َومِنْ
َ .منْ َي ْه ِد ِه هَّللا ُ َفالَ مُضِ َّل لَ ُهَ ,و َمنْ يُضْ لِ ْل َفالَ َهاد َ
ِي َل ُه
ك لَ ُه َوأَ ْش َه ُد أَنَّ م َ
ُـحمَّداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه .أَ ْش َه ُد أَن الَّ إِلَ َه إِالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ
ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَ ْن ُت ْم مُسْ لِم َ
ُون َيا أَ ُّي َها الَّذ َ
أَع ُ
ُوذ ِباهَّلل ِ م َِن ال َّش ْي َط ِ
ان الرَّ ِج ِيم
Sadaqallahul adzim
Meningkatkan
Dengan
Pada dasarnya
Yang pertama
Yaitu segala bentuk amal ibadah yang telah ditentukan dengan mengikuti cara Rosulillah saw
، َ َقالُوا َوالَ أَ ْنتَ َيا َرسُو َل هَّللا ِ َقا َل « ال. » ت َرسُو َل هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم – َيقُو ُل « لَنْ ي ُْد ِخ َل أَ َح ًدا َع َملُ ُه ْال َج َّن َة
ُ ْأَنَّ أَ َبا ه َُري َْر َة َقا َل َسمِع
َوالَ أَ َنا إِالَّ أَنْ َيتَغَ َّم َدنِى هَّللا ُ ِب َفضْ ٍل َو َرحْ َم ٍة
Sesungguhnya Abu Hurairah berkata, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga.” “Engkau juga tidak wahai
Rasulullah?”, tanya beberapa sahabat. Beliau menjawab, “Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena
karunia dan rahmat Allah.” (HR. Bukhari no. 5673 dan Muslim no. 2816)
Dalam hadits tadi bahwa untuk bisa dapat kaplingan syurga itu hanya dengan rahmat Allah
Bukan karna
Lupa kalau ada tetangga sahabat kerabat yang terbaring dirumah sakit terbaring dirumah mereka
masing masing
Terkadang masih juga sebagian kita lupa kalau ada tetangga yang kelaparan
Seolah olah mereka miskin karna salah mereka sendiri tidak giat mencari rizki
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan
sebagian harta yang kamu cintai. (QS Ali Imron: 92)
Tapi lupa
Bersadaqoh
Pada kerabat
Pada sahabat
Suatu malam, saat hendak mengambil wudhu untuk sholat tahajud, Abu bin Hisyam kaget dengan
kedatangan sesosok makhluk. Makhluk itu berada di bibir sumur.
" Wahai hamba Allah, siapakah engkau?" tanya Abu bin Hisyam
" Aku adalah malaikat utusan Allah SWT," jawab makhluk itu.
Jawaban itu membuat Abu bin Hisyam semakin kaget sekaligus bangga. Dia lalu bertanya, " Apa yang
kamu lakukan di sini?"
" Aku diperintahkan untuk mencari hamba pecinta Allah SWT," jawab malaikat.
Peristiwa Mengejutkan
Pria itu dibuat penasaran dengan barang yang dibawa malaikat. Buku catatan yang sangat tebal. Dia
bertanya lagi mengenai buku tersebut.
" Wahai malaikat, buku apakah yang engkau bawa?" tanya Abu bin Hisyam.
" Ini adalah kumpulan nama-nama para hamba pencinta Allah SWT," kata malaikat.
Abu bin Hisyam berharap namanya ada dalam buku tersebut. Untuk mendapatkan kepastian, dia
bertanya apakah namanya tercantum di daftar dalam itu kepada malaikat.
Maklum saja, Abu bin Hisyam sangat rajin ibadah, sering sholat tahajud dan bermunajat kepada Allah
SWT. Sayangnya, malaikat tidak menemukan nama Abu bin Hisyam dalam buku catatan tersebut.
Abu bin Hisyam meminta malaikat memeriksa kembali buku tersebut. Barangkali namanya terlewat dari
daftar.
" Betul, namamu tidak ada dalam buku ini," kata malaikat.
Sebabnya...
Abu bin Hisyam seketika gemetar dan jatuh tersungkur lalu menangis.
" Betapa ruginya aku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajud dan bermunajat, tetapi
namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pecinta Allah SWT," kata Abu bin Hisyam dalam
tangisnya.
" Wahai Abu bin Hasyim, bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain tidur,
mengambil air wudhu dan kedinginan pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tapi tanganku
dilarang Allah SWT menulis namamu," kata malaikat.
Ucapan tersebut membuat Abu bin Hisyam penasaran. Dia kemudian bertanya mengapa Allah SWT
sampai melarang malaikat mencatat namanya.
" Apa gerangan yang menjadi penyebabnya?" kata Abu bin Hisyam.
" Engkau memang bermunajat kepada Allah SWT, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga hal
tersebut ke mana-mana dan asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Di kanan kirimu ada orang sakit
dan lapar, tidak engkau jenguk dan beri makan. Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba
pecinta Allah SWT dan dicintai oleh-Nya, kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba
yang diciptakan Allah SWT?" kata malaikat.
Abu bin Hisyam pun kaget bukan main. Dia tersadar ibadah ternyata bukan semata urusan antara
makhluk dengan Khalik semata, namun juga sesama manusia dan alam.
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun
amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat
kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku
berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di
masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280,
Sebagai kesimpulan
Maka
الح ِكي ِْم َو َت َق َّب َل هللاُ ِم ِّني َو ِم ْن ُك ْم ِتاَل َو َت ُه ِا َّن ُه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِي ِْم
ت َو ِذ ْك ِر َ
العظِ ي ِْم َو َن َف َعنِي َو ِايَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه م َِن ال اَ َيا ِ
أن َك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُرْ ِ
ار َ
َب َ
KHUTBAH KE2
صلِّيْ َو ُن َسلِّ ُم َعلَى َخي ِْر ْاألَ َن ِام َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى اَ ِل ِه َو َ
صحْ ِب ِه أَجْ َم ِعي َْن إلسْ الَ ِمَ .و ُن َ
ان َو ْا ِ
َ ْال َح ْم ُد ِ ِ
هلل الَّذِيْ أ ْن َع َم َنا ِبنِعْ َم ِة ْا ِ
إل ْي َم ِ
ك لَ ُه َوأَ ْش َه ُد أَنَّ م َ
ُـحمَّداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه .أَ ْش َه ُد أَن الَّ إِلَ َه إِالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ
ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَ ْن ُت ْم مُسْ لِم َ
ُون َيا أَ ُّي َها الَّذ َ
اَلل ُه َّم
َر َّب َنا َظلَمْ َن أَ ْنفُ َس َنا َوإِنْ لَ ْم َت ْغفِرْ لَ َنا َو َترْ َح ْم َنا لَ َن ُكو َننَّ م َِن ْال َخاسِ ِر َ
ين
َر َّب َنا َهبْ لَ َنا مِنْ أَ ْز َوا ِج َنا َو ُذرِّ يَّا ِت َنا قُرَّ َة أَعْ ي ٍُن َواجْ َع ْل َنا ل ِْل ُم َّتق َ
ِين إِ َمامًا
اغفِرْ لَ َنا ُذ ُن ْو َب َنا َول َِوالِ ِد ْي َنا َوارْ َح ْم ُه َما َك َما َر َّب َيا َناصِ غَارً ا
َر َّب َنا ْ
َر َّب َنا آتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِى ْاآلخ َِر ِة َح َس َن ًة
َوقِ َنا َع َذ َ
اب ال َّنار
َوقِ َنا َع َذ َ
اب ال َّنار ِ
َوقِ َنا َع َذ َ
اب ال َّن ِ
ار ِ
هللا
.عِ َبا َد ِ
ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْا َلعظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم
بى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ شآ ِـء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ
ان َوإِيْتآ ِء ذِي ْالقُرْ َ ْ
ِ إِنَّ هللاَ َيأ ُم ُر َنا ِباْل َع ْد ِل َو ْا ِ
إلحْ َس ِ
هللا أَ ْك َبرْ
لى ِن َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َولَذ ِْك ُر ِ
َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ
Aqimussholah.