Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan Mkalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalh ini dengan baik. Shawalat beserta salam
semoga tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhannad SAW yang kita nanti
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Penulis mengucap syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen Patient Safety dengan judul
“Early Warning Score”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Sukabumi, 2 September 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Early Warning system Scoring adalah sebuah sistem skoring fisiologis yang umumnya
digunakan di unit medikal bedah sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan. Skoring
EWSS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien.
(Duncan & McMullan, 2012).

Penerapan EWSS di gawat darurat karena terjadinya over crowding,sehingga


memperpanjang waktu tunggu rawat di IGD, Monitoring yang dilakukan tidak optimal
menyebabkan pasien mengalami perburukan dari katagori kuning menjadi merah.

Early warning scores lebih berfokus kepada mendeteksi kegawatan sebelum hal tersebut
terjadi. Sehingga diharapkan dengan tatalaksana yang lebih dini, kondisi yang mengancam
jiwa dapat tertangani lebih cepat atau bahkan dapat dihindari, sehingga output yang
dihasilkan lebih baik (Firmansyah, 2013). Sistem dalam early warning scoring dikenal
dengan sistem “Melacak dan Memicu’,

Pendeteksian dni untuk melacak atau menemukan pasien yang mengalami perburukan
kondisi dengan hasil analisa tanda-tanda vital dalam parameter fisiologis sesuai hasil scoring.
Dan Memicu panggilan team medik reaksi cepat untuk memberikan intervensi secara cepat
pada pasien dengan status kondisi yang memburuk. (NHS, Report 2012)

Penggunaan Early Waring Scores sangat berkaitan erat dengan peran perawat yang
melakukan observasi harian tanda-tanda vital. Perawat melaksanakan asuhan keperawatan,
sebagai care giver memberikan pelayanan dengan melakukan pengkajian harian serta
memonitoring keadaan pasien, ketika terjadi perburukan keadaaan, orang pertama yang
mengetahui adalah perawat oleh karena itu disebut Nursing Early Warning Scores.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Pengerian dari Early Warning Score ?
2. Apakah Tujuan dari Early Warning Score ?
3. Apakah aspek yang dinilai / Parameter dari Early Warning Score ?
4. Bagaimana cara penilaian Early Warning Score ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian Early Warning Score
2. Untuk mengetahui tujuan dari Early Warning Score
3. Untuk mengetahui aspek yang dinilai / parameter dari Early Waning Score
4. Untuk mengetahui cara penilaian Early Warning Score

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN
Early Warning Score merupakan konsep pendekatan proaktif untuk meningkatkan
keselamatan pasien dan hasil klinis pasien yang lebih baik dengan standarisasi pendekatan
asesmen dan menetapkan skoring parameter fisiologis yang sederhana dan mengadopsi
pendekatan ini dari Royal College of Physicians – National Health Services, 2012.
early warning score(EWS) adalah suatu petuntuk panduan bagi seorang tenaga kesehatan
dalam menentukan tingkat penyakit pasien yang di dasarkan pada 6 tanda kardinal
ada 6 tanda kardinal yang di tilai dalam EWS
1. APVU respon
2. tekanan darah
3. nadi
4. suhu
5. respirasi
6. oksigenasi
EWS juga di artikan sebagai metode monitoring untuk mendeteksi perubahan kondisi pasien
secara dini
setiap tanda ardinal mempunya skor masing-masing,
EWS di dasarkan jumlah total setiap sekor tanda kardinal

bagaimana prosedurnya:

1. Perawat mengisikan identitas pasien, tanggal, dan jam observasi


2. Perawat melakukan hand hyginene
3. Perawat mengucapkan salam kepada pasien
4. Perawat menjelaskan bahwa akan dilakukan pengukuran keadaan umum
pasien
5. Perawat menilai tingkat kesadaran pasien dengan ketentuan : a. Tuliskan nilai
0 (nol) bila pasien dalam keadaan sadar b. Tuliskan angka 3 (tiga) bila pasien dalam
keadaan Alert (A), Verbal (V) bila pasien berespon terhadap rangsnng verbal, atau Pain
(P) bila pasien berespon terhadap rangsang nyeri
6. Perawat mengukur tekanan darah pasien : a. Tuliskan angka 0 (nol) bila nilai
tekanan darah sistolik berada pada area wama putih yaitu bila nilai 1 l0-230 b. Tuliskan
ane*a 1 (satu) bila nilai tekanan darah sistolik berada pada area wama biru yaitu bila
nilai I 00- I I0 c. Tuliskan aneka 2 (dua\ bila nilai tekanan darah srstolik berada pada
area wama orange yaitu bila nilai 90-100 d. Tuliskan angka 3 (tiga) bila nilai tekanan
darah sistolik berada pada area warna merah yaitu bila nilai <80 atau > 230
7. Perawat menghitung frekuensi nadi pasien dan mengisikan nilai score sesuai
warna nilai nadi a. Tuliskan angka 0 (nol) bila nilai nadi berada pada area warna putih
yaitu bila nilai 50 - 90 b. Tuliskan angka 1 (satu) bila nilai nadi berada pada area wama
biru yaitu bila nilai 90-l l0 atau 40-50 c. Tuliskan angka 2 (dua) bila nilai nadi berada
pada area wama orange yaitu bila nilai I l0-130 d. Tuliskan angka 3 (tiga) bila nilai
nadi berada pada area wama merah yaitu bila nilai <40 atau > 130
8. Perawat menghitung frekuensi nafas pasien dan mengisikan nilai score sesuai
wama nilai nafas a. Tuliskan angka 0 (nol) bila nilai frekuensi nafas berada pada area
warna putih yaitu bila nilai 12-20 b. Tuliskan angka 1 (satu) bila nilai frekuensi nafas
berada pada area warna biru yaitu bila nilai 9-l I c. Tuliskan angka 2 (dua) bila nilai
frekuensi nafas berada pada area wama orange yaitu bila rilai 2l-24 d. Tuliskan angka 3
(tiga) bila nitai fiekuensi nafas berada pada area warna merah yaitu bila nilai > 25 atau
<8
9. Perawat mengukur suhu pasien dan mengisikan nilai score sesuai warna nilai
suhu a. Tuliskan angka 0 (nol) bila nilai suhu berada pada area wama putih yaitu bila
nilai 360 - 370 b. Tuliskan angka I (satu) bila nilai suhu berada pada area wama biru
yaitu bila nilai 380 atau < 350 c. Tuliskan angka 2 (dua) bila nilai suhu berada pada
area wama orange yaitu bila nilai > 390
10. Perawat menambahkan nilai 2 bila pasien rnendapatkan terapi oksigen
11. Perawat menjumlahkan nilai yang didapat dan mengisikannya di kolom
jumlah score 12. Perawat menilai zona wama sesuai dengan kondisi pasien : a. Zona
putih bila total score 0 (nol) b. Zona biru bila total score I - 4 c. Zona orange bila total
score 5 (lima) atau 3 (tiga) dalam satu pararmeter d. Zona merah bila total skor > 7
12. Perawat melakukan pengkajian nyeri dan mengisikannya di score nyeri
13. Perawat mengisikan intake pasien
14. Perawat mengisikan output urine pasien
15. Perawat mengisikan frekuensi observasi sesuai dengan zona wama yang
didapat dari total score EWS : a. Zona putih : minimal setiap 12 jam sekali b. Zona bim
: minimal setiap 4 - 6 jam sekali c. Zona orange : setiap jam sekali d. Zona merah :
monitoring tanda-tanda vital
16. Perawat menigisikan rencana tindak lanjut sesuai dengan zona wzuna yang
didapat dari total score EWS : a. Znna putih: lanjutkan observasi / monitoring secara
rutin b. Zona biru :
17. perawat pelaksana menginformasikan kepada ketua tim untuk melakukan
asesmen selanjutrrya dan membuat keputusan apakah akan meningkatkan fiekuensi
observasi/monitoring atau perbaikan asuhan yang dibutuhkan oleh pasien c. Zona
orange : - Ketua tim (perawat) segera memberikan informasi tentang kondisi pasien
kepada dokterjaga atau DPJP - Dokter jaga atau DPJP melakukan asesmen sesuai
kompetensinya dan menetukan kondisi pasien apakah dalam penyakit akut - Dokter
jaga atau DPJP menf apkan fasilitas monitoring yang lebih canggih d. Zona merah : -
Ketua tim (perawat) melaporkan kepada tim code blue - Tim code blue melakukan
asesmen segera - Stabilisasi oleh tim code blue dan pasien di rujuk ke lntermediate
Care atau lntensive Care Perawat membubuhkan paraf dan nama jelas Perawat
melakukan monitoring sesuai dengan score EWS
EWS ini berlaku untuk pasien dewasa saja, kalau
anak ada lagi pediatrik earli warning scale

ini lembar EWS untuk observasi pasien untuk menentukan skor EWS

PERUBAHAN:

1. TULIS DI EWS BERAPA TEKANAN DARAHNYA MISAL 120/80(LIHAT SEBELAH


KAKAN SKORNYA BERAPA)
2. TULIS DI EWS NADINYA BERAPA MISAL 80 X/MENIT (LIHAT SEBELAH
KAKAN SKORNYA BERAPA)
3. TULIS DI EWS RESPIRASINYA BERAPA MISAL 18 X/MENIT (LIHAT SEBELAH
KAKAN SKORNYA BERAPA)
4. TULIS APAKAH DIA PAKAI OKSIGEN ATAU TIDAK TULIS SEKORNYA
5. JUMLAHKAN MASING-MASING SKOR (LIHAT PANDUAN DI BAWAH UNTUK
TOTAL SKOR EWS

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan maka didapatkan kesimpulan bahwa dengan adanya early warning
score maka sangat membantu perawat dalam mealukan observasi serta dalam mengambil
keputusan. Hal ini akan dapat mendeteksi sejak dini penurunan kondisi pasien sehingga tidak
terjadi pasien meninggal secara tiba tiba. Tindakan yan sedini mungkin akan mencegah dari
kondisi pasien yang tidak kita inginkan. Dengan pelaksanaan early warning score yang baik
maka tingkat keberhasihan asuhan keperawatan gawat darurat juga akan baik. Keberhasilan
pertolongan terhadap penderita penyakit sangat tergantung dari kecepatan dan ketepatan
dalam melakukan pengkajian awal yang akan menentukan keberhasilan Asuhan Keperawatan

https://www.asuhanperawat.com/2016/11/inilah-manfaat-dan-definisi-early.html

Anda mungkin juga menyukai