Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Herfina 1610711026
JAKARTA
2019
BAB II
KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Emergency Ambulance (Ambulans Gawat Darurat) adalah unit transportasi medis yang
didesain khusus yang berbeda dengan moda transportasi lainnya. Ambulans gawat darurat
didesain agar dapat menangani pasien gawat darurat, memberikan pertolongan pertama dan
melakukan perawatan intensif selama dalam perjalanan menuju rumah sakit rujukan. Ambulans
gawat darurat juga harus memenuhi aspek hygiene dan ergonomic.Selain itu ambulans gawat
darurat juga harus dilengkapi dengan peralatan yang lengkap dan dioperasikan oleh petugas yang
professional di bidang pelayanan gawat darurat.
Kebutuhan akan ambulans gawat darurat menjadi sangat penting sebagai pilar utama
dalam rantai pelayanan kesehatan dan emergency respons plan baik di rumah sakit maupun
public service/.perusahaan. Ambulans gawat darurat merupakan sarana pelayanan medis darurat
diluar rumah sakit (pra hospital) dengan kata lain sarana kesehatan (gawat darurat) menghampiri
pasien/korban bukan pasien / korban yang menghampiri sarana kesehatanan. Dengan demikian
respons time pertolongan darurat dapat terlaksana secara cepat dan tepat, dan terhindar dari
keterlambatan.
Pada kejadian kecelakaan transportasi, industri, rumah tangga, Serangan jantung, dan
kegawat daruratan medis lain memerlukan pelayanan Ambulans Gawat Darurat yang memiliki
peralatan memadai, petugas yang professional dan kecepatan dalam merespons setiap keadaan
darurat. Selain itu Evakuasi pasien kritis antar rumah sakit baik didalam maupun antar kota juga
tidak lepas dari kebutuhan akan pelayanan Ambulans Gawat Darurat.
Dalam rangka mengembangkan pelayanan pra rumah sakit tersebut Pro Emergency
menyelenggarakan pelayanan Ambulans Gawat Darurat yang dilengkapi peralatan gawat darurat
(Emergency kit) yang lengkap dan dioperasikan oleh petugas yang terlatih.
B. TUJUAN
1. Mendekatkan sarana pelayanan kesehatan gawat darurat kepada pasien/ korban atau
kegiatan yang beresiko timbulnya kecelakaan/gawat darurat medik.
2. Mengurangi angka kematian dan kecacatan penderita dengan kasus gawat darurat
medik / trauma.
3. Meningkatkan bentuk pelayanan Ambulans Gawat Darurat yang profesional.
C. BENTUK PELAYANAN
Hal-hal tersebut di atas harus selalu dilakukan bila akan memindahkan atau
mengangkat korban. Kunci yang paling utama adalah menjaga kelurusan tulang belakang.
Upayakan kerja berkelompok, terus berkomunikasi dan lakukan koorsinasi. Mekanika
tubuh yang tidak akan membantu mereka yang tidak siap secara fisik.
CATATAN PENTING: Menyeret korban dapat dilakukan jika korban pingsan ata luka
parah dan tidak cukup orang yang menolong untuk memindahkan korban.
F. MEMIDAKAN KORBAN
Kapan penolong harus memindahkan korban sangat tergantung dari keadaan.
Secara umum, bila tidak ada bahaya maka jangan memindahkan korban. Lebih baik
tangani di tempat. Pemindahan korban ada 2 macam yaitu darurat dan tidak darurat.
Pemindahan darurat hanya dilakukan bila ada bahaya langsung terhadap korban.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan korban yaitu harus tetap
melindungi diri dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) misal masker dan sarung
tangan, bila tersedia gunakan celemek. Cucilah tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemindahan korban.
3. Jumlah penolong.
Jumlah penolong akan sangat berpengaruh terhadap cara memindahkan korban,
jumlah penolong yang lebih banyak akan memudahkan pemindahan korban
dibandingkan sendiri, namun pada bebrapa kondisi korban mengangkat korban
sendiri kemungkinan lebih menguntungkan. Memindahkan korban dengan penolong
lebih dari satu orang diperlukan koordinasi yang baik antara anggota penolong.
d. Memapah Korban.
Berdiri di samping kanan dan kiri korban terutama pada sisi tubuh korban
yang mengalami cedera seperti gambar di bawah.
e. Membopong korban.
Bila akan melakukan cara ini maka perhatikan kekuatan fisik Anda dan
taksirlah berat badan korban, apakah kuat untuk mengangkat atau membopong
korban seorang diri. Jangan sampai tindakan ini menimbulkan cedera bagi diri
sendiri dan memperparah cedera korban. Untuk lebih jelas silahkan perhatikan
gambar di bawah ini!
f. Menggendong.
Bila akan melakukan cara ini hampir sama dengn membopong, perhatikan
kekuatan fisik anda dan taksirlah berat badan korban, perkirakan dan nilailah
kekuatan fisik anda, apakah anda kuat untuk menggendong korban seorang diri.
Jangan sampai tindkan ini menimbulkan cedera bagi Anda dan memperparah
cedera korban. Untuk lebih jelas silahkan perhatikan gambar di bawah ini!
d. Tandu kursi.
Tandu ini dapat digunakan untuk memindahkan penderita daro satu tingkat ke
tingkat lainnya atau melewati tanah yang kasar. Tandu ini mirip dengan kursi yang
punya pegangan.
e. Tandu fleksibel.
Tandu fleksibel dapat terbuat dari kanva atau bahan berkaret atau bahan fleksibel
lainnya. Seringkali dengan rangka kayu dipasang pada kantungnya dan ketiga
pegangan pada setiap sisi. Karena kemudahannya, alat ini dapat berguna pada daerah
yang terpencil atau sempit.
f. Papan spinal.
Terdapat dua tipe papan spinal atau papan punggung: panjang (long spine board)
dan pendek (short spine board). Alat ini digunakan pada penderita yang ditemukan
berbaring atau berdiri dan harus dimobilisasi. Peralatan ini terbuat dari kayu
tradisional dan juga plastik yang tahan pecah.
Transportasi
Sesuai SK Dirjen Yanmed Nomor 0152/Yan Med/RSKS/4987 telah menetapkan
standart pelayanan ambulans yang terdiri dari ;
Ambulans Tranportasi
Digunakan untuk mengangkut pasien dari satu fasilitas pelayanan medik ke
tempat lain tanpa perlu pengawasan medis khusus.
Ambulans gawat darurat
Digunakan untuk memberikan pertolongan dalam rangka pemberian bantuan
hidup dasar pasien gawat darurat dan pengangkutan pasien gawat darurat
ketempat pelayanan definitive atau rujukan.
Ambulans rumah sakit lapangan
Digunakan untuk melakukan pertolongan pada pasien gawat darurat sehari-hari
dan rumah sakit lapangan pada saat bencana/disaster.
Ambulans pelayanan medik bergerak
Digunakan untuk memberikan pelayanan medik bergerak atau mobile clinic.
Kereta jenazah
Digunakan untuk membawa jenazah.
Spesifikasi kendaraan :
Roda 4 / lebih
Suspensi lunak
Warna mudah dilihat
Memiliki tanda pengenal
Ruang penderita. Cukup luas,
- Dapat memuat stretcher + 2 tandu lipat
- Tempat duduk petugas , dapat dilipat
- Mempunyai sabuk pengaman
- Dapat membawa inkubator transport
Ruangan cukup tinggi :
- Petugas dapat berdiri menunduk
- Gantungan infus min. 90 cm
Penerangan yang cukup
Lampu halogen yang dapat dilipat
Air bersih 20 L & penampungan limbah
Mempunyai lemari untuk obat dan alat
Mempunya refrigator portable
Dilengkapi A.C / Fan
Mempunyai buku petunjuk / pemeliharaan semua alat dalam bahasa indonesia
Mempunyai radio komunikasi / HP
Mempunyai sirene 1 nada
Mempunyai lampu rotator warna merah ditempatkan ditengah atas
Mempunyai lampu sorot dibelakang atas , u/ penerangan keluar-masuk pasien
Petugas Ambulans
1 Sopir yang mampu PPGD & komunikasi
2 Perawat PPGD
1 Dokter PPGD (bila perlu)
A. Airway
- Laringoscope
- Oropharyngeal airway
- Nasopharyngeal airway
- Mouth Gage
- Magil Forcep
- Tounge spatle
- Suction Canule
- Xylocain jelly
B. Breathing
C. Circulation
- IV catheter
- Spuit
- Tensimeter
- Stetoscope
- Mitela
- Kalmethason
- Buscopan
- Dextrose 40 %
- Lasik
- Aminophiline
- Lidocain 2 %
- Diazepam
- Valium 10 mg
- Plester
- Penlight
- Thermometer
- Handscoen
- Masker
III. Optional
- Defibrilator
- AED
IMPLEMENTASI
Keterampilan
menangani
permasalahan jalan
napas dan pernapasan,
minimal level ST 3 atau
sederajat.
Harus mengikuti
pelatihan untuk transfer
pasien dengan sakit
berat / kritis
Perawat:
Minimal 2 tahun bekerja
di ICU
Keterampilan bantuan
hidup dasar dan lanjut
Harus mengikuti
pelatihan untuk transfer
pasien dengan sakit
berat / kritis
(lengkapnya lihat
Lampiran 1)
Keterangan:
a. Derajat 0:
Pasien yang tidak terdapat risiko perburukan kondisi dan yang telah
dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawat
b. Derajat 1:
Pasien dengan risiko perburukan kondisi, yang sebelumnya menjalani
perawatan di High Care Unit (HCU)
c. Derajat 2:
Pasien yang membutuhkan observasi / intervensi lebih ketat, termasuk
penanganan kegagalan satu sistem organ atau perawatan pasca-operasi, dan
pasien yang sebelumnya dirawat di HCU
d. Derajat 3:
Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut (advanced respiratory
support) atau bantuan pernapasan dasar (basic respiratory support) dengan
dukungan / bantuan minimal pada 2 sistem organ, termasuk pasien-pasien
yang membutuhkan penanganan kegagalan multi-organ
Nama :
TRANSFER EKSTERNAL Tgl. Lahir : L/P
No. RM :
Monitoring Transfer ( Kesadaran,Keadaan Umum, TD, Nadi, RR, Suhu) dan tata laksana
Kondisi Sebelum Transfer
Waktu
Kondisi Saat Transfer
Waktu
Kondisi Sesudah Transfer
Waktu