َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل اهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َله َو َأْش َه ُد َأَّن َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُله َأْر َس َلُه
ِباُهلَد ى َو ِدْيِن اَحلق ِلُيْظِه َر ُه َعَلى الِّد ْيِن ُك ِّله
الَّلُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َباِر ك َعَلى َعْب ِدَك َو َرُسْو ِلَك َو َنِبِّي َك َحُمَّم د َص لَّى اهلل َعَليه َو َس َّلم
َو َعَلى آِلِه َو َصْح ِبِه َو َمْن َتِبَعُه م ِباْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم الِّد ْيِن
َفَيا َأُّيَه ا اْلُم ْؤ ِم ُنْو ن ُأْو ِص ْيُك م َو ِإَّياَي َنْف ِس ى ِبَتْق َو ى اهلل َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُق ْو ن َيُق وُل اهلل
َج َّل َو َعاَل يِف ِكَتاِب ِه الَعِز ْي زَ :أُع ْو ُذ باهلل من الشيطان الرجيمَ ،ف َأِقْم َو ْجَه َك ِللِّد ْيِن
ِن ًف ا َفَط ِت اهلل اَليِت َفَط الَّناس َل ا اَل ِد ْلِق اِهلل َذِلَك الِّد الَق ِّي َلِك
ْيُن ْم َو ْن َع ْيَه َتْب ْيَل َخِل َر َح ْي َر
َأْك َثَر الَّناِس اَل َيْع َلُمْو ن.
1
Kaum Muslimin, Jamaah Idul Fithri Rahimakumullah.
Gema takbir, tahlil dan tahmid telah berkumandang sepanjang malam
sampai pagi hari ini. Merasuk, menggugah dan membangkitkan hati dan
kesadaran kaum muslimin terhadap nikmat-nikmat Allah yang telah
diberikan kepadanya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini marilah kita
senantiasa meningkatkan ketakwaan dan kesyukuran kita, dengan cara
memaksimalkan kesungguhan dalam melaksanakan perintah-perintah Allah
serta menjauhi segala laranganNya. Dengan demikian, semoga kita
senantiasa termasuk dalam golongan hamba-hambaNya yang mendapatkan
rahmat, memperoleh keselamatan di dunia hingga di akherat kelak.
2
"bukankah aku ini Tuhanmu? Ya kami bersaksi (kami lakukan perjanjian ini)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: 'sesungguhnya kami (bani
adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan tuhan) (al-
A'raf 172)
Ayat tersebut di atas menyatakan bahwa setiap manusia terikat
perjanjian dengan Allah. Seluruh hidup kita merupakan realisasi atau
pelaksanaan untuk memenuhi perjanjian kita dengan Allah. Yang intinya
adalah ibadah, artinya memperhambakan diri kita kepada Allah. Karena
Allah telah kita akui sebagai Rabb. Maka konsekuensinya adalah kita harus
menempuh jalan hidup yang benar sesuai yang diinginkan Allah.
Dalam perjalanan hidup, kita menemui halangan-halangan, godaan-
godaan, kepentingan-kepentingan, yang mengotori hati kita sehingga tujuan
yang menjadi perjanjian awal untuk kita capai menjadi samar-samar bahkan
bisa tidak tampak sama sekali. Mestinya kita menghamba kepada Allah,
tetapi jadinya malah menghamba kepada kekayaan, pekerjaan,
mengagungkan manusia, menomersatukan jabatan dan kehormatan, memuja
kesuksesan, menjadi budak bagi pemikiran-pemikiran manusia,
mengagungkan yang tidak agung, dan merendahkan yang agung, lalu hidup
kita habis untuk menyembah Tuhan yang kita ciptakan. Betapa bodohnya,
betapa melencengnya jalan hidup kita.
3
Ya Allah betapa sombongnya kami, yang hidup selalu mengharap untuk
di puji. Kami bekerja keras, berbuat ini dan itu, sukses di sini dan di situ,
untuk kami pamerkan, untuk mendapatkan pujian. kami lalai bahwa hanya
engkaulah yang berhak dipuji. Ya allah betapa kotornya hidup kami selama
ini, ya Allah Engkaulah yang maha suci, adakah hari ini kami akan kembali
fitri. Setelah kami jelang romadhan dengan penuh renungan hati. Setelah
ayatmu yang satu ini begitu menggema di dalam batin kami.
)89( ) ِإاَّل َمْن َأَتى الَّلَه ِبَق ْلٍب َس ِليٍم88( َيْو َم اَل َيْنَف ُع َم اٌل َو اَل َبُنوَن
"pada saat itu harta dan anak tidak ada manfaatnya apa-apa, kecuali
mereka yang datang kepada Allah dengan hati yang fithrah " (as-Syu'ara 88-
89)
Allahu akbar-3x walillahi alhamd
Bagi mereka yang hari ini kembali, menemukan fitrah telaga hatinya,
hari inilah mereka merasakan agungnya hari kemenangan itu. Lalu berharap-
harap cemas, untuk tetap mampu menjaga hatinya agar senantiasa berada di
nuansa romadhan. Merekalah orang-orang yang mampu memetik mutiara
romadhan, dan menjadikannya sebagai air yang menghayutkan kotoran debu
di hatinya. Merekalah orang-orang yang mampu membedakan mana yang
bernama kemuliaan, dan mana yang cuma kilauan.
Begitu banyak ayat yang menyingkap betapa luar biasanya sabar itu, karena
hidup pasti memerlukan kesabaran karena itulah kita harus bisa meraihnya
jika kita menginginkan hidup yang baik, bahkan Allah swt adalah contoh
yang maha penyabar
وقال يف حديث صحيح " « َال َأَح َد َأْص َبُر َعَلى َأًذى َيْسَم ُعُه ِم َن الَّلِه َعَّز َو َج َّل ِإ ُهَّن
.» ُيْش َر ُك ِبِه َو ْجُيَعُل َلُه اْلَو َلُد َّمُث ُه َو ُيَعاِفيِه ْم َو َيْر ُز ُقُه ْم
"tidak ada yang lebih sabar atas cercaan yang di dengar daripada Allah.
Sesungguhnya mereka mengatakan bahwa Allah memiliki seorang anak
Namun Allah tetap memberikan kesehatan dan memberikan rezeki kepada
mereka " betapa maha sabarnya Allah atas kesalahan kita
5
Allu akbar 3X wa lillahi alhamd
Hadirin jamaah sholat idh Hadaniyallahu wa iyyakum
Pelajaran kedua adalah disiplin dalam keistiqomahan.
Matahari tidak pernah terlambat terbit, air tidak pernah mengalir kearah
yang lebih tinggi, bulan dan bintang tidak pernah muncul di siang hari,
kelapa tidak pernah tumbuh kebawah, malam selalu datang tepat waktu,
siang selalu kita jelang di tempat yang sama. Bumi tak berhenti berputar,
alam penuh dengan keteraturan. Semua ciptaan Allah memenggang janji
untuk displin atau istiqamah dalam mentaati aturanNya.
Allah tidak membiarkan kita belajar disiplin sendirian. Sebagai sang
maha guru, Allah menghadirkan madrasah ramadhan dan mengajarkan
kedisiplinan di dalamnya. Di bulan Ramadhan Allah mempermudah kita
untuk disiplin menjaga ibadah dan amal-amal kebaikan lainnya. Alangkah
indahnya bila disiplin yang telah kita latih selama ramadhan kita terapkan
dalam keseharian kita sehingga lahirlah rasa istiqamah di dalam hati. Allah
berfirman :
ِإَّن اَّلِذيَن َقاُلوا َر ُّبَنا الَّلُه َّمُث اْس َتَق اُموا َتَتَنَّز ُل َعَلْيِه ُم اْلَم اَل ِئَك ُة َأاَّل َخَتاُفوا َو اَل ْحَتَز ُنوا
)30 َو َأْبِش ُر وا ِباَجْلَّنِة اَّليِت ُك ْنُتْم ُتوَعُد وَن (فصلت
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, tuhan kami adalah Allah,
kemudian mereka disiplin (meneguhkan pendirian) mereka, maka malaikat-
malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata) "janganlah kamu
merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah kamu
dengan (memperoleh ) surga yang telah di janjikan kepadamu
َو َم ا ُأِم ُر وا ِإاَّل ِلَيْع ُبُد وا الَّلَه ْخُمِلِص َني َلُه الِّديَن ُح َنَف اَء َو ُيِق يُم وا الَّصاَل َة َو ُيْؤ ُتوا الَّز َك اَة
)5 َو َذِلَك ِديُن اْلَق ِّيَم ِة (البينة
6
Padahal mereka hanya diperintahkan menyembah Allah, dengan ihlas
mentaatinya semata-mata (menjalankan) agama, dan juga agar
melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama
yang lurus (benar) (qs 98:05)
Dari ayat di atas dapat di fahami bahwa ibadah apa saja yang masih
terikat dengan manusia, terikat dengan materi, teringkat dengan dunia,
adalah ibadah yang sia-sia.
Maka betapa hebatnya arti ikhlas bagi seorang hamba. Kita bukan
hamba Allah yang sempurna apabila sholat kita masih terikat dengan
kepentingan dunia, kita bukan hamba Allah yang baik apabila belajar kita
karena hanya ingin memperoleh kesuksesan duniawi, kita tidak disebut
hamba Allah yg sukses jika hidup kita masih sangat terikat pada materi.
Menjadi hamba yang ikhlas, artinya kita telah terlepas dari tipuan hawa
nafsu.
Ikhlas itu sesuatu yang sangat samar, tidak nampak oleh orang lain.
Yang mengetahui kebenarannya adalah diri kita sendiri dan Allah. Dan cara
yang paling tepat melatih keihlasan itu adalah dengan berpuasa. Sebab dalam
puasa kita tidak punya kepentingan apa-apa selain menjalankan perintah
Allah, puasa adalah ibadah yang terlepas dari riya atau ingin pamer, sehingga
yang tahu apakah puasa kita utuh dan tidak adalah kita sendiri dan Allah.
Puasa melatih kita untuk melakukan sesuatu hanya untuk Allah semata.
جعلنا اهلل وإياكم من العائدين الفائزين السائلني املقبولني وأدخلنا وإياكم يف
.ُز ْم َر ِة عباده الصاحلني
7
َب اَر َك اُهلل ْيِل َو َلُك ْم يِف اْلُق ْر آِن اْلَك ِرِمْي َو َنَف َعىِن َو ِإيَّـاُك ْم ِم َن ْاآلَي اِت َو ال ِّذ ْك ِر اَحْلِكْيِم .
َلُك ِل اِئِر اْل ْؤ ِمِنَنْي ِم ْن ُك ِّل َذْنٍب َأ ُل ىِل َذ ا َأ ْغِف اهللَ اْل ِظ
ُم َع ْيَم ْيِل َو ْم َو َس ُقْو َقْو َه َو ْس َت ُر
َفا ْغِف ِإَّن اْلَغُف الَّر ِح
ْس َت ُر ْو ُه ُه ُه َو ْو ُر ْيُم
Khutbah Kedua
8
الَّل َّم اْغ ِف ِلْل ْؤ ِمِن اْل ْؤ ِم َن اِت اْل ِلِم اْل ِل اِت اَأل يَاِء ِم
ْنُه ْم ْح َو ُمْس َنْي َو ُمْس َم ْر ُم َنْي َو ُم ُه
َو اَألْم َو اِت ِإَّنَك ِمَس ْيٌع َقِر ْيٌب ِجُم ْيُب الَّد َعَو اِت َيا َقاِض َي اَحْلاَج اِت .
الَّلُه َّم َأْص ِلْح َلَن ا ِد ْيَنَن ا اَّلِذى ُه َو ِعْص َم ُة َأْم ِر َنا َو َأْص ِلْح َلَن ا ُدْنَياَنا اَّليِت ِفْيَه ا َمَعاُش َنا
َو َأْص ِلْح َلَن ا آِخ َر َتَن ااَّليِت ِإَلْيَه ا َمَعاُدَن ا َو اْجَع ِل اَحْلَي اَة ِز َي اَدًة َلَن ا يِف ُك ِّل َخ ٍرْي َو اْجَع ِل
اْلَمْو َت َر اَح ًة َلَنا ِم ْن ُك ِّل َش ٍّر .
ُل ِهِب َأ ِل ِّل
َأ الَّل َّم َأِعَّز ْاِإل َال اْل ِلِم َأ ِل َالَة اْل ِلِم
ْف
ْس َم َو ُمْس َنْي َو ْص ْح ُو ُمْس َنْي َو َبَنْي ُق ْو ْم َو ْص ْح ُه
َذاَت ْيِنِه اْن ُه َعل َعُد ِّو َك َعُد ِّو ِه ِّفْق ِلْل ِل َمِبا ِفْيِه َال اِإل ْس َالِم
َص ُح ْم َو َو ُه ْم َعَم َو َب ْم َو ُصْر ْم َى
َو اْلُمْس ِلِم َنْي .
َر َّبَنا اْغ ِف ْر َلَنا َو ِإل ْخ َو اِنَن ا اَّلِذْيَن َس َبُقْو َنا ِبْاِإل َمْياِن َو َال ْجَتَع ْل ْيِف ُقُلْو ِبَن ا ِغًّال ِلَّل ِذْيَن آَم ُنْو ا
َر َّبَنا ِإَّنَك َر ُؤ ْو ٌف َر ِح ْيٌم َو اَحْلْم ُد ِ ِهلل َر ِّب اْلَعـاِلِم َنْي .
ي ِن ْالَف اِء ِء ِذ
ِعَب اَد اِهلل ِإَّن اَهلل َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإل ْح َس ـاِن َو ِإْيَت ا ي اْلُق ْر يَب َو َيْنَه َع ْح َش
ُك ْش ا ُك ُك ْذ اْل ْنَك ِر اْل ْغِي ِعُظُك َل َّلُك َتَذ َّك َن َ ،فـاْذُك وا اهللَ اْل ِظ
َع ْيَم َي ْر ْم َو ُر ْو ُه ُر َو ُم َو َب َي ْم َع ْم ُر ْو
َعلَي ِنَعِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َو اْس َأُلْو ُه ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َل ِذْك ُر اِهلل َأْك َبُر َ ،و اهللُ َيْع َلُم َم ا
َتْص َنُعْو َن .
والسالم عليكم ورمحة اهلل وبركـاته
9