Bagikan:
WhatsAppTelegramFacebookTwitterEmai
lShare
Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan
manfaat bagi manusia, begitulah cara kita mengutaman ibadah sosial
Ketika diketuk pintunya, keluarlah seorang lelaki dan segera ia tanya namanya.
Orang itu pun menjawab, “Muwaffaq.”
Jawab Muwaffaq, “Tadinya aku ingin berhaji namun tidak terlaksana karena
keadaanku, tetapi mendadak aku mendapat uang tiga ratus dirham dari
pekerjaanku membuat dan menambal sepatu, lalu aku berniat haji pada tahun
ini. Pada saat itu istriku sedang hamil, maka suatu hari ia mencium bau
makanan dari rumah tetanggaku dan ingin mencicipi makanan itu. Aku pun
pergi ke rumah tetanggaku dan menyampaikan tujuanku kepadanya.”
Kisah di atas telah memberikan pelajaran berharga bagi kita kaum Muslimin
bahwa sesungguhnya haji adalah amal yang utama. Berjihad juga amal utama.
Namun, menyantuni anak yatim, orang miskin, dan orang terlantar merupakan
amal yang lebih utama dan mulia.
TERKAIT
Anas bin Malik berkata berkaitan ayat di atas, lalu Abu Thalhah berdiri
;ﷺ menghadap Rasulullah
ك يَ ُقواُل س ِمعَ َأنَسَ بْنَ مَا ِل ٍ ْن َأ ِبي ط َ ْل َح َة َأنَّ ُه َ ْن عَ ْب ِد اللَّ ِه ب ِ ْح َق ب ِ ك عَ نْ ِإس َ َح َّدثَنَا ي َْحيَى بْنُ ي َْحيَى َقا َل َقرَ ْأ تُ عَ لَى مَا ِل ٍ
س ِج ِد وَ َكانَ رَ سُو ُل ستَ ْق ِبلَ َة ا ْل َم ْ
ت ُم ْ ي ِبا ْل َم ِدينَ ِة َمااًل وَ َكانَ َأ َحبُّ َأمْ وَ ا ِل ِه ِإلَ ْي ِه بَيْرَ َحى وَ َكانَ ْ َأ َأ
َكانَ بُو ط َ ْل َح َة ْكثَرَ نْصَ ِ
ار ٍّ َأ
ت َه ِذ ِه اآْل يَ ُة { لَنْ تَنَالُوا ا ْل ِبرَّ َحتَّى ب َقا َل َأنَسٌ َفلَمَّا نَزَ لَ ْ شرَ بُ ِمنْ مَا ٍء ِفي َها طَيِّ ٍ اللَّ ِه صَ لَّى اللَّ ُه عَ لَ ْي ِه وَ َ
سلَّ َم يَدْخُ لُ َها وَ يَ ْ
سلَّ َم َف َقا َل ِإنَّ اللَّ َه يَقُو ُل ِفي ِكتَ ِاب ِه { لَنْ تَنَالُوا تُ ْن ِفقُوا ِممَّا تُ ِحبُّونَ } َقا َم َأبُو ط َ ْل َح َة ِإلَى رَ سُو ِل اللَّ ِه صَ لَّى اللَّ ُه عَ لَ ْي ِه وَ َ
ي بَيْرَ َحى وَ ِإنَّ َها صَ َد َق ٌة ِللَّ ِه َأرْ ُجو ِبرَّ َها وَ ُذخْ رَ َها ِع ْن َد اللَّ ِه ا ْل ِبرَّ َحتَّى تُ ْن ِفقُوا ِممَّا تُ ِحبُّونَ } وَ ِإنَّ َأ َحبَّ َأمْ وَ ا ِلي ِإلَ َّ
سلَّ َم ب َْخ َذ ِلكَ مَا ٌل رَ ِابحٌ َذ ِلكَ مَا ٌل رَ ِابحٌ َق ْد ت َقا َل رَ سُو ُل اللَّ ِه صَ لَّى اللَّ ُه عَ لَ ْي ِه وَ َ ْث ِشْئ َ َفضَ ْع َها يَا رَ سُو َل اللَّ ِه َحي ُ
َأ ت ِفي َها وَ نِّي َأرَ ى َأنْ تَ ْج َعلَ َها ِفي اَأْل ْقرَ بينَ َف َق َ َأ
ار ِب ِه وَ بَ ِني عَ ِّم ِه س َم َها بُو ط َ ْل َح َة ِفي َق ِ ِ ِإ س ِم ْعتُ مَا ُق ْل َ َ
“Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata, saya telah
membacakan kepada [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa
ia mendengar [Anas bin Malik] berkata; Abu Thalhah adalah orang Anshar
yang terkaya di Madinah. Dan harta yang paling di sukainya ialah sebuah
kebun yang di beri nama ‘Bairaha`, yang letaknya berhadapan dengan masjid.
Rasulullah ﷺpernah masuk ke dalam taman itu dan meminum air yang
terdapat di dalamnya, yang ternyata manis. Kata Anas selanjutnya; Ketika
turun ayat; “Sekali-kali kamu tidak akan mencapai kebaikan (yang sempurna),
sehingga kamu menafkahkan sebagian hartamu yang kamu cintai.”
Mulai saat ini aku sedekahkan karena Allah, yang mana aku mengharapkan
pahala dan tabungan di sisi Allah. Karena itu manfaatkanlah taman itu sesuai
dengan keinginan Anda wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Bagus, harta yang betul-betul menguntungkan. Harta
yang betul-betul menguntungkan. Aku telah mendengar apa yang kamu
ucapkan mengenai harta itu. Namun, aku berpendapat sebaiknya kebun
tersebut kamu bagikan kepada familimu yang terdekat.” Lalu Abu Thalhah
membagi-bagikan tamannya itu kepada famili-familinya yang dekat, termasuk
anak-anak pamannya.” (HR: Muslim).
“Siapa yang biasa membantu hajat saudaranya, maka Allah akan senantiasa
menolongnya dalam hajatnya.” (HR: Bukhari dan Muslim).
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan
manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah
membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain,
membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku
berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku
cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.”
(HR: Thabrani)