Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERENCANAAN UNIT KERJA RM

Dosen Pembimbing :

Dr.Yuliva

Disusun Oleh :

Mutia Juwita (1906005 )

Sundari Pramulichati (1906009)

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN AJARAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan berkah yang telah diberikannnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Butir-butir komponen analisis kualitatif”,
dengan tepat waktu.

Kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini dan juga teman-teman yang telah membantu dan mendukung kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Harapan kami semoga dengan
terselesaikannya makalah ini kita bisa mengambil pelajaran.
Kami menyadari akan kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dapat disampaikan kepada
kami agar dapat menjadi yang lebih baik. Atas perhatiannya, kami
mengucapkanterimakasih.

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................I

DAFTAR ISI...........................................................................................................................II

BAB I......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................1

1.1. Latar belakang...........................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................1

1.3. Tujuan.......................................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................................2

A. Analisis Butir Soal Secara Kualitatif dan Kuantitatif..................................................2

B. Manfaat Analisis Butir Soal.........................................................................................4

BAB III....................................................................................................................................6

PENUTUP...............................................................................................................................6

1.1. Kesimpulan...............................................................................................................6

1.2. Saran..........................................................................................................................7

DAFTAR ISI...........................................................................................................................8

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam dunia pendidikan, penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari proses belajar mengajar. Sistem penilaian yang baik akan mendorong guru
menggunakan strategi mengajar yang lebih baik dan memotivasi anak untuk belajar
lebih giat. Penilaian biasanya dimulai dengan kegiatan pengukuran. Pengukuran
(measurement) merupakan cabang ilmu statistika terapan yang bertujuan untuk
membangun dasar-dasar  pengembangan tes yang lebih baik sehingga menghasilkan
tes yang berfungsi secara optimal, valid, dan reliabel. Proses belajar mengajar
dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau  bersifat mekanis saja tetapi
mempunyai misi atau tujuan bersama. Dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuan
itu perlu diketahui apakah usaha yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan? Untuk
mengetahui apakah tujuan  pendidikan sudah tercapai perlu diadakan tes. Sebuah tes
yang dapat baik sebagai alat pengukur harus dianalisis terlebih dahulu. Dalam
menganalisis  butir soal dalam tes harus memperhatikan daya serap, tingkat
kesukaran, daya  beda, fungsi pengecoh, validitas dan reabilitas. Hal tersebut
dilakukan agar tes yang diberikan kepada siswa sesuai dengan daya serap siswa,
tingkat kesukarannya, dan soal yang diberikan pun harus valid. Sehingga, tujuan dari

pembelajaran dapat tercapai.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan analisis butir soal secara kualitatif dan kuantitatif?

b. Apa manfaat dari menganalisis butir soal?

1
1.3. Tujuan

a. Mendeskripsikan pengertian analisis butir soal secara kualitatif dan kuantitatif.

b. Mengetahui manfaat dari menganalisis butir soal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Butir Soal Secara Kualitatif dan Kuantitatif

Pada prinsipnya analisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan  berdasarkan


kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap). Penelaahan ini biasanya
dilakukan sebelum soal digunakan atau diujikan. Aspek yang diperhatikan di dalam
penelaahan secara kualitatif ini adalah setiap soal ditelaah dari segi materi,
konstruksi, bahasa atau budaya, dan kunci  jawaban atau pedoman penskorannya.
Dalam menganalisis butir soal, terdapat dua teknik. Yaitu teknik kualitatif dan teknik
kuantitatif.

1. Teknik Analisis Secara Kualitatif

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis butir soal
secara kualitatif, diantaranya adalah teknik moderator dan teknik  panel.

Teknik moderator merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat


satu orang sebagai penengah. Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan
secara bersama-sama dengan beberapa ahli seperti guru yang mengajarkan materi,
ahli materi, penyusun atau pengembang kurikulum, ahli penilaian, ahli bahasa,
berlatar belakang psikologi. Teknik ini sangat baik karena setiap butir soal dilihat
secara bersama-sama berdasarkan kaidah penulisannya. Di samping itu, para
penelaah dipersilakan mengomentari berdasarkan kompetensinya masing-masing.
Setiap komentar atau masukan dari peserta diskusi dicatat. Setiap butir soal dapat
dituntaskan secara bersama-sama, perbaikannya seperti apa. Namun, kelemahan
teknik ini memiliki kelemahan karena memerlukan waktu lama untuk rnendiskusikan
setiap satu butir soal. Teknik berikutnya adalah

Teknik Panel yakni suatu teknik menelaah  butir soal berdasarkan kaidah
penulisan butir soal. Kaidah itu diantaranya materi, konstruksi, bahasa atau budaya,
kebenaran kunci jawaban atau pedoman penskoran. Caranya beberapa penelaah
diberikan butir-butir soal yang akan ditelaah, format penelaahan, dan pedoman
penilaian atau  penelaahan. Pada tahap awal, semua orang yang terlibat dalam
kegiatan  penelaahan disamakan persepsinya, kemudian mereka berkerja sendiri-

3
sendiri di tempat berbeda. Para penelaah dipersilakan memperbaiki langsung pada
teks soal dan memberikan komentarnya serta memberikan nilai pada setiap butir soal
dengan kriteria: soal baik, perlu diperbaiki, atau diganti. Dalam menganalisis butir
soal secara kualitatif, penggunaan format  penelaahan soal akan sangat membantu
dan mempermudah prosedur  pelaksanaannya. Format penelaahan soal digunakan
sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir soal. Format penelaahan soal yang
dimaksud adalah format penelaahan butir soal: uraian, pilihan ganda, tes perbuatan
dan instrumen non-tes. Berikut disajikan keempat format penelaahan butir soal.

2. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif

Penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan


pada data empirik. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua
pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu  pendekatan secara klasik dan
modern.

a. Analisis butir soal secera klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui
informasi dari jawaban peserta didik tes guna meningkatkan mutu butir soal
yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik. Kelebihan analisis
butir soal secara klasik adalah murah, sederhana, familiar, dapat dilaksanakan
sehari-hari dengan cepat menggunakan komputer, dan dapat menggunakan data
dari beberapa peserta didik atau sampel kecil (Millman dan Greene, 1993: 358).
Analisis jenis butir ini yang lazim digunakan dalam praktik di lapangan,
terutama oleh guru disekolah. Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir
soal secara klasik adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran
butir, daya  pembeda butir, dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk
obyektif) atau fungsi pengecoh pada setiap pilihan jawaban, reliabilitas dan
validitas soal.

1. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab


benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan
dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan
dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00 (Aiken (1994: 66).
Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan,
berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa

4
tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00 artinya bahwa
siswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan
untuk setiap nomor soal. Pada prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta
didik pada butir soal yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal
itu. Rumus ini dipergunakan untuk soal selected response item, yaitu (Nitko,
1996: 310).

Tingkat Kesukaran (TK) =

Jumlah siswa yang menjawab benar butir soal

jumlah siswa yang mengikuti tes

Atau dengan menggunakan rumus:

P=B

P = proporsi (indeks kesukaran)

B = jumlah siswa yang menjawab benar

N = jumlah peserta tes

Tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes.


Misalnya untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal yang memiliki
tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang
memiliki tingkat kesukaran tinggi atau sukar, dan untuk keperluan diagnostik
biasanya digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah atau
mudah.

b. Analisis butir secara modren

yaitu penelaahan butir soal dengan menggunakan Item Response Theory


(IRT) atau teori jawaban butir soal. Teori ini merupakan suatu teori yang
menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang
menjawab benar suatu scal dengan kemampuan siswa. Nama lain IRT adalah
latent trait theory (LTT), atau characteristics curve theory (ICC). Asal mula IRT
adalah kombinasi suatu versi hukum phi-gamma dengan suatu analisis faktor

5
butir soal (item factor analisis) kemudian  bernama Teori Trait Latent (Latent
Trait Theory), kemudian sekarang secara umum dikenal menjadi teori jawaban
butir soal (Item Response Theory) (McDonald, 1999: 8).

B. Manfaat Analisis Butir Soal

Kegiatan analisis butir soal memiliki banyak manfaat, diantaranya:

(1) dapat membantu pengguna tes dalam mengevaluasi kualitas tes yang
digunakan,

(2) relevan bagi penyusunan tes informal seperti tes yang disiapkan guru
untuk siswa di kelas,

(3) mendukung penulisan butir soal yang efektif,

(4) secara materi dapat memperbaiki tes di kelas,

(5) meningkatkan validitas soal dan reliabilitas (Anastasi&Urbina, 1997:172).


Nitko (1996:308-309) juga menguraikan manfaat kegiatan analisis butir
soal, di antaranya untuk:

(1) menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan,

(2) memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan sebagai dasar untuk
bahan diskusi di kelas,

(3) memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa,

(4) memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum,

(5) merevisi materi yang diukur,

(6) meningkatkan keterampilan penulisan soal.

Dari uraian di atas menunjukkan analisis butir soal memberikan manfaat:

(1) menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi dengan baik;

(2) meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu tingkat
kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh soal;

6
(3) meningkatkan validitas soal dan reliabilitas;

(4) merevisi soal yang tidak relevan dengan materi yang diajarkan, ditandai
dengan banyaknya anak yang tidak dapat menjawab butir soal tertentu.

7
BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

 Analisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan berdasarkan kaidah  penulisan


soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap). Ada beberapa teknik yang dapat
digunakan untuk menganalisis butir soal secara kualitatif, diantaranya adalah
teknik moderator dan teknik panel.

a) Teknik moderator merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat


satu orang sebagai penengah.

b) Teknik Panel yakni suatu teknik menelaah butir soal berdasarkan kaidah
penulisan butir soal.

 Analisis butir soal secara kuantitatif adalah analisis butir soal didasarkan  pada
data empirik. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua
pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu:

1. A n a l i s i s b u t i r s o a l s e c a r a k l a s i k adalah proses penelaahan butir soal


melalui informasi dari jawaban peserta didik tes guna meningkatkan mutu
butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik. Aspek
yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap
butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir,
dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal  bentuk obyektif) atau fungsi
pengecoh pada setiap pilihan jawaban, reliabilitas dan validitas soal.

2. A n a l i s i s b u t i r s e c a r a m o d e r n yaitu penelaahan butir soal dengan


menggunakan Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal.
Teori ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika
untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu scal dengan
kemampuan siswa. Nama lain IRT adalah latent trait theory (LTT), atau
characteristics curve theory (ICC).

Manfaat menganalisis butir soal, yaitu:

8
1. Menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi dengan baik,

2. Meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu tingkat


kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh soal,

3. Meningkatkan validitas soal dan reliabilitas, dan

4. Merevisi soal yang tidak relevan dengan materi yang diajarkan, ditandai
dengan banyaknya anak yang tidak dapat menjawab butir soal tertentu.

1.2. Saran

Ketika kita menjadi pengajar dan pendidik, sebaiknya dalam penyusunan


instrument tes, seperti soal tes hendaknya disesuaikan dengan kriteria  penyusunan
soal yang baik dan benar. Dimana, tingkat kesukarannya diperhatikan, daya pembeda
disesuaikan, pengecoh soal berfungsi dengan baik. Dan juga ketika diuji dengan
validitas maupun realibilitas sesuai dengan kualitas dan metode pembelajaran yang
menjunjung tinggi cita-cita guru Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

9
DAFTAR ISI

Arifin, Zaenal. 2009. EVALUASI PEMBELAJARAN. Bandung; PT.REMAJA


ROSDAKARYA Arikunto, Suharsimi. 2003.

DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN. Jakarta; Bumi Aksara Kusaeri dan


Suprananto. 2012.

Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Jakarta; GRAHA ILMU Sudaryono. 2012.

Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta; GRAHA ILMU

10

Anda mungkin juga menyukai