Anda di halaman 1dari 4

Khutbah I

َ‫ اَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ ال‬، َ‫اب الرَّحْ َم ِة لِ ِعبَا ِد ِه الصَّالِ ِح ْين‬ َ ‫ اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذىْ فَت ََح اَب َْو‬،ْ‫اَ ْل َح ْم ُد هلل‬
‫ار ْك َعلَى‬ ِ َ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوب‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬، َ‫ض ُل ْال َم ْخلُوْ قِ ْين‬
َ ‫ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ اَ ْف‬،ُ‫َش ِر ْيكَ لَه‬
‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬.‫ان اِلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬ ٍ ‫صحْ بِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِاِحْ َس‬ َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬، َ‫ خَ ات َِم ْال ُمرْ َسلِ ْين‬،‫َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬
‫أوصيكم ونفسى بتقوى هللا فقد فاز المتقون‬ ِ ،ُ‫اضرُوْ نَ َر ِح َم ُك ُم هللا‬ ِ ‫فَيَا اَيُّهَا ْال َح‬
َّ ‫ يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتَّقُوْ ا هللاَ َح‬،‫ال هللاُ تَ َعالَى‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬ َ َ‫ق‬
Ma’asyirol muslimin rohimakumulloh….

Dalam Shohih Bukhori diceritakan ada seorang yang mengumpulkan hartanya yang banyak,
untuk bersedekah secara sembunyi–sembunyi. Ia kumpulkan uang sampai ribuan dinar dalam
waktu 1 tahun. Begitu terkumpul, ia pergi keluar saat malam hari dimana kondisi gelap gulita,
kemudian di lihatnya ada seorang perempuan yang sedang tidur di jalan. Ia pun berkata dalam
hati “Perempuan ini pasti orang susah”, di berikan nya uang, lalu ia tutup wajahnya dan bergegas
pergi supaya tidak diketahui orang lain.

Apa yang terjadi kemudian? Saat pagi hari, penduduk kampung gempar. Karena ada wanita
tuna susila, tuna susila adalah (perempuan pekerja malam ) yang diberi sedekah oleh orang
secara sembunyi-sembunyi. Pemberi sedekah tadi berkata “Masya Alloh!! Ternyata aku salah
memberikan sedekah”, “Ya Rabb dalam setahun ini aku mengumpulkan uang untuk dapat pahala
sedekah secara sembunyi – sembunyi namun ternyata uangku salah sasaran”.

Tetapi orang tersebut tidak putus asa. Ia kumpulkan lagi uang hingga setahun lamanya, yang
jumlahnya mencapai ribuan dinar lagi. Kemudian orang tersebut lantas bertekad tidak mau
tertipu untuk kedua kalinya. Dilihatnya ada pria yang sedang duduk terdiam di sebuah tempat
yang gelap. Di dalam hatinya dia berkata “Ini pasti orang susah”. Tak menunggu lama, ia lantas
memberikan sedekah yang telah ia persiapkan, dan ia segera lari. Gerangan apa yang terjadi
kemudian?

Paginya, penduduk kampung menceritakan bahwa ada pencuri yang akan mencuri, namun
malah justru mendapat uang sedekah dalam jumlah yang besar. Orang yang bersedekah itu lantas
berkata: “Ya Alloh. 2 tahun aku bekerja khusus untuk memberi sedekah orang yang susah dengan
sembunyi – sembunyi. Tetapi mengapa selalu salah sasaran Ya Robb.” Dan, orang yang gemar
sedekah itu pun belum putus asa.

Ia kumpulkan lagi hingga 1 tahun lamanya. Ia bermunajat kepada Alloh: “Ya Rabb ini yang
terakhir, kalau sekiranya salah lagi, sungguh aku sudah tidak mampu lagi Ya Rabb”. Kemudian
ia berjalan keluar mencari orang yang tepat diberi sedekah. Dilihatnya ada orang tua tengah
malam berjalan sendiri dengan tongkatnya tertatih–tatih. Berkatalah ia dalam hati: “Ini pasti
orang yang berhak mendapatkan sedekahku, berjalan dengan tongkat di waktu tengah malam ia
pasti orang susah”. Tanpa pikir panjang lagi, ia lempar uang sedekah seraya berkata “ini
untukmu” dan ia pun langsung pergi.

Pagi harinya penduduk kampung gempar lagi, mereka berkata bahwa “Orang yang paling
kaya dan kikir di daerah ini, semalam mendapat uang sedekah sembunyi – sembunyi. Si pemberi
sedekah itu pun berkata: “Ya Rabb yang pertama wanita tuna susila, yang kedua pencuri, yang
ketiga orang paling kaya dan kikir di kampungnya. Ya Rabb apa arti dari perbuatanku ini?”.

Orang yang gemar bersedekah itu pun terdiam. Setelah 20 tahun kemudian, Alloh SWT
sampaikan kabar padanya bahwa ada dua orang ulama besar kakak beradik. Muridnya puluhan
ribu dan ia termasuk rajin mendatangi majelis ulama kakak-beradik itu. Ini ulama kakak beradik,
dua – duanya orang yang sangat luar biasa ilmunya, pengikutnya puluhan ribu, Subhanalloh,
siapakah ayahnya?” Ia berkata. Penduduk kampung pun menjawab, ternyata kakak-beradik itu
adalah anak dari perempuan yang dulu pernah mendapat sedekah di tengah malam. Ibunya
melakukan pekerjaan hina itu untuk menafkahi anaknya, dan berkat sedekah yang ia terima,
perempuan tadi lantas taubat kemudian ia pondok pesantrenkan kedua anaknya dengan harta
sedekah itu. Alloh jadikan dengan harta itu kedua anaknya menjadi orang baik dan ulama besar
serta pahalanya kembali padanya. Airmatanya mengalir, karena ternyata yang ia sedekahkan 20
tahun yang lalu, Alloh menjadikannya berlipat ganda hingga muncul 2 orang ulama sholih
dengan puluhan ribu orang beribadah mengikuti ilmunya dan pahalanya untuk dia.

Tidak lama kemudian ia dengar lagi ada seorang wali yang shalih wafat. Masya Allah ratusan
ribu yang mengantar jenazahnya. Siapa orang itu? Kata penduduk, orang itu dulu pencuri, saat ia
sedang mencuri ia berdoa kepada Allah “Ya Rabb beri aku keluhuran kalau aku dapat rizqi
malam ini aku akan bertaubat”. Kemudian ada yang melemparinya uang lantas ia bertaubat, dan
ia bersedekah, kemudian dia beribadah dan tidak keluar dari tempat ibadahnya hingga Alloh,swt
menjadikannya orang yang sholeh. Kemudian orang yang bersedekah terharu atas dua kabar itu.

Ia berdoa “Ya Rabb tinggal yang ketiga, bagaimana dengan orangtua yang paling kaya dan
kikir di kampung kami”. Ternyata orang tersebut telah wafat dan ia pindah ke tempat lain.
Semasa hidup, ia berwasiat mengirimkan seluruh hartanya untuk membangun baitul maal bagi
para anak yatim yang sampai sekarang hartanya masih makmur. Karena orang kaya nan kikir itu
malu, sebab tengah malam ada yang memberinya sedekah. Dia berkata “ini orang sedekah
padaku, sementara aku tidak pernah bersedekah. Mulai saat ini aku nafkahkan seluruh hartaku
dan harta sedekah ini untuk baitul maal. Harta di baitul maal terus berlipat ganda hingga 20
tahun tidak berhenti. Ini pelipatgandaan di dunia dan pahalanya di hari kiamat dinaungi oleh
Alloh SWT.

Ma’asyirol muslimin rohimakumulloh


Alloh, swt berfirman dalam qur’an al-baqoroh ayat 261

ْ ‫َمثَ ُل الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ أَ ْم َوالَهُ ْم فِي َسبِي ِل هللاِ َك َمثَ ِل َحبَّ ٍة أَ ْنبَت‬
ُ‫َت َس ْب َع َسنَابِ َل فِي ُكلِّ ُس ْنبُلَ ٍة ِمائَةُ َحبَّ ٍة ۗ َوهللا‬
‫ف لِ َم ْن يَ َشا ُء ۗ َوهللاُ َوا ِس ٌع َعلِي ٌم‬
ُ ‫ُضا ِع‬ َ ‫ي‬
Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Alloh,swt adalah seperti
sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkainya ada seratus biji.
Alloh,swt (terus-menerus) melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui

Ayat ini mengingatkan kepada kita agar tidak terasa berat membantu, karena apa yang kita
sedekahkan akan tumbuh berkembang dengan berlipat ganda. Dengan perumpaan yang
mengagumkan itu, sebagaimana dipahami dari kata matsal, ayat ini mendorong manusia untuk
bersedekah. Kalau tanah yang diciptakan Alloh,swt untuk menanam, lalu menumbuhkan buah
sebanyak itu, apakah kita, manusia, masih ragu menanamkan harta di jalan Alloh? Apakah
keyakinan kita kepada tanah, melebihi keyakinan kita kepada Pencipta tanah? bahkan Allo,swth
sangat mampu memberi sebanyak mungkin. Semoga kita semua selalu diberi kekuatan oleh
Alloh SWT untuk dapat memberikan shodaqoh kepada saudara-saudara kita. Amin… amin ya
rabbal alamin. Demikianlah khutbah singkat yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat
bagi kita semua, terutama bagi khotib pribadi dan keluarga

ٍ ‫ َو ْال َعصْ ِر اِ َّن ااْل ِ ْن َسانَ لَفِ ْى ُخس‬،‫ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬،‫ان ال َّر ِجي ِْم‬
َّ‫ْر اِال‬ ِ َ‫اَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيط‬
َ‫ َوقُلْ َربِّ ا ْغفِرْ َوارْ َح ْم َواَ ْنت‬،‫َّبر‬ ِ ‫اصوْ ا بِالص‬َ ‫ق َوتَ َو‬ ِّ ‫اصوْ ا بِ ْال َح‬ ِ ‫الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َو َع ِملُوْ ا الصَّالِ َحا‬
َ ‫ت َوتَ َو‬
ِ ‫خَ ْي ُر الر‬
َ‫َّاح ِم ْين‬

ُ‫ َواَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َده‬.‫َلى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‬ َ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ ع‬
َ ‫َلى اِحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ ع‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا‬ ‫لى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫اعى اِ َ‬ ‫ك لَهُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّد ِ‬ ‫الَ َش ِر ْي َ‬
‫ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا اَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما اَ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما‬
‫َلى النَّبِى‬ ‫صلُّوْ نَ ع َ‬ ‫نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا اَ َّن هللاّ اَ َم َر ُك ْم بِا َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه ‪َ .‬وقَا َل تَعاَلَى اِ َّن هللاَ َو َمآل ئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم‬ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬
‫يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬
‫ض اللّهُ َّم َع ِن ْال ُخلَفَا ِء‬‫ك َو ُر ُسلِكَ َو َمآلئِ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ‬ ‫َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآئِ َ‬
‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َسا ٍن‬ ‫رو ُع ْث َمان َو َعلِى َوع َْن ال َّ‬ ‫َّاش ِد ْينَ اَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َم َ‬ ‫الر ِ‬
‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا اَرْ َح َم الر ِ‬
‫َّاح ِم ْينَ‬ ‫اِلَىيَوْ ِم ال ِّدي ِْن َوارْ َ‬
‫ت اللهُ َّم اَ ِع َّز ْا ِال ْسالَ َم‬ ‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬ ‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ ‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء‬ ‫َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوأَ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫صةً َو َسائِ ِر ْالب ُْلدَا ِن ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا‬ ‫ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِي ِْسيَّا خآ َّ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َواِ ْن‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬
‫‪.‬لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخَ ِ‬
‫اس ِر ْينَ‬
‫ان َوإِيْتآ ِء ِذى ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي‬ ‫ِعبَا َدهللاِ ! اِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َو ْا ِالحْ َس ِ‬
‫ر هللاِ اَ ْكبَرْ‬ ‫يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُواهللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُ‬

Anda mungkin juga menyukai