A
DENGAN DISFAGIA PADA Ny. I DI RT 02/18 KELURAHAN
CIPANENGAH KECAMATAN LEMBURSITU KOTA
SUKABUMI
Dosen pembimbing :
Disusun oleh :
TAHUN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. A DENGAN
DISFAGIA PADA Ny. I DI RT 02/18 KELURAHAN CIPANENGAH
KECAMATAN LEMBURSITU KOTA SUKABUMI
PENGKAJIAN
1. Data Umum
Genogram
7) Tipe Keluarga
Keluarga Ny. A adalah tipe keluarga single parent family, tidak adanya seorang suami
atau ayah dari anak-anaknya dikarenakan sudah meninggal dunia, mempunyai 2 anak
perempuan
8) Suku/bangsa
keluarga Ny. A adalah suku jawa dan tidak ada bertentangan kesehatan dengan suku
jawa
9) Agama dan kepercayaan
Seluruh anggota keluarga Ny. A beragam Islam, tiap hari keluarga beribadah menurut
ajaran agama islam. Keluarga percaya bahwa penyakit yang dialaminya berasal dari
Allah SWT dan akan sembuh atas kehendak-Nya dan tidak ada keyakinan yang
menyimpang dari agamanya, dan menurutnya agama islam tidak bertentangan dengan
masalah kesehatannya.
10) Status sosial ekonomi
Ny. I (22) mengatakan bahwa penghasilannya mencukupi setiap bulannya dari gaji
kerjanya setiap bulan.
Penghasilannya sebulan sekitar Rp. 3.000.000
Dengan rincian biaya : kebutuhan makan : Rp. 1.200.000
Listrik :Rp. 200.000
Cicilan motor : Rp. 700.000
Biaya lain-lain : Rp. 500.000
Total : Rp. 2.600.000
Barang-barang yang dimiliki yaitu : 1 buah TV, majikom, kulkas, 2 motor, lemari, dll.
Termasuk keluarga pra sejahter :
1. Anggota keluarga makan 2x/hari
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di
rumah/bekerja/sekolah/bepergian
3. Rumah yang ditempati keluarga ada atap, lantai, dinding.
4. Jika ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke pelayanan kesehatan
5. Anak usia 7-16 tahun dalam keluarga bersekolah (wajib belajar 9 tahun)
Ny. A mengatakan Ny. I (22) sedang mengalami sakit tenggorokan dan mengalami
kesulitan menelan, serta apabila ketika makan ia mengalami batuk dan keluar
kembali. Ia sebelumnya memakan kripik pedas dan meminum es dalam frekuensi
yang lebih sering. Suara Ny. I juga mengalami perubahan (serak).
Sedangkan An. I (10) saat ini baru sembuh dari sakitnya sekitar satu minggu yang
lalu, ia mengalami batuk dan pilek serta demam.
15) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga Ny. A mengatakan tidak mempunyai riwayat hipertensi, diabetes, asma, dan
penyakit menular seperti TBC. Ny. A dan An. I (10) mengalami sakit berupa demam,
flu, dan batuk sekitar 1 minggu yang lalu, akan tetapi pada Ny. I (22) mengalami sakit
sampai saat ini.
DATA LINGKUNGAN
16) Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Ny. A adalah perumahan dengan luas tanah 90 m2.
Rumah terdiri atas 1 lantai dengan tipe permanen, lantai keramik, keadaan bersih,
keadaan jalan depan rumah berdebu ketika musim panas, ventilasi dan pencahayaan
rumah baik, keluarga memiliki kamar mandi dan jamban sendiri, keadaan bersih
sumber air dari sumur bor yang tidak berasa, berbau, dan dalam keadaan bersih.
STRUKTUR KELUARGA
22) Struktur peran
Ny. A adalah kepala keluarga saat ini, dikarenakan suaminya meninggal 3 tahun yang
lalu, An. I (22) bekerja untuk menghidupi keluarga, dan An. I (10) masih bersekolah
di sekolah dasar. Dalam melaksanakan peran memang ada peran yang dirasa kurang
yaitu peran sebagai ayah tidak ada di dalam keluarga Ny. A.
23) Nilai atau norma keluarga
Keluarga Ny. A menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama Islam dan
mengharapkan semua anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan
agama. Dalam keluarga diterapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
24) Pola komunikasi keluarga
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Sunda-Indonesia, komuniksi
dilakukan dua arah terutama apabila ada permasalahan diselesaikan secara
musyawarah. Yang bertindak dalam mengambil keputusan adalah Ny. A sebagai
pemimpin di keluarga.
25) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Ny. A satu sama lain saling membantu dan saling mendukung. Peran
sebagai ayah di keluarga Ny. A tidak ada sehingga Ny. I (22) terpaksa menjadi tulang
punggung keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Ny. I merupakan anak
yang berpengaruh di keluarga untuk menghidupi kebutuhan keluarga. Apabila ada
anggota keluarga yang sakit, satu sama lain saling membantu dalam penyembuhan
dari penyakitnya yaitu dengan merawat sebisa mungkin di rumah apabila masih bisa
ditangani oleh keluarga.
FUNGSI KELUARGA
26) Fungsi afektif
Semua anggota keluarga Ny. A saling menyayangi satu sama lain. Apabila ada salah
satu anggota keluarga yang sakit mereka saling membantu untuk merawatnya.
27) Fungsi sosialisasi
Keluarga Ny. A membiasakan dan menekankan anaknya untuk bergaul dengan
teman-temannya entah di dalam lingkungan maupun di luar lingkungan sekitar rumah.
Melaksanakan kegiatan yang diadakan di lingkungan sekitar rumah.
28) Fungsi perawatan kesehatan
a Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
Keluarga Ny. A tidak begitu mengetahui penyebab, tanda dan gejala, serta
penanganan dalam kesulitan menelan pada Ny. I.
b Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
Keluarga belum mampu mengambil keputusan melakukan tindakan ketika Ny.
A (22) mengalami kesulitan dalam menelan.
c Melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
Anggota keluarga belum melakukan tindakan keperawatan pada Ny. A ketika
kesulitan menelan dan hanya membiarkannya saja.
d Menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
Kondisi lingkungan di luar rumah berdebu ketika kondisi cuaca panas.
e Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan sekitar
Keluarga tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam kondisi kesulitan
menelan pada Ny. I (22).
29) Fungsi ekonomi
Penghasilan dari seorang An. I (22) mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, ia
bekerja sebagai karyawan swasta. Tidak ada penghasilan tambahan dari keluarga,
rumah yang ditempati sudah tidak ada cicilan sehingga setiap bulan tidak terlalu besar
pengeluarannya.
30) Fungsi reproduksi
Keluarga Ny. A sudah tidak ada keinginan untuk menikah kembali.
Perilaku KM I KM II KM III KM IV
Menerima petugas puskesmas
Menerima Yankes sesuai rencana
Menyatakan masalah dengan benar
Memanfaatkan sarana kesehatan sesuai
anjuran
Melaksanakan perawatan sederhana sesuai
anjuran
Melaksanakan tindakan pencegahan secara
aktif
Melaksanakan tindakan promotif secara
aktif
Data Objektif
Klien tampak kesulitan saat menelan
makanan
Skala nyeri 3 (1-10)
Suara klien serak
keluarga tampak kebingungan ketika
ditanya tentang penyebab dari kesulitan
menelan dan cara penanganannya.
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
pengkajian
8. Waktu : 30 menit
12. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
2. Menjelaskan
penyebab Memperhatikan
disfagia
3. Menjelaskan
gejala Memperhatikan
disfagia
4. Menjelaskan
penatalaksan
aan klinis
disfagia memperhatikan
5. Menjelaskan
komplikasi
disfagia
6. Memberikan
kesempatan bertanya
untuk
bertanya
14. Evaluasi
A. Definisi Disfagia
B. Penyebab Disfagia
Sulit menelan bisa disebabkan oleh beragam penyakit dan kondisi, seperti
gangguan pada sistem saraf, otot, atau sumbatan di kerongkongan.
C. Gejala Disfagia
Gangguan otot, sumbatan pada kerongkongan, atau penyakit gangguan saraf yang
menyebabkan terjadinya kesulitan menelan atau disfagia. Jika diuraikan lebih lanjut, saat
mengalami difagia, seseorang akan mengalami keluhan dan gejala berikut:
Jika disfagia terjadi pada anak-anak, keluhan dan gejala di bawah ini akan muncul:
D. Penatalaksanaan Disfagia
Penatalaksanaan disfagia diantaranya adalah :
a) Modifikasi diet
Modifikasi diet dilakukan dengan cara mengatur tekstur dan kekentalan makanan sesuai
dengan kemampuan menelan pasien, khususnya pasien yang mengalami kesulitan menelan di
fase oral.
Pola makan pasien dapat diatur, mulai dari makanan berbentuk cair seperti jus, kemudian
ditingkatkan kekentalannya jika kemampuan menelan sudah membaik, hingga diberikan
makanan yang berbentuk padat, seperti roti atau nasi.
b) Terapi menelan
Terapi menelan pada penderita disfagia akan dibimbing oleh terapis khusus. Terapis akan
mengajarkan bagaimana proses menelan selama masa penyembuhan agar pasien tetap dapat
menelan makanan. Terapi ini umumnya ditujukan bagi penderita yang kesulitan menelan
akibat masalahan di mulut.
c) Selang makan
Selang makan umumnya akan dipasang untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan
nutrisinya selama fase pemulihan mulut dan faring. Selain untuk membantu memasukkan
makanan ke saluran pencernaan, selang makan juga dapat digunakan untuk memasukkan
obat-obatan.
Ada 2 jenis selang makan, yaitu selang nasogastrik (NGT) dan selang gastrostomi endoskopi
perkutan (PEG). Selang NGT dipasang melalui hidung kemudian menuju lambung.
Sedangkan selang PEG dipasang langsung ke dalam lambung melalui kulit luar perut.
d) Obat-obatan
Pemberian obat-obatan pada penderita disfagia akan disesuaikan dengan penyebab disfagia.
Beberapa jenis obat-obatan yang dapat diberikan kepada penderita disfagia antara lain:
e) Operasi
Operasi untuk mengatasi disfagia biasanya dilakukan jika ada kelainan di esofagus. Operasi
bertujuan untuk memperlebar esofagus yang menyempit, sehingga makanan bisa lewat
dengan mudah. Ada 2 metode operasi yang dapat dilakukan untuk memperlebar esofagus,
yaitu:
Dilatasi, yaitu salah satu prosedur medis untuk melebarkan bagian esofagus yang
menyempit dengan balon atau alat businasi
Pemasangan stent, yaitu berupa tabung logam yang bisa dipasang di esofagus untuk
memperlebar saluran esofagus yang menyempit
f) Perubahan gaya hidup
Untuk membantu meringankan gejala yang timbul akibat disfagia, penderita dapat mengubah
kebiasaan makan dan hidup, seperti:
E. Komplikasi Disfagia
Jika tidak ditangani dengan baik, disfagia dapat menimbulkan komplikasi berupa:
Malnutrisi
Dehidrasi
Penurunan berat badan karena kekurangan asupan nutrisi dan cairan
Infeksi saluran pernafasan atas
Pneumonia
DAFTAR PUSTAKA SAP
(Soetikno, 2007)
Soetikno, R. . . (2007). Pencitraan Disfagia. Pustaka Unpad.
(Nayoan, 2017)
Nayoan, C. R. (2017). Gambaran Penderita Disfagia yang Menjalani Pemeriksaan Fiberoptic
Endoscopic Evaluation Of Swallowing di RSUP DR . Kariadi Semarang Periode 2015 -
2016 Christin Rony Nayoan Departemen IK THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako / Healthy Tadulako J. Kesehatan Tadulako, 3(2), 47–56.