Anda di halaman 1dari 15

MEKANISME ASESMEN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Pai


DOSEN PENGAMPU
Ali Jusri Pohan M. Pd. I

Disusun Oleh Kelompok 5 :


1. Asrial Harahap : 21010065
2. Nur Khofifah : 210100
3. Rani Melizah Suryani : 210100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH


TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
MANDAILING NATAL
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua
berupa, ilmu dan amal. Berkat rahmat dan karunia-nya pula, penulis
dapat menyelesaikan “ ”.
Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang serta ikut
dalam membatu penulis menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan makalah untuk kedepannya. Mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Panyabungan,
2024

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Asesmen (asesmen diagnostik, asesmen formatif, asesmen asesmen
sumatif) .....................................................................................................
B. Menyususn kisi-kisi soal dan pembuatan soal asesmen pengetahuan.......
C. Menysusn kisi-kisi soal dan pemnuatan soal dan pembuatan soal asesmen
keterampilan .............................................................................................
D. Menyusun kisi-kisi soal dan pembuatan soal asesmen sikap ...................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asesmen merupakan bagian integral dari proses pendidikan yang
bertujuan untuk mengukur pemahaman, pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan siswa atau peserta didik dalam suatu bidang tertentu. Dalam
konteks pendidikan formal maupun non-formal, asesmen memainkan
peran penting dalam menilai pencapaian pembelajaran, membantu proses
pengajaran dan pembelajaran, serta memberikan umpan balik yang
berguna bagi guru dan peserta didik.
Asesmen memiliki berbagai bentuk dan metode, mulai dari ujian
tertulis, proyek, presentasi, hingga observasi langsung. Tujuan dari
asesmen pun bervariasi, termasuk untuk mengukur kemajuan individual,
mengevaluasi efektivitas pengajaran, menentukan kebutuhan pembelajaran
lanjutan, dan memberikan informasi bagi pengambil keputusan.
Namun, walaupun pentingnya asesmen diakui secara luas, masih
terdapat berbagai tantangan dan kontroversi yang terkait dengan praktik
asesmen. Misalnya, isu-isu keadilan, kecanggihan teknologi, pengukuran
keterampilan abad ke-21, serta penggunaan data asesmen untuk
meningkatkan kualitas pendidikan menjadi fokus pembahasan yang terus
berkembang.
Dalam makalah ini, kami akan mengeksplorasi berbagai aspek dari
asesmen, termasuk tujuan, metode, perkembangan terbaru, tantangan, dan
implikasi untuk praktik pendidikan. Kami juga akan membahas tentang
bagaimana asesmen dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan
pembelajaran dan memberdayakan peserta didik untuk mencapai potensi
maksimal mereka.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang asesmen, diharapkan
kita dapat mengembangkan praktik-praktik asesmen yang lebih baik dan
berkelanjutan, serta memberikan kontribusi positif dalam upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di berbagai tingkat dan konteks.

1
B. Rumusan Masalah
1.
C. Tujuan Penulisan
1.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asesmen (Asesmen Diagnostic, Asesmen Formatif dan Asesmen


Sumatif).
Penilaian adalah mencakup semua cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang individu. Penilaian berfokus pada individu
sehingga keputusannya juga terhadap individu. Penilaian merupakan
penaksiran atau perkiraan tingkat atau luas sifat-sifat seseorang.
Assesment is a process of gathering information to monitor progress and
make educational decisions if necessary. As noted in my definition of test,
an assesment may include a test, but also include methods such as
observations, interview, behavior monitoring, etc. (Artinya: asesmen
(evaluasi) adalah suatu proses pengumpulan informasi untuk memonitor
kemajuan dan bila diperlukan pengambilan keputusan dalam bidang
pendidikan. Sebagaimana disebutkan dalam definisi saya tentang tes, suatu
asesmen bisa saja terdiri dari tes, atau bisa juga terdiri dari berbagai
metode seperti observasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dan
sebagainya). Penilaian merupakan mangambil suatu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik dan buruk.
Penilaian pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana
pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pembelajar (learner)
telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana
tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai.
Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
Berdasarakan pendapat 3 tersebut, maka yang dimaksud dengan penilaian
adalah pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan suatu
nilai terhadap pencapaian dalam proses pembelajaran.1

1
R2

3
Pengertian asesment menurut para ahli:
1. Angelo T.A.: Classroom Assessment is a simple method faculty can use
to collect feedback, early and often, on how well their students are
learning what they are being taught. (Artinya: asesmen Kelas adalah
suatu metode yang sederhana dapat digunakan untuk mengumpulkan
umpan balik, baik di awal maupun setelah pembelajaran tentang
seberapa baik siswa mempelajari apa yang telah diajarkan kepada
mereka).
2. Kizlik, Bob: Assessment is a process by which information is obtained
relative to some known objective or goal. Assessment is a broad term
that testing. A test is a special form of assessment. Tests are
assessments made under contrived circumstances especially so that they
may be administered. In other words, all tests are assessments, but not
all assessments are tests. (Artinya : asesmen adalah suatu proses dimana
informasi diperoleh berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Asesmen
adalah istilah yang luas yang mencakup tes (pengujian). Tes adalah
bentuk khusus dari asesmen. Tes adalah salah satu bentuk asesmen.
Dengan kata lain, semua tes merupakan asesmen, namun tidak semua
asesmen berupa tes).
3. Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution, mengartikan penilaian adalah
suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang
menggunakan tes maupun nontes.
4. Mardapi, Djemari, penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau
mendeskripsikan hasil pengukuran.
Dari penegertian tersebut, maka antara penilaian dan evaluasi
belajar hampir sama, bedanya dalam evaluasi berakhir dengan
pengambilan keputusan sedangkan penilaian hanya sebatas memberikan
nilai saja. Penilaian merupakan suatu tindakan atau proses menentukan
nilai sesuatu obyek. Penilaian adalah suatu keputusan tentang nilai.

4
Penilaian dapat dilakukan berdasarkan hasil pengukuran atau dapat pula
dipengaruhi oleh hasil pengukuran.2
a. Asesmen Diagnostik
Salah satu asesmen pada Kurikulum Merdeka adalah asesmen
diagnostik. Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi
kekurangan, kelebihan, pengetahuan, keterampilan, serta karakteristik
peserta didik selama periode waktu tertentu. Melalui asesmen diagnostik
dapat menganalisis apakah peserta didik telah menguasai pembelajaran,
sehingga guru dapat mengambil keputusan terkait pemahaman peserta
didik dan hal apa saja yang perlu ditingkatkan. Hasil dari asesmen
diagnostik dapat digunakan rujukan dasar untuk guru dalam merancang
pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik. Karena menyesuaikan
pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik sangat penting untuk
memperoleh hasil belajar yang maksimal. Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut, dapat diketahui bahwa asesmen diagnostik tidak hanya bertujuan
untuk mengetahui kekurangan peserta didik, teapi juga kelebihan peserta
didik, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru dalam
merancang pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik. Pelaksanaan
asesmen diagnostik memberikan bebersapa manfaat.
1. Membantu mengarahkan hasil belajar dengan tujuan dan sasaran
sesuai dengan hasil belajar yang diinginkan.
2. Mendapatkan data substansial untuk merancang kurikulum yang
efektif untuk meningkatkan pembelajaran.
3. Membuat proses belajar mengajar menjadi lebih efisien dengan
memfokuskan pada materi yang perlu dipelajari lebih dalam.
4. Terciptanya lingkungan belajar yang bersahabat bagi guru dan
peserta didik.
5. Membantu guru untuk memetakan rencana pembelajaran yang
efisien dan bermakna selama waktu belajar yang ditetapkan

2
R3

5
6. Menjadi dasar penilaian sumatif di akhir pembelajaran. Guru
dapat membandingkan tingkat pengetahuan peserta didik pada
awal pembelajaran dengan pada akhir pembelajaran, dan
perhatikan apakah ada peningkatan pengetahuan peserta didik
atau tidak
7. Membantu guru untuk membagi instruksi. Data penilaian
diagnostik membantu guru mengidentifikasi peserta didik yang
membutuhkan bimbingan tambahan pada mata pelajaran atau
mata pelajaran tertentu. Demikian pula, guru juga dapat
menemukan peserta didik yang telah menguasai sebagian besar
materi, sehingga guru dapat merancang kegiatan yang
memungkinkan peserta didik tersebut mendapatkan pembelajaran
di luar standar kurikulum melalui pengayaan.3
b. Asesmen Formatif
Asesmen formatif adalah salah satu komponen dari sistem
penilaian yang komprehensif. Komprehensif sistem penilaian didefinisikan
sebagai, “sistem yang terkoordinasi dan komprehensif dari berbagai
penilaian masing-masing yang valid dan dapat diandalkan untuk tujuan
yang ditentukan dan untuk populasi yang akan menjadi digunakan yang
mengatur informasi tentang proses dan konteks pembelajaran anak-anak
dan pengembangan untuk membantu pendidik anak usia dini membuat
instruksi dan program yang diinformasikan keputusan. Suatu sistem
penilaian yang komprehensif mencakup, paling tidak, langkah-langkah
penyaringan, formatif penilaian, ukuran kualitas lingkungan, dan ukuran
kualitas anak dewasa interaksi. Menurut Ayers “Formative assessment is
much more than repeated assessment measures over time. Formative
assessment is a process, which includes a feedback loop to assist children
in closing the gap between current status and desired outcomes,
milestones, or goals” yang dapat diartikan bahwa Penilaian formatif jauh
lebih dari sekadar ukuran penilaian yang diulang dari waktu ke waktu.

3
R4

6
Penilaian formatif adalah proses, yang mencakup putaran umpan balik
untuk membantu anak menutup kesenjangan antara realita dengan hasil
yang diinginkan, perkembangan penting, atau tujuan pembelajaran.
Asesmen formatif adalah proses yang digunakan guru untuk
mengumpulkan dan menggunakan informasi penilaian instruksi untuk
kebutuhan individu anak-anak Mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber dan menganalisisnya sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
individu anak-anak dapat mendukung mengajar di mana semua anak terus
belajar dan berkembang. Idealnya, pendidik anak usia dini menanamkan
penilaian formatif dalam instruksi dengan bekerja langsung dengan anak-
anak untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang anak-anak ketahui
dan dapat lakukan, bagaimana mereka memproses informasi dan
memecahkan masalah, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan anak-
anak dan orang dewasa lainnya. Penilaian formatif mungkin termasuk
instrumen penilaian yang informal, tetapi sistematis, diperiksa dan
diterbitkan, ditanam di rumah instrumen penilaian, dan prosedur
pengumpulan data yang digunakan oleh guru di ruang kelas.4
c. Asesmen sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada akhir
semester setelah materi pelajaran dianggap selesai. Penilaian ini bertujuan
untuk dapat melihat keberhasilan siswa dalam menguasai mata pelajaran
yang ditempuhnya. Maka penilaian sumatif harus dilakukan dengan
tahapan-tahapan yang benar. Menurut Nana Sudjana ada beberapa langkah
yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses penilaian hasil
belajar, yakni: Pertama, merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan
pengajaran. Kedua, mengkaji kembali meteri pengajaran berdasarkan
kurikulum dan silabus mata pelajaran. Ketiga, menyusun alat-alat
penilaian, baik tes maupun nontes yang cocok digunakan dalam menilai
jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran.5

4
Refrrens 5
5
Refren 6

7
B. Menyusun Kisi-Kisi Soal Dan Pembuatan Soal Asesmen Pengetahuan
Penulisan kisi-kisi soal adalah kerangka dasar yang dipergunakan
untuk penyusunan soal dalam evaluasi proses pendidikan dan
pembelajaran. Dengan kisi-kisi soal ini, maka seorang guru dengan mudah
dapat menyusun soal-soal evaluasi.
Kisi-kisi soal inilah yang memberikan batasan guru dalam
menyusun soal evaluasi. Dengan kisi-kisi penulisan soal maka tidak akan
terjadi penyimpangan tujuan dan sasaran dari penulisan soal untuk
evaluasi penulisan soal. Guru hanya mengikuti arah dan isi yang
diharapkan dalam kisi-kisi penulsan soal yang dimaksudkan.
Dalam penulisan kisi-kisi soal, guru harus memperhatikan hal-hal
berikut:
1. Nama sekolah Nama
sekolah ini menunjukkan tempat penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran yang akan dievaluasi proses pembelajarannya. Ini
merupakan identitas sekolah.
2. Satuan pendidikan
Satuan pendidikan menunjukkan tingkatan pendidikan yang
menyelenggarakan proses pendidikan dan akan dievaluasi. Satuan
pendidikan ini misalnya SD, SMP, SMA / SMK
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mata
pelajaran yang akan dibuatkan kisi-kisi soal dan dievaluasi hasil belajar
anak-anak. Misalnya Matematika.
4. Kelas / semester
Kelas / semester menunjukkan tingkatan yang akan dievaluasi,
dengan menvantumkan kelas atau semsester ini, maka kita semakin tahu
batasan materi yang akan kita jadikan soal evaluasi proses.
5. Kurikulum acuan
Seperti yang kita ketahui model kurikulum di negeri ini selalu
berganti, akhirnya ada tumpah tindih antara kurikulum yang digunakan

8
dan kurikulum baru. Untuk hal tersebut maka kita informasikan kurikulum
yang digunakan dalam penyusunan kisi-kisi penulisan soal. Misalnya,
KTSP.
6. Alokasi waktu
Alokasi waktu ini ditulis sebagai penyediaan waktu untuk
penyelesaian soal. Dengan alokasi ini, maka kita dapa memperkirakan
kesulitan soal. Dan jumlah soal yang harus dibuat guru agar anak-anak
tidak kehabisan waktu saat mengerjakan soal.
7. Jumlah soal
Jumlah soal menunjukkan berapa banyak soal yang harus dibuat
dan dikerjakan anak-anak sesuai dengan jatah alokasi waktu yang sudah
dikerjakan untuk ujian bersangkutan. Dalam hal ini guru sudah
memperkirakan penggunaan waktu untk masing-masing soal.
8. Penulis / guru mata pelajaran
Ini menunjukkan identias guru mata pelajaran atau penulis kisi-kisi
soal. Hal ini sangat penting untuk mengetahui tingkat kelayakan seseorang
dalam penulisan kisi-kisi dan soalnya.
9. Standar kompetensi
Standar kompetensi menunjukan kondis standar yang akan dicapai
oleh peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran.
Dengan standar kompetensi ini maka guru dan anak didik dapat
mempersiapakan segala yang harus dilakukan.
10. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar menunjukkan hal yang seharusnya dimiliki oleh
anak didik setelah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam
penulisan kisi-kisi soal aspek ini kita munculkan untuk mengevaluasi
tingkat pencapaiannya.
11. Materi pelajaran
Ini menunjukkan semua materi yang diberkan untuk proses
pendidikan dan pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal, aspek ini
merupakan batasan isi dari materi pelajaran yang kita jadikan soal.

9
12. Indikator soal
Indikator soal menunjukan perkiraan kondisi yang diambil dalam
soal ujian. Indikasi yang bagaimana dari materi pelajaran yang diterapkan
disekolah.
13. Bentuk soal
Bentuk soal yang dimaksudkan adalah subjektif tes atau objektif
tes. Untuk memudahkan kita dalam menyusun soal, maka kita harus
menentukan bentuk yes dalam setiap materi pelajaran yang kita ujikan
dalam proses evaluasi.
14. Nomor soal
Nomor soal menunjukkan urutan soal untuk materi atau soal yang
guru buat. Dal hal ini, setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar,
penulisan nomor soal dikisi-kisi penulisan soal tidak selalu berurutan.
Guru dapat menulis secara acak. Misalnya, standar kompetensi A dan
komptensi dasar A1 dapat saja diletakkan pada nomor 3 dan seterusnya
sehingga tidak selalu standar kompetensi pertama dan kompetensir dasar.6
C. Menyusun kisi-kisi soal dan

6
R7

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. saran

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai