Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Mata Kuliah Kep. Gawat Darurat & Bencana

“Evakuasi Dan Transportasi Korban Bencana”

Disusun Oleh:

Kelompok 17 (D3 Keperawatan TK. 2A dan 2B)

Dosen Pembimbing:
Dr (M) Edi Sukamto., M.Kep.

Auliyah Rachma (P07220119007)


Anggreani Putri (P07220119003)
Dyah Ayu Puspa Ningrum ( P07220119068)
Muhammad Fikri Pratama (P07220119083)
Nur Muliani (P07220119033)
POLITEKN STANDAR OPERASIONAL
IK PROSEDUR (SOP) EVAKUASI DAN
KESEHAT TRANSPORTASI KORBAN BENCANA
AN No Halaman Ditetapkan Oleh Direktur
KALTIM Dokumen Poltekkes Kemenkes Kaltim,
Jl. Wolter.
Monginsidi
no 38
Samarinda
1. Tujuan Menyelamatkan nyawa penderita/korban yang masih hidup dan
memindahkan penderita/korban yang sudah tidak bernyawa
2. Ruang Indikasi: Ada bahaya langsung terhadap korban
Lingkup Kontra Indikasi: Pasien menolak
3. Acuan Erita, dkk. (2018). Buku Petunjuk Pratikum Keperawatan dan Gawat
Darurat dan Manajemen Bencana. Universitas Kristen Indonesia:
Jakarta
4. Definisi Evakuasi korban merupakan kegiatan memindahkan korban dari lokasi
kejadian menuju ke tempat aman, hingga ahirnya korban mendapatkan
perawatan dan pengobatan lebih lanjut.
5. Prosedur Komponen Ya Tidak
A. PENGKAJIAN
1. Apakah pasien dicurigai atau diketahui mengalami
injury servikal, injury kepala atau leher.

2. Kaji tingkat kesadaran pasien

3. Kaji adanya fraktur terbuka/tertutup


B. PERENCANAAN
Persiapan alat.
1. Sarung tangan bersih
2. Long spinal board
Persiapan pasien
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dan
tujuan tindakan

C. IMPLEMENTASI

Tehnik Evakuasi

1. Tarikan Lengan
Posisikan tubuh penolong di atas kepala penderita.
Kemudian masukkan lengan di bawah ketiak penderita dan
pegang lengan bawah penderita. Selanjutnya silangkan
kedua lengan penderita di depan dada dan tarik penderita
menuju tempat aman. Hat-hati terhadap kaki penderita yang
mungkin akan membentur benda di sekitar lokasi kejadian.
2. Tarikan Bahu
Cara ini berbahaya bagi penderita cedera spinal (tulang
belakang dari tulang leher sampai tulang ekor). Posisikan
penolong berlutut di atas kepala penderita. Masukkan kedua
lengan di bawah ketiak penderita kemudian tarik ke belakang.
3. Tarikan Baju
Pertama ikat kedua tangan penderita di atas dada
menggunakan kain (pembalut). Kemudian cengkram baju
penderita di daerah baju dan tarik di bawah kepala penderita
untuk penyokong dan pegangan untuk menarik penderita ke
tempat aman.
4. Tarikan Selimut
Apabila penderita telah berbaring di atas selimut atau
sejenisnya, maka lipat bagian selimut yang berada di bagian
kepala penderita lalu tarik penderita ke tempat yang aman.
Supaya penderita tidak bergeser dari atas selimut, maka
dapat dibuat simpul di ujung selimut bagian kaki penderita.
5. Tarikan Menjulang
Cara ini umumnya digunakan oleh petugas pemadam
kebakaran yaitu dengan menggendong penderita di
belakang punggung penolong dengan cara mengangkat lalu
membopong penderita

Pemindahan Biasa (Tidak Darurat)


Pemindahan biasa (tidak darurat) dapat dilakukan ketika :
1. Penilaian awal (penilaian dini dan penilaian fisik)
sudah dilakukan.
2. Denyut nadi dan pernafasan stabil.
3. Perdarahan sudah dikendalikan.
4. Tidak ada cedera leher.
5. Semua patah tulang sudah diimobilisasi.

Contoh pemindahan biasa (tidak darurat) :


1. Teknik Angkat Langsung dilakukan oleh 3 (tiga) orang
terutama pada penderita yang memiliki berat badan
tinggi dan atau jika tandu tidak di dapat di lokasi
kejadian.
a. Ketiga penolong berlutut di sisi penderita
yang paling sedikit mengalami cedera.
b. Penolong pertama menyisipkan satu lengan di
bawah leher dan bahu lengan penderita, kemudian
lengan satunya disisipkan di bawah punggung
penderita.
c. Penolong ke dua menyisipkan lengannya di
bawah punggung dan bokong penderita.
d. Penolong ke tiga satu lengan disisipkan di
bawah bokong penderita dan lengan satunya di
bawah lutut penderita.
e. Penderita siap diangkat dengan satu aba-aba.
f. Angkat penderita di atas lutut ketiga penolong
secara bersamaan. Jika terdapat tandu, maka
penolong lain menyiapkan tandu di bawah penderita
kemudian meletakkan penderita di atas tandu dengan
satu aba-aba.
g. Jika tidak terdapat tandu untuk pemindahan
penderita, maka miringkan penderita di atas dada
ketiga penolong kemudian ketiga penolong berdiri
bersama-sama dengan satu aba-aba.
h. Ketiga penolong memindahkan penderita
dengan melangkah bertahap dengan satu aba-aba.
2. Pemindahan Dengan Tandu Dilakukan oleh 2
(dua) penolong.
a. Kedua penolong berjongkok di masing-masing
ujung tandu menghadap ke arah yang sama
(ujung kaki penderita sebagai arah depan).
b. Penolong memposisikan kaki pada jarak yang
tepat kemudian menggenggam pegangan
tandu dengan erat.
c. Punggung lurus, kepala menghadap ke depan
dengan posisi netral.
d. Kencangkan otot punggung dan perut
penolong dan angkat tandu dengan satu aba-
aba.
e. Pindahkan penderita ke tempat yang aman
dengan satu aba-aba.
f. Turunkan penderita secara hati-hati dengan
mengulang langkah- langkah di atas secara
mundur (berkebalikan).
3. Teknik Angkat Anggota Gerak Dilakukan oleh 2
(dua) orang penolong.
a. Masing-masing penolong berjongkok
berhadap-hadapan, penolong pertama di
ujung kepala penderita, penolong kedua di
antara kaki penderita.
b. Penolong pertama mengangkat kedua lengan
penderita dengan kedua tangannya.
c. Penolong ke dua mengangkat kedua lutut
penderita.
d. Kedua penolong berdiri secara bersamaan
dengan satu aba-aba dan mulai memindahkan
penderita ke tempat aman.
D. Evaluasi
Pastikan pasien dalam keadaan aman & tidak ada cedera
lanjutan

E. Dokumentasi
1. Waktu pelaksanaan
2. Respon klien
3. Nama perawat yang melaksanakan tindakan

Samarinda,
………………………………..
Penguji,

Anda mungkin juga menyukai