Anda di halaman 1dari 51

EVAKUASI, STABILISASI

DAN TRANSPORTASI

Oleh:
Ns. Imam Kurniawan Rizal,
S.Kep.
Biodata

 Nama : Ns. Imam Kurniawan Rizal, S.Kep.


 Alamat : Jatikramat, Bekasi
 Kantor : RSUP Persahabatan Jakarta Timur
 Email : imamkurniawan0790@gmail.com
 Pendidikan : S1 keperawatan ners
Tujuan

Tujuan Umum Tujuan Khusus

 Peserta mampu melakukan 1. Peserta mampu melakukan


penatalaksanaan evakuasi, Ekstrikasi (manual dan alat)
stablisasi dan transportasi 2. Peserta mampu melakukan
pasien Evakuasi dengan alat dan
stabilisasi pasien
3. Peserta mampu melakukan
transportasi pasien dengan tepat
EVAKUASI
PENGERTIAN
Evakuasi adalah suatu tindakan
memindahkan manusia secara langsung
dan cepat dari satu lokasi ke lokasi yang
aman agar menjauh dari ancaman atau
kejadian yang dianggap berbahaya atau
berpotensi mengancam nyawa manusia.
Prinsip dasar untuk mencegah cedera :

1. Rencanakan gerakan
2. Gunakanlah paha, bukan punggung.
3. Berat benda sedekat mungkin pada
tubuh.
4. “Susunan” (Stack) – satukan gerak
tubuh dalam satu kesatuan gerak.
5. Kurangi jarak atau ketinggian
Panduan dalam mengangkat penderita :

1. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan


kita
2. Nilailah beban yang akan diangkat secara bersama,
dan bila merasa tidak mampu, jangan paksakan.
Selalu komunikasikan secara teratur dengan
pasangan kita
3. Regangkan kaki sejajar dengan bahu kita dan
posisikan satu kaki sedikit di depan
4. Mulai dengan jongkok, jangan membungkuk
saat mengangkat dan punggung harus selalu
dijaga lurus
5. Tangan yang memegang menghadap ke depan.
Jarak antara kedua tangan minimal 30 cm.
6. Dekatkan tubuh dengan beban yang akan
diangkat.
7. Jangan memutar tubuh saat mengangkat

Panduan di atas juga berlaku saat menarik


atau mendorong penderita.
Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam
Memindahkan Korban

1. Korban sadar / tidak


2. Apakah dapat berjalan / tidak
3. Jumlah penolong yang akan melakukan pemindahan (sendiri,
lebih dari satu)
4. Jalan yang akan dilalui dalam melakukan pemindahan
5. Penolong mempunyai peralatan u/ melakukan pemindahan /
tidak
6. Kendisi cedera yang diderita korban
Yang
harus
diperhatikan
Sebelum
mengengkat

1. Satu orang menjadi leader


2. Kerjasama tim,
3. Berkomunikasi yang jelas.
4. Perintah yang dimengerti oleh semua anggota tim.
Pemindahan Pasien :

I. Pemindahan Emergensi

 Pasien dalam kedaan bahaya


 Life saving tidak dapat
dilakukan tempat yang sulit (RJP)
 Mengahalangi akses ke pasien lain
1. Tarikan baju
Tangan penderita diikat
untuk mencegah naik ke
atas kepala waktu baju
ditarik atau masukkan
tangan dalam celana
penderita
2. Tarikan selimut
Penderita dalam selimut,
kemudian ditarik.
3. Tarikan
lengan
Lengan penolong masuk
ke ketiak penderita dan
memegang kedua lengan
penderita
4. Tarikan Pemadam
kebakaran
5. Sampir
Pundak
II.Pemindahan Non – Emergensi

Situasinya tidak membahaya-kan diri penolong &


penderita.
 Perawatan darurat di lapangan & pemeriksaan
tanda vital telah diselesaikan.
 Korban dalam keadaan stabil, semua cedera telah
ditangani dengan baik.
 Kecurigaan fraktur servikal & spinal telah
diimobilisasi (dibidai).
Pemindahan dengan 1 orang penolong
Pemindahan dengan 2 orang penolong
Pemindahan dengan 2 orang penolong,
teknik angkat langsung
Pemindahan dengan 3 orang penolong, teknik
angkat langsung
Menggunakan Alat :
1. Long Spine Board (LSB)
Head Immobilizer
Menggunakan Alat :
2. Scoope Stretcher
3. Tandu lipat
4. Tandu dari kain
5. Kursi
PERALATAN UNTUK MEMBAWA PENDERITA

6. Tandu beroda/ Stretcher  Ketika mendorong brankar posisi kaki


atau Brankar penderita di depan dan kepala di
belakang
 Dalam ambulans posisi brankar terbalik
dengan kepala di depan (dekat
pengemudi),
 Pada wanita in – partu, posisi brankar
dalam ambulans boleh dibalik, supaya
kita dapat membantu persalinan
7. Back Board / Short Spine Board atau KED (Kendrick Extrication Device)

 SSB dan KED adalah dua alat yang


berbeda secara bentuk namun
mempunyai fungsi yang sama
 Digunakan pada penderita trauma
terutama untuk memindahkan
penderita dari dalam kendaraan yang
dicurigai adanya cedera servikal dan
tulang belakang.
8. Matras vacum

– Digunakan pada korban


yang mengalami kejadian
di tempat yng ekstrem
atau ketinggian
9. Basket strecher

– Digunakan untuk korban


yang mengalami
kecelakan yang sulit
dijangkau, seperti tebing
atau jurang
Setiap adanya kecurigaan Fraktur Servikal harus selalu
terpasang NECK COLLAR

Bisa dibuka setelah


pemeriksaan Rontgent
setelah DIPASTIKAN tidak
ada fraktur cervical
Evaluasi

Kesimpulan

Ketrampilan dan teknik melakukan


evakuasi itu sangat penting, dikarenak
proses penyelamatan memerluakn skil yang
baik untuk menyelamatkan si korban.
Stabilisasi
Menghentikan perdarahan

Direct pressusre

Balut tekan

Elevated
Luka
Luka adalah cedera pada jaringan kulit, syaraf dan pembuluh
darah
 Luka tembus
 Penanganan tutup luka seluruhnya
menggunakan kassa steril.
 Bila ada organ atau usus yang keluar,
jangan memasukkan organ yang sudah
keluar, langsung tutup dengan kain yang
bersih dan lembab.
 Benda yang menancap
 Jangan mencabut benda yang masih menancap di anggota tubuh.
 Benda yang masih menancap juga bisa sebagai tampon dan
memperlambat proses perdarahan.
 Tutup luka disekitar benda tersebut dan fiksasi benda tersebut, kemudian
bawa ke rumah sakit.
 Luka Amputasi
Pertolongan Pertama
 Gunakan alat pelindung diri
 Bersihkan daerah yang luka dengan air yang bersih
 Tutup bagian yang luka dengan kassa oklusif dan lakukan bebat tekan
atau pasang turniquet
 Cari potongan organ dan bersihkan
 Bungkus organ yang terpotong dengan kantong plastik dan masukkan kedalam
kantong atau wadah yang berisi es batu.
 Bawa ke rumah sakit segera bersama dengan penderita
Tanda dan gejala patah tulang :
 Deformity (perubahan bentuk),
 Rasa nyeri,
 Krepitasi,
 Memar atau perubahan warna,
 Pembengkakan,
 Gangguan fungsi
 Dislokasi
Dislokasi adalah cedera dimana ujung tulang keluar dari
dalam sendi tulang.

Penanganan di lokasai
 Tenangkan penderita
 Istirahatkan anggota tubuh yang sakit
 Imobilisasi dengan balutan dan mengganjal bagian
yang sakit
 Jangan melakukan reposisi.
 Korban segera dirujuk ke rumah sakit
 Sprain dan Strain
 Sprain adalah cedera akibat tali sendi/ligamen regang
atau robek sebagian.
 Strain adalah cedera pada otot akibat otot/tendo tertarik
berlebihan (overexstended).

Tanda & Gejala


 Nyeri saat digerakkan atau saat ditekan (pada sprain saat diam
tetap nyeri)
 Bengkak
 Perubahan warna kulit/memar
Penanganan di lokasi
Segera lakukan:
 Tenangkan korban
 R – Rest  istirahatkan korban
 I – Ice  Kompres es
 C – Compression  Balutan bertekanan
 E – Elevation / ditinggikan
Pembidaian
Tujuan:
• Mencegah pergerakan
tulang yang patah
• Mengurangi nyeri
• Mencegah cedera lebih
lanjut
• Mengistirhatkan daerah
yang patah tulang
• Mengurangi
pendarahan
Prinsip Pembidaian
• Pastikan ABC aman
• Kontrol pendarahan
• Menggunakan bahan yang
kuat dan lembut serta
tidak menambah cidera
pasien
• Buka daerah yang akan
dibidai
• Melewati dua sendi
• Periksa dan catat PMS
Macam – Macam Bidai
Pembidaian ektremitas atas
Pembidaian ektremitas bawah
EVAKUASI PENDERITA

AMBULANS DARAT
 Cukup ruang agar penderita
dapat diposisikan terlentang.
 Dapat memuat penderita dan
dua petugas.
 Cukup tinggi untuk petugas
berdiri dalam melakukan
tindakan yang diperlukan
selama perjalanan
?
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai