Anda di halaman 1dari 8

BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

‫هّٰللا‬ ‫هّٰلِل‬ ‫هّٰلِل‬


‫ض َّل لَهُ َو َم ْن‬ ِ ‫ت َأ ْع َمالِنَا¸ َم ْن يَ ْه ِد ِه ُ فَالَ ُم‬ ِ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُر ْه َونَ ْستَ ْه ِد ْي ِه َونَعُو ُذ بِا ِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬
‫ َأ ْشه ُد َأ ْن الَ لَه الَّ هّٰللا‬.ُ‫يُضْ للْ فَالَ هَادي لَه‬
‫صحْ بِ ِه‬ َ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬.ُ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬
ِ َ‫ص ِّل َو َسلِّ ْمهّٰللا َوب‬ ‫ِإ َ ِإ‬ َ َ ِ ِ
ْ ‫ُأ‬ ‫هّٰلِلا‬
َّ ُ ْ
َ‫ َوقَا َل تَ َعالَى يَا اَيُّهَا ال ِذ ْين‬. َ‫ص ْينِ ِي نَف ِس ْي َوِإيَّا ُك ْم بِتَق َوى ِ¸ فَقَ ْد فَا َز ال ُمتَّقوْ ن‬ ْ ِ ْ‫ فَيَا ِعبَا َد ِ¸ و‬.ُ‫ َأ َّما بَ ْعد‬.‫َو َم ِن ا ْهتَدَى بِهُدَاهُ ِإلَى يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة‬
‫ق هّٰللا ُ ْال َع ِظي ْم‬ َ . َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن ِإالَّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
َ ‫ص َد‬ َّ ‫آ َمنُوْ ا اتَّقُوْ ا هّٰللا َ َح‬.
 
Innal hamda lillahi nahmaduhu wa nasta’inuhu wanastaghfiruh,
wanastahdiihi wana’uudzu billlaahi min syuruuri anfusinaa wamin
sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillaahu falaa mudillalah, wa manyudlil
falaa haadiyalah. Asyhadu al laa ilaaha illallah wa asyhadu anna
muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh. Allaahumma sholli wa sallim
wabarik ‘alaa sayyidina muhammadin wa’ala aalihi washohbihi
wamanihtada bihudaahu ila yaumil qiyaamah. Ammaa ba’du.
Fayaa i‘baadallah, uushiinii nafsii wa iyyaakum bitaqwaallah, faqod fazal
muttaquun. Wa qoola ta’alaa yaa ayyuhal ladziina aamaanuut taqullaha
haqqo tuqootihi walaa tamuutunna illa wa antum muslimuun.
Shodaqollahul adziim.

Hadirin jama’ah sholat jum’at yang dirahmati Allah Swt, Orang tua
menjadi sebab hidup dan wujudnya seorang anak di dunia. Peran orang tua
sangat besar dalam mewarnai hidup seorang anak.
Kita diperintahkan oleh Allah untuk berbuat baik dan berbakti kepada
keduanya. Hal ini berlandaskan dari al-Qur’an, Allah Swt berfirman:

‫ضى َربُّكَ اَاَّل ت َۡعبُ ُد ۡۤوا اِاَّل ۤ اِيَّاهُ َوبِ ۡال َوالِد َۡي ِن اِ ۡح َسانًا‌ ؕ اِ َّما يَ ۡـبلُغ ََّن ِع ۡندَكَ ۡال ِكبَ َر اَ َح ُدهُ َم ۤا اَ ۡو ِك ٰلهُ َما‬ ٰ َ‫َوق‬
‫ف َّواَل ت َۡنهَ ۡرهُ َما َوقُلْ لَّهُ َما قَ ۡواًل َك ِر ۡي ًما‬ ٍّ ُ‫فَاَل تَقُلْ لَّهُ َم ۤا ا‬
Wa qaḍā rabbuka allā ta'budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini
iḥsānā, immā yabluganna 'indakal-kibara aḥaduhumā au
kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul
lahumā qaulang karīmā
Artinya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau
membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan
yang baik.” (QS. Al-Isro: 23)
Dalam ayat di atas juga dijelaskan agar kita tidak diperbolehkan
untuk berbuat buruk dan durhaka kepada mereka. Karena berbuat
buruk kepada mereka merupakan dosa yang sangat besar. Tendensi
ini berdasarkan hadis Rasulullah Saw:
“،ِ ‫ك بِاهَّلل‬
ُ ‫ اِإل ْش َرا‬:ُ‫ ” ال َكبَاِئر‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
َ ‫ ع َِن النَّبِ ِّي‬،‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َع ْم ٍرو‬
ُ‫ين ال َغ ُموس‬ُ ‫ َواليَ ِم‬،‫س‬ ِ ‫ َوقَ ْت ُل النَّ ْف‬،‫الوالِ َد ْي ِن‬
َ ‫ق‬ ُ ‫َو ُعقُو‬
An abdillah hibni amri, anna biyyi Sallalahu alayhi wasallama kala:
Alkababiru , israkubillahi wa ukuw kulwali dayni, wakadlun nafsi
walyaminu gamuss.
Dari Abdullah bin Amru dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Dosa besar ialah menyekutukan Allah, durhaka kepada
orangtua, membunuh, dan bersumpah palsu.”[1] (HR. Bukhari: 6675).
Hadirin jama’ah Jum’at rohimakumulloh. 
Menyayangi, melayani, dan berbakti kepada kedua orangtua
merupakan salah satu jalan terbaik yang bisa dilakukan seorang
hamba untuk mendapat ridha dan ampunan Allah SWT. Karena ridha
orangtua termasuk ridha Allah SWT. 
Dengan birrul walidain juga akan dimudahkan dibukaknya jalan
menuju surga. Sesungguhnya Allah sangat mencintai jalan seorang
hamba yang mau berbakti kepada kedua orang tua. Dalam Kitab Al-
Adab al-Mufrad karangan Imam Bukhari dijelaskan:
‫ ِإاَّل فَ ْت َح لَهُ هَّللا ُ بَابَ ْي ِن‬،‫َان ُم ْسلِ َما ِن يُصْ بِ ُح ِإلَ ْي ِه َما ُمحْ تَ ِسبًا‬
ِ ‫ َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم لَهُ َوالِد‬:‫ال‬
َ َ‫س ق‬ٍ ‫َع ِن اب ِْن َعبَّا‬
‫ض هَّللا ُ َع ْنهُ َحتَّى‬ َ ْ‫ب َأ َح َدهُ َما لَ ْم يَر‬ َ ‫ض‬َ ‫ َوِإ ْن َأ ْغ‬،‫اح ٌد‬
ِ ‫ ِمنَ ْال َجنَّ ِة – َوِإ ْن َكانَ َوا ِحدًا فَ َو‬:‫– يَ ْعنِي‬
ُ‫ضى َع ْنه‬
َ ْ‫يَر‬
Anibbni abbasin kala: mamin muslimin lahu walidani muslimani
yusbihu ilayhima muhtasiban, illa fathalahullahu babayni ya’ni
minall jannati wainkana wahidan fawahidu wain agdaba ahada
huma lamyar dallahu anhu hattayarda anhu.
Dari Ibnu ‘Abbâs, ia berkata:
“Tidaklah seorang Muslim yang memiliki dua orang tua (muslim),
kemudian mengunjungi keduanya di pagi hari karena mengharap
ridha Allah, kecuali Allah akan membukakan baginya dua pintu –
yakni dua pintu surga – jika hanya ada satu (salah satunya telah
meninggal dunia), maka (dibukakan baginya) satu (pintu). Jika dia
membuat salah satunya marah, Allah tidak akan ridha kepadanya
sampai ia (salah satu orang tua yang marah) ridha kepadanya.”
Hadirin jama’ah sholat jum’at yang dirahmati Allah SWT. 
Sosok ibu adalah orang yang lebih kita utamakan dan kita
perlakukan dengan baik daripada sosok ayah. Hal ini karena
berdasarkan hadis Nabi, Rasulullah bersabda ketika ditanya oleh salah
seorang dari laki-laki:
‫ يَا‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل‬
َ ِ ‫ َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى َرسُو ِل هَّللا‬:‫ال‬ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر‬
َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ق‬
َ َ ‫ك» ق‬
:‫ال‬ َ ‫ «ثُ َّم ُأ ُّم‬:‫ ثُ َّم َم ْن؟ قَا َل‬:‫ «ُأ ُّمكَ » قَا َل‬:‫ص َحابَتِي؟ قَا َل‬ َ ‫اس بِ ُحس ِْن‬ ِ َّ‫ق الن‬ ُّ ‫ َم ْن َأ َح‬،ِ ‫َرسُو َل هَّللا‬
‫ك‬ َ َ‫ ثُ َّم َم ْن؟ ق‬:‫ «ثُ َّم ُأ ُّمكَ » قَا َل‬:‫»ثُ َّم َم ْن؟ قَا َل‬
َ ‫ «ثُ َّم َأبُو‬:‫ال‬
Ann abihurairah taradiyallahu anhu kala: ja arajulu ila
rasululahi SAW fakala, ya rasulullahi man ahakkunnasi bihusni
sahabati? Kala: ammuka kala summa man? Kala summa
ammuka, kala summa man? Kala: summa ammuka, kala: summa
abuka.
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Ada seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah SAW dan bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah orang
yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Rasullullah
menjawab: ‘Ibumu’. ‘Lalu siapa lagi?’, ‘Ibumu’. ‘Siapa lagi’,
‘Ibumu’. ‘Siapa lagi’, ‘Ayahmu’.[2] (HR. Bukhari: 5971)
Dalam hadis tersebut nama ibu disebutkan tiga kali dan sosok
ayah hanya disebutkan satu kali. Sosok ayah memang memiliki andil
yang sangat besar, yaitu memberikan pendidikan dan nafkah bersama
dengan ibu. Namun sosok ibu lebih diutamakan memandang ibu telah
melewati tiga fase kesulitan, di mana ia merasakan penderitaan yang
sangat berat dan perasaan susah payah dalam wujudnya seorang anak.
Di antaranya melahirkan, mengandung dan menyusui.
Peran dari kedua orang tua ini dipuji oleh Allah dalam al-
Qur’an, khususnya sosok ibu, sebagaimana dituliskan dalam Surat Al-
Ahqaf ayat 15:
Wa waṣṣainal-insāna biwālidaihi iḥsānā, ḥamalat-hu
ummuhụ kurhaw wa waḍa'at-hu kurhā, wa ḥamluhụ wa fiṣāluhụ
ṡalāṡụna syahrā, ḥattā iżā balaga asyuddahụ wa balaga arba'īna
sanatang qāla rabbi auzi'nī an asykura ni'matakallatī an'amta
'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa aṣliḥ
lī fī żurriyyatī, innī tubtu ilaika wa innī minal-muslimīn
Artinya:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada
kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa
mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat
puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku
dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku
dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan
yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir
sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada
Engkau dan sungguh, aku termasuk orang Muslim.” (QS. Al-Ahqaf:
15)
Air susu ibu merupakan saripati makanan untuk putra-putrinya.
Seorang anak tidak akan pernah bisa membeli air susu ibunya. Hutang
air susu kepada ibu tidak akan pernah terbayar oleh perbuatan seorang
anak sampai kapanpun. Malamnya menjadi siang dan siangnya
menjadi malam hanya karena untuk melayani anaknya. Ia lebih
mengutamakan anaknya daripada dirinya sendiri. Dengan begitu
menjadi jelas bahwa hak seorang ibu harus didahulukan.
Hadirin sidang Jumat yang kami muliakan. 
Berbuat baik kepada kedua orang tua tidak hanya ketika mereka
hidup di dunia. Ketika mereka sudah wafat, kita diharuskan juga
untuk berbuat baik kepada mereka. Berbuat baik dengan sepenuh hati
sebagaimana mereka menyayangi kita di waktu kecil.
٢٤ – ‫ص ِغ ْير ًۗا‬ ُّ ‫َاح‬
َ ‫الذلِّ ِمنَ الرَّحْ َم ِة َوقُلْ رَّبِّ ارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّ ٰينِ ْي‬ ْ ‫َو‬
َ ‫اخفِضْ لَهُ َما َجن‬
Wakhfiḍ lahumā janāḥaż-żulli minar-raḥmati wa qur rabbir-
ḥam-humā kamā rabbayānī ṣagīrā.
Artinya:
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih
sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidikku pada waktu kecil.”
(QS. Al-Isro: 24).
Hadirin jama’ah Jum’at rohimakumulloh
Lantas bagaimana caranya berbakti kepada orang tua yang telah
meninggal?
Dalam Sunan Ibnu Majah Nabi Muhammad Saw bersabda:
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ ْذ َجا َءهُ َر ُج ٌل ِم ْن‬ َ ‫ بَ ْينَ َما نَحْ ُن ِع ْن َد النَّبِ ِّي‬:‫ك ْب ِن َربِي َعةَ قَا َل‬ ِ ِ‫ع َْن َأبِي ُأ َس ْي ٍد َمال‬
َ َ‫ش يْ ٌء َأبَرُّ هُ َما بِ ِه ِم ْن بَ ْع ِد َموْ تِ ِه َما؟ ق‬
،‫ نَ َع ْم‬:‫ال‬ َ ‫ي‬ َّ ‫ َأبَقِ َي ِم ْن بِ ِّر َأبَ َو‬،ِ ‫ُول هَّللا‬
َ ‫ يَا َرس‬:‫ال‬ َ َ‫بَنِي َسلَ َمةَ فَق‬
ُ‫صلَة‬ َ ‫ َوِإ ْك َرا ُم‬،‫ َوِإيفَا ٌء بِ ُعهُو ِد ِه َما ِم ْن بَ ْع ِد َموْ تِ ِه َما‬،‫ َوااِل ْستِ ْغفَا ُر لَهُ َما‬،‫صاَل ةُ َعلَ ْي ِه َما‬
ِ ‫ َو‬،‫ص ِد ْيقِ ِه َما‬ َّ ‫ال‬
َ ‫َّح ِم الَّتِي اَل تُو‬
‫ص ُل ِإاَّل بِ ِه َما‬ ِ ‫الر‬
An abi asaydin malikibni rabiata kala: baynama nahnu indannabiyi
sallaulahu alaihi wasalam ijja ahu rajulu minbani salamata fakala: ya
rasulullahu abakiya min birri abawaiya sai ubi’uhum dihima min
ba’di mawtihima, waikramu sadikihima, wasilatur rahimillati latu salu
illabihima.
Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah berkata:
Ketika kami berada di samping Nabi Saw, tiba-tiba seorang laki-laki
dari Bani Salamah datang kepada beliau dan bertanya:
“Wahai Rasulullah, apakah masih tersisa sesuatu untuk berbakti
kepada kedua orang tuaku setelah keduanya meninggal?” Beliau
menjawab: “Ya, yaitu berdo’a kepada keduanya, meminta ampun
untuk keduanya, melaksanakan janji-janji keduanya setelah keduanya
meninggal, memuliakan teman keduanya dan tidak menyambung
silaturrahim kecuali karena keduanya.” (HR. Sunan Ibnu Majah:
3664) [3]
Tidak ada yang dibutuhkan bagi orang yang telah meninggal
dunia kecuali amal baik yang dikhususkan pahalanya untuk mereka.
Dengan mengirimkan do’a dan memintakan ampun, amal yang kita
kirimkan tersebut akan menjadi teman bagi mereka di alam barzah
sana, menjadi penenang dan penyelamat.
‫َوٱلَّ ِذينَ يَقُولُونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز ٰ َو ِجنَا َو ُذرِّ ٰيَّتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعيُ ٍن َوٱجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما‬
Wallażīna yaqụlụna rabbanā hab lanā min azwājinā wa
żurriyyātinā qurrata a'yuniw waj'alnā lil-muttaqīna imāmā

.‫ـر‬َ َ‫ وَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَهُ ِإرْ غَا ًما لِ َم ْن َج َح َد بِ ِه َو َكف‬.‫اَلح ْم ُد هللِ َح ْمدًا َك َما َأ َم َر‬
‫صـ ِّل َو َسـلِّ ْم َعلَى َسـيِّ ِدنَا َعلَى‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬.‫س َو ْالبَ َشـ ِر‬ِ ‫وَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيَّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َسـيِّ ُد اِإْل ْن‬
ُ‫ ( َأ َّما بَ ْع ُد ) فَيَآاَيُّهَاالنَّاس‬.‫ت َعي ٌْن بِنَظَ ٍر َوُأ ُذ ٌن بِ َخبَ ٍر‬ْ َ‫صل‬ َ َّ‫صحْ بِ ِه َماات‬ َ ‫ك َو َرسُوْ لِكَ ُم َح َّم ٍد َوآلِ ِه َو‬ َ ‫َع ْب ِد‬
‫ش‬ َ ‫ـوا ِح‬ َ َ‫ اِتَّقُوا هللاَ تَ َعـالَى َو َذرُوا ْالف‬Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan
kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami
sebagai penenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-
orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74).
Semoga kita bisa terus istiqamah berbakti kepada orang tua, dan
diberikan anugerah keturunan yang dapat menjadi permata dalam hati
kita. Amiin.
َّ ‫ص ـلَ ِة اَأْلرْ َحـ ِام َوا ْكتُبْ لَنَــا‬
‫الس ـ َعا َدةَ فِي ال ـ ُّد ْنيَا‬ ِ ِ‫اَللَّهُ َّم َوفَقَنَــا لِبِ ـ ِّر ْال َوالِ ـ َدي ِْن َواجْ َع ْلنَــا ِمنَ ْال ُم ِحبِّ ْينَ ل‬
‫َواآْل ِخ َر ِة‬

ِ ‫آن ْال َع ِظ ِيم َونَفَ َعنَــا َوِإيَّا ُك ْم بِاآْل يَــا‬


‫ ِإنَّهُ تَ َعــالَى َجـ َّوا ٌد‬.‫ت َوالـ ِّذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‬ ِ ْ‫بَا َركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُــر‬
‫ف َر ِحي ْم‬ ٌ ْ‫ك بَ ٌّر َرءُو‬ ٌ ِ‫َك ِري ٌم َمل‬
ALLAHUMMA WAFAKANA LIBIRRIL WALIDAYNI WAJA’ALNA
MINAL MUHIBBANA LISSALATIL ARHAM WAKTUBLANAS’SA
ADATA FIDDUNYA WAL AKHIRAT.
‫‪BARAKALLAHU LI WALAKUM FILKUR ANIL AZIM WANAFAANA‬‬
‫‪WAIYAKUM BIL AYATI WAZIKRIL HAKIM. INNAHU TA ALA‬‬
‫‪JAUWADU KARYAMU MALAKU BARRU RA UFUR RAHIM.‬‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ َو َحافِظُوا َعلَى الطَّا َع ِة َو ُحضُوْ ِر ْال ُج ُم َع ِة َوال َج َما َع ِة ‪َ .‬وا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ‬
‫‪َ.‬أ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَنَّى بِ َماَل ِئ َك ِة قُ ْد ِس ِه‬

‫ُصلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي يَآ َأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوا َ‬


‫صلُّوْ ا‬ ‫قال تَ َعالَى َولَ ْم يَزَ لْ قَاِئالً َعلِ ْي ًما‪ِ :‬إ َّن هللاَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي َ‬ ‫فَ َ‬
‫صلَّيْتَ َعلَى‬ ‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫َعلَ ْي ِه و َسلِّ ُموا تَ ْسلِ ْي ًما اَلله َّم َ‬
‫ض َع ِن ْال ُخلَفَا ِء‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اَلله َّم َوارْ َ‬ ‫آل َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم فِي ْال َعالَ ِم ْينَ ِإنَّ َ‬ ‫َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫ق َو َكانُوْ ا بِ ِه يَ ْع ِدلُوْ نَ َأبِ ْي بَ ْك ٍر َو ُع َم َر َو ُع ْث َمانَ َو َعلِ ٍّي َوع َِن ِ‬
‫الستَّ ِة‬ ‫ضوْ ا بِ ْال َح ِّ‬‫َّاش ِد ْينَ الَّ ِذ ْينَ قَ َ‬
‫الر ِ‬
‫ب نَبِيِّكَ َأجْ َم ِع ْينَ َوع َِن التَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ‬ ‫ْال ُمتَ ِّم ِم ْينَ لِ ْل َع ْش َر ِة ْال ِك َر ِام َوع َْن َساِئ ِر َأصْ َحا ِ‬
‫ان ِإلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬ ‫‪َ .‬و َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬
‫وم ْالقِيَا َم ِة اَللَّهُ َّم َأ ِع َّز‬
‫اَللَّهُ َّم اَل تَجْ َعلْ َأِل َح ٍد ِم ْنهُ ْم فِي ُعنُقِنَا ظَاَل َمةً ونَ ِّجنَا بِ ُحبِّ ِه ْم ِم ْن َأ ْه َوا ِل يَ ِ‬
‫ك ْال َكفَ َرةَ َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ ‪ .‬و َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء الدِّي ِن‪ .‬اَللَّهُ َّم آ ِمنَّا فِي ُدوْ ِرنَا َوَأصْ لِحْ‬ ‫اِإْل ْساَل َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ْهلِ ِ‬
‫ك َواتَّقَاكَ ‪ .‬اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِل ُمسلِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما ِ‬ ‫ورنَا‪َ .‬واجْ َع ِل اللَّهُ َّم ِواَل يَتَنَا فِ ْي َم ْن خَ افَ َ‬ ‫ُأ‬
‫ت‬ ‫ُواَل ةَ ُم ِ‬
‫ت‪ .‬اَللَّهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا‬ ‫ب ْال َع ِطيَّا ِ‬‫ت بِ َرحْ َمتِكَ يَا َوا ِه َ‬ ‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأْل ْم َوا ِ‬ ‫َوال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫الزنَا َوال َّزاَل ِز َل َوال ِم َحنَ َوسُوْ َء الفِت َِن َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا هَ َذا‬ ‫الوبَا َء َو ِّ‬ ‫ْالبَاَل َء َو َ‬
‫صةً َوع َْن َساِئ ِر بِاَل ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عَا َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة‬ ‫خَا َّ‬
‫ْأ‬
‫ار‪ِ .‬عبَا َد هللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواِإْل حْ َسا ِن َوِإ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن‬ ‫َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ .‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوهُ َعلَى‬
‫ْط ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َع َّز َو َج َّل َأ ْكبَ ُر‬
‫نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َواسَْئلُوْ هُ ِم ْن فَضْ لِ ِه يُع ِ‬
‫‪ALHAMDULLAHI‬‬ ‫‪HAMDAN‬‬ ‫‪KAMA‬‬ ‫‪AMARA‬‬ ‫‪WA‬‬
‫‪ASHADUANLAILAHA ILLAULAHU WAHDAHU LASARIKALAHU‬‬
‫‪IRGAMAM MANJAHADA BIHI WAKAFARA WA ASYAHADU ANNA‬‬
‫‪SAYIDINA MUHAMMADANN ABDUHU WARASULUHU SAYADUL‬‬
‫‪ANSI WAL UNSA ALLAHUMA SALLI WASSALIM ALA SAYIDINA‬‬
‫‪ALA ABDIKA WARASULIKA MUHAMMADIN WA ALIHI WASHBIHI‬‬
‫‪MATTASAYA LAT AINU BINAJARI WA AJUNU BIHABARI AMMA‬‬
‫‪BA’DU FAYA AYYUHANNASU ITTAKULLAHA TA ALA WAJARUL‬‬
‫‪FAWAHISA MATAHARA MANHA WAMAA BATANA WAHAFADJU‬‬
‫‪ALA’TA ATI WAHUDUW RILJUMU ATI WALJAMAATI.‬‬
‫‪WA’ALAMU ANNALLAHA AMARAKUM BIAMRAKUM BIAMRI‬‬
‫‪BADA’A FIHI BINAFSIHI WASASSA BIMALAIKATI QUDSIHA.‬‬
FAKALA TA’ALA WALAM YAJAL KA ILAN ALIMAN, INNALAHA
WAMALAIKATAHU YUSALLAWNA ALANNA BIYI
YAAYUHALLADZINA AMANU SALLAW ALAYHI WASSALAMU
TASLIMAN ALHUMMA SALLA WASALLAM ALA SYAIDINA
MUHAMMAD KAMASALAYTA ALASAYIDINA IBRAHIMA WALA
ALI SAYIDINA IBRAHIMA FILL ALAMIN INNAKA HAMIDUM
MAJID. ALLAHUMMA WARDA ANIL HULFA IRRASIDINA
KADAWBILLHAKKA WAKANU BIHI YA’ADILUN ABIBAKRI
WAUMARA WA USMANA WALIYYI WA ANI SITTATIL MUTAMMA
MINNA LIL ASRRATIL KIRAMAWA ANSAIRI ASHABI NABIIYI KA
AJMAINA WA ANIT TABI INA WATABI ITTABIIN WAMANTABA
UHUM BI IHZANI ILA YAWMIDDIN.
ALLAHUMMA LA TAJ AL LI AHADI MINHUM FI UNUKANA
DALAMATA WANAJ’JANA BIHUBBAHIM MIN AHWALI YAWMIL
KIYAMATI ALLAHUMA AZZA ISLAMA WALMUSLIMIN WA
AHLIKIL KAFARA WALMUSYRIKIN. WADAMMIR A’DA A’DIN
ALLAHUMMA AMINNA FIYIIDUWRINA WA ASLIH WULATA AMU
RANA WAJ ALILAHUMA WALA YATANA FIMAN HAFAKA
WATTAKAKAH. ALLAHUMMAGFIRLI LILMUSLIMINA
WALMUSLIMAT WALMUMINA WALMUMINAT AL AHYAI
MINHUM WAL AMWATI BIRAHMATIKA YA WAHIBAL ATIYATI
ALLAHUMMADFA ANNAL BALAA WALWABA’A WAJZANA
WAJZA LAJZI LA WALMIHANA WASYU’A FATANI MAA
DJZAHARA MIN HA WAMAA BATANA AN BALADINAA HAJZA
HASSATA WA AN SAAIRI BILADILMUSLIMIN AMMATAYAA
RABBALL ALAMIN. RABBANA ATINA FIDDUNYA HASANATAN
WAFIL AHIRATI HASANATAN WAKINA ADZABANNAR.
ABADALLAHA INNAULAHA YA’MURU BIL ADLI WAL INSANI WA
IY TAA IJIL KURBA WAYANHA ANIL FAHSA’I WALMUNKAR
WALBAG YA’IDZUKUM LA ALAKUM TAZAKKARUN
FADKURULLA HAL ADZIMA YADZ KURUKUM WASKURUW HU
ALA NI AMIHI YAJIDKUM WAS ALUHU MIN FADLIHI YU’TIKUM
WALA ZIKRULLAHI AJZA WAJALLAH AKBAR. AKIMUSALAT..

Anda mungkin juga menyukai