Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

PENGEMBANGAN PENILAIAN TES URAIAN


Dosen Pengampu :
Dra. Hj. Nunung Sobarningsih, M.Pd.
Dra. Euis Heni Herlina, M.Pd.

Disusun oleh :

Cindy Mutiara Sari 1212050040


Dini Amelia Putri 1212050046
Fathah aviatul
1212050058
Karimah
Uzen Fauzi 1192050116

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur kami panjatkan ke Hadhirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Shalawat beserta salam semoga tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.


atas tuntunannya sebagai sumber ilmu, juga kepada keluarganya, shabatnya dan semoga
sampai kepada kita selaku ummatnya.

Terimakasih juga penyusun sampaikan kepada :

1. Dra. Hj. Nunung Sobarningsih, M.Pd.


2. Dra. Euis Heni Herlina, M.Pd.

atas bimbingan serta arahannya dalm perkuliahan evaluasi pembelajaran matematika,


terutama dalam penyusunan makalah ini.

Alhamdulillah penysun telah menyelsaikan makalah yang berjudul


“PENGEMBANGAN PENILAIAN TES URAIAN”, tanpa adanya halangan yang berarti.

Kami sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari
segi penyusunan maupun kelengkapan dan ketepatan isi makalah. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar selanjutnya dapat ditingkatkan dan
disempurnakan.

Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan sebagai
acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.

Bandung, 3 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................2

C. TUJUAN.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4

A. PENGERTIAN BENTUK TES SUBJEKTIF (URAIAN) SERTA KEBAIKAN


DAN KELEMAHAN DARI TES SUBJEKTIF.................................................................4

B. KISI KISI EVALUASI SUBJEKTIF.......................................................................7

C. CONTOH SOAL BENTUK TES URAIAN............................................................8

D. CONTOH KISI-KISI..............................................................................................12

BAB III PENUTUP................................................................................................................27

A. KESIMPULAN........................................................................................................27

B. SARAN.....................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Matematika adalah komponen penting dalam sistem pendidikan yang
bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan matematika kepada siswa.
Tujuan utama pendidikan matematika adalah membantu siswa memahami konsep
matematika dan mampu mengaplikasikannya dalam berbagai konteks kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, penting untuk mengukur pemahaman dan kemampuan siswa dalam
matematika, yang membawa kita ke tahap evaluasi pembelajaran matematika.

Evaluasi pembelajaran matematika adalah proses penting yang digunakan untuk


menilai sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran matematika yang telah
ditetapkan. Evaluasi ini membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa
dalam pemahaman matematika, dan juga membantu guru dalam mengembangkan strategi
pengajaran yang lebih efektif. Salah satu komponen penting dalam evaluasi pembelajaran
matematika adalah instrumen penilaian.

Instrumen penilaian dalam konteks pembelajaran matematika adalah alat yang


digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep matematika. Instrumen
ini dapat berbentuk berbagai jenis, termasuk tes objektif dan tes subjektif. Tes subjektif
dalam pembelajaran matematika adalah jenis tes di mana siswa diminta untuk
memberikan jawaban dalam bentuk tulisan, yang memungkinkan mereka untuk
menjelaskan pemikiran mereka, menguraikan solusi, dan menerapkan konsep matematika
dalam konteks nyata.

Tes subjektif dalam evaluasi pembelajaran matematika adalah salah satu


instrumen penilaian yang penting, karena memungkinkan siswa untuk menunjukkan
pemahaman mereka secara mendalam, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.
Namun, tes subjektif juga memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu
dipertimbangkan dengan cermat dalam penggunaannya. Oleh karena itu, dalam konteks
pendidikan matematika, pemahaman mendalam tentang tes subjektif dan bagaimana
menggunakannya secara efektif dalam evaluasi pembelajaran matematika sangat penting.
Namun, untuk memastikan bahwa tes subjektif tersebut adil, konsisten, dan sesuai dengan
kurikulum matematika yang berlaku, penting untuk memiliki kisi-kisi tes subjektif yang
jelas. Kisi-kisi tes subjektif adalah dokumen yang berisi deskripsi tentang informasi dan
ruang lingkup dari materi matematika yang akan diuji dalam tes subjektif. Kisi-kisi ini
digunakan sebagai panduan dalam menulis soal-soal tes subjektif.

Kisi-kisi tes subjektif mencakup informasi seperti jenis sekolah atau jenjang
sekolah, program atau jurusan, bidang studi atau mata pelajaran, tahun ajaran, jumlah
soal, bentuk soal, standar kompetensi yang diuji, materi yang akan diuji, indikator-
indikator yang harus dicapai, dan nomor urut soal. Dengan adanya kisi-kisi ini, pengajar
dapat merancang soal-soal tes subjektif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
kurikulum matematika yang berlaku, sehingga dapat mengukur pemahaman siswa dengan
cara yang obyektif dan konsisten.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan tes?
2. Apa yang dimaksud dengan tes subjektif?
3. Apa kekurangan dari tes subjektif?
4. Apa kelebihan dari tes subjektif?
5. Apa saja macam macam jenis tes subjektif?
6. Apa yang dimaksud dengan kisi-kisi tes subjektif?
7. Apa saja syarat-syarat kisi-kisi tes subjektif?
8. Apa saja komponen dari kisi-kisi tes subjektif?
9. Bagaimana bentuk format kisi-kisi tes subjektif?

C. TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan:

1. Untuk mengethui pengertian tes


2. Untuk mengetahusi pengertian tes subjektif
3. Untuk mengetahui kekurangan dari tes subjektif
4. Untuk mengetahui kelebihan dari tes subjektif
5. Untuk mengetahui macam macam jenis tes subjektif
6. Untuk mengetahui pengertian dari kisi-kisi tes subjektif
7. Untuk mengetahui syarat-syarat kisi-kisi tes subjektif
8. Untuk mengetahui komponen dari kisi-kisi tes subjektif
9. Untuk mengetahui bentuk format kisi-kisi tes subjektif

D.
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BENTUK TES SUBJEKTIF (URAIAN) SERTA KEBAIKAN DAN
KELEMAHAN DARI TES SUBJEKTIF
1. Pengertian Tes
Penilaian adalah suatu proses untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan tujuan pembelajaran. Dalam sistem evaluasi hasil belajar, penilaian
merupakan langkah lanjutan setelah dilakukan pengukuran. Dalam kegiatan
pengukuran dan penilaian terdapat alat yang disebut dengan tes. Menurut
(Mardapi, 2018) tes merupakan sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab atau
sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan guna mengevaluasi tingkat
kemampuan seseorang atau untuk mengungkapkan beberapa aspek dari orang
yang diuji. Sedangkan Johnson & Robert T.Johnson (2002: 62) menyatakan
bahwa “tests are given to assess student learning, to increase student learning, and
to guide instruction”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
tes adalah serangkaian butir pertanyaan maupun pernyataan untuk mengungkap
karakteristik atau kemampuan seseorang.
Hasil tes biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan belajar,
meningkatkan aktivitas belajar, dan meningkatkan kegiatan pembelajaran. Tes
sebagai bagian dari kegiatan pengukuran dibedakan dari jenis pengukuran lain
(non tes). Salah satu aspek yang membedakan adalah jawabannya. Tes, pada
umumnya, menuntut jawaban benar atau salah. Sementara itu, non tes tidak selalu
dan sangat tergantung dari karakteristik aspek yang diukur (Ghufron & Sutama).
Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan tes, yakni testing, testee,
dan tester. Testing merupakan waktu dimana tes itu dilaksanakan. Testee
merupakan orang yang mengerjakan tes itu sendiri. Tester merupakan orang
pelaksana tes.
2. Pengertian Tes Subjektif
Bentuk tes secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, salah satu
diantaranya adalah tes subjektif atau uraian. Tes subjektif (uraian) adalah tes yang
disusun dalam bentuk soal terstruktur sehingga peserta harus menyusun dan
mengatur sendiri jawaban setiap soal dalam bahasa tulis. Tes subjektif (uraian)
memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyusun dan menyajikan jawaban
mereka sendiri, serta memungkinkan mereka untuk menunjukkan kemampuan
mereka dalam menerapkan pengetahuan untuk menganalisis, menghubungkan dan
mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan yang mereka hadapi. Ciri-ciri pertanyaannya
didahului dengan kata-kata seperti jelaskan, mengapa, uraikan, bagaimana,
simpulkan, bandingkan, dan sebagainya. Tes ini mengharuskan peserta ujian
untuk memberikan respon kata atau frasa.
3. Kelebihan dan Kekurangan Tes Subjektif
Tes subjektif atau tes uraian memiliki beberapa kelebihan atau kebaikan,
yaitu sebagai berikut:
1) Tes ini mengukur pemahaman siswa pada tingkat tinggi.
2) Tidak memberikan banyak kesempatan untuk berspekulasi.
3) Dapat mengetahui sejauh mana peserta didik mendalami atau menghadapi
suatu masalah yang diujikan.
4) Mudah dipersiapkan serta disusun.
5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan
jawabannya dengan kalimat dan gaya bahasa sendiri.
6) Mendorong peserta didik untuk berlatih mengungkapkan pendapat serta
menyusunnya dalan kalimat yang baik.
7) Tes uraian ini juga dapat digunakan sebagai tes diagnostik, evaluasi, atau
analisis masalah.
Selain kelebihan, adapun kelemahan dari tes subjektif yaitu diantaranya
(Maulid, n.d.):
1) Pemeriksaannya lebih sulit dikarenakan membutuhkan banyak
pertimbangan individual.
2) Terbatasnya jangkauan materi pelajaran yang dinilai dan kesulitan dalam
menyesuaikan jawaban secara objektif.
3) Rendahnya tingkat validitas dan reliabilitas karena sulit mengetahui
seberapa besar pengetahuan yang sebenarnya telah dikuasai peserta didik.
4) Membutuhkan waktu yang lama untuk mengoreksinya dan tidak dapat
diwakilkan kepada orang lain.
5) Kurang representatif dalam mewakili seluruh materi pelajaran yang akan
dites karena soalnya hanya sedikit.
4. Macam-Macam Tes Subjektif
a. Tes Melengkapi atau Jabawan Singkat
Tes ini mengharuskan peserta didik untuk memberikan jawaban
singkat dalam kata atau kalimat. Misalnya: ”Bacalah setiap kalimat dengan
cermat. Lengkapi kata-kata berikut dengan benar.”
Adapun kelebihan dari jenis tes tersebut, yaitu (Lumbantobing, 2021):
1) Jenis tes ini efektif karena mudah ditulis dan jawaban dapat
dibuat serta digunakan untuk lebih dari soal.
2) Berkurangnya efek menebak-nebak karena harus ada
jawabannya.
3) Format item ini ideal untuk menilai penguasaan konten yang
memerlukan komputasi serta hasil pengetahuan lainnya.
Selain itu, terdapat pula kekurangan dalam tes ini, diantaranya yaitu:
1) Seringkali ada lebih dari satu jawaban yang “benar” tergantung
pada spesifik soalnya.
2) Pernyataan atau pertanyaan pada tahap yang cukup terfokus
untuk memperoleh tanggapan yang tepat sangatlah sulit.
3) Paling baik digunakan dengan keterampilan kognitif tingkat
rendah seperti pemahaman atau pengetahuan.
4) Tingkat dukungan teknologi untuk menyelesaikan skor dan
menjawab pertanyaan singkat sangat terbatas.
5) Pemberian skor dapat memakan waktu dan berulang.
b. Tes Bentuk Esai
Tes bentuk esai adalah pertanyaan yang jawabannya menuntut siswa
untuk mengingat dan mengorganisasikan ide-ide atau hal-hal yang dipelajari
dengan menyajikan atau mengungkapkan ide-ide tersebut dalam bentuk uraian
tertulis.. Perumusan suatu masalah atau pertanyaan memerlukan seperangkat
jawaban dengan pemahaman/konsep tertentu agar penilaian dapat dilakukan
secara objektif. Membangun pertanyaan memerlukan seperangkat jawaban
berupa pemahaman/konsep dari sudut pandang masing-masing siswa.
Terdapat kelebihan dalam tes bentuk esai ini, yaitu sebagai berikut.
1) Penyusunan tes lebih mudah.
2) Mengukur kemampuan siswa dalam mengorganisasikan
pikiran dan mengungkapkan pendapat serta gagasan dengan
kata atau kalimat sendiri.
3) Pengurangan menebak jawaban.
Selain kelebihan, adapun kelemahan dari tes esai yaitu diantaranya:
1) Jumlah materi yang dibutuhkan terbatas.
2) Dalam penilaian membutuhkan waktu yang lama.
3) Reliabilitasnya relatif lebih rendah dibandingkan soal pilihan
ganda
4) Selain kelebihan, adapun kelemahan dari tes esai yaitu
diantaranya:
5) Jumlah materi yang dibutuhkan terbatas.
6) Dalam penilaian membutuhkan waktu yang lama.
7) Reliabilitasnya relatif lebih rendah dibandingkan soal pilihan
ganda.

B. KISI KISI EVALUASI SUBJEKTIF


Kisi-kisi atau table of specification adalah deskripsi mengenai informasi serta
ruang lingkup dari materi pelajaran yang digunakan sebagai pedoman untuk menulis soal
atau matriks soal menjadi tes. Pembuatan kisi-kisi memiliki tujuan untuk menentukan
ruang lingkup dalam menulis soal agar menghasilkan perangkat tes yang sesuai dengan
indikator. Kisi kisi tes objektif dibuat berdasarkan tujuan dan ruang lingkup materi serta
bentuk tes objektif yang akan diberikan kepada siswa. Tes objektif dapat berbentuk
benar-salah, benar salah berumpun, menjodohkan, pilihan ganda, pilihan ganda sebab
akibat, pilihan ganda kompleks. Perangkat tes dapat seluruhnya dibuat dalam bentuk
pilihan ganda atau beberapa variasi bentuk tes objektif tergantung kepada kebutuhannya.
Pembuatan kisi-kisi untuk soal uraian, baik untuk uraian objektif maupun uraian
non-objektif pada umumnya sama dengan soal objektif. Terutama tujuan dan syarat-
syarat penulisan kisi-kisi memiliki ruang lingkup untuk menghasilkan perangkat tes yang
sesuai dengan indikator. Indikator dapat dilihat pada kurikulum atau dapat dikembangkan
sendiri sesuai dengan variabel dan sub variabel yang akan dikembangkan menjadi
indikator. Secara umum pembuatan kisi-kisi soal uraian harus memenuhi kemampuan
kognitif yang mengacu kepada teori Bloom tentang kognitif yaitu: Pengetahuan (C1),
Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5), Evaluasi (C6).
Kisi-kisi tes yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: setiap item dapat
dilihat apakah tujuan item, isi pokok bahasan yang dites, bentuk tes dan tingkat
kesukarannya.
a. Syarat kisi-kisi
1) Dapat mewakili isi silabus atau kurikulum
2) Komponen-komponen diuraikan secara jelas
3) Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuat soalnya
4) Sesuai dengan Indikator
b. Komponen kisi-kisi
1) Jenis sekolah/jenjang sekolah
2) Program/jurusan
3) Bidang studi/mata pelajaran
4) Tahun ajaran
5) Jumlah soal
6) Bentuk soal
7) Standar Kompetensi
8) Materi
9) Indikator
10) Nomor Urut soal

C. CONTOH SOAL BENTUK TES URAIAN


a. Tes Melengkapi atau Jabawan Singkat
Bacalah setiap kalimat dibawah ini dengan cermat. Lengkapi kata-kata berikut
dengan benar.
1. Abu Hurairah meriwayatkan hadits sebanyak 5.374. Nilai ribuah pada angka
tersebut adalah ...
Jawab:
5.374=5 ribuan+ 3 ratusan+ 7 puluhan +4 satuan
Nilai ribuan pada angka tersebut adalah 5
2. Zayn memuroja’ah Surah an-Nazi’at sebanyak 3 kali. Maka total jumlah ayat
yang dibaca oleh Zayn adalah ... ayat.
Jawab:
Surah an-Nazi’at terdiri dari 46 ayat. Karena Zayn membaca sebanyak 3 kali
maka:
46 × 3=138 .
Jadi, total jumlah ayat yang dibaca Zayn adalah 138 ayat.
b. Soal Pemecahan Masalah
Sebuah yayasan sedekah memberikan bantuan kepada 120 anak yatim. Jika setiap
anak yatim menerima uang sejumlah Rp 25.000 ,00 , berapa total jumlah uang yang
diberikan oleh yayasan tersebut? Sebutkan juga prinsip-prinsip agama Islam yang
relevan dalam konteks ini.
Jawab :
Untuk menghitung total jumlah uang yang diberikan oleh yayasan kepada 120 anak
yatim, kita dapat menggunakan rumus:
Total uang=Jumlah anak yatim × Jumlah uang per anak yatim
Dalam hal ini, jumlah anak yatim adalah 120 dan jumlah uang per anak yatim adalah
Rp 25.000 ,00 .
Mari hitung:
Total uang=120 anak yatim× Rp25.000 ,00 /anak yatim
Total uang=Rp 3.000.000 ,00
Jadi, total jumlah uang yang diberikan oleh yayasan kepada 120 anak yatim adalah
Rp 3.000.000 , 00
Dalam konteks agama Islam, prinsip-prinsip yang relevan dalam sedekah dan
pemberian termasuk Zakat dan Infaq. Zakat adalah kewajiban membayar sebagian
kekayaan yang dimiliki oleh umat Islam kepada yang berhak menerimanya, termasuk
anak yatim. Infaq, di sisi lain, adalah tindakan memberikan sumbangan atau sedekah
secara sukarela untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Dalam kasus ini,
yayasan tersebut telah mengamalkan prinsip-prinsip ini dengan memberikan bantuan
kepada anak yatim.
c. Soal Ekonomi Syariah
Seorang pedagang ingin membeli barang dagangan dengan harga Rp 750.000 ,00 . Dia
memilih opsi pembiayaan syariah dengan sistem murabahah. Jika bank memberikan
margin keuntungan sebesar 15 % , berapa total harga yang harus dia bayarkan setelah
pembiayaan?
Jawaban:
Dalam sistem pembiayaan murabahah, bank membeli barang atas permintaan nasabah
dan menjualkannya kembali kepada nasabah dengan harga yang sudah disepakati
bersama. Bank kemudian menetapkan margin keuntungan sebagai imbalan atas jasa
mereka. Untuk menghitung total harga yang harus dibayarkan oleh pedagang setelah
pembiayaan, kita perlu menambahkan harga beli barang oleh bank dengan margin
keuntungan yang ditetapkan.
Dalam kasus ini, harga beli barang oleh bank (harga asli) adalah Rp 750.000 ,00 .
Margin keuntungan yang ditetapkan adalah 15 % dari harga asli.
Margin keuntungan ¿ 15 % × Rp 750.000 , 00
¿ 0 , 15 × R p750.000 ,00
¿ R p112.500 , 00
Total harga yang harus dibayarkan oleh pedagang setelah pembiayaan adalah:
Harga asli + Margin keuntungan ¿ Rp 750.000 ,00+ R p 112.500 ,00
¿ Rp 862.500 , 00
Jadi, total harga yang harus dia bayarkan setelah pembiayaan adalah Rp 862.500 , 00 .
d. Soal Zakat
Seorang pebisnis memiliki penghasilan bersih setiap bulan sejumlah
Rp 10.000 .000 , 00.Berapakah zakat yang harus dia bayarkan setiap tahunnya jika
besaran zakat adalah 2 , 5 % dari total penghasilannya?
Jawaban :
Untuk menghitung zakat yang harus dibayarkan, kita dapat menggunakan rumus
berikut:
Zakat ¿ Total Penghasilan Bersih× Besaran Zakat
Dalam kasus ini, penghasilan bersih per bulan adalah Rp 10.000.000 , 00 dan besaran
zakat adalah 2 , 5 % atau 0,025 .
Zakat ¿ Rp 10.000.000 , 00 × 0,025
¿ Rp 250.000 ,00
Zakat yang harus dikeluarkan setiap bulannya adalah ¿ Rp 250.000 ,00
Untuk menghitung zakat yang harus dibayarkan setiap tahunnya, kita perlu
mengalikan jumlah zakat per bulan dengan jumlah bulan dalam setahun (12):
Zakat tahunan ¿ 12 × Rp 250.000 ,00
¿ Rp 3.000.000 , 00
Jadi, pebisnis tersebut harus membayar zakat sejumlah Rp 3.000.000 , 00 setiap
tahunnya.
D. CONTOH KISI-KISI
KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER SEMESTER GASAL

Satuan Pendidikan : Semester/Tahun Ajaran :


Kelas/Peminatan : Nama Guru Penyusun :
Mata Pelajarn : Email/Telp. :

No
Dimensi
. Materi Indikator Bentuk No. Dimensi
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Proses
K Esensial Soal Soal Soal Pengetahuan
Kognitif
D
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3. Memahami, 3.1 Menginterpretasi Nilai Mendefinisik PG 1 C1 Konseptual
menerapkan, persamaan dan Mutlak an nilai
menganalisis pertidak samaan mutlak suatu
pengetahuan nilai mutlak dari bilangan
faktual, bentuk linear satu Memilih
konseptual, variabel dengan pernyataan
prosedural persamaan dan yang benar
berdasarkan pertidak samaan mengenai PG 2 C1 Konseptual
rasa ingin linear aljabar sifat-sifat
tahunya lainnya. nilai mutlak
tentang ilmu bilangan real
pengetahuan, Menentukan
teknologi, nilai mutlak
PG 3 C3 Prosedural
seni, budaya, suatu
dan bilangan real
humaniora Persama Menentukan
dengan an Nilai persamaan
wawasan Mutlak linear satu
kemanusiaan, variabel yang
kebangsaan, memuat nilai PG 4 C3 Prosedural
kenegaraan, mutlak
dan berdasarkan
peradaban definisi nilai
terkait mutlak
penyebab Menentukan PG 5 C3 Prosedural
fenomena dan persamaan
kejadian, linear satu
serta variabel yang
menerapkan memuat nilai
pengetahuanp mutlak
roseduralpada menggunaka
bidang kajian n sifat-sifat
yang spesifik nilai mutlak
sesuai dengan Menyelesaika
bakat dan n persamaan
minatnya linear satu
untuk variabel yang
PG 6 C3 Prosedural
memecahkan memuat nilai
masalah. mutlak
4. Mengolah, menggunaka
menalar, dan n grafik
menyaji 4.1 Menyelesaikan Pertidaks Mendefinisik
dalam ranah masalah yang amaan an
konkret dan berkaitan dengan Nilai pertidaksama PG 7 C2 Konseptual
ranah abstrak persamaan dan Mutlak an nilai
terkait pertidak samaan mutlak
dengan nilai mutlak. Menentukan PG 8 C3 Prosedural
pengembanga himpunan
ndari yang penyelesaian
dipelajarinya pertidaksama
di sekolah an linear satu
secara variable
mandiri, dan Menentukan
mampu pertidaksama
menggunakan an linear
metode sesuai nilaimutlak
PG 9 C3 Prosedural
kaidah dengan
keilmuan. mengkuadrat
kan
keduaruas
Menentukan ESSAY 1 C3 Prosedural
himpunan
penyelesaian
pertidaksama
an linear nilai
mutlak
menggunaka
n definisi
pertidaksama
an nilai
mutlak
2 3.2 Menjelaskan dan Pertidaks Menentukan
menentukan penyelesaian amaan penyelesaian
pertidaksamaan rasional Rasional pertidaksama
dan irasional satu variabel. an rasional PG 10 C3 Prosedural
satu variabel
yang memuat
bentuk linear
Menentukan
penyelesaian
pertidak
samaan
rasional satu PG 11 C3 Prosedural
variabel yang
memuat
bentuk linear-
kuadrat
Menentukan PG 12 C3 Prosedural
penyelesaian
pertidaksama
an rasional
satu variabel
yang memuat
bentuk
kuadrat-
kuadrat
4.2 Menyelesaikan Menentukan
masalah yang himpunan
berkaitan dengan penyelesaian
PG 13 C3 Prosedural
pertidak samaan pertidak
rasional dan samaan
irasional satuv kuadrat
ariabel. Pertidaks Menentukan
amaan himpunan
Rasional penyelesaian
dari
pertidaksama ESSAY 2 C3 Prosedural
an irasional
satu variabel
yang memuat
bentuk linear
Menentukan PG 14 C3 Prosedural
himpunan
penyelesaian
pertidaksama
an irasional
satu variabel
yang memuat
bentuk
kuadrat
3 4.1 Menyusun system Sistem Menentukan
persamaan linear Persama himpunan
tiga variabel dari an Linear penyelesaian
masalah DuaVaria dari system PG 15 C3 Prosedural
kontekstual. bel persamaan
linear dua
variable
Menentukan PG 16 C3 Prosedural
model
matematika
dari masalah
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
SPLDV
Menentukan
penyelesaian
dari system
PG 17 C3 Prosedural
persamaan
linear dua
variable
4.3 Menyelesaikan Sistem Menentukan
masalah Persama himpunan
kontekstual yang an Linear penyelesaian
berkaitan dengan Tiga dari system PG 18 C3 Prosedural
system persamaan Variabel persamaan
linear tiga variabel. linear tiga
variable
Menentukan PG 19 C3 Prosedural
model
matematika
dari masalah
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
SPLTV
Menentukan
penyelesaian
dari system
PG 20 C3 Prosedural
persamaan
linear tiga
variable
Menyelesaika
n masalah
sehari-hari
yang ESSAY 3 C3 Prosedural
berkaitan
dengan
SPLTV
4 3.4 Menjelaskan dan Sistem Menentukan
menentukan Persama penyelesaian
penyelesaikan an Linear system
sistem pertidak DuaVaria persamaan PG 21 C3 Prosedural
samaan dua bel dua variabel
variabel (linear- (Linear- (linear-
kuadrat dan Kuadrat) kuadrat)
kuadrat-kuadrat ) Menentukan PG 22 C3 Prosedural
system
persamaan
dua
variabel(linea
r-kuadrat)
darigrafik
yang
disajikan
Sistem Menentukan
Persama himpunan
an Linear penyelesaian
Dua system
PG 23 C3 Prosedural
Variabel persamaan
(Kuadrat dua variabel
- (kuadrat-
Kuadrat) Kuadrat)
4.4 Menyajikan dan Menentukan PG 24 C3 Prosedural
menyelesaikan system
masalah yang persamaan
berkaitan dengan dua variabel
system pertidak (kuadrat-
samaan duav kuadrat) dari
ariabel (linear- grafik yang
kuadrat dan disajikan
kuadrat-kuadrat ). Menggambar
kan daerah
himpunan
penyelesaian PG 25 C3 Prosedural
pertidak
samaan linear
Pertidaks
dua variabel
amaan
Menggambar
Dua
kan daerah
Variabel
himpunan
penyelesaian
ESSAY 4 C3 Prosedural
pertidak
samaan
kuadrat dua
variable
Sistem Menentukan PG 26 C3 Prosedural
Pertidak system
samaan pertidaksama
Linear an dua
DuaVaria variabel
bel (linear-
(Linear- kuadrat) dari
Kuadrat) grafik yang
disajikan
Melukiskan
daerah
himpunan
penyelesaian
pertidak PG 27 C3 Prosedural
samaan dua
variabel
(linear-
kuadrat)
Menunjukkan PG 28 C3 Prosedural
daerah
himpunan
penyelesaian
system
pertidak
samaan dua
variabel
(linear-
kuadrat) dari
grafik yang
disajikan
Sistem Menentukan
Pertidaks himpunan
amaan penyelesaian
Linear system
Dua pertidak
Variabel samaan dua
PG 29 C3 Prosedural
(Kuadrat variabel
- (kuadrat-
Kuadrat) kuadrat)
darigrafik
yang
disajikan
Menunjukkan PG 30 C3 Prosedural
daerah
himpunan
penyelesaian
system
pertidak
samaan dua
variabel
(kuadrat-
kuadrat) dar
igrafik yang
disajikan
Menggambar
kan daerah
himpunan
penyelesaian
dari system
ESSAY 5 C3 Prosedural
pertidak
samaan dua
variabel
(kuadrat-
kuadrat)
E. Pedoman Penskoran
Pada tes bentuk uraian, pemberian skor umumnya mendasarkan diri pada
bobot yang diberikan untuk setiap butir soal, atas dasar tingkat kesukarannya, atau atas
dasar bayak sedikitnya unsur yang harus terdapat dalam jawaban yang dianggap
paling baik atau paling benar.

1. Penyusunan Pedoman Penskoran

Pedoman Penskoran adalah panduan atau petunjuk yang menjelaskan tentang:

a. Batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal


bentuk uraian objektif.
b. Kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penyekoran terhadap
soal-soal uraian non-objektif.

Teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian objektif adalah sebagai
berikut:

a. Tuliskan semua jawaban benar atau kata kunci jawaban dengan jelas untuk setiap
nomor soal.
b. Setiap kata kunci diberi skor 1 (satu).
c. Apabila suatu pertanyaan mempunyai beberapa subpertanyaan, rincilah kata kunci
dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban. Kata-kata
kunci ini dibuatkan skornya (masing-masing 1).
d. Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal. Jumlah
skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.

Teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian non-objektif sebagai berikut:

a. Tuliskan kriteria jawaban untuk dijadikan pedoman dalam memberi skor. Kriteria
jawaban disusun sedemikian rupa sehingga pendapat/pandangan pribadi peserta
didik yang berbeda dapat diskor menurut uraian jawabannya.
b. Tetapkan rentang skor untuk tiap kriteria jawaban.
1) Rentang skor terendah = 0 (nol), sedangkan rentang skor tertinggi ditentukan
berdasarkan keadaan jawaban yang dituntut oleh soal. Semakin kompleks
jawaban, rentang skor semakin besar.
2) Untuk memudahkan penskoran, setiap rentang skor diberi rincian berdasarkan
kualitas jawaban, misalnya untuk rentang skor 0 - 3: jawaban tidak sesuai
dengan kriteria = 0, sebagian kecil sesuai dengan kriteria = 1, sebagian besar
sesuai dengan kriteria = 2, hampir seluruhnya sesuai dengan kriteria = 3.
c. Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan. Jumlah
skor dari beberapa kriteria ini disebut skor maksimum dari satu soal

Prosedur Penskoran pada Soal Uraian:

a. Pemberian skor sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama untuk semua
jawaban peserta didik agar konsistensi dalam penskoran dan skor yang dihasilkan
adil.
1) Pemberian skor pada soal uraian objektif:
- Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman penskoran.
- Setiap jawaban yang sesuai dengan kunci diberi skor 1, sedangkan yang
tidak sesuai diberi skor 0. Tidak ada skor selain 0 dan 1.
2) Pemberian skor pada soal uraian non-objektif:
- Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman penskoran.
- Pemberian skor disesuaikan antara kualitas jawaban dan kriteria jawaban.
b. Hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik pada setiap nomor butir soal.
2. Perhitungan Nilai Soal Uraian
Rumus yang digunakan:

Skor perolehan
Nilai tiap soal : × bobo t
Skor maksimum

atau

ai
N i= ×b
c

Keterangan:
¿ ¿ Nilai untuk satu nomor soal tertentu setelah dikalikan dengan bobot.

a i ¿ Skor perolehan peserta didik pada satu nomor soal tertentu.

c ¿ Skor maksimum untuk nomor soal itu.

b ¿ Bobot soal dari soal itu.

Jumlahkan semua nilai (Ni) yang telah diperoleh peserta didik dalam perangkat tes.
Jumlah ini disebut nilai akhir dari satu perangkat tes uraian yang disajikan.

3. Pembobotan Soal Uraian

Pembobotan soal uraian dilakukan dengan mempertimbangkan:

a. Kedalaman/keluasan materi antarsoal.


b. Kerumitan/kompleksitas jawaban.
c. Level kognitif yang diukur.

Pembobotan soal uraian dilakukan setelah menjadi satu perangkat tes.

Contoh: Perhitungan nilai akhir soal uraian

No. Bobot Skor Maksimum Skor Perolehan Nilai Perolehan


1. 30 4 2 15
2. 20 6 5 10
3. 20 8 4 20
4. 30 5 3 30
Nilai total 75

Dengan demikian nilai perolehan soal uraian adalah 75.


Contoh Penskoran Soal Uraian

Seorang pebisnis memiliki penghasilan bersih setiap bulan sejumlah Rp 10.000 .000 , 00
.Berapakah zakat yang harus dia bayarkan setiap tahunnya jika besaran zakat adalah 2 , 5 % dari
total penghasilannya?

Jawaban :

Untuk menghitung zakat yang harus dibayarkan, kita dapat menggunakan rumus berikut:

Zakat ¿ Total Penghasilan Bersih× Besaran Zakat

Dalam kasus ini, penghasilan bersih per bulan adalah Rp 10.000.000 , 00 dan besaran zakat
adalah 2 , 5 % atau 0,025 .

Zakat ¿ Rp 10.000.000 , 00 × 0,025

¿ Rp 250.000 ,00

Zakat yang harus dikeluarkan setiap bulannya adalah ¿ Rp 250.000 ,00

Untuk menghitung zakat yang harus dibayarkan setiap tahunnya, kita perlu mengalikan jumlah
zakat per bulan dengan jumlah bulan dalam setahun (12):

Z akat tahunan ¿ 12 × Rp 250.000 ,00

¿ Rp 3.000.000 , 00

Jadi, pebisnis tersebut harus membayar zakat sejumlah Rp 3.000.000 , 00 setiap tahunnya.

Pedoman penskoran untuk soal tersebut.

Kunci Jawaban Skor


Zakat
¿ Total Penghasilan Bersih× Besaran Zakat 1

Zakat ¿ Rp 10.000.000 , 00 × 0,025


¿ Rp 250.000 ,00 2

Z akat tahunan ¿ 12 × Rp 250.000 ,00


¿ Rp 3.000.000 , 00 2

Jawaban sempurna disertai kesimpulan 1


Skor Maksimum 6
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tes subjektif atau tes uraian adalah bentuk evaluasi yang memungkinkan peserta
ujian untuk memberikan jawaban dalam bahasa tulis dengan lebih bebas, memungkinkan
mereka untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuan analitis mereka. Kelebihan dari
tes uraian termasuk kemampuan untuk mengukur pemahaman siswa pada tingkat tinggi,
mendorong peserta didik untuk berlatih mengungkapkan pendapat dengan bahasa sendiri,
dan dapat digunakan untuk berbagai jenis evaluasi. Namun, kelemahan terdapat dalam
kesulitan pemeriksaan individu, kurangnya validitas dan reliabilitas, serta waktu yang
dibutuhkan untuk mengoreksi. Tes uraian memiliki beberapa jenis, seperti tes melengkapi
dan tes bentuk esai, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan mereka sendiri.
Kisi-kisi tes subjektif digunakan untuk mengarahkan pembuatan soal uraian dengan
memastikan bahwa mereka mencerminkan isi kurikulum dan tingkat kesulitan yang
sesuai. Tes uraian dapat membantu dalam mengukur pemahaman dan kemampuan siswa
dengan lebih mendalam, namun harus dikelola dengan cermat untuk mengatasi beberapa
tantangan yang terkait dengannya.

B. SARAN
Dalam melakukan Evaluasi Pembelajaran, sebaiknya diperhatikan syarat-syarat
dalam penyusunan evaluasi pembelajaran tersebut serta memilih teknik evaluasi
pembelajaran yang sesuai agar hasil yang diinginkan sesuai.

Untuk menambah pemahaman mengenai tes subjektif ini pembaca dapat mencari
tahu secara mandiri mengenai contoh-contoh konkret tentang penggunaan tes subjektif
dalam situasi nyata.

Sementara untuk contoh kisi-kisi evaluasi subjektif dapat dilengkapi dengan


menguraikan langkah-langkah praktis dalam pembuatannya, sehingga pemahaman
mengenai kisi-kisi tes subjkektif dapat dipahami secara utuh dalam praktiknya
DAFTAR PUSTAKA

Faisal, A. (2022). Administrasi Tes dalam Evaluasi Pembelajaran. Darussalam.

Rosyidi, D. (2020). Teknik dan Instrumen Assesmen Ranah Kognitif. Tasyri': Jurnal Tarbiyah-
Syari'ah Islamiyah, 1-13.

Supriyati, Y. (2018). Penilaian Kelas.

Tim Pusat Penilaian Pendidikan. (2019). Panduan Penilaian Tes Tertulis. Jakarta: Pusat Penilaian
Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai