Disusun oleh:
2019
EARLY WARNING SCORE (EWS)
Pencatatan observasi menggunakan National Early Warning System (NEWS) untuk usia >16 th
4-5 Kaji ulang skor oleh PP / PJ shift, diketahui oleh dokter jaga
(orenge) residen dan DPJP (SBAR & TBaK)
Dokter menentukan tindakan sesuai kondisi pasien
Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS setiap 1 jam
Pertimbangkan alih rawat ke ruang intensive/ high care
KASUS
Contoh kasus
Pasien Tn. X, Usia 50 tahun dx...., kondisi saat ini tekanan darah 160/90 mmhg, pernafasan 20x/menit,
HR 110x/menit tingkat kesadaran compos metis, suhu 36oc, saturasi oksigen 97,
Kasus lanjutan
2 jam kemudian psien dilakukan pemeriksaan ttv dan didapatkan hasil pemantauan: tekanan darah
150/80 mmhg, RR 24x/menit, HR 110x/menit, tingkat kesadaran compos metis, saturasi oksigen 96,
nasal kanul O2 3 liter/menit, suhu 36,6oc.
Kasus lanjutan
1 jam kemudian pasien dilakukan pemeriksaan ttv dan di dapatkan hasil pantauan : TD 100/70 mmhg,
RR 25x/menit, HR 135 x/menit, saturasi oksigen 95, RM O2
Didapatkan pada tgl 24/08/19 Pukul 13:00 pasien Tn. X Didaptkan hasil score ews 3
Didapatkan pada tgl 24/08/19 Pukul 15:00 pasien Tn. X Didaptkan hasil score ews 5
4-5 Kaji ulang skor oleh PP / PJ shift, diketahui oleh dokter jaga
(orenge) residen dan DPJP (SBAR & TBaK)
Dokter menentukan tindakan sesuai kondisi pasien
Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS setiap 1 jam
Pertimbangkan alih rawat ke ruang intensive/ high care
Didapatkan pada tgl 24/08/19 Pukul 16:00 pasien Tn. X Didaptkan hasil score ews 13
A. JUDUL JURNAL
“Implementasi Early Warning Score pada Kejadian Henti Jantung di Ruang Perawatan RSUP
Dr.Hasan Sadikin Bandung yang Ditangani Tim Code Blue Selama Tahun 2017 “.
B. PENULIS
Nurul Subhan,Gezy Weita Giwangkencana, M. Andy Prihartono,Doddy Tavianto
E. KESIMPULAN
Pada jurnal ini dijelaskan bahwa kendala yang dialami oleh perawat di RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung masih belum maksimal.Hal ini dikarenakan Selama pengisian
EWS belum menjadi kebiasaan atau rutinitas bagi para petugas kesehatan di rumah sakit
Menjadikan penilaian EWS dirasakan sebagai tambahan beban kerja sehingga menyebabkan
tingkat kepatuhan yang rendah dan kegagalan yang tinggi.
Berdasar atas standar prosedur operasional EWS yang diterapkan di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung tahun 2015 petugas kesehatan sudah melaksanakan pemantauan Early
Warning Sistem Score ( EWSS ) dengan baik sesuai dengan standar tetapi belum mampu
untuk menindaklanjuti perawatan apa yang harus dilakukan setelah nya.Hal ini dikarenakan
masih kurangnya sosialisasi kepada petugas kesehatan untuk menindaklanjuti tindakan yang
sesuai dengan skor EWSS tesebut.
Disamping itu Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi hal ini antara lain
ruang perawatan intensif yang tidak tersedia untuk pasien dengan nilai EWS ≥7 sehingga
observasi tanda vital menjadi tidak maksimal. Faktor lain adalah keputusan keluarga pasien
untuk tidak dilakukan resusitasi.
ANALISIS JURNAL
A. Judul Jurnal
“Efektifitas Elektronik Early Warning System Dalam Identifikasi Perburukan Neonatus Di Unit
Perawatan Intensif: Studi Literatur Review”.
B. Pengarang
Kurniaty Ika Sari Tobing
C. Tahun Terbit, Nomer dan Volume
2018, P ISSN 2621-9530 e ISSN 2621-9514, Volume 1 No.2
D. Alamat Jurnal, Hari, Jam, dan Tanggal Mengunduh
Alamat : http://jurnal.borneo.ac.id/indek.php/borticalth/article/download
Hari, jam, tanggal mengunduh : minggu, 13.00, 8 September 2014
E. Format atau Sistematika Keseluruhan Jurnal
Abstrak
Pendahuluan
Metode
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
Rekomendasi
Referensi
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagaimana diuraikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan early warning system pada neonatal di unit perawatan intensif
secara elektronik dapat membantu memberikan informasi yang adekuat dan berkelanjutan
terhadap pengambilan keputusan klinis sehingga penatalaksanaan yang diberikan pada neonatal
secara tepat dan cepat. Hal tersebut penting untuk dikembangkan karena neonatal merupakan
kelompok usia yang sangat rentan terjadinya perburukan klinis dan sangat cepat untuk terjadinya
kegagalan fungsi organ hingga menyebabkan kematian. Penggunaan elektronik neonatal early
warning system dan aplikasi skor ‘HeRo’ (Heart Rate Observation) dalam mengidentifikasi dini
kondisi perburukan klinis neonatal di unit perawatan intensif menunjukkan penurunan signifikan
terhadap angka kesakitan, kematian dan lama perawatan intensif. Skrining dengan metode
komputerisasi ini memiliki kelebihan karena dapat dilakukan secara kesinambungan sehingga
dapat memberi tanda peringatan pada petugas medis secara tepat ketika pasien beralih dari kondisi
stabil ke perburukan klinis di unit perawatan intensif sebelum onset sepsis muncul. Tetapi dalam
penilaian ‘HeRo’ ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu penilaian skor ‘HeRo’ belum
memberikan diferensiasi dari reaksi obat, penyaklit jantung, trauma otak maupun pembedahan.
Kekurangan lainnya adalah pada variasi nilai fisiologis dan kesulitan dalam referensi penilaian
rentang nilai yang akurat pada setiap perubahan klinis. Penggunaan elektronik Neonatal Early
Warning System (NEWS) dan monitoring skor Heart Rate Observation (HeRo) mendasarkan
penilaiannya pada varian perubahan fisiologis neonatal, mampu memberikan manfaat pada
ketepatan dan kecepatan dalam melakukan pengambilan keputusan klinis pasien, serta
menurunkan angka mortalitas, morbiditas, maupun lama rawat NICU.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniaty Ika Sari Tobing. Efektifitas elektrolit early warning sistem dalam identifikasi perburukan
neoinatuw diunit perawatan intensifi. Journal of Borneo Holistic Health, Volume 1 No. 2 Desember
2018 hal 170-179
http://jurnal.borneo.ac.id/indek.php/borticalth/article/download
http://journal.fk..ac unpad.id/indek.php/jap/article/view
National Early Warning Score Development and Implementation Group (NEWSDIG). (2012).
National Early Warning Score (NEWS): standardising the assessment of acute-illness severity in the
NHS. London: Royal College of Physicians. ISBN 978-1-86016-471-2.