Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Marhasib
NIM:F2211231020
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Asesmen
Pendidikan” ini kami lakukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Penelitian
Asesmen, Program Magister (S-2) PGSD FKIP. Kami menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangat sulit bagi kami untuk
menyelesaikan makalah ini.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih dengan
tulus kepada Dr. Hairida, M.Pd Dr.Asriah Nurdini, M.,Ph.D selaku dosen
pembimbing kami, yang telah bersedia memberikan masukkan-masukkan dalam
penulisan makalah ini. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna,
tetapi usaha maksimal telah kami lakukan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan
saran akan kami terima dengan tangan terbuka dan akan kami perbaiki lagi. Kami
berharap, semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai asesmen.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................... 2
C. Tujuan Penulisan................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................. 4
A. Pengertian Asesmen............................................................. 4
C. Intrumen Wawancara........................................................... 8
A. Latar Belakang
Pendidik dalam proses pembelajaran membutuhkan informasi mendalam
tentang siswa, berkaitan dengan aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotor (Nabilah, 2021). Aspek kognitif merupakan bagian dari taksonomi
yang berkaitan dengan kegiatan mental yang berawal dari tingkat remember
(mengingat) sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu create (mencipta),
aspek apektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan
emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri, aspek
psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan
motorik seperti tulisan tangan,mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Asesmen dalam kegiatan pembelajaran merupakan kunci untuk
mengetahui hal tersebut, sebelum memulai pembelajaran setidaknya guru
sudah memiliki gambaran awal tentang siswa yang akan diajarnya, sehingga
guru dalam membuat perencanaan pembelajaran, pemilihan media, metode dan
proses yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan karakteristik siswa yang
akan diajar. Asesmen atau penilaian dapat dimaknai sebagai proses pengukuran
dan non pengukuran untuk mendapatkan data karakteristik dari peserta dengan
aturan yang telah ditetapkan (Hastuti & Marzuki, 2021).Dalam melakukan
asesmen/penilaian pembelajaran, setidaknya ada beberapa hal yang sering
digunakan dalam proses pembelajaran yaitu pengukuran, penilaian, dan tes.
Penilaian berbasis kelas dipahami sebagai kegiatan pengumpulan, penafsiran,
pendeskripsian, dan penggunaan hasil ketercapaian siswa dengan menerapkan
aspek, prinsisp, prosedur, dan standar penilaian pendidikan yang dilaporkan
secara akurat dengan disertai bukti-bukti otentik. Penilaian berbasis kelas
menggunakan istilah assessment sebagai penilaian untuk mengetahui
pencapaian siswa dalam tiga ranah kompentensi yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada maka dapat dituliskan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian asesmen beserta jenis – jenis asesmen dalam kurikulum
merdeka?
2. Perbedaan asesmen diagnostik, formatif dan sumatif?
3. Hambatan apa saja yang ditemui saat impelementasi dalam kurikulum
merdeka?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dituliskan tujuan
pembahasan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Jelaskan pengertian asesmen beserta jenis – jenis
asesmen dalam kurikulum merdeka.
2. Untuk mengetahui perbedaan asesmen diagnostik, formatif dan sumatif.
3. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang ditemui saat impelementasi
dalam kurikulum merdeka.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asesmen
Penilaian (Assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis
dan berkelanjutan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar dari siswa guna mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu (Matondang dkk, 2019; Febriana, 2021).
Assesment merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah
proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum,
programprogram, dan kebijakan pendidikan (Prijowintato, 2020; Prasasati &
Dewi, 2020). Penilaian adalah proses memilih, mengumpulkan, dan
menafsirkan informasi untuk mengambil keputusan atau menilai kelemahan
suatu produk atau program, atau sejauh mana keberhasilan pendekatan yang
dipilih dapat memecahkan masalah dalam rangka menyempurnakan suatu
tujuan (Zahro, 2015; Ananda & Rafida, 2017; Elisa dkk, 2021).
Asesmen pembelajaran diharapkan dapat mengukur aspek yang
seharusnya diukur dan bersifat holistik. Asesmen dapat berupa formatif dan
sumatif. Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada awal pembelajaran dan
asesmen pada saat pembelajaran. Asesmen pada awal pembelajaran digunakan
mendukung pembelajaran terdiferensiasi sehingga peserta didik dapat
memperoleh pembelajaran sesuai dengan yang mereka butuhkan. Sementara,
asesmen formatif pada saat pembelajaran dapat dijadikan sebagai dasar dalam
melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses belajar yang dapat dijadikan
acuan untuk perencanaan pembelajaran dan melakukan revisi apabila
diperlukan. Apabila peserta didik dirasa telah mencapai tujuan pembelajaran,
maka pendidik dapat meneruskan pada tujuan pembelajaran berikutnya.
Namun, apabila tujuan pembelajaran belum tercapai, pendidik perlu melakukan
penguatan terlebih dahulu. Selanjutnya, pendidik perlu mengadakan asesmen
sumatif untuk memastikan ketercapaian dari keseluruhan tujuan pembelajaran.
B. Bentuk Asesmen Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Dalam pelakasanaan pembelajaran yang menggunakan kurikulum
merdeka dikenal ada dua istilah dalam asesmen yakni asesmen diagnostik,
sumatif dan asesmen formatif, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tentang Standar Penilaian
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, pasal 9
(1) No. 21 Tahun 2022 menyebutkan bahwa penilaian hasil belajar peserta
didik dilakukan menurut tata cara yang disebutkan dalam Pasal 3-8 sebagai
berikut:
1. Pengertian Penilaian Diagnostik
Penilaian Diagnostik merupakan salah satu penilaian khas
Kurikulum Mandiri, selain dua penilaian yang dijelaskan di atas, adalah
penilaian diagnostik. Asesmen diagnostik adalah asesmen yang dilakukan
secara khusus untuk mengidentifikasi kemampuan, kekuatan, dan
kelemahan siswa sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan
kemampuan dan status siswa (Basic, 2020). Asesmen diagnostik telah
digunakan dalam praktik untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
siswa dalam kegiatan pembelajaran (Arifin,2018; Salma 2016). Hasil
penilaian diagnostik dapat digunakan oleh pendidik sebagai dasar (entry
point) untuk merencanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan belajar siswa. Dalam kondisi tertentu,
informasi tentang latar belakang keluarga siswa, kesiapan sekolah,
motivasi belajar, dan minat dapat digunakan sebagai masukan untuk
perencanaan pembelajaran (Sufyadi et al., 2021). Penilaian diagnostik
dapat dibagi menjadi dua bidang: penilaian kognitif dan non-kognitif
(Basic, 2020; Nasution, 2022).
a. Tujuan Asesmen Diagnostik
Secara umum, sesuai namanya asesmen diagnostik bertujuan
untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa dan mengetahui kondisi
awal siswa. Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik
non-kognitif dan asesmen diagnosis kognitif. Tujuan dari masing-masing
Asesmen diagnostik adalah sebagai berikut.
b. Asesmen Diagnostik Kognitif
Asesmen diagnostik kognitif bertujuan mendiagnosis kemampuan
dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran. Asesmen diagnostik
kognitif dapat dilaksanakan secara rutin yang disebut asesmen diagnostik
kognitif berkala, pada awal pembelajaran, akhir setelah guru selesai
menjelaskan dan membahas topik, dan waktu lain. Asesmen Diagnostik
bisa berupa Asesmen Formatif maupun Asesmen Sumatif.
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif adalah:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Diangnosis dan Tindak Lanjut
b). Penilaian formatif
Jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan biasanya menyusun asesmen
pembelajaran sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Asesmen di awal
pembelajaran dapat membantu guru dalam mengetahui pengetahuan awal
siswa, merencanakan pembelajaran yang sesuai, dan menyesuaikan strategi
pengajaran. Asesmen selama pembelajaran membantu guru dalam
memonitor kemajuan siswa dan memberikan umpan balik yang tepat waktu.
Sedangkan asesmen di akhir pembelajaran digunakan untuk mengevaluasi
pencapaian tujuan pembelajaran dan memberikan informa dalam
mencapaitujuan asesmen guru harus memahami segala keadaaan di dalam
kelas maka akan terjadinya dalam mnegtahui awal siswa melakuakan
pembeljaran yang baik
2. Apa yang bapak/ibu pikirkan atau yang ada dalam kepala bapa/ibu ketika
merancang asesmen pembelajaran? Kemampuan dasar siswa? Tujuan
pembelajaran/Kompetensi yang hendak diukur? Tujuan asesmen:
menguji saja atau bagian dari proses
Jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Ketika merancang asesmen
pembelajaran, guru mempertimbangkan beberapa hal seperti kemampuan
dasar siswa, tujuan pembelajaran atau kompetensi yang hendak diukur, serta
tujuan asesmen apakah hanya untuk menguji atau sebagai bagian dari proses
pembelajaran. Guru juga memikirkan strategi asesmen yang sesuai untuk
mengukur pencapaian siswa secara holistik dan memberikan umpan balik
yang bermanfaat untuk pengembangan kemampuan siswa dalam segala
segiapau pun kedepan nya maka guru bisa menyesuaikan pelaksaan
pembelajaran yang gunu maka dari itu lah seorang guru bisa memberikn
pengaruh kepada siswa tersebut
Jawaban
Guru di MI Riyadhul Ulum mengatakan bahwah Pembelajaran
sebagai mpan balik yang efektif membantu siswa belajar dan berkembang,
menunjukkan kepada mereka di mana mereka perlu melakukan
penyesuaian memungkinkan guru untuk mengevaluasi erkembangan
siswa, mengidentifikasi kelemahan, dan merencanakan langkah perbaikan
serta peningkatan kompetensi siswa secara holistik. Jadi umpan balik yang
efektif adalah informasi tentang kinerja seseorang dalam kaitannya dengan
tujuan tugas. Oleh karena itu, salah satu elemen kunci yang diperlukan
dalam memberikan umpan balik kepada siswa adalah fokus pada tujuan.
Selain itu, tepat waktu, spesifik, dan profesional adalah elemen lain yang
harus dipertimbangkan saat memberikan umpan balik kepada siswa.
Jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Peserta didik dapat terlibat dalam
proses penilaian dengan memberikan umpan balik, mengevaluasi kinerja
mereka sendiri, dan berpartisipasi dalam refleksi atas pembelajaran yang
telah dilakukan. Penilaian tidak hanya difokuskan pada hasil belajar,
tetapi juga pada proses belajar. Peserta didik dilibatkan dalam proses
penilaian terhadap dirinya sendiri dan penilaian antar peserta didik
(penilaian antar teman) sebagai sarana untuk berlatih melakukan
penilaian Melibatkan peserta didik dalam penilaian dapat membantu
mereka memahami kemajuan belajar mereka, meningkatkan tanggung
jawab pribadi, dan memperkuat keterampilan evaluasi diri
Jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Kolaborasi antar pendidik dalam
menyusun asesmen dapat meningkatkan kualitas asesmen dan memastikan
bahwa asesmen mencakup berbagai aspek pembelajaran. Dalam menyusun
asesmen, pendidik dapat saling berbagi ide, pengalaman, dan pengetahuan
untuk menciptakan asesmen yang lebih holistik dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran uru sebagai penggerak peradaban, guru memiliki peranan
penting dalam mendidik dan mencerdaskan bangsa. Apabila selama ini guru
dikenal sebagai sosok yang serba pandai serta serba tahu akan segala ilmu
yang kemudian di bagikan kepada peserta didiknya Dengan adanya
kolaborasi antar guru memungkinkan setiap guru untuk saling berdiskusi dan
berbagai praktik cerdas terkait pengajaran dan dunia pendidikan.
jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Butir-butir soal asesmen dapat
disusun oleh guru sendiri atau diambil dari bentuk asesmen yang sudah
ada, seperti soal atau sumber referensi lainnya. Guru dapat melakukan
penyesuaian terhadap butir-butir soal yang sudah ada sesuai dengan
kebutuhan dan konteks pembelajaran mereka, atau merancang butir-butir
soal baru yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai perkembangan siswa dalam belajara maka dari itu guru harus bisa
menyesauikan pembeljaran untuk bisa di pahami oleh siswa
jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Kisi-kisi dalam setiap asesmen berisi
butir capaian yang diuji dan tingkat capaian yang diharapkan dari peserta
didik. Biasanya, kisi-kisi tidak disampaikan kepada siswa untuk menjaga
keotentikan asesmen. Di dalam penyusunan kisi-kisi soal, khususnya
kelas V yang menerapkan kurikulum merdeka, harus berdasarkan pada
capaian pembelajaran yang sudah dilalui mereka dalam proses PBM,”
ujarnya saat memberikan arahan pada rapat koordinasi persiapan PAS di
ruang serbaguna madrasah lah seorang guru pelaksana, Ardi, S.Pd,I
mengatakan bahwa ketentuan dalam penyusunan soal ini sudah
disosialisasikan kepada guru mata pelajaran. “Semoga kegiatan PAS
nantinya akan berjalan sesuai dengan planning yang dibuat. Selain itu,
panitia pelaksana diharapkan selalu berkoordinasi dan bekerjasama untuk
menyukseskan PAS ini,
Jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Tujuan aspek kognitif
berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,
metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah
tersebut. mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering
berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling
tinggi Masalah afektifnya masih kurangoleh semua orang, namun
implementasi taksonomi yang Dengan demikian aspek kognitif
adalah itu evaluasi. Dirasakan penting pencapaian tujuan
pembelajaran afektif tidak Hal ini menyebabkan perancangan
semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor. Satuan
pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar
tujuanpembelajaran afektif dapat dicapai
Kemampuan afektit berhubungan dengan minat dan sikap yang
dapat berbentuk tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen,
percaya din, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan
mengendalikan diri
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaianmya melalui keterampilanmanipulasi yang melibatkan otot
dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang
berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat
dan lain sebagainya. Razaa kognitif bermuzgaerat dengan
kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal,
memahami,mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan
mengevaluasi. Sedangkan ranah afekifmencakup watak perilaku
seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Dalam paradigma
lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk)
dancenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, yang
kadang-kadang direduksi sedemikian rupamelalui bentuk tes
obyektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik
kerapkalidiabaikan.
10. Apakah bapak/ibu menggunakan kriteria tahapan perkembangan kognitif,
misalnya taksonomi bloom dalam merancang dan melaksanakan
asessmen?
jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Dalam merancang dan
melaksanakan asesmen, guru sering menggunakan kriteria tahapan
perkembangan kognitif, seperti Taksonomi Bloom, untuk memastikan
bahwa asesmen mencakup berbagai tingkat pemikiran dan kognisi siswa.
Taksonomi Bloom dapat membantu guru dalam merancang soal-soal yang
sesuai dengan tingkat pemahaman dan penerapan pengetahuan
siswa mengkategorikan, menggabungkan, mengkompilasi, menyusun,
membuat, merancang, mendesain, menjelaskan, menghasilkan,
memodifikasi, mengorganisir, merencanakan, mengatur ulang,
merekonstruksi, menghubungkan, menata ulang, merevisi, menulis ulang,
merangkum, memberi tahu, Mengingat dan mengenali kembali
pengetahuan, fakta, dan konsep, dari yang sudah dipelajari. Sub kategori
proses mengingat dapat berupa menentukan, mengetahui, memberi label,
mendaftar, menjodohkan, mencantumkan, mencocokkan, memberi nama,
mengenali, memilih, mencari.
Jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan biasanya melaksanakan asesmen
pada berbagai tahap dalam proses pembelajaran, seperti sebelum
pembelajaran dimulai (asesmen awal), selama pembelajaran berlangsung
(asesmen formatif), dan setelah pembelajaran selesai (asesmen sumatif)
Dalam penjelasan yang akan datang, kita akan menjelajahi waktu-waktu
yang strategis untuk melakukan asesmen dalam lingkungan
pembelajaran, serta alasan mengapa setiap waktu tersebut memiliki
relevansi yang penting. Dengan memahami kepentingan dari setiap
momen dalam melakukan asesmen, kita dapat mengoptimalkan
pendekatan pembelajaran untuk memberikan manfaat terbesar bagi siswa.
jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Siswa biasanya diberitahukan
tentang jadwal asesmen dan tujuan pelaksanaan asesmen untuk
memberikan pemahaman yang jelas mengenai proses evaluasi yang akan
dilakukan. Hal ini membantu siswa untuk mempersiapkan diri dengan
baik dan memahami tujuan dari asesmen yang dilakukan sekarang tidak
memberikan tahu kepda siswa tersebut supaya lebih menantang untuk
mencapain tujuan pembelajaran
Jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Waktu yang digunakan untuk
setiap asesmen dapat bervariasi tergantung pada jenis asesmen yang
dilakukan dan kompleksitasnya. Sebagai contoh, sebuah tes formatif
mungkin memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan
sebuah ujian sumatif yang mencakup banyak materi. Selain itu, faktor lain
seperti jumlah soal, tingkat kesulitan, dan jenis instruksi yang diberikan
juga dapat memengaruhi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
asesmen tersebut
14. Apakah siswa diberitahukan tentang bobot penilaian dari setiap butir soal
asesmen?
Jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Siswa biasanya diberitahukan
tentang bobot penilaian dari setiap butir soal asesmen untuk memberikan
pemahaman mengenai kontribusi relatif dari setiap soal terhadap nilai
akhir. Hal ini membantu siswa untuk fokus pada aspek-aspek yang
memiliki bobot lebih besar dalam asesmen mereka
15. Bagaimana respon siswa ketika mengerjakan asesmen yang diberikan?
Jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Respon siswa ketika
mengerjakan asesmen yang diberikan dapat berfariasi tergantung pada
tingkat kesulitan soal, kepercayaan diri siswa, dan suasana belajar.
Beberapa siswa mungkin merasa tegang atau cemas, sementara yang lain
mungkin merasa percaya diri dan fokus. Respon siswa juga dapat
dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya dalam mengerjakan asesmen dan
tingkat kesiapan mereka dalam menghadapi evaluasi
16. Bisakah saya mendapatkan data hasil asesmen yang pernah ibu lakukan??
Jawaban guru harus menyajikan data terlebih dahulu untuk melakuan
asessmen jadi lebih enaknuntuk wawan cara seseoran atau guru, kepala
sekolah hasil asesmen yang pernah dilakukan kepada pihak sekolah atau
institusi pendidikan yang bersangkutan
17. Apakah bapak ibu mendiskusikan hasil asessmen formatif dengan peserta
didik dan
Jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Sebaiknya bapak atau ibu
mendiskusikan hasil asesmen formatif dengan peserta didik untuk
memberikan umpan balik yang berguna bagi perkembangan mereka.
Diskusi ini dapat membantu peserta didik memahami kekuatan dan
kelemahan mereka serta memberikan arah untuk perbaikan
selanjutnya jadi seorang guru harus memberikan pemaham terlebih dahulu
kepada siswa suspaya bisa belajar sebelum melakuan asesmen
18. orang tua dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama orang tua?
jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Sebaiknya guru mendiskusikan
tindak lanjut hasil asesmen formatif dengan orang tua peserta didik
untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perkembangan
anak dan memberikan dukungan yang konsisten antara lingkungan
sekolah dan rumah jadi guru dan orang tua saling memberikan arahan
untuk lebih baik dari sebelum nya
jawaban
Guru MIS Riyadhul Ulum menyatakan Format laporan pembelajaran yang
umum dipakai adalah format yang sederhana, ringkas, dan
mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh
peserta didik dan orang tua. Laporan tersebut biasanya mencakup
informasi tentang perkembangan akademik, kehadiran, perilaku, serta
rekomendasi tindak lanjut yang perlu dilakukan. Tujuannya adalah agar
informasi yang disampaikan mudah dipahami dan memberikan
gambaran yang jelas tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua
jawaban
Jawaban
Kkepala Sekolah MIS Riyadhul Ulum Satuan pendidikan harus memiliki
strategi agar hasil asesmen yang digunakan sebagai refleksi oleh peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk
meningkatkan mutu pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya
Maka dari itu lah guru yang lain bisa berkeluasa untuk melakuakn
asesmen.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dalam makalah ini, telah dibahas tentang asesmen pendidikan dalam konteks
kurikulum merdeka. Asesmen diagnostik, formatif, dan sumatif, serta tujuan
dan bentuk asesmen dalam kurikulum merdeka telah dijelaskan. Asesmen
diagnostik digunakan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa, asesmen
formatif untuk memantau kemajuan belajar siswa, dan asesmen sumatif untuk
menilai pencapaian hasil belajar secara keseluruhan. Guru sebaiknya
mendiskusikan hasil asesmen formatif dengan orang tua peserta didik, dan
laporan pembelajaran sebaiknya sederhana, ringkas, dan mengutamakan
informasi penting. Satuan pendidikan memiliki strategi dan kebijakan
mengenai asesmen, serta secara berkala mengevaluasi dan memperbaiki
sistem asesmen. Hasil asesmen sebaiknya digunakan sebagai refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran, dan pelatihan bagi guru dalam
melaksanakan asesmen pembelajaran kurikulum merdeka perlu difasilitasi
oleh sekolah. Kolaborasi antar pendidik dalam menyusun asesmen dapat
meningkatkan kualitas asesmen, dan kriteria tahapan perkembangan kognitif
seperti Taksonomi Bloom dapat digunakan dalam merancang asesmen. Siswa
biasanya diberitahukan tentang jadwal asesmen, bobot penilaian, dan tujuan
pelaksanaan asesmen. Respon siswa dalam mengerjakan asesmen dapat
bervariasi, dan diskusi hasil asesmen formatif dengan peserta didik dapat
memberikan umpan balik yang berguna. Selain itu, miskonsepsi dalam
berbagai konsep IPA di sekolah dasar juga menjadi perhatian, dengan faktor
penyebab miskonsepsi antara lainsal dari buku, siswa, konteks, guru, dan
metode mengajar. Penggunaan media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
di SD juga menjadi topik penting, dengan media digunakan untuk
memperkaya pengalaman belajar siswa
B. Saran
1. Mendorong sekolah untuk terus memfasilitasi pelatihan bagi para guru
dalam melaksanakan asesmen pembelajaran kurikulum merdeka
2. Memperhatikan pentingnya kolaborasi antar pendidik dalam menyusun
asesmen untuk meningkatkan kualitas asesmen
3. Menyusun kisi-kisi asesmen yang jelas dan sesuai dengan butir capaian
yang diuji serta tingkat capaian yang diharapkan dari peserta didik
4. Memastikan bahwa hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan
mutu pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti, S., & Marzuki, I. (2021). Model asesmen alternatif dalam evaluasi
pembelajaran di era pandemi Covid-19. Tadarus Tarbawy: Jurnal
Kajian Islam Dan Pendidikan, 3(1).
Hastuti, S., & Marzuki, I. (2021). Model asesmen alternatif dalam evaluasi
pembelajaran di era
Hastuti, S., & Marzuki, I. (2021). Model asesmen alternatif dalam evaluasi
pembelajaran di era
Hastuti, S., & Marzuki, I. (2021). Model asesmen alternatif dalam evaluasi
pembelajaran di era
Hastuti, S., & Marzuki, I. (2021). Model asesmen alternatif dalam evaluasi
pembelajaran di era
Hastuti, S., & Marzuki, I. (2021). Model asesmen alternatif dalam evaluasi
pembelajaran di era
Matondang, dkk. 019. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Matondang, Z., Djulia, E., Sriadhi, S., & Simarmata, J. (2019). Evaluasi
Hasil Belajar. Yayasan Kita Menulis.
Nabilah, N., Karma, I. N., & Husniati, H. (2021). Identifikasi Kesulitan Guru
dalam Melaksanakan Penilaian Autentik pada Kurikulum 2013 di
SDN 50 Cakranegara. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6(4), 617-
622.
pandemi Covid-19. Tadarus Tarbawy: Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan,
3(1).
pandemi Covid-19. Tadarus Tarbawy: Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan,
3(1).
pandemi Covid-19. Tadarus Tarbawy: Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan,
3(1).
pandemi Covid-19. Tadarus Tarbawy: Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan,
3(1).
pandemi Covid-19. Tadarus Tarbawy: Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan,
3(1).
Prijowuntato, S. W. (2020). Evaluasi pembelajaran. Sanata Dharma
University Press.
Slavin, E. Robert. (2011). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta:
Indeks.
Slavin. (2011). Konsep-konsep dan Prinsip-prinsip Model Pembelajaran
Discovery Learning. Jakarta : Alfabeta.
Zahro, I. F. (2015). Penilaian dalam pembelajaran anak usia dini. Tunas
Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP
Siliwangi Bandung, 1(1), 92-111.