal-soal yang sudah tidak
relevan dengan materi yang diajarkan dengan melihat banyaknya siswa yang
sudah tidak mampu menjawab butir soal tertentu.

2. 2 Analisis Kualitas Tes dan Butir Soal


Sebagaimana pemaparan di atas tentang karakteristik instrumen yang baik
sebagai alat evaluasi adalah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas
(keterhandalan). Baik buruknyasuatu tes atau alat evaluasi dapat ditinjau dari
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan dayabeda.
Sebuah tes disebut valid atau memiliki validitas apabila tes itu dapat tepat
mengukur apa yang hendak diukur. Validitas butir perlu dicari untuk
mengetahui butir-butir tes manakah yang menyebabkan soal secara
keseluruhan jelek karena memiliki validitas rendah. Lebih lanjut Butir soal
dikatakan valid apabila memiliki dukungan besar terhadap skor total. Skor
pada butir soal menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan
kata lain dapat dikatakan bahwa butir soal memiliki validitas yang tinggi
jika skor pada butir soal memiliki kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran
ini diartikan dengan korelasi, dilakukan analisis validitas butir soal dengan
menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar.

2. 3 Menilai Tes Buatan Sendiri


Terdapat 4 (empat) cara untuk menilai tes buatan sendiri, sebagaimana di
bawah ini :
1. Meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, kadang-kadang dapat
diperoleh jawaban tentang ketidakjelasan perintah atau bahasa, taraf
kesukaran, dan lain-lain keadaan soal tersebut.
2. Mengadakan analisis soal (item analysis). Analisis soal adalah suatu
prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi
yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun.

3
3. Mengadakan checking validitas. Validitas yang paling penting dari tes
buatan guru adalah validitas kurikuler (content validity). Untuk
mengadakan checking validitas kurikuler, kita harus merumuskan tujuan
setiap bagian pelajaran secara khusus dan jelas sehingga setiap soal
dapat kita jodohkandengan setiap tujuan khusus tersebut.
4. Mengadakan checking realibilita. Salah satu indikator untuk tes yang
mempunyai reliabilitas yang tinggi adalah bahwa kebanyakan dari soal-
soal tes itu mempuyai daya pembeda yang tinggi.

2. 4 Analisis Butir Soal Tes Taraf Kesukaran


Analisis soal sesungguhnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-
soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat
diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan “petunjuk” untuk
mengadakan perbaikan. Dalam analisis soal terdapat tiga komponen yang
saling berkaitan, yaitu taraf kesukaran, daya pembeda, dan pola jawaban
soal.
a. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu
sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempuyai
semangatuntuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Adapun bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal
disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran
antara 0,00 sampai dengan 1,0.
Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan
indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar,
sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu

4
Dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol (p besar),
singkatan dari kata “proporsi”. Dengan demikian maka soal dengan = 0,70
lebih mudah jika dibandingkan dengan = 0,20. Sebaliknya soal dengan =
0,30 lebih sukar daripada soal dengan P = 0,80.

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering


diklasifikasikan sebagai berikut:

1) soal dengan = kurang dari 0,30 adalah soal terlalu sukar;


2) soal dengan = 0,30 s/d 0,70 adalah soal cukup (sedang);
3) soal dengan = lebih dari 0,70 adalah soal terlalu mudah.

b. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang kurang pintar (berkemampuan rendah). Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,
disingkat (d besar). Indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai
1,00.
Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif (-),
tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada
indeks diskriminasi digunakan jika sesuatu soal “terbalik”
menunjukkan kualitas testee.
Angka yang menunjukkan besarnya daya beda disebut Indeks
Diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Akan tetapi pada indeks

5
diskriminasi ini mengenal/ ada tanda negatif (-) yakni -1,0 ------------
0,01,0 (semakin ke kanan soal semakin baik, semakin ke kiri maka soal
semakin jelek, sebab semakin ke kanan siswa yang pandai semakin
sulit/tidak bisa menjawab dan sebaliknya siswa yang kurang pintar
(kiri) bisa menjawab dengan asal-asalan).
Rumus:

Dalam kegiatan analisis kualitas tes dan butir soal terdapat manfaat
daya pembeda butir soal sebagaimana kami kutip berdasarkan pendapat
Karjono Natar berikut ini.
1. Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data
empiriknya. Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal
dapat diketahuiapakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.
2. Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat
mendeteksi/membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang
telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan
guru. Apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua
kemampuan siswa itu, maka butir soal itu dapat dicurigai
“kemungkinannya” seperti berikut ini: (a) kunci jawaban butir soal

6
itu tidak tepat; (b) butir soal itu memiliki 2 (dua) atau lebih kunci
jawaban yang benar; (c) kompetensi yang diukur tidak jelas; (d)
pengecoh tidak berfungsi; (e) materi yang ditanyakan terlalu sulit,
sehingga banyak siswa yang menebak; (f) sebagian besar siswa
yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada yang salah
informasi dalam butir soalnya.

Butir soal tes yang baik juga harus dapat menunjukan daya
pembedanya. Sebagaimana penuturan Arikunto di atas, “daya beda
adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang
(berkemampuanrendah).”
Menurut Anastasi dan Urbina dalam Purwanto, daya beda
berhubungan dengan derajad kemampuan butir membedakan dengan
baik prilaku pengambil tes dalam tes yang dikembangkan. Soal dapat
dikatakan mempunyai daya pembeda jika soal tersebut dapat dijawab
oleh siswa berkemampuan tinggi dan tidak dapat dijawab oleh siswa
berkemampuan rendah. Jika suatu soal dapat dijawab oleh siswa pintar
maupun kurang, berarti soal tersebut tidak mempunyai daya beda,
demikian juga jika soal tersebut tidak dapat dijawab oleh siswa pintar
dan siswa kurang, berarti soal tersebut tidak baik sebab tidak
mempunyai daya pembeda.
c. Pola Jawaban Soal dan Analisi Pengecoh
Pola jawaban soal adalah distribusi testee (responden yang sedang
mengerjakan tes) dalam hal menentukan pilihan jawaban pada soal
bentuk pilihan ganda. Pola jawaban soal diperoleh dengan menghitung
banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban a, b, c, atau d atau
yang tidak memilih pilihan manapun (blangko). Dalam istilah evaluasi
disebut Omit (tidak menjawab), disingkat . Menganalisis fungsi
pengecoh (distractor)dikenal dengan istilah menganalisis pola
penyebaran jawaban butir soal pada soal bentuk pilihan ganda.Dari
pola penyebaran jawaban butir soal dapat ditentukan apakah pengecoh

7
berfungsi dengan baik atau tidak. Suatu pengecoh dapat dikatakan
berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes.
Berikut beberapa pertimbangan terhadap analisis pengecoh:
1. diterima, karena sudah baik;
2. ditolak, karena tidak baik;
3. ditulis kembali, karena kurang baik;
4. Sebuah pengecoh dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit
dipilih oleh 5% pengikut tes.

Option biasanya berjumlah tiga atau lima buah, dan dari kemungkinan-
kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir soal itu salah
satunya adalah jawaban betul (kunci jawaban) sedangkan sisanya
merupakan jawaban salah. Jawaban salah itulah yang biasa dikenal dengan
istilah “distractor” (distractor: pegecoh).

Tujuan pemasangan distraktor pada setiap butir item adalah agar dari
sekian banyak siswa mengikuti tes ada yang tertarik memilihnya, sebab
mereka menyangka bahwa distraktor yang mereka pilih merupakan
jawaban betul. Semakin banyak siswa terkecoh, maka distraktor makin
dapat menjalankan fungsinya sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika distraktor
yang dipasang tidak ada yang memilih, maka distraktor tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Menurut Sudijono “distraktor
dinyatakan telah berfungsi dengan baik apabila distraktor tersebut
sekurang-kurangnya sudah dipilih 5% dari seluruh peserta tes.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Analisis butir soal (item analysis) adalah suatu kegiatan dalam
menentukan tingkat kebaikan butir-butir soal sebuah tes, sehingga informasi
yang diperoleh dari kegiatan tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki
butir soal yang sudah disusun. Analisis butir soal dapat dilakukan apabila
suatu tes sudah selesai dilaksanakan dan diperoleh jawaban terhadap butir-
butir soal yang diteskan. karakteristik instrumen yang baik sebagai alat
evaluasi adalah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas
(keterhandalan). Baik buruknyasuatu tes atau alat evaluasi dapat ditinjau dari
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan dayabeda.

3.2 Saran
Kami sebagai penyusun berharap apabila setelah membaca makalah ini
pembaca dapat memahami pembahasan mengenai teknik pemberian skor
dan nilai hasil pengukuran tes dan dapat pula menjadi salah satu sumber
pembelajaran pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Penyusun menyadari
bahwa dalam makalah ini terdapat banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun oleh pembaca mengenai pembahasan
makalah diatas.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Tutut. 2015. Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata
Pelajaran Ips Sekolah Dasar. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Journal of
Elementary Education.

Solichin, Mujianto. 2017. Analisis Daya Beda Soal, Taraf Kesukaran, Validitas
ButirTes, Interpretasi Hasil Tes Dan Validitas Ramalan Dalam Evaluasi
Pendidikan. Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu)
Jombang. DIRĀSĀT: Jurnal Manajemen &Pendidikan Islam VOLUME
2, NOMOR 2.

Mulyasa, Enco. KBK: Konsep, Karakteristik dan Implementasinya. Bandung:


Remaja Rosdakarya,2003.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.


Remaja Rosda Karya,2005.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.Suryabrata,
Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

10

Anda mungkin juga menyukai