Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI PEMBELAJARAN SENI

KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN


Dosen Pengampu :
Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd
Ni Made Dian Widiastuti, S.Pd.,M.Pd

Anggota Kelompok :
I Gede Eka Listiyawan (202109044)
I Komang Adi Saputa (202109056)
I Komang Pande Pradana Putra (202109065)

PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN


FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
DENPASAR 2 MARET 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan waranugraha,rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang konsep dasar assesmen pembelajaran. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan sumber dari beberapa kajian seperti buku, jurnal, dan web sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada dosen pengampu yang telah membimbing kami di dalam pembelajaran evaluasi seni ini.
Penulis sangat berterima kasih kepada Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd dan Ni Made Dian Widiastuti,
S.Pd.,M.Pd yang telah mempercayai tugas ini kepada penulis, sehingga dapat membantu penulis
untuk menguasai pengetahuan pada bidang studi yang ditekuni.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, seperti manusia yang
pada hakekatnya tidak luput dari kesalahan. Penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan. Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik untuk
penulis dalam memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2
I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 5
1.3 TUJUAN .......................................................................................................................... 5
II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian Asesmen Pendidikan ....................................................................................... 6
2.2 Asesmen Menurut Para Ahli.............................................................................................. 7
2.3. Klasifikasi Asesmen Pembelajaran .................................................................................. 8
2.4 Perbedaan Asesmen Dan Evaluasi .................................................................................... 9
III PENUTUP .............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengertian evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses dalam meren- canakan, memperoleh,
dan menyediakan informasi yang sangat diperlu- kan untuk membuat berbagai alternatif
keputusan. Sedangkan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses berkelanjutan tentang
pengumpulan dan penafsiran informasi, dalam menilai (assessment) keputusan yang dibuat untuk
merancang suatu sistem pembelajaran. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan
evaluasi mempunyai tiga implikasi berikut ini. Pertama, evaluasi merupakan suatu proses terus-
menerus, bukan hanya pada akhir pengajaran, tetapi dimulai sebelum dilaksanakannya
pembelajaran. Kedua, proses evaluasi harus diarahkan ke tujuan tertentu, yaitu untuk mendapatkan
berbagai jawaban tentang bagaimana mem- perbaiki pembelajaran. Ketiga, evaluasi
mengharuskan penggunaan berbagai alat ukur yang akurat dan bermakna, untuk mengumpulkan
informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan. Dengan demikian Dengan demikian,
evaluasi adalah proses yang berkaitan dengan pengumpulan informasi yang memungkinkan
pendidik untuk menentukan tingkat kemajuan pembelajaran, dan menentukan pembelajaran ke
depan agar lebih baik. Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, Norman E Gronlund
(1976) merumuskan pengertian evaluasi sebagai berikut: "Evaluation a systematic process of
determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils". Evaluasi
merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai
sejauh mana berbagai tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik. Dengan kata-kata yang
berbeda, namun mengandung pengertian yang hampir sama, Whrighstone dkk (1956)
mengemukakan rumusan evaluasi pendidikan sebagai berikut: "Educational evaluation is the
estimation of the growth and progress of pupils toward objectives of values in the curriculum".
(Evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah
berbagai tujuan atau nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum). Berdasarkan rumusan-rumusan
tersebut sedikitnya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami apa yang
dimaksud dengan evaluasi, khususnya evaluasi pembelajaran berikut ini.
1. Kegiatan evaluasi adalah proses yang sistematis. Evaluasi (dalam pembelajaran) adalah kegiatan
yang terencana dan dilakukan secara berkeseimbangan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan
akhir atau penutup dari suatu program tertentu, namun merupakan ke- giatan yang dilakukan pada
permulaan, selama program berlang- sung, dan pada akhir program setelah program itu dianggap
selesai. Program yang dimaksud di sini adalah program satuan pelajaran yang akan dilaksanakan
dalam satu pertemuan atau lebih, berbagai program caturwulan atau semester, dan juga program
pendidikan yang dirancang untuk satu tahun ajaran (seperti SD), dan sebagainya.
2. Dalam kegiatan evaluasi dibutuhkan berbagai informasi atau dana yang menyangkut objek yang
sedang dievaluasi. Dalam kegiatan pengajaran, data yang dimaksud dapat berupa perilaku atau
penam- pilan peserta didik selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan atau tugas-tugas pekerjaan
rumah, nilai ujian akhir caturwulan, nilai midsemester, nilai ujian akhir semester, dan sebagainya.
Berdasarkan data tersebut, selanjutnya dapat diambil suatu keputusan, sesuai dengan maksud dan
tujuan evaluasi yang sedang dilaksanakan. Hal yang perlu dikemukakan di sini adalah ketepatan
keputusan hasil evaluasi sangat bergantung pada kesahihan dan objektivitas data yang digunakan
dalam pengambilan keputusan.
3. Setiap evaluasi khususnya evaluasi pembelajaran tidak dapat dile- paskan dari berbagai tujuan
pembelajaran yang tidak dicapai. Tanpa menentukan atau merumuskan tujuan terlebih dulu maka
tidak mungkin dapat menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar peserta didik. Hal itu karena
setiap kegiatan penilaian membutuhkan suatu kriteria tertentu sebagai acuan dalam menentukan
batas ketercapaian objek yang dinilai. Adapun tujuan pembelajaran merupakan kriteria pokok
dalam penilaian.

1.2RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Asesmen Pendidikan


2. Menjelaskan Asesmen Menurut Para Ahli
3. Menjelaskan Klasifikasi Asesmen Pembelajaran
4. Perbedaan Asesmen Dan Evaluasi

1.3TUJUAN

1. Dapat Mengartikan Pengertian Asesmen Pendidikan


2. Dapat Menjelaskan Asesmen Menurut Para Ahli
3. Mampu Mengklasifikasi Asesmen Pembelajaran
4. Mengetahui Perbedaan Asesmen Dan Evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asesmen Pendidikan

Asesmen adalah suatu kegiatan untuk upaya untuk mendapatkan sebuah data/informasi
dari proses kegiatan pembelajaran dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja
mahasiswa, kelas/mata kuliah, atau program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian
pembelajaran tertentu. Melakukan asesmen secara tepat merupakan tanggungjawab besar seorang
pendidik. Pembelajaran, belajar, asesmen dan evaluasi saling berhubungan. Pendidik
bertanggungjawab menciptakan suasana bela dan penilaian dapat memastikan bahwa proses
belajar benar-benar terjadi dan memperbaiki keefektifan proses pembelajaran. Asesmen dilakukan
secara berkala untuk menentukan kualitas dan kemajuan belajar dan memutuskan perlunya
pemberian penghargaan.
Dalam kegiatan individu selalu ada asesmen dan evaluasi, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Tipe asesmen dan evaluasi yang dilakukan sangat berkaitan dengan jenis dan
tujuan kegiatan yang ingin diungkapkan. Seorang yang menghadiri suatu konser, terkagum-kagum
oleh penampilan gadis cilik yang lincah memainkan biola di tangannya. Kekaguman itu bersumber
dari informasi asesmen dan evaluasi pada saat itu: Beberapa pengunjung pameran seni lukis
berkomentar: "Karya seni lukis A yang menggambarkan indahnya alam Pantai Kuta disenja hari
pada bulan September, sangat menarik dan menawan pengunjung. Panjang lukisan- nya dua meter
dengan lebar satu meter." Komentar itu merupakan asesmen dan evaluasi pengunjung terhadap
karya pelukis A. Mereka mengatakan menarik dan menawan, setelah melihat bermacam-macam
lukisan orang lain, membandingkan dengan karya orang lain atau tempat sebenarnya yang pernah
mereka kunjungi. Dengan kata lain, sesuatu bisa dikatakan menarik atau tidak menarik jika
berdasarkan kriteria yang mereka miliki masing-masing atau patokan yang berlaku universal.

Seorang ibu rumah tangga kecewa atas hasil belajar di sekolah, karena tindakan sang anak
yang sering memukul adiknya di rumah, sedangkan angka rata-rata di sekolah tujuh setengah. Nilai
rata-rata rapor yang diperoleh, tidak mencerminkan kematangan sikap dan perilaku sang anak
dalam berinteraksi dengan orang lain, te- masuk dengan adiknya sendiri. Seorang pendidik tua dan
telah berpengalaman hanya berani memberi nilai peserta didik delapan sebagai nilai tertinggi dan
lima sebagai nilai terendah. Dipihak lain banyak pula pendidik yang merumuskan tujuan pendi-
dikan yang diberikan pada peserta didik, hanya terbatas pada kemampuan kognitif tingkat rendah
saja dan melakukan asesmen dan evaluasi dengan berpijak pada ke- mampuan tersebut. Tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh kakak terhadap adiknya merupakan satu tipe hasil pendidikan yang
diterimanya di sekolah, walaupun mungkin masih ada faktor-faktor lain yang mungkin tidak
diketahui penyebabnya. Tindakan tersebut meru- pakan suatu bentuk kemampuannya dalam
mengaplikasikan ilmu, keterampilan atau nilai-nilai yang pernah ia dapat melalui pendidikan.
Namun perlu pula disadari bahwa pendidikan itu terlaksana dalam lingkungan keluarga, sekolah
dan dalam ma- syarakat, bahkan pembinaan dan pembentukan dalam keluarga dan masyarakat
jauh lebih lama daripada di sekolah. Maka, timbul pertanyaan: Apakah angka rata-rata tujuh
setengah, tidak melambangkan penguasaan sikap dan perilaku, serta pemahaman moral,
kesantunan, kejujuran, dan keramahan? Hal itu sulit untuk dijawab secara tuntas. Apakah sekolah
telah melakukan proses pendidikan secara baik dan benar, sesuai dengan tujuan (kognitif, afektif
dan psikomotor yang sesungguhnya?) Andai kata "ya", apakah asesmen dan evaluasi pendidikan
telah dilakukan dengan baik dan benar, komprehensif dan menyeluruh, sesuai dengan kaidah
asesmen yang dapat dipertanggungjawabkan? Seandainya "ya", pertanyaan berikutnya adalah:
apakah aspek-aspek yang dikembangkan di sekolah, mendapat dukungan dan perhatian dari
lingkungan keluarga untuk selalu tumbuh dan berkembang dengan baik dan benar? Di dalam
masyarakat, apakah aspek-aspek tersebut mendapat dukungan positif pula untuk tumbuh dan
berkembang ke arah yang lebih matang.

2.2 Asesmen Menurut Para Ahli


Untuk memperdalam pemahaman mengenai arti assessment, berikut ini terdapat informasi
yang berisi pendapat para yang bisa kalian simak.
1. Worthen dan Sanders
Arti Assessment adalah kegiatan dalam mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu,
termasuk termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program,
produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan.
2. Nana Sudjana
Assessment adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek berdasarkan
suatu kriteria tertentu.
3. Robert M Smith
Assessment adalah suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan. Hasil keputusan tersebut akan digunakan sebagai layanan
pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
4. James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis
Assessment adalah proses sistematika dalam mengumpulkan data seorang anak yang
berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi. Data tersebut bisa digunakan
sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan.
2.3. Klasifikasi Asesmen Pembelajaran

Pada awalnya, istilah assessment banyak digunakan dalam bidang perencanaan dan
penelitian untuk menentukan jumlah sekolah dasar yang dibutuhkan warga masyarakat pada satu
wilayah dalam suatu kecamatan, maka dilakukanlah need assessment. Sehubungan dengan itu,
dikumpulkan data tentang jumlah penduduk usia sekolah dasar, penduduk usia sekolah dasar yang
sedang bersekolah, aspirasi masyarakat tentang pendidikan, sosial ekonomi masyarakat. Dengan
menggunakan bermacam-macam instrumen akan tersedia data yang sesungguhnya, autentik dan
menyeluruh. Selanjutnya dengan menggunakan pola perencanaan tertentu akan dapat diketahui
berapa jumlah sekolah kan dalam kurun waktu tertentu. yang dibutuh Pada 1960 dua kata dalam
bahasa Inggris "measurement dan evaluation" sangat populer di Indonesia, terutama ketika
seseorang ingin menilai hasil belajar.
Asesmen dalam pendidikan dan pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara
yang berbeda, seperti berikut:
a. Asesmen informal
Asesmen informal merupakan asesmen yang dibuat dan dikembangkan oleh guru yang
bersangkutan berdasarkan aspek- aspek perkembangan atau kurikulum yang berkaitan
dengan kemampuan belajar anak.
b. Asesmen sumatif
Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian
keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses
pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan
pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan.
c. Asesmen objektif
Asesmen bentuk objektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki satu jawaban
yang benar. Sedangkan bentuk subjektif adalah pertanyaan yang memiliki lebih dari
satu jawaban yang benar.
d. Asesmen tradisional
Asesmen tradisional digunakan untuk mengevaluasi pengetahuan dari mata pelajaran
dengan membandingkannya dengan standar atau kemampuan mahasiswa lainnya.
Asesmen autentik bertujuan untuk mengevaluasi kemahiran subjek dengan meminta
mereka untuk melakukan tugas-tugas kehidupan nyata. Model pembelajaran inovatif
sendiri merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (non
konvensional). Sehingga penentuan dan penggunaan asesmen menjadi sebuah hal yang
harus diperhatikan.
e. Asesmen proses
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik.
f. Asesmen idiograpik
Adalah menghubungkan pendekatan individualistik/unik dalam ilmu dan biasanya
berlawanan dengan istilah nomothetic yang mengacu pada hukum umum ilmiah alam.
g. Asesmen berdasarkan referensi atau unjuk kerja

h. Asesmen internal
Asesmen internaladalah sebuah analisis yang bertujuan untuk mengerti dan
memahami bagaimana keadaan lingkungan di dalam sebuah organisasisehingga pihak
manajemen dapat mengambil keputusan secara tepat terhadap suatuperubahan yang
terjadi.
i. Asesmen penempatan
Asesmen penempatan kerja adalah tindak lanjut setelah tahapan asesmen rekutmen dan
seleksi , di mana karyawan memperoleh semacam program pengembangan atau harus
mendapatkan persiapan kerja tertentu.
j. Asesmen kontinu
Asesmen kontinu berarti bahwa asesmen dilakukan secara terusmenerus, setiap saat
ketika anak melakukan kegiatan belajar. Asesmen dapat dilakukan secara harian atau
mingguan, menyesuaikan pandangan guru mengenai saat yang tepat bagi seorang anak
untuk di asesmen kemampuannya.
k. Asesmen konvergen
Asesmen konvergen adalah tipe berpikir siswa yang ada dalam semua diri individu
tidak terkecuali pada siswa. Konvergen merupakan teknik atau kegiatan siswa
memecahkan suatu permasalahan (problem solving) dengan penyelesaian yang efektif
dan efisien.
Belakangan ini muncul lagi berbagai istilah yang bergulir dengan cepat, seperti: penilaian
kelas, penilaian berbasis kurikulum, penilaian kognitif, penilaian diri- penilaian hasil, penilaian
langsung dan tidak langsung, serta penilaian karir. Instrumen yang digunakan tidak hanya terpaku
pada tes, tetapi juga menggu- nakan cara lain yang lebih inovatif sesuai dengan fungsinya, seperti
kuis, demontrasi, presentasi, observasi informal, observasi formal, interviu, skala, portofolio,
rubrik, jurnal, peta konsep, checklist, proyek, laporan, kritik terbuka dan tertulis, unjuk kerja, dan
self assessment.

2.4 Perbedaan Asesmen Dan Evaluasi


Jika dilihat secara sekilas, mungkin orang akan berpikir bahwa assessment itu sama dengan
evaluasi. Padahal sebenarnya, arti assessment dan evaluasi itu berbeda. Agar lebih jelas, kalian
bisa memahami perbedaan keduanya pada informasi berikut ini.
1. Assessment adalah proses pengumpulan, peninjauan, dan penggunaan informasi untuk tujuan
perbaikan kinerja, sedangkan evaluasi didasarkan atas kriteria dan bukti yang sudah ditentukan.
2. Assessment memberikan umpan balik tentang kinerja dan cara-cara untuk meningkatkan kinerja
di masa depan, sedangkan evaluasi memastikan apakah standar terpenuhi atau tidak.
3. Assessment bersifat diagnostik karena cenderung mengidentifikasi area hanya pada perbaikan.
Sementara evaluasi bersifat penilaian menyeluruh karena bertujuan untuk memberikan nilai
keseluruhan.
4. Penilaian berkaitan dengan proses, sedangkan evaluasi berfokus pada produk.
5. Tujuan assessment adalah formatif, yaitu untuk meningkatkan kualitas, sedangkan evaluasi
bertujuan untuk menilai kualitas atau bisa disebut sumatif.
6. Pada assessment, umpan balik didasarkan pada pengamatan, juga kesimpulan positif dan
negatif. Berbeda dengan evaluasi yang umpan baliknya bergantung pada tingkat kualitas sesuai
standar yang ditetapkan.
7. Kriteria assessment ditetapkan oleh kedua belah pihak secara bersama-sama. Berbeda dengan
evaluasi, di mana kriteria ditetapkan oleh evaluator.
8. Standar pengukuran untuk assessment bersifat mutlak. Sebaliknya, standar pengukuran untuk
evaluasi bersifat komparatif, yang membedakan antara lebih baik dan lebih buruk.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asesmen Pembelajaran adalah upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan
hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja mahasiswa, kelas/mata kuliah, atau
program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu. Setelah
diperoleh hasil asesmen maka dilakukan proses penilaian. Penilaian (grading) adalah proses
penyematan atribut atau dimensi atau kuantitas (berupa angka/huruf) terhadap hasil asesmen
dengan cara membandingkannya terhadap suatu instrumen standar tertentu. Hasil dari penilaian
berupa atribut/dimensi/kuantitas tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi. Evaluasi (evaluation)
adalah proses pemberian status atau keputusan atau klasifikasi terhadap suatu hasil assesmen dan
penilaian.
Sebagai ilustrasi berikut adalah contoh rangkaian proses asesmen, penilaian, dan evaluasi
pembelajaran untuk pemenuhan CPMK mahasiswa pada suatu mata kuliah tertentu. Asesmen
dapat dilakukan dengan berbagai teknik asesmen antara lain ujian atau penugasan. Berikutnya
dilakukan penilaian dengan bantuan instrumen penilaian tertentu, dapat berupa kunci jawaban,
daftar periksa (check list), pedoman penilaian, atau rubrik. Hasil penilaian digunakan untuk
melakukan evaluasi yang hasilnya dapat berupa status lulus atau tidak lulus, klasifikasi perlu atau
tidak perlu perbaikan, atau level tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2014). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


DAFTAR PUSTAKA
ARG. 2002. Assessment for Learning: 10 Principles. University of Cambridge:
Assessment Reform Group.
Aryo, S. 2009. Peningkatan Kemampuan dan Kreativitas Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar di Kelas. Jurnal Pendidikan Luar Biasa Universitas
Pendidikan Indonesia , No.2/XXVIII/2009
Basuki, I. dan Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Brown, F. G. 2004. Principles of ducationa and psychological testing. New
York: Holt Rinehart and Einston.
Burton, K.. 2011. A Framework for Determining The Authenticity of Assessment
Tasks: Applied to an Example In Law . Journal of Learning Design. 4 (2):
p. 1-9.
Collins, R. 2013. Authenthic assessment : assessment for learning . Curriculum
and Leadership Journal vol 11. Diakses pada 29 Januari 2014, dari
http://www.curriculum.edu.au/leader/authentic_assessment_assessment_fo
r_learning,36251.html
Corebima. 2004. Assesment Autentik. Tersedia : http://sman1talun.sch.id
/userfiles/Slide%20-%20Autentik%20asesmen.ppt diakses pada 04
November 2014.
Daryanto. 2013. Standart Kompetensi dan Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta
: Penerbit Gava Media.
DiMartino,J., Andrea, C., Michael, B., & Sherri, M. 2007. Authentic Assessment.
Pricipal’s Research Review. Vol. 2 issue 4
Gronlund, N. E., & Robert C. L. 1995. Measurement and assessments in teaching.
New Jersy: Englewood Cliffs.
Gulikers. 2006. Authentic Assessment, Student and Teacher Perceptions: The
Practical Value of The Five-Dimensional Framework. Journal of
Vocational Education and Training. 58: p. 337-357.
Hart, D. 1994. Authentic Assessment: A Handbook For Educators. USA:
Addison-Wesley.
Herrington, J., & Anthony, H. 2006. Authentic conditions for authentic
assessment: Aligning task and assessment, in Critical Visions, Proceedings
of the 29th HERDSA Annual Conference, Western Australia, 10-12 July
2006: p 146-151.
Arifin, Zainal. (2010). “Kerangka Pedoman Penilaian Portofolio”. makalah.

Anda mungkin juga menyukai