Anda di halaman 1dari 4

‫ َوخَ َذ َل َمنْ َش ا َء ِمنْ َخ ْل ِق ِه ِب َم ِش ْيَئ ِت ِه‬،ِ‫ض لِ ِه َو َك َر ِم ه‬ ْ ‫اَ ْل َح ْم ُد هّٰلِل ِ الَّ ِذيْ َو َّف َق َمنْ َش ا َء ِمنْ َخ ْل ِق ِه ِب َف‬

‫ َواَل حَ َّد‬،ُ‫ َواَل َش ِب ْي َه َواَل م ِْث َل َواَل ِن َّد لَه‬،ُ‫ْك َله‬ َ ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنْ اَّل ِإ ٰل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري‬.ِ‫َو َع ْدلِه‬
ُ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ َسيِّدَ َنا َو َح ِب ْي َب َنا َو َعظِ ْي َم َنا َو َقاِئ َد َنا َوقُرَّ َة َأعْ ُي ِن َنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُده‬.ُ‫ضا َء َله‬
َ ْ‫َواَل ج َُّث َة َواَل َأع‬
‫ َو َع َلى آلِ ِه‬،‫هللا‬ ِ ‫ْن َع ْب ِد‬ ِ ‫اركْ َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ِد ب‬ ِ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َو َب‬ َ ‫ َو‬،ُ‫َو َرس ُْولُه‬
َ ‫ اَللهم‬.ُ‫ص ِف ُّي ُه َو َح ِب ْي ُبه‬
‫ َأمَّا‬.‫هلل‬ ِ ‫ َواَل حَ ْو َل َواَل قُ َّو َة ِإاَّل ِبا‬،ِ‫يَو ِم ْال ِق َيامَ ة‬ ْ ‫ان ِإ َلى‬ ٍ ‫ َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ َس‬،ُ‫صحْ ِب ِه َو َمنْ وَّ ااَل ه‬ َ ‫َو‬
َ ‫ َو َمنْ َي َّت ِق هَّللا‬:ِ‫اِئل ِفيْ مُحْ َك ِم ِك َت ِاب ه‬ ِ ‫هللا ْال َعلِيِّ ْال َعظِ ي ِْم ْال َق‬ِ ‫ص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس يْ ِب َت ْق َوى‬ ِ ‫ فَِإ ِّني ُأ ْو‬،‫َبعْ ُد‬
:‫ َو َمنْ َي َت َو َّك ْل َع َلى هَّللا ِ َفه َُو َح ْس ُب ُه (الطالق‬، ُ‫ْث اَل َيحْ َتسِ ب‬ ُ ‫ َو َيرْ ُز ْق ُه ِمنْ َحي‬،‫َيجْ َع ْل َل ُه َم ْخ َرجً ا‬
)٣-٢  

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada
diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita
kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan
diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.  
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kita tanamkan dalam hati bahwa seandainya seluruh manusia dan jin bersatu untuk membuat kita celaka,
maka mereka tidak akan mampu mencelakai kita kecuali jika Allah menghendaki hal itu. Demikian pula
seandainya seluruh manusia dan jin bersatu untuk memberikan manfaat kepada kita, maka mereka tidak
akan memberikan manfaat kepada kita kecuali apabila Allah menetapkan hal itu. Oleh karenanya, marilah
kita menyerahkan semua urusan kepada Allah ta’ala dan kita percaya penuh kepada-Nya. Apa pun yang
Allah kehendaki terjadi, pasti akan terjadi, dan apa pun yang tidak Allah kehendaki, pasti tidak akan
pernah terjadi.  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita ingat selalu bahwa kita sekarang ini bukan tengah berada di surga, melainkan kita berada di
kehidupan dunia. Sebagaimana kita tahu bahwa dunia adalah tempat berbagai musibah dan bala’. Dunia
ini memperdaya, mendatangkan mara bahaya dan pada akhirnya berlalu begitu saja. Marilah kita
bertawakal kepada Allah dan bersabar atas musibah yang Allah ujikan kepada kita. Jangan sampai kita
memprotes atau menyalah-nyalahkan Allah. Allah ta’ala berfirman:

َ ُ‫ اَل يُسْ َأ ُل َعمَّا َي ْف َع ُل َو ُه ْم يُسْ َأل‬ 


)٢٣ :‫ون (األنبياء‬
Maknanya: “Allah tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, tetapi para hambalah yang akan
ditanya” (QS al Anbiya’: 23)  

Allah subhabahu wa ta’ala adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu. Allah berbuat apa pun
dalam kekuasaan-Nya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Marilah kita bersabar
sebagaimana diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an:
َّ ‫س َو‬ ‫ص م َِن اَأْلمْ َو ِ َأْل‬ ْ ْ ُ
  ‫ت َو َب ِّش ِر‬
ِ ‫مَرا‬
َ ‫الث‬ ِ ُ‫ال َوا ْنف‬ ٍ ‫وع َو َن ْق‬
ِ ‫َو َل َن ْبل َو َّن ُك ْم ِب َش يْ ٍء م َِن الخَ ْوفِ َوال ُج‬
:‫) (البقرة‬١٥٦ ( ‫ُون‬ َ ‫ِين ِإ َذا َأ‬
َ ‫صا َب ْت ُه ْم مُصِ ي َب ٌة َقالُوا ِإ َّنا هَّلِل ِ َوِإ َّنا ِإ َل ْي ِه َرا ِجع‬ َ ‫) الَّذ‬١٥٥( ‫ين‬
َ ‫َّاب ِر‬
ِ ‫الص‬
)١٥٦-١٥٥  
Maknanya: “Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan (kehilangan harta, kehilangan
jabatan, kehilangan kehormatan dan nama baik), kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan
kepada-Nyalah kami kembali untuk dihisab)” (QS al Baqarah: 155-156)  

Saudaraku seiman,

Jika kita terkena musibah, hendaklah kita meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
kesabarannya.

Ada sebuah kisah dari sahabat saya sendiri, beliau ketipu rekanan bisnis kurang lebih 800jt, beliau
mendatangai rumah rekanannya ternyata orangnya sudah di jebloskan penjara oleh yang lainnya dan
semua hartanya habis di sita semua oleh korban orang tersebut, sahabat saya tetap berprasangka baik
dengan mengunjungi rekanannya di penjara dengan bertanya kenapa bisa terjadi seperti ini dan tanpa
menanyakan dan menagih uangnya, 3 kali berturut turut beliau menjenguk membawakan makanan dan
menanyakan kabar keadaanya, sampai rekaananya heran dan bertanya semua yang datang kesini hanya
Anda yang tidak nanyakan dan menagih uang dengan marah marah mengancam dan lain sebagainya,
karena itu sebagai bentuk imbal baliknya saya ada sedikit asset tanah Anda ambil sebagai pengganti uang
anda walo nilainya tidak seberapa, sahabat saya menerimanya dan proses balik nama dan beliau kaget
setelah liha keadaan tanah tersebut ternyata tanahnya terpencil jauh dari perumahan, beliau mencari info
perkembangan daerah tersebut, ternyata daerah tersebut ada pembangunan mega proyek PLN dan
tanahnya sahabat saya masuk wilayah proyek tersebut, dan dapat ganti rugi yang nilainya berkali lipat dari
uang yang di tipu oleh temanya, subhanallah

Intisari dari kisah tersebut jika kita sabar dan berprasangka baik kepada Alllah tidak menyalahkan orang
lain sebagai penyebab permasalahan kita, maka musibah bisa menjadi barokah

Permasalahn bisa menjadi musibah bisa juga ujian tergatung kita menghadapinya, jika kita semakin dekat
dengan Allah maka itu ujian, jika jauh dari Allah menyalahkan orang lain mencari pertolongan tidak ke
Alllah dulu melainkan ke orang lain, maka itu musibah

Ada juga kisah dari Rosulullah, imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari sahabat Anas bin
Malik radliyallahu ’anhu bahwa ia masuk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melihat
putranya yang bernama Ibrahim saat sakratul maut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian
mengambilnya dan menciumnya. Kemudian setelah itu kami menengoknya lagi dan saat itu Ibrahim telah
terenggut nyawanya. Kedua mata Nabi pun mengalirkan air mata. ‘Abdurrahman bin ‘Auf radliyallahu
’anhu berkata kepadanya, “Anda pun menangis, wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, “Wahai Ibnu ‘Auf, sungguh inilah rasa kasih sayang. Nabi kembali meneteskan air mata
dan bersabda:  

‫ك َيا ِإب َْراهِي ُم َل َمحْ ُز ْو ُن ْو َن‬


َ ِ‫ َوِإ َّنا ِبف َِراق‬،‫ضى َر ُّب َنا‬ َ ‫ َوال َق ْل‬،ُ‫العي َْن َت ْد َمع‬
َ ْ‫ َوالَ َنقُو ُل ِإاَّل َما َير‬، ُ‫ب َيحْ َزن‬ َ َّ‫ ِإن‬ 
Maknanya: “Sungguh mata ini meneteskan air mata, hati pun bersedih, tetapi kami tidak mengatakan
kecuali apa yang Allah ridhai, dan sungguh kami bersedih karena berpisah denganmu, wahai Ibrahim.”  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Allah ta’ala di dalam Al-Qur’an telah bersumpah dalam surat al-Balad bahwa manusia diciptakan dengan
berbagai kesulitan hidup, susah payah dan keletihan. Allah ta’ala berfirman:  

َ ‫ َل َق ْد َخ َل ْق َنا اِإْل ْن َس‬ 


٤ :‫ان فِي َك َب ٍد (البلد‬
Maknanya: ”Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah” (QS al Balad: 4)  

Kesulitan yang pertama kali dialami seorang manusia adalah ketika tali pusarnya dipotong, kemudian
ketika diikatkan bedung ke badannya sehingga ia merasakan ketidaknyamanan dan susah bergerak. Lalu ia
merasakan kesulitan ketika menyusu kepada ibunya. Seandainya ia tidak menyusu, maka ia akan terlantar
dan kelaparan. Lalu ia merasakan sakit saat tumbuh giginya. Setelah itu ia akan mengalami kesulitan saat
disapih, melebihi rasa sakit terkena pukulan. Kemudian ia merasakan rasa sakit saat dikhitan. Setelah
melewati itu semua, ia akan menghadapi guru yang mendidiknya, menggemblengnya dan terkadang
memberikan hukuman kepadanya.  

Setelah itu, ia akan disibukkan dengan persiapan nikah dan disibukkan dengan pekerjaan setiap hari untuk
dapat menafkahi keluarganya. Lalu ia akan disibukkan dengan urusan anak dan istri. Kemudian disibukkan
dengan membangun rumah dan melengkapinya dengan berbagai perabot rumah tangga. Setelah itu, ia
akan memasuki usia tua, badan lemah dan beberapa anggota badan tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Belum lagi berbagai penyakit yang sewaktu-waktu bisa saja menyerangnya, flu: sakit kepala,
sakit gigi, sakit jantung, sakit paru-paru, terinfeksi virus dan lain sebagainya. Ditambah lagi dengan beban
hidup seperti hutang, mengangsur cicilan, dicaci orang, dibicarakan kejelekannya dan lain sebagainya.
Hingga tibalah saatnya sakratul maut yang luar biasa sakitnya. Setelah hembusan nafas yang terakhir,
apakah berakhir semua kesulitannya?. Belum,

hadirin sekalian. Setelah itu, ia akan memasuki alam barzakh dan alam akhirat. Ada pertanyaan malaikat
Munkar dan Nakir. Ada hisab. Ada perjalanan melewati shirath. Hingga pada akhirnya masa penentuan itu
tiba, apakah ia akan merasakan berbagai kenikmatan surga ataukah ia akan sengsara di neraka.  

Jamaah jum’ah rohimakumullah,

Karenanya, marilah kita laksanakan semua perintah Allah. Marilah kita saling berpesan serta berwasiat
untuk berpegangteguh dengan kebenaran dan kesabaran.  

Marilah kita bersabar atas musibah dan bala` yang menimpa kita. Jangan sampai kita bermaksiat kepada
Allah disebabkan musibah yang menimpa kita. Jangan sampai musibah dan berbagai kesulitan hidup
menyebabkan kita melanggar aturan-aturan Allah. Janganlah kita memprotes Allah ketika terkena bala’
dan musibah. Hendaklah kita bersabar dan terus menerus menjalankan kewajiban dan menjauhi perkara
yang diharamkan dalam keadaan apa pun, seberat apa pun masalah yang kita hadapi.  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Jika hati kita sedih karena ditimpa musibah, jika dada kita sesak dengan berbagai kesulitan hidup, salah
satu obat yang akan menenangkan hati dan pikiran kita adalah pergi ke makam. Kita berziarah ke makam
orang tua, keluarga dan kawan-kawan kita. Kita renungkan di sana, di manakah rumah terakhir kita.
Kemanakah kita akan pergi meninggalkan dunia ini. Hendaklah diketahui bahwa seandainya nilai dunia ini
sebanding dengan satu sayap seekor nyamuk saja, niscaya Allah tidak akan memberikan kepada orang
kafir apa pun meskipun hanya seteguk air di dunia ini. Artinya, dunia ini tidak ada nilainya sama sekali
menurut Allah. Dunia ini tidak ada nilainya sama sekali dibandingkan dengan kehidupan akhirat. Dunia
adalah penjara bagi orang yang sempurna imannya dan ibarat surga bagi orang kafir.  

Hal yang paling bernilai dan paling penting bagi kita -melebihi apa pun di dunia ini- adalah meninggal
dengan membawa islam dan iman yang sempurna.  
Jamaah jum’ah rohimakumullah, Selezat apa pun makanan yang kita makan, pasti akan menjadi kotoran.
Semahal apa pun pakaian yang kita kenakan, pada akhrnya pasti akan dibuang ke tempat sampah. Sebesar
dan semewah apa pun rumah yang kita bangun, pasti tidak akan kita bawa mati. Rumah terakhir kita
semuanya berukuran sama, tidak lebih dari 1 x 2 meter. Sedangkan apa yang kita perbuat di dunia ini,
maka kita akan mendapatkan balasannya. Kematian adalah kepastian yang telah ditetapkan oleh Allah.
Perpisahan dengan orang-orang yang kita cintai di dunia ini adalah janji Allah yang pasti terpenuhi.
Kehidupan di dunia ini permulaannya adalah kedla’ifan dan kelemahan dan berakhir dengan kematian dan
kuburan.  

Marilah kita bersabar atas bala` yang Allah ujikan kepada kita. Jangan sampai kita memprotes dan
menyalah-nyalahkan Allah. Kita yakin bahwa pada setiap kejadian pasti ada hikmahnya.  

Hadirin yang dirahmati Allah, Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat dan
membawa barakah bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

َ ‫َأقُ ْو ُل َق ْولِيْ ٰه َذا َوَأسْ َت ْغ ِف ُر‬.  


  ‫ ِإ َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬،ُ‫ َفاسْ َت ْغ ِفر ُْوه‬،‫هللا لِيْ َو َل ُك ْم‬

Anda mungkin juga menyukai