Anda di halaman 1dari 3

Kisah Tsa’labah Dan Pelajarannya Bagi Umat Islam

Tsa’labah Ibn Hathib al-Anshari adalah contoh orang yang gagal menjaga sikap
istiqamahnya. Dia membuat Allah geram atas sifat kikirnya. Allah SWT telah berfirman dalam
Al-Quran untuk mengingatkan muslim di seluruh penjuru dunia yaitu:

ِ ِ ٰ ‫ص َّدقَ َّن ولَنَ ُكونَ َّن ِمن‬ ِ ْ َ‫وِمْنهم َّمن عٰه َد ال ٰلّه لَ ِٕىن اٰتٰىنا ِمن ف‬
َ ‫الصلحنْي‬
ّ َ ْ َ َّ َ‫ضله لَن‬ ْ َ ْ َ َ ْ ُْ َ

ِ ِ ْ َ‫َفلَ َّمٓا اٰتٰىهم ِّمن ف‬


ُ ‫ضله خَب لُ ْوا بِه َوَت َولَّْوا َّو ُه ْم ُّم ْع ِر‬
‫ض ْو َن‬ ْ ُْ

ِ ‫فَاَع َقبهم نَِفاقًا يِف ُقلُوهِبِم اِىٰل يوِم ي ْل َقونَه مِب ٓا اَخلَ ُفوا ال ٰلّه ما وع ُدوه ومِب ا َكانُوا يك‬
‫ْذبُ ْو َن‬ َ ْ َ َ ُْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َْ ْ ْ ْ ْ َُ ْ

“Dan di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, “Sesungguhnya jika
Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan
niscaya kami termasuk orang-orang yang saleh. Ketika Allah memberikan kepada mereka
sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling, dan selalu menentang
(kebenaran). Maka Allah menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai pada waktu
mereka menemui-Nya, karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan
kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.”(Q.S at-taubah 75-77)

Suatu hari Tsa'labah dikisahkan datang menghadap Rasulullah. Tanpa basa-basi dia minta
Rasulullah untuk memohon kepada Allah supaya dia dianugerahi rezeki. Namun, Rasulullah
menolak permintaan tersebut.Meskipun demikian, Tsa'labah tidak bosan-bosannya mendesak
Rasulullah untuk memenuhi maunya. Doakanlah kepada Allah agar Dia memberiku harta
kekayaan, pinta Tsa'labah.Meski kerap ditolak, Tsa'labah memohon sekali lagi. Namun, kali ini
pun Rasulullah menolak kembali. “Apakah kamu tidak senang menjadi manusia seperti Nabi
Allah? Demi Zat yang men-guasai diriku, andaikan aku ingin agar gunung itu berjalan di
sampingku sebagai emas dan perak, niscaya ia melakukannya,” tutur Rasulullah.Untuk
meluruhkan hati Rasulullah, Tsa'labah kemudian mengucapkan sumpahnya. "Demi Zat yang
telah mengutusmu dengan hak. Jika engkau memohon kepada Allah, lalu Dia memberiku harta
kekayaan, niscaya aku akan memberikan hak kepada setiap orang yang berhak
menerimanya,"ujarnya.Rasullulah memegang janji Tsa'labah. Dia akhirnya mengamini keinginan
Tsa'labah dan berdoa untuk Tsa'labah agar Allah memberikannya rezeki dan memberkahinya.
"Ya Allah, anugerahkanlah harta kekayaan kepada Tsa'labah, ujar Nabi.Allah memenuhi doa
Rasulullah, sehingga akhirnya Tsa'labah mendapatkan seekor unta dan domba.Tsa'labah sangat
senang. Setiap hari dia berusaha menggemukkan ternaknya, membuat ternaknya bisa
menghasilkan susu yang banyak untuk bisa dijual. Tsa'labah masih teguh bersikap istiqamah saat
memenuhi panggilan jihad pada Perang Badar.Seusai perang, dia kembali pada ternaknya. Dia
menggembalakannya, menggemukkan yang kurus, dan membesarkan yang kecil. Harinya
semakin sibuk seiring bertambahnya jumlah ternak yang dimilikinya. Mereka beranak pinak bak
belatung hingga Madinah menjadi penuh sesak.Akibatnya, dia dan ternaknya menyingkir dan
tinggal di sebuah lembah dekat Madinah sehingga dia masih bisa shalat Zhuhur dan Ashar
dengan berjamaah. Sedangkan, shalat lainnya dilakukannya sendirian.Ternaknya terus bertambah
dan dia menjadi sangat sibuk. Akhirnya, Tsa'labah mulai meninggalkan shalat Jumat. Dia hanya
menemui orang-orang yang lewat padang gembalaannya untuk menuju shalat Jumat di Masjid
Madinah dan hanya untuk menanyakan kabar.Saat itu, Rasulullah menemukan ada hal yang aneh
dari Tsa'labah. Dia pun bertanya kepada dua pengendara unta yang ditemuinya. Apa yang
dilakukan oleh Tsa'labah? Mereka menceritakan soal ternak Tsa'labah kepada Nabi. Rasul
terkejut dan bersabda."Aduh celaka Tsa'labah, aduh celaka Tsa'labah, celaka
Tsa'labah,"tuturnya.Tsa'labah juga bersikap kikir. Dia menghindari kewajiban berzakat. "Ini
hanyalah pajak, ini adalah semacam pajak. Aku tidak tahu, apa ini? Pergilah sehingga selesai
tugasmu, nanti kembali lagi kepadaku," elak Tsa'labah kepada utusan Rasulullah.Kabar ini
sampai ke telinga Nabi dan membuatnya gusar. Maka, Allah kembali menurunkan firmannya
dalam surah at-Taubah ayat 75-77 yang berisi sindiran kepada orang-orang yang sebelumnya
berikrar akan menyedekahkan sebagian hartanya jika dikaruniai oleh Allah berupa kekayaan,
tetapi setelah diberi kekayaan mereka justru menjadi kikir dan berpaling. Karena sikap seperti
itu, Allah kemudian menanamkan kemunafikan pada hati mereka sampai tiba ajal sebab mereka
telah memungkiri ikrar dan berdusta.Ketika ayat itu disampaikan Rasulullah kepada para
sahabatnya, ada salah seorang kerabat Tsa'labah yang ikut mendengar dan kemudian
menyampaikan hal itu kepada Tsa'labah yang menjadi kalang kabut.Dia pun pergi menemui Nabi
dan memohon agar beliau mau menerima zakat darinya.Namun, Nabi tak mau menerimanya.
Sesungguhnya Allah melarangku untuk menerima zakatmu. Kemudian, Tsa'labah yang sangat
menyesal melaburi kepalanya dengan tanah. Lalu, Rasulullah berkata kepadanya, Inilah
amalanmu. Aku telah memerintahkan sesuatu kepadamu, tetapi engkau tidak mau
mematuhiku.Hingga Rasulullah dan para sahabat tidak menerima sedikit pun zakatnya.

Demikianlah kisah-kisah keistiqamahan dalam Alquran. Sikap istiqamah membawa para


pelakunya menjadi penghuni surga. Mereka kekal didalamnya dan menikmati ganjaran atas
semua amal perbuatannya firman Allah dalam Al-Quran:

َ‫ف َعلَْي ِه ْم َواَل ُه ْم حَيَْزنُ ْو ۚن‬ ٰ ِ ِ


ْ َّ‫ا َّن الَّذيْ َن قَالُْوا َربُّنَا اللّهُ مُث‬
ٌ ‫اسَت َق ُام ْوا فَاَل َخ ْو‬

‫ب اجْلَن َِّة ٰخلِ ِديْ َن فِْي َه ۚا َجَزاۤءً مِب َۢا َكانُ ْوا َي ْع َملُ ْو َ"ن‬ ۤ
ُ ‫ص ٰح‬ َ ‫وٰل ِٕى‬
ْ َ‫ك ا‬

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah. kemudian mereka tetap
istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak (pula)
berdukacita.Mereka itulah penghuni-penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya, sebagai
balasan atas apa yang mereka kerjakan. (QS al- Ahqaf: 13-14).

Bersikaplah istiqamah, namun kalian tidak akan dapat menghitung nilai istiqamah.
Ketahuilah, bahwa amalan kalian yang terbaik adalah shalat. Yang dapat memelihara wudhu
hanyalah orang beriman. (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah Tsa’labah adalah kita sebagai mahkluk Allah swt
mestinya harus senantiasa ingat kepada-Nya. Selalu beramal kepada allah swt dengan tidak
meninggalkan kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Jangan hanya karna nikmat yang di berikan
Allah kita menjadi lupa apa yang mestinya kita syukuri. Karna, bisa saja nikmat yang di beri
Allah itu adalah sebagai ujian yang harus kita lalui. Dan kita juga harus menanamkan sifat
qona’ah di dalam diri kita agar senantiasa tidak merasa kurang dengan apa yang kita miliki
sekarang.

Anda mungkin juga menyukai