Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Yanti Fitria, M.Pd
Drs. Muhammadi, M.Si
Oleh:
PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena berkat petunjuk,
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Model-model dalam Penilaian dan 10 langkah dalam penilaian ”. Makalah ini
disusun berdasarkan pengetahuan, buku-buku pembelajaran , dan referensi
pembelajaran dari internet. Shalawat serta salam juga penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya nanti. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah...................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................1
3. Tujuan Penulisan..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Istilah dalam evaluasi pendidikan ...................................................2
2. Pengertian Evaluasi Pendidikan ......................................................3
3. Kedudukan Evaluasi Dalam Pembelajaran......................................5
4. Pertanyaan seputar Evaluasi pendidikan........................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apa saja istilah-istilah dalam evaluasi pendidikan?
2. Apa pengertian evaluasi pendidikan?
3. Bagaimana kedudukan evaluasi dalam pembelajaran?
A. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penulisan ini
adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan istilah-istilah dalam Asesmen pendidikan.
2. Mendeskripsikan pengertian evaluasi pendidikan.
3. Menjelaskan kedudukan evaluasi dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan
agar dapat membuat penilaian (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk
memaksimalkan hasilnya. Definisi di atas didasari oleh pendapat Mahrens & Lehmann (1978
dalam Purwanto, 2013, hlm. 3) yang menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses
merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan.
Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun sangat
berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna evaluasi pembelajaran yang
sebenarnya. Ujian atau tes hanyalah salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menjalankan
proses evaluasi.
1. Tes,
Adalah istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat istilah lainnya, yaitu
membuat dan mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab. Sebagai hasil
jawabannya diperoleh sebuah ukuran (nilai angka) dari seseorang.
2. Pengukuran,
Pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengan menggunakan observasi skala rating
atau alat lain yang membuat kita dapat memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas.
Juga berarti pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh.
3. Evaluasi,
adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi yang berguna untuk
menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti tes dan pengukuran dan bisa juga
berarti di luar keduanya. Hasil Evaluasi bisa memberi keputusan yang profesional.
Seseorang dapat mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif.
4. Asesmen,
Bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap problema seseorang. Dalam
pengertian ia adalah sinonim dengan evaluasi. Namun yang perlu ditekankan di sini
bahwa yang dapat dinilai atau dievaluasi adalah karakter dari seseorang, termasuk
kemampuan akademik, kejujuran, kemampuan untuk mengejar, dsb.
Selain suatu proses untuk melihat kinerja pembelajaran, evaluasi juga berfungsi
sebagai pembuat keputusan. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana
tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan (Cornbach dan Stufflebeam
dalam Arikunto, 2016, hlm. 3).
2. Rina Febriana
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses berkelanjutan tentang
pengumpulan dan penafsiran informasi, dalam menilai (assessment) keputusan yang
dibuat untuk merancang suatu sistem pembelajaran (Febriana, 2019, hlm. 1).
3. Zainal Arifin
Menurut Arifin (2017, hlm. 2) evaluasi adalah suatu komponen penting dan tahap
yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.
4. Ralph Tyler
Menurut Gronlund (1976) dalam (Purwanto, 2013, hlm. 3) evaluasi adalah suatu
proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana
tujuan-tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa.
6. Wringth
Tujuan dari penilaian hasil belajar tentunya sama bersinggungan dengan tujuan
evaluasi belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan. Evaluasi merupakan faktor penting
yang menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sangat
penting untuk benar-benar mengetahui tujuan evaluasi, agar hal yang ingin dicapai dalam
proses evaluasi dapat terjadi. Tujuan evaluasi hasil belajar menurut Arifin (2017, hlm. 15)
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan.
2. Mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta didik terhadap program
pembelajaran.
3. Mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
4. Mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
5. Seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis
pendidikan tertentu.
6. Menentukan kenaikan kelas.
7. Menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Selain itu, tujuan evaluasi dalam pembelajaran menurut Nana Sudjana (2017, hlm. 4)
adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa
jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan
yang diharapkan.
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya.
4. Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Yakni untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses pembelajaran dan mengadakan program remedial jika diperlukan bagi peserta
didik.
2. Fungsi sumatif,
Yaitu menentukan nilai kemajuan atau hasil belajar peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak,
penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya peserta didik.
3. Fungsi diagnostik,
Yakni untuk memahami latar belakang meliputi latar psikologis, fisik, dan lingkungan
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai
dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.
4. Fungsi penempatan,
Yaitu menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat (misalnya
dalam menentukan program spesialisasi) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
didik.
Sementara itu fungsi evaluasi menurut Sudjana (2017, hlm. 3) dikelompokkan menjadi
tiga fungsi, yakni sebagai berikut.
d. Prinsip Evaluasi
Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat dibagi dua, yaitu
pendekatan tradisional dan pendekatan sistem.
1) Pendekatan Tradisional
2) Pendekatan Sistem
Evaluasi pendekatan sistem adalah evaluasi yang dilakukan melalui sistem atau
totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan ketergantungan.
Komponen evaluasi yang dimaksud meliputi komponen kebutuhan dan feasibility,
komponen input, komponen proses, dan komponen produk (Arifin, 2017, hlm. 86).
Menurut (Arikunto, 2016, hlm. 41) Teknik evaluasi dibagi menjadi dua, yakni
teknik tes dan teknik non-tes. Berikut adalah penjelasannya.
Evaluasi Tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan
alat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasanbatasan. Tes
mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk mengukur peserta didik dan untuk mengukur
keberhasilan program pengajaran.
Menurut Heaton (dalam Arifin, 2017, hlm. 118) membagi tes menjadi empat
bagian, yakni tes prestasi belajar, tes penguasaan, tes bakat, dan tes diagnostik. Untuk
melengkapi pembagian jenis tes tersebut, Brown menambahkan satu jenis tes lagi yang
disebut tes penempatan. Masing-masing penjelasan mengenai jenis tes tersebut sama
saja dengan penjelasan fungsi evaluasi yang telah dijelaskan sebelumnya di atas.
Evaluasi jenis tes sendiri dapat dibagi setidaknya menjadi dua jenis, yakni: tes
uraian (esai), dan tes objektif. Berikut adalah pemaparannya.
2) Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus
mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban
peserta didik itu beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat
dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan
dikehendaki dalam soalnya.
3) Uraian Bebas
Peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri.
Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena
itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun,
guru tetap harus mempunyai acuan dan patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik
nanti.
4) Tes Objektif
Tes objektif adalah pengukuran yang berdasarkan pada penilaian atas kemampuan
siswa dengan soal menjelaskan jawaban yang benar atau yang salah soal dengan bobot
nilai yang tetap. Dalam tes ini subjektivitas guru ketika melakukan pemberian nilai tidak
ikut ambil bagian atau ikut berpengaruh. Terdapat beragam macam tes objektif meliputi
beberapa jenis di bawah ini.
Bentuk tes pilihan alternatif ditandai oleh butir soal yang diikuti oleh dua
penilaian. Dari dua pilihan siswa diminta memilih salah satu yang dianggap paling
tepat.
Tes jenis pilihan ganda adalah suatu bentuk tes dengan jawaban tersedia atas 3
atau 4 serta option pilihannya dan hanya satu jawaban yang tepat.
Soal bentuk menjodohkan atau memasangkan terdiri dari suatu premis, suatu
daftar kemungkinan jawaban, dan suatu petunjuk untuk menjodohkan masing-masing
premis itu dengan suatu kemungkinan jawaban. Biasanya nama, tanggal/tahun, istilah,
frase, pernyataan, bagian dari diagram, dan sejenisnya digunakan sebagai premis.
Benar Tes benar salah ditekankan mengandung atau tidaknya kebenaran dalam
pernyataan yang hendak dinilai peserta didik. Peseta didik menjawab dengan
menetapkan apakah pernyataan yang disajikan itu salah atau benar dalam arti
mengandung atau tidak mengandung kebenaran.
Menurut Hasyim (dalam Zein & Darto, 2012, hlm.47) evaluasi non test adalah
penilaian yang mengukur kemampuan peserta didik secara langsung dengan tugas-tugas
yang riil. Evaluasi non tes memiliki sifat yang lebih komprehensif, artinya dapat
digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu sehingga tidak hanya untuk menilai
aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik, yang dinilai saat proses
pelajaran berlangsung (Sudjana. 2017, hlm. 67). Beberapa jenis evaluasi non tes menurut
Arikunto (2016, hlm. 41) adalah sebagai berikut.
1. Skala Bertingkat
2. Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden). Angket merupakan instrumen evaluasi nontes yang berupaya mengukur
diranah afektif di dalam kelas maupun diluar kelas.
3. Daftar Cocok
Yakni deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang
dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√ ) ditempat yang sudah disediakan.
4. Wawancara
Merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden
dengan cara tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini
responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Asrul, Ananda, R., Rosnita. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Citapustaka Media.
Nana Sudjana. (2017). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Zein mas’ud dan Darto. (2012). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Riau: Daulat Riau.
1. Evaluasi apakah yang cocok digunakan untuk penilaian hasil belajar di Sekolah
Dasar?
2. Apakah Penggunaan tes objektif sudah mampu mengukur kemampuan siswa ?
3. Apakah tujuan seorang guru menyusun evaluasi pembelajaran ?
4. Apakah Evaluasi uraian bisa diterapkan di kelas 1 SD ?
5. Apakah perbedaan penilaian dengan evaluasi ?
6. Apa sajakah jenis-jenis evaluasi yang bisa digunakan dalam dunia pendidikan ?
7. Pentingkah assesmen dilaksanakan diawal pembelajaran
8. Apakah tahapan yang dilakukan untuk melakukan evaluasi dalam pendidikan ?
9. Apakah perbedaan antara assesmen formatif dan assesmen sumatif ?
10. Instrumen yang bagaimana yang dapat mengukur kemampuan siswa ?
Jawaban:
1. Bentuk-bentuk penilaian hasil belajar siswa yang bisa digunakan yaitu mencakup:
penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan ahkir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
2. Tes objektif sangat penting dalam proses pembelajaran, karena dapat membantu siswa
untuk mengukur kemampuan serta dapat menyelesaikan masalah. Tes objektif dapat
digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai sedang (ingatan,
pemahaman, dan penerapan). 2. Dengan menggunakan tes objektif semua atau sebagian
besar materi yang sudah diajarkan dapat ditanyakan dalam ujian.Disamping
mempunyai keunggulan, tes objektif juga mempunyai beberapa kelemahan yang perlu
diperhatikan antara lain: Kebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir
rendah. Walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih tinggi dari
sekedar ingatan atau pemahaman.
4. Bisa, tapi kurang tepat diterapkan pada kelas 1 Sekolah Dasar karena pada tahap ini
siswa masih banyak yang mengeja. Menurut saya di jenjang kelas ini yang lebih tepat
dilaksanakan tes pilihan ganda, dan menjodohkan.
5. Menurut Arikunto evaluasi merupakan suatu proses penetapan nilai tentang kinerja dan
hasil belajar siswa melalui penilaian. penilaian adalah proses pengumpulan informasi
atau data yang digunakan untuk membuat keputusan tentang pembelajaran.
a. Evaluasi diagnostic
b. Evaluasi selektif
c. Evaluasi penempatan
d. Evaluasi formatif
e. Evaluasi sumatif
10. Dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan pasal
5, dijelaskan bahwa prinsip evaluasi atau penilaian hasil belajar antara lain adalah
sebagai berikut.