Anda di halaman 1dari 4

Khutbah I

‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬ِ ‫ُور َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬


ِ ‫ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬،ُ‫إن الـ َح ْم َد هّلِل ِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬
َّ
ُ‫ـح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوله‬ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬ َ َّ َ َّ ‫َأ‬
َ ‫ شهَ ُد ن ال ِإلهَ ِإال هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لهُ َو شهَ ُد َّن ُم‬،ُ‫ي له‬ ْ ‫َأ‬ َ َ ‫ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬،ُ‫ض َّل له‬ َ ِ ‫ُم‬

َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬،‫قال هللا تعالى فى كتابه الكريم‬

‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُواـ قَوْ اًل َس ِديدًا‬،‫وقال تعالى‬

ِ ‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْـم َو َم ْن يُ ِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزاـ ع‬
‫َظي ًما‬

‫ُأل‬
ِ ‫ َو َش َّر ا ُم‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫ور‬ ِ ‫ َوَأحْ َسنَ ْالهَ ْد‬،ِ ‫ث ِكتَابُ هَّللا‬
ُ ‫ي هَ ْد‬
َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫ق ْال َح ِدي‬ َ ‫ فِإ َّن َأ‬،ُ‫َأ َّما بَ ْعد‬
َ ‫ص َد‬
ِ َّ‫ضاللَ ٍة فِي الن‬
‫ار‬ َ ‫ َو ُك َّل‬، ٌ‫ضاللَة‬ َ ‫ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬،ٌ‫ َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعة‬،‫ُمحْ َدثَاتُهَا‬
 
Ummatal Islam,
Kita hidup di dunia, Allah perintahkan untuk banyak beramal shalih. Karena sesungguhnya
itulah perbekalan menuju kehidupan akhirat kita. Tidak ada perbekalan yang terbaik dalam
kehidupan dunia dari amalan shalih dan ketaqwaan kita kepada Allah Jalla wa ‘Ala.
 
Kita masuk surga bukan karena banyaknya ilmu kita, akan tetapi kita masuk surga karena amalan
shalih kita. Allah Ta’ala berfirman:
 
َ‫ا ْد ُخلُوا ْال َجنَّةَ بِ َما ُكنتُ ْم تَ ْع َملُون‬
 
“Masuklah kalian ke dalam surga disebabkan oleh amalan-amalan kalian.” (QS. An-Nahl[16]:
32)
 
Walaupun tentunya amal tanpa ilmu pun tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sesungguhnya amalan shalih adalah perbekalan terbaik yang kita bawa menuju kuburan. Karena
seseorang di alam kubur, keselamatannya adalah ditentukan oleh amal shalihnya. Amal berupa
keimanan dan ketaqwaannya, amal berupa amalan anggota badannya ataupun lisannya, dan yang
terpenting adalah hatinya.
 
Ummatal Islam,
Namun ada sesuatu yang lebih besar yang hendaknya kita pikirkan setelah kita beramal, setelah
kita diberikan oleh Allah kemampuan dan kekuatan untuk beramal shalih, setelah kita diberikan
oleh Allah kekuatan dan kemampuan untuk berdzikir kepada Allah, ada tugas lain yang lebih
berat dari itu. Yaitu menjaga amal agar tidak dibatalkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
 
Berapa banyak orang-orang yang beramal akan tetapi ia tidak berusaha menjaga amalnya.
Akibatnya Allah batalkan amalan dia. Maka saudara-saudaraku sekalian, seorang mukmin dia
merasa khawatir kalau amalnya dibatalkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seseorang yang
beriman kepada Allah dan kehidupan akhirat, dia khawatir kalau ternyata amal shalihnya di hari
kiamat tidak memasukkan ia ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.
 
Ummatal Islam,
Banyak perkara yang menyebabkan amal seorang hamba dibatalkan adalah Allah. Diantaranya
yaitu seseorang merasa ujub, merasa bangga diri dengan banyaknya amal. Syaikh Muhammad
bin Shalih Al-Utsaimin berkata:
 
‫العجب محبط لألعمال‬
 
“Ujub itu bisa membatalkan amal seorang hamba.”
 
Ketika seorang hamba shalat tahajud, lalu dia merasa bangga dengan shalatnya, Allah batalkan
amalnya. Ketika seseorang telah berhasil menghafal Al-Qur’an, lalu ia bangga dengan hafalan,
Allah batalkan amalnya. Ketika seseorang telah melakukan berbagai macam amalan shalih tetapi
kemudian amalan shalih itu malah menimbulkan kesombongan dan kebanggaan pada dirinya,
maka ujub itu termasuk syirik kecil. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa ujub
termasuk syirik kecil karena hakikatnya dia seakan-akan dia mengungkit kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Padahal yang memeberikan kepada dia kekuatan untuk beramal shalih
adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
 
Ummatal Islam..
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan tiga perkara yang bisa membinasakan.
Diantaranya seseorang merasa bangga/ujub dengan pendapatnya, merasa bangga dengan dirinya.
 
‫ِإ ْع َجابُ ْال َمرْ ِء بِنَ ْف ِس ِه‬
 
“Seseorang merasa ujub/bangga dengan dirinya.”
 
Kemudian perkara yang kedua, saudaraku..
Yang bisa membatalkan amal yaitu kita tidak takut kepada Allah saat kita sendirian. Imam Abu
Dawud meriwayatkan dalam sunannya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan nanti
pada hari kiamat akan didatangkan seorang laki-laki yang membawa pahala sebesar-besar
gunung Tihamah, kata Rasulullah. Ternyata Allah batalkan dan hancur-leburkan amalannya itu.
Sahabat bertanya, “Siapa wahai Rasulullah orang itu? Sungguh sangat merugi orang itu.
Membawa pahala besar sebesar-besar gunung Tihamah ternyata Allah batalkan.” Maka
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “Mereka suatu kaum seperti kalian
mengambil malam, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang apabila bersendirian dengan
keharaman Allah dia berani melanggar keharaman Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
 
Dia lebih takut kepada manusia daripada kepada Allah, dia lebih takut diawasi manusia daripada
diawasi oleh Allah. Sehingga pengawasan Allah bagi dia sesuatu yang hina dimatanya. Saat ia
diawasi oleh gurunya, saat ia diawasi oleh manusia, saat ia diawasi oleh istrinya, ia bertakwa
kepada Allah. Tapi ketika tidak ada yang mengawasi dirinya, padahal Allah selalu mengawasi
dirinya. Dia tidak takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia berani melanggar larangan
Allah, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebutkan dalam hadits tersebut. Dia
membawa pahala sebesar-besar gunung Tihamah, lalu Allah batalkan dan hancur-leburkan
amalannya.
 
Betapa meruginya diri kita seperti itu, saudaraku.. Yang takutnya kepada Allah saat kita berada
di hadapan manusia saja, tapi ketika kita sendirian tidak menjadi hamba yang takut kepada Allah,
padahal Salafush Shaih terdahulu mereka ketika sendirian lebih takut kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
 
Ummatal Islam,
Diantara perkara yang bisa menghabiskan dan membatalkan amal kita adalah kedzaliman kita
kepada orang lain dengan cara mengghibah ataupun menyakiti hatinya dan yang lainnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dalam Majmu’ Fatawa berkata bahwa seburuk-
buruk dermawan adalah seorang dermawan dengan pahalanya, dia berikan hadiah kepada orang
lain, dia ghibah manusia, dia sakiti hati orang lain, dia pukul orang lain, maka sungguh orang ini
orang-orang yang bangkrut nanti pada hari kiamat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda kepada para sahabat:
 
‫َأتَ ْدرُونَ َم ِن ْال ُم ْفلِسُ ؟‬
 
“Tahukah kalian siapa orang-orang yang bangkrut itu?” kata Rasulullah. Maka para sahabat
berkata:
 
َ ‫ْال ُم ْفلِسُ فِينَا يَا َرس‬
ُ‫ َواَل َمتَا َع لَه‬، ُ‫ُول هَّللا ِ َم ْن اَل ِدرْ هَ َم لَه‬
 
“Orang yang bangkrut menurut kami wahai Rasulullah, orang yang ludes hartanya.”
 
Kata Rasulullah, bahwa orang yang bangkrut pada hari kiamat adalah orang yang datang
membawa pahala shalat, membawa pahala puasa, membawa pahala zakat, membawa pahala
besar yang lainnya, ternyata dia pernah mengghibah orang lain, dia pernah menyakiti hati orang
lain, dia pernah menempelang orang lain, bahkan dia pernah mengucurkan darah seseorang.
 
‫فَيُ ْعطَى هَ َذا ِم ْن َح َسنَاتِ ِه َوهَ َذا ِم ْن َح َسنَاتِ ِه‬
 
“Maka iapun berikan amalan shalih itu kepada orang-orang yang pernah ia dzalimi di dunia,
 
َ ‫ت َح َسنَاتُهُ قَ ْب َل َأ ْن يُ ْق‬
‫ضى َما َعلَ ْي ِه‬ ْ َ‫فَِإ ْن فَنِي‬
 
“Ketika amal shalihnya telah habis padahal yang didzalimi masih banyak,”
 
Apa yang terjadi?
Maka diambillah dosa-dosa orang yang didzalimi itu, lalu ditimpakan kepada dirinya, lalu iapun
dilemparkan kedalam api neraka jahanam.
 
Subhanallah, saudaraku sekalian.. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang dermawan
dengan amalan shalih untuk kita berikan kepada orang lain. Padahal kita sangat butuh pada hari
kiamat kepada pahala kita. Tapi kemudian kita berikan kepada orang lain dengan cara
mengghibahnya, dengan cara menyakiti hatinya dan yang lainnya.
 
‫أقول قولي هذا واستغفر هللا لي ولكم‬

 
Khutbah II
 
‫ أشهد أن ال إلــه إال هللا وحــده‬،‫ نبينا محمد و آله وصحبه ومن وااله‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسولـ هللا‬
ُ‫أن مح ّمداً عبده ورسوله‬ َّ ‫ وأشهد‬،‫ال شريك له‬
 
Ummatal Islam,
Diantara perkara yang bisa membatalkan amal, seseorang mengharapkan kehidupan dunia dari
amalnya. Yang dia harapkan di hatinya adalah kehidupan dunia. Allah Ta’ala berfirman:
 
َ ‫﴾ ُأولَ ٰــِئكَ الَّ ِذينَ لَي‬١٥﴿ َ‫ْخَسـون‬
‫ْس لَهُ ْم‬ ُ ‫َمن َكانَ ي ُِري ُد ْال َحيَاةَ ال ُّد ْنيَا َو ِزينَتَهَاـ نُ َوفِّ ِإلَ ْي ِه ْم َأ ْعمَالَهُ ْم فِيهَا َوهُ ْم فِيهَا اَل يُب‬
١٦﴿ َ‫اط ٌل َّما َكانُوا يَ ْع َملُون‬ َ ‫فِي اآْل ِخ َر ِة ِإاَّل النَّا ُر ۖ َو َحبِطَ َما‬
ِ َ‫صنَعُواـ فِيهَا َوب‬
 
“Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami akan memberikan
apa yang dia inginkan dari amalnya tersebut tanpa dikurangi -kata Allah- mereka nanti pada hari
kiamat tidak mendapatkan apapun kecuali api neraka. Batal amalan mereka, sia-sia usaha
mereka.” (QS. Hud[11]: 15-16)
 
Bayangkan saudaraku sekalian..
Seseorang ketika ia beramal shalih, tujuan terbesar di hatinya adalah dunia, ketika seseorang
shalat dhuha, ternyata tujuan dan niat terbesar di hatinya adalah ingin meraih kehidupan dunia.
Ketika seseorang shalat tahajud, ternyata niat utama di hatinya mengharapkan kehidupan dunia,
Allah batalkan amalannya. Karena seakan-akan dunia lebih penting bagi dia daripada amal shalih
dan pahala. Padahal dunia di mata Allah sesuatu yang hina sekali, lebih hina daripada bangkai
anak kambing kata Rasulullah. Tapi kemudian amal shalih yang mulia kita jadikan sebagai
tangga untuk mengharapkan kehidupan dunia. Tidak, demi Allah!
 
Maka saudaraku seiman, jaga amalan kita. Kita sudah banyak beramal shalih, Alhamdulillah..
Bersyukur kita kepada Allah yang telah memberikan kepada kita kekuatan untuk beramal shalih,
namun tugas kita selanjutnya adalah menjaga amalan shalih kita. Jangan sampai dibatalkan oleh
Allah ‘Azza wa Jalla.

 
‫ار ْك َعلَى‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫‪ ‬‬
‫قَريْبٌ ُم ِجيْبُ‬ ‫ت ِإنَّكَ َس ـ ِم ْي ٌع ِ‬ ‫ـوا ِ‬ ‫ت اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْمـ َ‬‫ت َوالم ـْؤ ِمنِ ْينَ َوالمْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِــرْ لِ ْل ُم ْس ـلِ ِم ْينَ َو ْ‬
‫المس ـلِ َما ِـ‬
‫اجات‬ ‫الح َ‬‫ي َ‬ ‫ت‪ ،‬فَيَا قَا ِ‬
‫ض َ‬ ‫ال َّدع ََوا ِ‬
‫‪ ‬‬
‫اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين‪ ،‬اللهم وتب علينا إنك أنت التــواب الــرحيم‪ ،‬اللهم اصــلح والة أمورنـاـ يــا رب‬
‫العالمين‪ ،‬واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين‬
‫‪ ‬‬
‫ار‬‫اب النَّ ِ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫‪ ‬‬
‫عباد هللا‪:‬‬
‫‪ ‬‬
‫ِإ َّن اللَّـهَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواِإْل حْ َسا ِن َوِإيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُونَ‬
‫‪ ‬‬
‫فَ ْاذ ُكرُواـ هللا ال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُكم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوهُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُكم‪ ،‬ول ِذك ُـر هللا أكبَر‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai