Anda di halaman 1dari 16

ASESMEN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Perangkat Pembelajaran”

Dosen Pengampu :

Dr.Husnul Khotimah, M.Pd.I

Disusun oleh:

Ahmad Ghufron Razzaq Al Amin (21201093)

Miftakhul Jannah (21201110)

Vivi Indriyani (21201113)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah meberikan rahmat serta
hidayah- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang
berjudul “Asesmen”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Perangkat Perangkat Pembelajaran. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan terutama bagi para
pembaca dan bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Husnul Khotimah, M.Pd.I


selaku dosen pengampu mata kuliah Perangkat Pembelajaran yang memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan untuk penulis. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
malancarkan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan agar
makalah ini bisa lebih baik untuk kedepannya. Atas perhatian para pembaca
makalah ini kami ucapkan terima kasih.

Kediri, 31 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2

C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian Asesmen ................................................................................... 3

B. Prinsip Asesmen ......................................................................................... 4

C. Macam – Macam Asesmen ........................................................................ 4

1. Asesmen Diagnostik ............................................................................... 4

2. Asesmen Formatif ................................................................................... 5

3. Asesmen Sumatif .................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12

A. Kesimpulan ............................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asesmen atau yang lebih dikenal sebagai penilaian merupakan
bagian penting yang tidak terpisahkan dengan pembelajaran. Asesmen
yang baik dapat memotivasi peserta didik untuk belajar dan dapat
mengantarkan peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang
maksimal dengan memanfaatkan segala potensi yang ada. Pembelajaran
saat ini, di abad ke-21 memiliki karakteristik yang berbeda dengan
pembelajaran sebelumnya. Perubahan paradigma pembelajaran yang
terjadi semestinya disertai dengan perubahan paradigma asesmen yang
digunakan oleh pendidik agar menjadi satu kesatuan pembelajaran yang
baik. Mungkin masih banyak di antara kita yang masih berpikir bahwa
karakteristik pembelajaran yang mengutamakan hard skill semata adalah
satu-satunya kunci meraih kesuksesan. Hal ini tidaklah lagi berlaku di era
pembelajaran abad ke-21.
Yang diperlukan adalah kemampuan untuk memperoleh solusi,
melakukan kolaborasi, kemandirian dan komunikasi. Bahkan dalam
Panduan Asesmen dan Pembelajaran, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2021) menjelaskan bahwa
pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran berpusat
pada peserta didik, memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk
merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik, dan Profil Pelajar Pancasila
berperan menjadi penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan
pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran
dan asesmen. Panduan ini memastikan bahwa upaya untuk memahami
peserta didik dan menjadikan mereka pembelajar yang aktif, serta mampu
memudahkan usaha untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu
berkembangnya karakter dan kompetensi peserta didik. Untuk itu pendidik
berperan memfasilitasi proses mencapai tujuan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asesmen?
2. Apa saja prinsip asesmen?
3. Apa saja macam-macam asesmen?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan asesmen.
2. Mengetahui apa saja prinsip asesmen.
3. Mengetahui macam-macam aeasmen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen
Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh stiggins (1994) sebagai
penilaian proses , kemajuan,dan hasil belajar siswa (outcomes) .dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Asesmen (assessment) adalah upaya
untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran
untuk mengetahui seberapa baik kinerja mahasiswa, kelas/mata kuliah,
atau program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian
1
pembelajaran tertentu. Assesment merupakan istilah umum yang
didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan
informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
mengenai para siswa, kurikulum, programprogram, dan kebijakan
pendidikan.2
Gabel mengkategorikan asesmen ke dalam kedua kelompok besar
yaitu asesmen tradisional dan asesmen alternatif . asesmen yang tergolong
tradisional adalah tes benar-salah , tes pilihan ganda , tes melengkapi dan
tes jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong ke dalam asesmen
alternatif (non-tes) adalah esay/uraian ,penilaian praktek penilaian
proyek,kuesioner,inventori,daftar cek,penilaian oleh teman
sebaya/sejawat,penilaian diri,portofolio,observasi,diskusi dan interview
(wawancara).
Wiggins (1984) menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana
yang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa . oleh
karena itu , maka popham (1995) menyatakan bahwa asesmen sudah
seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran , bukan hal yang
terpisahkan . Resnick (1985) menyatakan bahwa pada hakikatnya asesmen
menitikberatkan penilaian pada proses belajar siswa. Berkaitan dengan hal
tersebut, dalam mengungkap penguasaan konsep siswa , asesmen tidak
1
M.Ilyas,Ismail Asesmen dan evaluasi pembelajaran. Cendekia Publisher, 2019.
2
NASUTION, Suri Wahyuni. Asesment kurikulum merdeka belajar di sekolah dasar. Prosiding
Pendidikan Dasar, 2022, 1.1: 135-142.

3
hanya mengungkap konsep yang telah dicapai , akan tetapi juga tentang
proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh . dalam
hal ini asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa ,
akan tetapi juga kemajuan belajarnya.3

B. Prinsip Asesmen
Adapun prinsip asesmen, terdapat 5 prinsip dalam assesment yaitu :
1. Assesment merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,
memfasilitasi pembelajaran, menyediakan informasi sebagai umpan balik
untuk guru, peserta didik, dan orang tua.
2. Assesment perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan.
3. Assesment dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan
informasi yang kaya bagi guru, peserta didik dan orang tua mengenai
kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan tentang langkah
selanjutnya.
4. Assesment sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan
teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditargetkan.
5. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana
dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta
didik dan orang tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan
peningkatan mutu pembelajaran.4

C. Macam – Macam Asesmen


1. Asesmen Diagnostik
Asesmen diagnostik adalah penilaian yang dilakukan secara khusus
untuk mengidentifikasi keterampilan, kekuatan, dan kelemahan siswa,
sehingga pembelajaran dapat disesuaikan berdasarkan keterampilan dan
kondisi siswa.
Penilaian diagnostik adalah upaya untuk mengumpulkan informasi
tentang kondisi siswa dari aspek kognitif dan non-kognitif yang relevan

3
Ana Ratna,Wulan "Pengertian dan esensi konsep evaluasi, asesmen, tes, dan pengukuran."
Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (2007).
4
SETYAWAN, Fajar Arif; MASDUKI, Lusi Rachmiazasi. Desain math e-learning berbasis
moodle pada sekolah penggerak. In: Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika. 2021. p. 346-353.

4
untuk mempersiapkan siswa untuk mata pelajaran berikutnya. Penilaian
diagnostik kognitif adalah penilaian diagnostik yang dapat dilakukan
secara berkala, dimulai ketika guru akan memperkenalkan topik
pembelajaran baru, berakhir ketika guru selesai menjelaskan dan
membahas suatu topik, mata pelajaran, dan pada waktu lain selama
semester.
Secara umum, assesment diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis
kemampuan dasar siswa dan mengetahui kondisi awal siswa. Assesment
diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik non kognitif dan asesmen
diagnosis kognitif (Komalawati, 2020). Tujuan dari masing masing
asesmen diagnostik adalah sebagai berikut :
a) Asesment non-kognitif, bertujuan :
1) Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa.
2) Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah.
3) Mengetahui kondisi keluarga siswa.
4) Mengetahui latar belakang pergaulan siswa.
5) Mengetahui gaya belajar karakter serta minat siswa.
b) Asesment kognitif, bertujuan :
1) Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa.
2) Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata
siswa.
3) Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa
yang kompetensinya di bawah rata-rata.

2. Asesmen Formatif
Asesmen formatif adalah penilaian yang memberikan informasi
atau umpan balik kepada pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki
proses pembelajaran. Asesmen formatif dimaksudkan untuk memantau
dan meningkatkan proses pembelajaran, serta untuk menilai pencapaian
tujuan pembelajaran. Konsisten dengan tujuannya, penilaian formatif
dapat dilakukan di awal dan selama proses pembelajaran.
Asesmen pembelajaran awal dilakukan untuk mengetahui kesiapan
seorang siswa dalam mempelajari materi pelajaran dan mencapai tujuan

5
pembelajaran yang diinginkan. Penilaian ini termasuk dalam kategori
penilaian formal karena dirancang untuk kebutuhan guru dalam merancang
pembelajaran, bukan untuk tujuan menilai kinerja siswa yang dilaporkan
pada raport.
Asesmen pada proses pembelajaran dilakukan selama proses
pembelajaran untuk mengetahui kemajuan siswa dan memberikan umpan
balik yang cepat. Biasanya penilaian ini dilakukan pada saat atau di
tengah-tengah fase kegiatan/pembelajaran, dan bisa juga dilakukan di
akhir fase pembelajaran. Penilaian ini juga termasuk dalam tipe penilaian
formatif.
Ada banyak teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh
(mengelisitasi) informasi/data mengenai kemajuan penguasaan kompetensi
peserta didik yang dapat dipakai dalam asemen formatif. McCharty
merekomendasikan siklus penilaian formatif sebagai berikut:
a) Observasi (Pengamatan)
Saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, observasi dapat
dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui apa yang sudah dan belum
dikuasai oleh peserta didik. Pendidik dapat mengetahui apa yang telah
dan/atau belum dikuasai oleh peserta didik melalui apa yang dikatakan,
dilakukan, dan dihasilkan oleh peserta didik. Menggunakan Catatan
anekdot yaitu catatan singkat yang ditulis selama pelajaran di saat para
peserta didik sedang bekerja dalam kelompok maupun secara
individual, ataupun setelah pelajaran usai. Pendidik membuat catatan
mengenai kemajuan peserta didik menuju pencapaian target belajar.
Catatan yang dibuat dapat menggambarkan kemajuan peserta didik
secara umum dan/atau secara individual.
b) Bertanya (Questioning)
Jawaban peserta didik terhadap pertanyaan pendidik dapat
memberikan gambaran yang baik tentang kemajuan penguasaan
kompetensi mereka. Pertanyaan harus dirumuskan dan disampaikan
dengan baik oleh pendidik kepada peserta didik secara lisan. Peserta
didik diberi waktu yang cukup untuk berpikir, mengingat apa yang

6
telah dipelajari. Pertanyaan pendidik tidak saja menjadikan pendidik
mengetahui sampai di mana peserta didik telah menguasai kompetensi
yang dituju, tetapi juga membantu peserta didik belajar. Pertanyaan
biasanya disampaikan secara lisan pada awal, tengah, atau akhir
pelajaran.
Tingkat kesulitan dan/atau jenis pertanyaan yang diberikan
hendaknya bervariasi, dan menyertakan pertanyaan yang tidak sekedar
menuntut ingatan akan sekumpulan fakta atau angka, tetapi pertanyaan
yang mendorong pelibatan proses kognitif tingkat tinggi (higher order
thinking skills).
c) Diskusi
Diskusi di kelas bisa memberikan banyak informasi mengenai
penguasaan peserta didik terhadap konsep-konsep yang dipelajari.
Diskusi membangun pengetahuan dan mengembangkan keterampilan
berpikir kritis dan kreatif. Diskusi memungkinkan peserta didik untuk
meningkatkan wawasan dan kedalaman pemahaman mereka sekaligus
meluruskan informasi yang salah. Pendidik dapat memulai diskusi
dengan memberikan pertanyaan terbuka untuk para peserta didik,
kemudian menilai pemahaman peserta didik dengan mendengarkan
jawaban mereka dan dengan membuat catatan anekdot.
d) Lembar Refleksi
Lembar refleksi digunakan oleh peserta didik untuk mencatat
proses yang mereka lalui dalam mempelajari sesuatu dan apa yang
mereka peroleh, sekaligus mencatat pertanyaan-pertanyaan yang perlu
mereka temukan jawabannya. Refleksi memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk membuat hubungan antara apa yang
mereka sudah pelajari, menentukan tujuan, dan melakukan refleksi
terhadap proses belajar mereka.
Dengan membaca lembar refleksi peserta didik, pendidik
memperoleh umpan balik terhadap keefektifan proses
pembelajarannya, dan dapat menyampaikan umpan balik mengenai apa
yang sudah dilakukan dengan baik oleh peserta didik serta saran untuk

7
hal-hal yang perlu diperbaiki. Dengan demikian pendidik dapat
menjadikan lembar refleksi sebagai sebuah alat yang efektif untuk
pembelajaran.
Contoh lembar refleksi:

e) Penilaian Diri dan Penilaian Antarteman (Self- dan Peer-Assessment)


Penilaian Diri dan Penilaian Antarteman menjadikan peserta didik
mengevaluasi dirinya sendiri atau teman sekelasnya mengenai
kemajuan belajarnya dan melakukan refleksi atas proses pembelajaran
mereka. Pendidik dapat memeriksa hasil penilaian diri peserta didik
maupun penilaian antar teman untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan peserta didik. Penilaian diri dan antar teman ini dapat juga
kita tambah dengan penilaian oleh orang tua terhadap anaknya selama
dirumah.

Contoh lembar penilaian diri:

8
Contoh penialain antar peserta didik:

f) Penugasan
Asesmen formatif dapat dilakukan pendidik dengan cara memberi
tugas yang dapat dikerjakan peserta didik sebagai pekerjaan rumah
(PR). Tugas tersebut dapat dikerjakan secara individu atau kelompok.
Dari hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh peserta didik,
pendidik dapat mengetahui perkembangan peserta didik dalam
menguasai materi/kompetensi secara kelompok atau individu.
Selanjutnya pendidik memberi umpan balik dan merancang
pembelajaran yang tepat untuk memfasilitasi peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal.
Namun ada yang perlu menjadi catatan bagi pendidik untuk
memberikan penugasan, karena penugasan diberikan untuk
memperkuat penguasaan suatu kompetensi oleh siswa. Jadi dalam
suatu pembelajaran belum tentu ada penugasan ini kalau penguasaan
kompetensi atau tujuan pembelajaran sudah terkuasai dengan baik oleh
siswa.

9
g) Daftar Cek
Daftar cek kelas merupakan salah satu teknik untuk
mengumpulkan informasi mengenai pemahaman peserta didik selama
satu bab pembelajaran. Sebelum memulai satu bab baru, pendidik
membuat daftar semua keterampilan yang perlu dikuasai oleh peserta
didik. Dalam tabel, daftar nama peserta didik ditulis di sebelah kiri dan
keterampilan pada bagian atas. Tabel dipasang pada papan dan di
letakkan di tempat yang mudah dijangkau. Selama peserta didik
mengikuti kegiatan pembelajaran, pendidik mengamati dan memberi
tanda centang pada keterampilan yang ditunjukkan oleh peserta didik
dengan tingkat kemahiran yang diinginkan.
Contoh daftar cek penilaian praktek wudhu:

3. Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah tes yang diberikan setelah serangkaian
unit dalam kurikulum dan menilai hasil belajar siswa setelah
menyelesaikan kurikulum tertentu. Pelaksanaannya dilakukan pada akhir
tahun atau pada akhir tahun.
Asesmen sumatif dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan
pembelajaran secara keseluruhan telah tercapai. Penilaian ini dapat
dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat dilakukan secara
bersamaan untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, tergantung pada
pertimbangan pendidik dan kebijakan unit pembelajaran.

10
Penggunaan penilaian formatif dan sumatif sama sekali berbeda
ketika penilaian formatif dilakukan pada saat proses pembelajaran suatu
bab atau kompetensi tertentu dan ketika penilaian sumatif dilakukan pada
akhir bab atau kompetensi tertentu.
Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi untuk:
a) alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta
didik dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode
tertentu;
b) mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan
dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan; dan
c) menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau
jenjang berikutnya.

Asesmen ini dapat dilakukan secara berbeda di jenjang tertentu,


sesuai dengan karakteristiknya. Untuk jenjang PAUD, teknik penilaian
tidak menggunakan tes tertulis, melainkan dengan berbagai cara yang
disesuaikan dengan kondisi satuan PAUD, dengan menekankan
pengamatan pada anak secara autentik sesuai preferensi satuan pendidikan.
Ragam bentuk asesmen yang dapat dilakukan, antara lain: catatan anekdot,
ceklis, hasil karya, portofolio, dokumentasi, dll.

Untuk pendidikan khusus, asesmen cenderung lebih beragam


karena perlu pendekatan individual. Pada Pendidikan Kesetaraan, asesmen
mata pelajaran keterampilan dapat berbentuk observasi, demonstrasi, tes
lisan, tes tulis, portofolio, dan/atau uji kompetensi pada Lembaga
sertifikasi dan kompetensi.

Sementara itu pada SMK, terdapat bentuk penilaian atau asesmen


khas yang membedakan dengan jenjang yang lain, yaitu: Asesmen Praktik
Kerja Lapangan (PKL), Uji Kompetensi Kejuruan, Ujian Unit
Kompetensi.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Assesment merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai
sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang
digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para
siswa, kurikulum, programprogram, dan kebijakan pendidikan.
Adapun prinsip asesmen ada 5, yaitu Assesment merupakan bagian
terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran,
menyediakan informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik,
dan orang tua. Assesment perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan
tujuan. Assesment dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya,
memberikan informasi yang kaya bagi guru, peserta didik dan orang tua
mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan tentang
langkah selanjutnya. Assesment sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas,
instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ditargetkan. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik
bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat
untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang berguna untuk
penjaminan dan peningkatan mutu pembelajaran.
Macam-macam asesmen ada 3, yaitu asesmen diagnosis, asesmen
formatif dan asesmen sumatif.

12
DAFTAR PUSTAKA
Wulan, A. R. (2007). Pengertian dan esensi konsep evaluasi, asesmen, tes, dan
pengukuran. Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Ismail, M. I. (2019). Asesmen dan evaluasi pembelajaran. Cendekia Publisher.

Nasution, S. W. (2022). Asesment kurikulum merdeka belajar di sekolah dasar.


Prosiding Pendidikan Dasar, 1(1), 135-142.

Setyawan, F. A., & Masduki, L. R. (2021, August). Desain math e-learning


berbasis moodle pada sekolah penggerak. In Prosiding Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika (Vol. 6, pp. 346-353).

Kemdikburistek. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak


Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah. Jakarta. Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kemdikburistek. (2021). Panduan Pembelajaran dan Asesmen. Jakarta. Badan


Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kemdikbud. (2020). Buku Saku Asesmen Diagnosis Kognitif. Jakarta. Pusat


Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kemdikbud. (2019). Model Penilaian Formatif pada Pembelajaran Abad ke-21


untuk Sekolah Dasar. Jakarta. Pusat Penilaian Pendidikan.

13

Anda mungkin juga menyukai