Anda di halaman 1dari 4

Surah Al-Baqarah Ayat 22 (Tafsir Ibnu Katsir

dan Asbabun Nuzul)

‫ٱلس َمٓا ِء َم ٗٓاء َف أ َ ۡخ َر َج ِبهِۦ م َِن‬


َّ ‫ٱلس َمٓا َء ِب َن ٗٓاء َوأَن َز َل م َِن‬
َّ ‫ض ف ٰ َِر ٗشا َو‬ َ ‫ٱلَّذِي َج َع َل َل ُك ُم ٱأۡل َ ۡر‬
٢٢ ‫ُون‬ ٗ َ‫ت ِر ۡز ٗقا لَّ ُك ۡۖم َفاَل َت ۡج َعلُو ْا هَّلِل ِ أ‬
َ ‫ندَادا َوأَن ُتمۡ َت ۡع َلم‬ َّ
ِ ‫ٱلث َم ٰ َر‬
Artinya: “Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal
kamu mengetahui.”

Firman-Nya (‫ )فال تفعلوا هلل أندادا وأنتم تعلمون‬menurut Muhammad bin Ishak, dari Ibnu Abbas mengatakan
bahwa artinya janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan mengadakan tandingan-tandingan yang
tidak dapat memberikan madharat maupun manfaat, sedang kalian mengetahui bahwa tiada Ilah
yang berhak bagi kalian selain Dia yang memberi rezeki kepada kalian. Dan kalian juga mengetahui
bahwa yang diserukan kepada kalian oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk diesakan
adalah Rabb yang benar dan tidak diragukan lagi. Demikian juga yang dikatakan Qatadah.

Firman-Nya (falaa taj’aluu lillaahi andaadan) menurut Ibnu Abi Hatim, dari Ibnu Abbas bahwa
maksud (al-andaadu) berarti syirik yang lebih samar daripada semut melata di atas batu hitam pada
kegelapan malam. Termasuk menjadikan (al-andaadu) bagi Allah Ta’ala adalah ucapan, “Demi Allah
dan demi hidupmu serta demi hidupku, hai fulan.”

Hadis dari Al-Harits Al-Asy’ari, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

‫ان يُ َع د ِم َن‬ َ ‫ َو َك‬،‫ف‬ ٍ َ‫وس ى ْبنُ َخل‬ َ ‫ف ُم‬ ٍ َ‫ َح َّدثَنَا أَبُ و َخل‬، ُ‫ َح َّدثَنَا َعفَّان‬:ُ‫قَ ا َل اإْل ِ َم ا ُم أَ ْح َم د‬
‫ث‬ِ ‫ َع ِن ا ْل َح ا ِر‬،‫ عَنْ َج ِّد ِه َم ْمطُو ٍر‬،‫ساَّل ٍم‬ َ ‫ عَنْ َز ْي ِد ْب ِن‬،‫ َح َّدثَنَا يَ ْحيَى ْبنُ أَبِي َكثِي ٍر‬،‫البُ َدالء‬
‫ أَ َم َر يَ ْحيَى ْب َن‬،‫ "إِنَّ هَّللا َ َع َّز َو َج َّل‬:‫س لَّ َم قَ ا َل‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ أَنَّ نَبِ َّي هَّللا‬،‫ي‬ ِّ ‫ش َع ِر‬ ْ َ ‫اأْل‬
‫س َرائِي َل أَنْ يَ ْع َملُ وا‬ ْ ِ‫ َوأَنْ يَأْ ُم َر بَنِي إ‬، َّ‫ت أَنْ يَ ْع َم َل ِب ِهن‬ ٍ ‫س َكلِ َما‬ ِ ‫ بِ َخ ْم‬،‫ساَل ُم‬ َّ ‫ َعلَ ْي ِه ال‬،‫َز َك ِريَّا‬
ْ‫ت أَن‬ ٍ ‫س َكلِ َم ا‬ِ ‫ إِنَّ َك قَ ْد أُ ِم ْرتَ بِ َخ ْم‬:‫ساَل ُم‬ َّ ‫ َعلَ ْي ِه ال‬،‫سى‬ َ ‫ فَقَا َل لَهُ ِعي‬،‫ان يُ ْب ِط ُئ بِ َها‬ َ ‫ َو َك‬، َّ‫بِ ِهن‬
. َّ‫ َوإِ َّما أَنْ أُ ْبلِ َغ ُهن‬، َّ‫ فَإِ َّما أَنْ تُ ْبلِ َغ ُهن‬، َّ‫س َرائِي َل أَنْ يَ ْع َملُ وا ِب ِهن‬ ْ ِ‫تَ ْع َم َل بِ ِهنَّ َوتَ أْ ُم َر بَنِي إ‬
‫ "فَ َج َم َع يَ ْحيَى‬:‫ قَ ا َل‬."‫ف بِي‬ َ ‫س‬ َ ‫ب أَ ْو يُ ْخ‬ َ ‫سبَ ْقتَنِي أَنْ أُ َع َّذ‬ َ ْ‫ إِنِّي أَ ْخشَى إِن‬،‫ يَا أَ ِخي‬:‫فَقَا َل‬
،‫ف‬ ِ ‫الش َر‬ َّ ‫ فَقَ َع َد َعلَى‬،ُ‫س ِجد‬ ْ ‫ َحتَّى ا ْمتَأَل َ ا ْل َم‬،‫س‬ ِ ‫ت ا ْل َم ْق ِد‬ ِ ‫س َرائِي َل فِي بَ ْي‬ ْ ِ‫ْبنُ َز َك ِريَّا بَنِي إ‬
‫ َوآ ُم َر ُك ْم‬، َّ‫ت أَنْ أَ ْع َم َل بِ ِهن‬ ٍ ‫س َكلِ َم ا‬ ِ ‫ إِنَّ هَّللا َ أَ َم َرنِي بِ َخ ْم‬:‫ ثُ َّم قَا َل‬،‫فَ َح ِم َد هَّللا َ َوأَ ْثنَى َعلَ ْي ِه‬
‫ فَإِنَّ َمثَ َل َذلِ َك َمثَ ل َر ُج ٍل‬،‫ش ْيئًا‬ َ ‫ش ِر ُكوا بِ ِه‬ ْ ُ‫ أَنْ تَ ْعبُدُوا هَّللا َ اَل ت‬: َّ‫ َوأَ َّولُ ُهن‬، َّ‫أَنْ تَ ْع َملُوا بِ ِهن‬
‫ فَ َج َع َل يَ ْع َم ُل َويُ َؤدِّي َغلَّتَ هُ إِلَى َغ ْي ِر‬،‫ب‬ ٍ ‫ص َمالِ ِه ب َو ِرق أَ ْو َذ َه‬ ِ ِ‫شتَ َرى َع ْب ًدا ِمنْ َخ ال‬ ْ ‫ا‬
‫ش ِر ُكوا‬ ْ ُ‫ون َع ْب ُدهُ َك َذلِكَ؟ َوإِنَّ هَّللا َ َخلَقَ ُك ْم َو َر َزقَ ُك ْم فَا ْعبُدُوهُ َواَل ت‬ َ ‫س ُّرهُ أَنْ يَ ُك‬ ُ َ‫سيِّ ِد ِه فَأ َ ُّي ُك ْم ي‬
َ
‫ص لَّ ْيتُ ْم‬َ ‫ فَإِ َذا‬، ْ‫ب َو ْج َههُ لِ َو ْج ِه َع ْب ِد ِه َما لَ ْم يَ ْلتَفِت‬ ُ ‫ص‬ َّ ‫ش ْيئًا َوأَ َم َر ُك ْم بِال‬
ِ ‫صاَل ِة؛ فَإِنَّ هَّللا َ يَ ْن‬ َ ‫بِ ِه‬
‫س ٍك فِي‬ ْ ‫ص َّرةً ِمنْ ِم‬ ُ ُ‫ فَ إِنَّ َمثَ َل َذلِ كَ َك َمثَ ِل َر ُج ٍل َم َع ه‬،‫الص يَ ِام‬ ِّ ِ‫ َوأَ َم َر ُك ْم ب‬.‫فَاَل تَ ْلتَفِتُ وا‬
‫يح‬
ِ ‫ب ِمنْ ِر‬ ُ َ‫الص ائِ ِم ِع ْن َد هَّللا ِ أَ ْطي‬َّ ‫وف فَ ِم‬ َ ُ‫ َوإِنَّ ُخل‬.‫س ِك‬ ْ ‫يح ا ْل ِم‬َ ‫ ُكلُّ ُه ْم يَ ِج ُد ِر‬،‫ص ابَ ٍة‬ َ ‫ِع‬
‫ش دُّوا يَ َد ْي ِه إِلَى‬ َ َ‫ ف‬،‫س َرهُ ا ْل َع د ُُّو‬ َ َ‫ص َدقَ ِة؛ فَإِنَّ َمثَ َل َذلِ كَ َك َمثَ ِل َر ُج ٍل أ‬ َّ ‫ َوأَ َم َر ُك ْم بِال‬.‫س ِك‬ ْ ‫ا ْل ِم‬
‫س ي ؟ فَ َج َع َل يَ ْفتَ ِدي‬ ِ ‫نَ ْف‬ ‫ ه ل لكم أن أفت دي‬:‫ فَقَ ا َل لهم‬،ُ‫ض ِربُوا ُعنُقَه‬ ْ َ‫ َوقَ َّد ُموهُ لِي‬،‫ُعنُقِ ِه‬
‫ َوأَ َم َر ُك ْم بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ َكثِ ي ًرا؛ َوإِنَّ َمثَ َل َذلِ َك‬.ُ‫س ه‬ َ ‫يل َوا ْل َكثِي ِر َحتَّى فَ َّك نَ ْف‬ ِ ِ‫سهُ ِم ْن ُه ْم بِا ْلقَل‬ َ ‫نَ ْف‬
‫ َوإِنَّ ا ْل َع ْب َد‬،‫ص َن فِي ِه‬ َّ ‫صينًا فَت ََح‬ ْ ‫ فَأَتَى ِح‬،‫سراعا فِي أَثَ ِر ِه‬
ِ ‫صنًا َح‬ ِ ‫َك َمثَ ِل َر ُج ٍل طَلَبَهُ ا ْل َعد ُُّو‬
."ِ ‫ان فِي ِذ ْك ِر هَّللا‬ َ ‫ان إِ َذا َك‬
ِ َ‫ش ْيط‬ َّ ‫صنُ َما يَ ُكونُ ِم َن ال‬ َ ‫أَ ْح‬
Artinya: “Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan
kepada kami Abu Khalaf (yaitu Musa ibnu Khalaf, beliau termasuk wali abdal), telah menceritakan
kepada kami Yahya ibnu Abu Kasir, dari Zaid ibnu Salam, dari kakeknya (Mamtur), dari Al-Haris Al-
Asy'ari, bahwa Nabi Saw. pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt. memerintahkan kepada
Yahya ibnu Zakaria a.s. untuk mengamalkan lima kalimat dan memerintahkan kepada Bani Israil
untuk mengamalkannya. Akan tetapi, hampir saja Yahya a.s. terlambat mengamalkannya, lalu Isa
a.s. berkata kepadanya, 'Sesungguhnya kamu telah diperintahkan untuk mengamalkan lima kalimat.
Kamu pun memerintahkan kepada Bani Israil agar mereka mengamalkannya. Apakah kamu yang
menyampaikan, atau diriku yang menyampaikannya?' Yahya menjawab, 'Hai Saudaraku,
sesungguhnya aku merasa takut jika kamu yang menyampaikannya, nanti aku akan diazab atau
dikutuk.'Kemudian Yahya ibnu Zakaria mengumpulkan kaum Bani Israil di Baitul Muqaddas hingga
masjid menjadi penuh oleh mereka. Yahya duduk di atas tempat yang tinggi, lalu memuji dan
menyanjung Allah Swt. Kemudian ia mengatakan, 'Sesungguhnya Allah telah memerintahkan
kepadaku untuk mengamalkan lima kalimat. Dia memerintahkan pula kepada kalian agar
mengamalkannya. Pertama, hendaklah kalian menyembah Allah dan janganlah kalian
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Karena sesungguhnya perumpamaan orang yang
mempersekutukan Allah itu seperti keadaan seorang lelaki yang membeli seorang budak dengan
uangnya sendiri secara murni, baik uang perak ataupun uang emas. Lalu si budak bekerja dan
memberikan hasil penjualan jasanya itu kepada selain tuannya. Maka siapakah di antara kalian
yang suka diperlakukan seperti demikian? Sesungguhnya Allah-lah yang menciptakan kalian dan
yang memberi rezeki kalian. Maka sembahlah Dia oleh kalian dan jangan kalian mempersekutukan-
Nya dengan sesuatu pun. Allah memerintahkan kalian untuk mengerjakan salat, karena
sesungguhnya Zat Allah berada di hadapan hamba-Nya selagi si hamba (yang sedang salat itu)
tidak menoleh. Karena itu, apabila kalian sedang salat, janganlah kalian menoleh. Allah telah
memerintahkan kalian puasa, karena sesungguhnya perumpamaan puasa itu seperti keadaan
seorang lelaki yang membawa sebotol minyak kesturi berada di tengah-tengah segolongan kaum,
lalu mereka dapat mencium bau wangi minyak kesturinya. Sesungguhnya bau mulut orang yang
sedang puasa lebih wangi di sisi Allah daripada minyak kesturi. Allah memerintahkan kalian untuk
bersedekah, karena sesungguhnya perurnpamaan sedekah itu seperti seorang laki-laki yang
ditawan musuh, dan mengikat kedua tangannya ke lehernya, lalu mengajukannya untuk menjalani
hukuman pancung. Kemudian lelaki itu berkata, 'Bolehkah aku menebus diriku dari kalian?' Lalu
lelaki itu menebus dirinya dengan semua miliknya, baik yang bernilai murah maupun yang bernilai
mahal, hingga dirinya terbebas. Allah memerintahkan kalian untuk berzikir dengan banyak
mengingat Allah, karena sesungguhnya perurnpamaan hal ini seperti keadaan seorang lelaki yang
dikejar-kejar musuh yang memburunya dengan cepat dari belakang. Kemudian lelaki itu sampai ke
suatu benteng, lalu ia berlindung di dalam benteng itu (dari kejaran musuhnya). Sesungguhnya
tempat yang paling kuat bagi seorang hamba untuk melindungi dirinya dari setan ialah bila ia selalu
dalam keadaan berzikir mengingat Allah'." (HR. Imam Ahmad)
،ُ‫ َوا ْل ِه ْج َرة‬،ُ‫ َوالطَّا َع ة‬،‫الس ْم ُع‬ َّ ‫ َو‬،ُ‫ ا ْل َج َما َع ة‬: َّ‫س هَّللا ُ أَ َم َرنِي بِ ِهن‬ ٍ ‫" َوأَنَ ا آ ُم ُر ُك ْم بِ َخ ْم‬
ْ ِ ‫ش ْبر فَقَ ْد َخلَ َع ِر ْبق ة اإْل‬
‫س اَل ِم‬ ِ ‫يل هَّللا ِ؛ فَإِنَّهُ َمنْ َخ َر َج ِم َن ا ْل َج َما َع ِة قي َد‬ َ ‫َوا ْل ِج َها ُد فِي‬
ِ ِ ‫سب‬
‫ يَ ا‬:‫ قَ الُوا‬."‫اج َع َو َمنْ َد َع ا بِ َدع َْوى َجا ِهلِيَّ ٍة فَ ُه َو ِمنْ ِجثِ ِّي َج َهنَّ َم‬ ِ ‫ إِاَّل أَنْ يُ َر‬،‫ِمنْ ُعنُقِ ِه‬
‫س لِ ٌم؛ فَ ا ْدعُوا‬ ْ ‫ َو َز َع َم أَنَّهُ ُم‬ ‫ص ا َم‬ َ ‫ص لَّى َو‬ َ ْ‫"وإِن‬ َ :‫صلَّى ؟ فَقَا َل‬ َ ‫صا َم َو‬َ ْ‫ َوإِن‬،ِ ‫سو َل هَّللا‬ ُ ‫َر‬
"ِ ‫ين ِعبَا َد هَّللا‬َ ِ‫ين ا ْل ُم ْؤ ِمن‬
َ ‫سلِ ِم‬ْ ‫ ا ْل ُم‬:‫س َّما ُه ُم هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل‬
َ ‫س َمائِ ِه ْم َعلَى َما‬ْ َ ‫ين بِأ‬
َ ‫سلِ ِم‬ ْ ‫ا ْل ُم‬
Artinya: “Dan aku perintahkan kalian untuk mengerjakan lima perkara yang telah diperintahkan oleh
Allah kepadaku, yaitu (menetapi) jamaah (persatuan), tunduk dan taat (kepada ulil amri), dan hijrah
serta jihad di jalan Allah. Karena sesungguhnya barang siapa yang keluar dari jamaah dalam jarak
satu jengkal, berarti dia telah rnenanggalkan ikalan Islam dari lehernya, kecuali jika ia bertobat.
Barang siapa yang memanggil dengan memakai seruan Jahiliyah. maka ia dimasukkan ke dalam
neraka Jahannam dalam keadaan berlutut. Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, sekalipun dia
puasa dan salat?" Beliau Saw. menjawab, "Sekalipun dia salat dan puasa, serta mengaku dirinya
muslim. Maka panggillah orang-orang muslim dengan nama-namanya sesuai dengan nama yang
telah diberikan oleh Allah buat mereka; orang-orang muslim dan orang-orang mukmin adalah
hamba-hamba Allah.”

Dan yang menjadi syahid mengenai ayat di atas adalah ucapan Yahya bin Zakaria, “Dan
sesungguhnya Allah telah menciptakan kalian dan memberi rezeki kepada kalian. Karenanya,
beribadahlah kepada Allah dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.” Ayat
ini menjadi dalil yang menegaskan perintah bertauhid dengan hanya beribadah kepada Allah Ta’ala
saja tanpa menyekutukan-Nya. Dan banyak para mufassir, misalnya Ar-Razi dan juga lainnya yang
menjadikan ayat ini sebagai dalil yang menunjukkan adanya Sang Pencipta (Allah Ta’ala). Ayat
tersebut tentu saja menunjukkan hakikat itu, karena barangsiapa memperhatikan semua ciptaan
yang ada di dalam alam ini, baik yang berada di bawah (bumi) maupun yang di atas (langit),
perbedaan bentuk, warna karakter dan manfaatnya serta menempatkan semuanya itu pada tempat
yang mendatangkan manfaat dengan tepat, maka ia akan mengetahui kekuasaan penciptanya,
hikmah, ilmu, ketelitian dan keagungan kekuasaan-Nya. Sebagaimana yang dikatakan oleh
sebagian orang Arab Badui, ketika ditanya: “Apakah dalil yang menunjukkan adanya Rabb?” Mereka
menjawab: “Subhanallah, kotoran unta menunjukkan adanya unta, dan jejak kaki menunjukkan
adanya orang yang pernah jalan. Bukankah langit mempunyai gugusan bintang, bumi mempunyai
jalan-jalan yang luas dan lautan mempunyai gelombang? Tidaklah yang demikian itu menunjukkan
pada kalian akan adanya Allah yang Mahalembut lagi Mahamengetahui?” Ar-Razi menceritakan dari
Imam Malik, bahwa Harun Ar-Rasyid pernah bertanya kepadanya mengenai hal itu, maka ia pun
memberikan bukti tentang hal itu, yaitu dengan adanya berbagai macam bahasa, suara dan nada
suara.

Diriwayatkan dari Abu Hanifah bahwa sebagian orang-orang Zindiq pernah bertanya kepadanya
mengenai keberadaan Allah Ta’ala, maka ia pun mengatakan kepada mereka, “Tinggalkan aku di
sini, aku sedang memikirkan ada sebuah kapal di laut yang sarat dengan beraneka ragam barang
dagangan, dan tidak ada seorang pun yang menjaga dan mengendalikannya. Namun demikian,
kapal itu tetap berlayar tanpa nahkoda, terombang-ambing oleh derasnya ombak hingga akhirnya
berhasil melalui gelombang tersebut dan terus melaju tanpa nahkoda.” Maka mereka pun berkata,
“Ini merupakan suatu hal yang tidak mungkin dikatakan oleh orang yang berakal.” Lalu Abu Hanifah
berkata, “Aduhai kalian, jika demikian apakah alam jagat raya ini beserta isinya yang teratur disebut
sebagai suatu yang tidak ada pembuatnya.” Maka orang-orang itu tercengang keheranan, hingga
akhirnya mereka kembali kepada kebenaran dan masuk Islam di bawah bimbingannya.

Sedangkan Imam Syafi’iy pernah ditanya mengenai adanya Allah Ta’ala, Rabb pencipta. Maka ia
pun menjawab, “Ini adalah daun murbai yang memiliki satu rasa. Jika dimakan oleh ulat sutera,
maka akan keluar menjadi serat sutera. Dan jika dimakan oleh lebah, akan menjadi madu. Jika
dimakan oleh kambing, sapi dan binatang sejenisnya, akan keluar menjadi kotoran. Dan jika
dimakan kijang akan menjadi wewangian, padahal itu berasal dari satu materi.”

Mengenai hal tersebut, Imam Ahmad bin Hanbal juga pernah ditanya. Maka ia menjawab, “Di sini
terdapat benteng yang sangat kokoh dan halus yang tidak berpintu dan tidak ada jalan masuk (yang
dimaksud adalah telur). Bagian luarnya tampak seperti perak dan bagian dalamnya tampak seperti
emas murni. Dan ketika sedang dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba dinding benteng pecah, dari
dalamnya keluar binatang yang dapat mendengar dan melihat serta memiliki bentuk yang sangat
elok dan suara yang sangat indah, yaitu telur dikala keluar dari dalamnya seekor anak ayam.”

Abu Nawas pernah ditanya mengenai hal itu, maka ia pun langsung melantunkan syair: 

... ‫صنَ َع ا ْل َملِي ُك‬ َ ‫إِلَى آثَا ِر َما‬ ... ‫ض َوا ْنظُ ْر‬ ِ ‫ت اأْل َ ْر‬ ِ ‫تَأ َ َّم ْل فِي نَبَا‬
... ‫سبِي ُك‬َّ ‫ب ال‬ َّ ‫اق ِه َي‬
ُ ‫الذ َه‬ ٍ ‫بِأ َ ْح َد‬ ...  ٌ‫صات‬ ِ ‫ُعيُونٌ ِمنْ لُ َج ْي ٍن ش‬
َ ‫َاخ‬
... ‫ش ِري ُك‬ َ ُ‫س لَه‬ َ ‫بِأَنَّ هَّللا َ لَ ْي‬ ...  ٌ‫ب ال َّزبَ ْر َج ِد شَا ِهدَات‬
ِ ‫ض‬ ُ ُ‫َعلَى ق‬
Artinya: “Perhatikanlah tumbuh-tumbuhan di bumi, lihatlah apa yang telah diperbuat oleh Al-Malik
(Allah). Air jernih bagaikan perak memenuhi parit-parit, bagaikan emas cetakan mengairi lahan-
lahan yang indah, bagaikan batu permata zabarjad. Semuanya merupakan saksi yang
membuktikan, bahwa tiada sekutu bagi-Nya.”

Sedangkan ulama lainnya mengatakan, orang yang memperhatikan ketinggian dan keluasan langit
serta berbagai bintang, komet dan planet. Juga merenungkan bagaimana semuanya itu berputar di
falak yang luar biasa besarnya pada setiap siang dan malam hari. Yang pada saat yang sama,
masing-masing berputar sendiri menurut porosnya. Kemudian juga memperhatikan lautan yang
mengelilingi bumi dari segala sisi, serta gunung-gunung yang diletakkan di bumi agar bumi
seimbang dan stabil, dan penduduknya dapat menghuninya walaupun dengan bentuk permukaan
bumi yang bermacam-macam dan berwarna-warni sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Fathir
ayat 27-28 yang artinya: “Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang
beraneka ragam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia,
binatang-bina-tang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya
(dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah
ulama.” Demikian pula sungai-sungai itu yang mengalir dari satu negeri ke negeri yang lain untuk
memberikan berbagai manfaat. Juga diciptakannya berbagai macam binatang, tumbuh-tumbuhan
yang mempunyai rasa, bau, bentuk dan warna yang bermacam-macam, padahal dalam satu tanah
dan air yang sama alamnya. Maka semuanya itu menunjukkan adanya Rabb Sang Pencipta,
kekuasaan-Nya yang agung, hikmat, rahmat, kelembutan dan kebaikan-Nya kepada semua makhluk
ciptaan-Nya, tiada Ilah yang hak selain Dia, kepadanya kami bertawakal dan kembali. Ayat-ayat
Alquran yang membahas mengenai masalah ini cukup banyak.

Anda mungkin juga menyukai