Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.

A
DENGAN DISFAGIA PADA Ny. I DI RT 02/18 KELURAHAN
CIPANENGAH KECAMATAN LEMBURSITU KOTA
SUKABUMI

Dosen pembimbing :

Herlina Lidiyawati, S.Kep,. Ners,. M.Kep

Disusun oleh :

Adi Yusup (32722001D18002)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

TAHUN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. A DENGAN
DISFAGIA PADA Ny. I DI RT 02/18 KELURAHAN CIPANENGAH
KECAMATAN LEMBURSITU KOTA SUKABUMI

PENGKAJIAN

1. Data Umum

1) Kepala Keluarga : Ny. A


2) Umur : 46 tahun
3) Alamat : Cipanengah
4) Pekerjaan KK : Ibu rumah tangga
5) Pendidikan KK : SMA
6) Komposisi Keluarga

Status Imunisasi Ket


Hub Pen
N Jenis B Polio DPT Hepatitis Campak
Nama dgn Didi Umur 4
o kelamin C
KK kan 1 2 3 1 2 3 1 2 3
G
perempua
1 Ny. I Anak S1 22 thn -    - - - - - - - Sakit
n 
Perempua
2 An. I Anak SD 10 thn -    - - - - - - Sehat
n 

Genogram
7) Tipe Keluarga
Keluarga Ny. A adalah tipe keluarga single parent family, tidak adanya seorang suami
atau ayah dari anak-anaknya dikarenakan sudah meninggal dunia, mempunyai 2 anak
perempuan
8) Suku/bangsa
keluarga Ny. A adalah suku jawa dan tidak ada bertentangan kesehatan dengan suku
jawa
9) Agama dan kepercayaan
Seluruh anggota keluarga Ny. A beragam Islam, tiap hari keluarga beribadah menurut
ajaran agama islam. Keluarga percaya bahwa penyakit yang dialaminya berasal dari
Allah SWT dan akan sembuh atas kehendak-Nya dan tidak ada keyakinan yang
menyimpang dari agamanya, dan menurutnya agama islam tidak bertentangan dengan
masalah kesehatannya.
10) Status sosial ekonomi
Ny. I (22) mengatakan bahwa penghasilannya mencukupi setiap bulannya dari gaji
kerjanya setiap bulan.
Penghasilannya sebulan sekitar Rp. 3.000.000
Dengan rincian biaya : kebutuhan makan : Rp. 1.200.000
Listrik :Rp. 200.000
Cicilan motor : Rp. 700.000
Biaya lain-lain : Rp. 500.000
Total : Rp. 2.600.000
Barang-barang yang dimiliki yaitu : 1 buah TV, majikom, kulkas, 2 motor, lemari, dll.
Termasuk keluarga pra sejahter :
1. Anggota keluarga makan 2x/hari
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di
rumah/bekerja/sekolah/bepergian
3. Rumah yang ditempati keluarga ada atap, lantai, dinding.
4. Jika ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke pelayanan kesehatan
5. Anak usia 7-16 tahun dalam keluarga bersekolah (wajib belajar 9 tahun)

11) Aktivitas rekreasi keluarga


Keluarga mengatakan tidak mempunyai aktifitas rutin untuk berekreasi ke luar kota,
karena memang kebiasaan keluarga yang tidak sering melakukan rekreasi. Keluarga
berkumpul setiap selesai magrib, dan pada waktu libur akhir pekan
12) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Keluarga Ny. A merupakan tahap perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa.
Dengan tugas perkembangan keluarga yaitu : memperluas keluarga inti menjadi
keluarga besar, membantu orangtua suami/istri yang mengalami sakit dan memasuki
masa tua, mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak.
13) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini keluarga Ny. A memasuki tahap perkembangan usia anak dewasa, yang
belum terpenuhi tugas perkembangannya adalah : memperluas keluarga inti menjadi
keluarga besar, anak pertama usia 22 tahun belum menikah dan belum lepas dari
orangtua.
14) Riwayat kesehatan keluarga inti

Ny. A mengatakan Ny. I (22) sedang mengalami sakit tenggorokan dan mengalami
kesulitan menelan, serta apabila ketika makan ia mengalami batuk dan keluar
kembali. Ia sebelumnya memakan kripik pedas dan meminum es dalam frekuensi
yang lebih sering. Suara Ny. I juga mengalami perubahan (serak).

Sedangkan An. I (10) saat ini baru sembuh dari sakitnya sekitar satu minggu yang
lalu, ia mengalami batuk dan pilek serta demam.
15) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga Ny. A mengatakan tidak mempunyai riwayat hipertensi, diabetes, asma, dan
penyakit menular seperti TBC. Ny. A dan An. I (10) mengalami sakit berupa demam,
flu, dan batuk sekitar 1 minggu yang lalu, akan tetapi pada Ny. I (22) mengalami sakit
sampai saat ini.
DATA LINGKUNGAN
16) Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Ny. A adalah perumahan dengan luas tanah 90 m2.
Rumah terdiri atas 1 lantai dengan tipe permanen, lantai keramik, keadaan bersih,
keadaan jalan depan rumah berdebu ketika musim panas, ventilasi dan pencahayaan
rumah baik, keluarga memiliki kamar mandi dan jamban sendiri, keadaan bersih
sumber air dari sumur bor yang tidak berasa, berbau, dan dalam keadaan bersih.

17) Denah rumah


18) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga bertempat tinggal di perumahan, karakteristik orang perumahan kurang
begitu bersosialisasi akan tetapi berjalan dengan kondusif dan tenang sehingga tidak
terjadi konflik sekitar tetangga. Tetangga Ny. A mayoritas beragama islam, jarak
rumah dengan tempat ibadah dekat, dan jarak rumah ke tempat fasilitas kesehatan
sekitar 2 km dengan menggunakan roda 4 maupun roda 2.
Kegiatan di lingkungan RW sering mengadakan acara-acara keagamaan seperti
maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Mi’raj, dan kegiatan lainnya seperti acara 17
agustusan, pemilihan RT/RW.
19) Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny. A mengalami mobilitas geografis, sebelumnya bertempat tinggal di
Pangleseran, Kabupaten Sukabumi sampai tahun 2004, kemudian pindah ke
Cipanengah dari tahun 2004 sampai sekarang.
20) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Waktu untuk berkumpul dengan keluarga yaitu setelah magrib dan sepulang An. I
(22) bekerja sebagai karyawan swasta. Ny. A sering bersosialisasi dengan masyarakat
sekitar, sedangkan An. I (22) kurang begitu bersosialisasi dengan masyarakat, anak
yang terakhir sering bermain dengan teman di lingkungan sekitar rumahnya.
21) Sistem pendukung keluarga
Keluarga Ny. A dalam keadaan sehat kecuali pada An. I (22) dalam keadaan sakit,
fasilitas kesehatan yang sering digunakan adalah klinik dan puskesmas di sekitar
rumah dengan anggota keluarga memiliki kartu BPJS sehingga sangat membantu
apabila salah satu anggota keluarga mengalami sakit.

STRUKTUR KELUARGA
22) Struktur peran
Ny. A adalah kepala keluarga saat ini, dikarenakan suaminya meninggal 3 tahun yang
lalu, An. I (22) bekerja untuk menghidupi keluarga, dan An. I (10) masih bersekolah
di sekolah dasar. Dalam melaksanakan peran memang ada peran yang dirasa kurang
yaitu peran sebagai ayah tidak ada di dalam keluarga Ny. A.
23) Nilai atau norma keluarga
Keluarga Ny. A menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama Islam dan
mengharapkan semua anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan
agama. Dalam keluarga diterapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
24) Pola komunikasi keluarga
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Sunda-Indonesia, komuniksi
dilakukan dua arah terutama apabila ada permasalahan diselesaikan secara
musyawarah. Yang bertindak dalam mengambil keputusan adalah Ny. A sebagai
pemimpin di keluarga.
25) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Ny. A satu sama lain saling membantu dan saling mendukung. Peran
sebagai ayah di keluarga Ny. A tidak ada sehingga Ny. I (22) terpaksa menjadi tulang
punggung keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Ny. I merupakan anak
yang berpengaruh di keluarga untuk menghidupi kebutuhan keluarga. Apabila ada
anggota keluarga yang sakit, satu sama lain saling membantu dalam penyembuhan
dari penyakitnya yaitu dengan merawat sebisa mungkin di rumah apabila masih bisa
ditangani oleh keluarga.

FUNGSI KELUARGA
26) Fungsi afektif
Semua anggota keluarga Ny. A saling menyayangi satu sama lain. Apabila ada salah
satu anggota keluarga yang sakit mereka saling membantu untuk merawatnya.
27) Fungsi sosialisasi
Keluarga Ny. A membiasakan dan menekankan anaknya untuk bergaul dengan
teman-temannya entah di dalam lingkungan maupun di luar lingkungan sekitar rumah.
Melaksanakan kegiatan yang diadakan di lingkungan sekitar rumah.
28) Fungsi perawatan kesehatan
a Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
Keluarga Ny. A tidak begitu mengetahui penyebab, tanda dan gejala, serta
penanganan dalam kesulitan menelan pada Ny. I.
b Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
Keluarga belum mampu mengambil keputusan melakukan tindakan ketika Ny.
A (22) mengalami kesulitan dalam menelan.
c Melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
Anggota keluarga belum melakukan tindakan keperawatan pada Ny. A ketika
kesulitan menelan dan hanya membiarkannya saja.
d Menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
Kondisi lingkungan di luar rumah berdebu ketika kondisi cuaca panas.
e Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan sekitar
Keluarga tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam kondisi kesulitan
menelan pada Ny. I (22).
29) Fungsi ekonomi
Penghasilan dari seorang An. I (22) mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, ia
bekerja sebagai karyawan swasta. Tidak ada penghasilan tambahan dari keluarga,
rumah yang ditempati sudah tidak ada cicilan sehingga setiap bulan tidak terlalu besar
pengeluarannya.
30) Fungsi reproduksi
Keluarga Ny. A sudah tidak ada keinginan untuk menikah kembali.

STRESS DAN KOPING KELUARGA


31) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor jangka panjang pada Ny. A mengkhawatirkan pada kondisi Ny. I.
Stressor jangka pendek pada Ny. I kesulitan menelan sehingga ia mengalami kesulitan
dalam asupann nutrisi
32) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga kuat dan menerima segala ketentuan dan takdir yang menimpanya.
33) Strategi koping yang digunakan
Memusyawarahkan dan menceritakan tentang keluhan yang diderita Ny. I dengan
kesulitan menelan pada keluarga dan memutuskan untuk pergi ke pelayanan
kesehatan atau dirawat di rumah saja.
34) Strategi adaptasi disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga untuk mengatasi
masalah secara mal adaptif.
35) Harapan keluarga
Keluarga berharap anggota keluarganya bisa sembuh dari penyakitnya dan keluarga
berharap bisa mendapatkan masa depan yang lebih cerah serta mendapatkan
kebahagiaan yang lebih baik lagi.

36) Pengkajian keluarga mandiri

Perilaku KM I KM II KM III KM IV
Menerima petugas puskesmas 
Menerima Yankes sesuai rencana 
Menyatakan masalah dengan benar 
Memanfaatkan sarana kesehatan sesuai 

anjuran
Melaksanakan perawatan sederhana sesuai 

anjuran
Melaksanakan tindakan pencegahan secara 

aktif
Melaksanakan tindakan promotif secara 

aktif

Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga

Pemeriksaan fisik Ny. I (22) Ny. A


Keadaan umum, tanda vital Komposmentis Komposmentis
TD : 110/80 mmHg TD : 120/80 mmHg
N : 103 x/menit N : 92 x/menit
S : 36,5 °C S : 37 °C
RR : 20x/menit RR : 19 x /menit
BB : 50 kg BB : 60 kg
TB : 159 cm TB : 160 cm
Kepala Tidak ada edema, kulit Tidak ada edema, kulit
kepala bersih, rambut lurus, kepala bersih, distribusi
distribusi rambut baik rambut baik
Mata Mata tidak anemis, refleks Mata tidak anemis, refleks
pupil baik, fungsi pupil baik, fungsi
penglihatan baik penglihatan baik
Telinga Pendengaran berfungsi Fungsi pendengaran baik,
dengan baik, kebersihan tidak ada gangguan fungsi
terjaga, tidak adanya pendengaran, kebersihan
gangguan dalam telinga terjaga
pendengaran
Hidung Tidak ada sekret, penciuman Tidak ada sekret, penciuman
tidak terganggu, tidak ada tidak terganggu, tidak ada
pernapasan cuping hidung pernapasan cuping hidung
Mulut Mukosa mulut baik, tidak Mukosa mulut baik, tidak
ada pembesaran tonsil, ada pembesaran tonsil,
kemampuan menelan kurang kemampuan menelan cukup
baik baik dan tidak ada kendala
Leher Tidak ada benjolan, bentuk Tidak ada benjolan, bentuk
simetris, tidak ada simetris, tidak ada
pembesaran pada leher pembesaran pada leher.
Dada Bentuk dada simetris, bunyi Bentuk dada simetris, bunyi
paru lup dup jantung lup dup
Abdomen Bentuk simetris, tidak ada Bentuk simetris, tidak ada
nyeri tekan/nyeri lepas pada nyeri tekan pada semua sisi
semua kuadran abdomen
Tangan Tidak ada pembengkakan, Tidak ada pembengkakan,
ada bekas jahitan di tangan pergerakan tangan tidak ada
kanan, turgor kulit baik, yang terganggu, CRT <3
esktremitas hangat, detik, kebersihan baik,
kebersihan baik, CRT ekstremitas hangat
<3detik
Kaki Tidak ada pembengkakan, Tidak ada pembengkakan,
ekstremitas hangat, turgor ekstremitas hangat, turgor
kulit baik, kebersihan baik kulit baik, kebersihan baik.
ANALISA DATA

No. Data Masalah


1 Data subjektif Domain 2 : nutrisi
 Ny.I mengatakan mengalami kesulitan Kelas 1 : makan
saat menelan Kode : 00103
 Ny. I mengatakan mengalami batuk saat Gangguan menelan pada
akan makan sehingga makanan keluar Ny. I
lagi
 Ny. I tidak mengetahui penyebab dari
kesulitan menelan dan cara
penanganannya.

Data Objektif
 Klien tampak kesulitan saat menelan
makanan
 Skala nyeri 3 (1-10)
 Suara klien serak
 keluarga tampak kebingungan ketika
ditanya tentang penyebab dari kesulitan
menelan dan cara penanganannya.
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Data Dx kep NOC NIC


1. kode Diagnosis kode Kriteria hasil Kode intervensi
Data subjektif 00103 Gangguan TUK 1 Keluarga mampu mengenal
 Klien menelan Setelah dilakukan intevensi masalah
mengatakan pada Ny. I keluarga mampu mengenal Level 1 domain 3 :
mengalami masalah dengan kriteria perilaku
kesulitan saat hasil : Level 2 kelas S :
menelan Level 1 domain 4 : Pendidikan pasien
 Klien Pengetahuan tentang Level 3 intervensi :
mengatakan kesehatan dan perilaku 5510 Pendidikan pasien
mengalami Level 2 kelas GG :
batuk saat Pengetahuan kondisi  Tentukan pengetahuan
akan makan kesehatan kesehatan dan gaya
sehingga 1813 Level 3 outcome : hidup perilaku saat ini
makanan Pengetahuan : rejimen pada individu, keluarga.
keluar lagi penanganan  Rumuskan tujuan dalam
 Klien tidak program pendidikan
mengetahui Skala target outcome kesehatan
penyebab dari meningkat dari skala 2  Berikan ceramah untuk
kesulitan (pengetahuan terbatas) menyampaikan informasi
menelan dan Menjadi 4 (pengetahuan baik)  Tekankan pentingnya
cara dengan indikator : pola makan yang sehat,
penangananny 181310 Proses penyakit tertentu tidur, berolahraga, dan
a. 181315 Teknik pemantauan sendiri lain-lain bagi individu,
Data Objektif 181304 Efek yang diharapkan dari keluarga yang
 Klien tampak pengobatan meneladani nilai dan
kesulitan saat 181309 Prosedur yang dianjurkan perilaku ini dari orang
menelan 181305 Diet yang dianjurkan lain.
makanan
 Suara klien
serak
 keluarga
tampak
kebingungan
ketika ditanya
tentang
penyebab dari
kesulitan
menelan dan
cara
penangananny
a.
2. TUK 2 Level 1 domain 6 :
Setelah dilakukan intervensi Sistem kesehatan
keluarga mampu memutuskan Level 2 kelas Y :
tindakan keperawatan dengan Mediasi sistem kesehatan
kriteria hasil : Level 3 intervensi :
Level 1 domain 4 : 7400 Panduan sistem pelayanan
Pengetahuan tentang kesehatan
kesehatan dan perilaku
Level 2 kelas Q :  Menginformasikan
Perilaku sehat pasien atau keluarga
Level 3 outcome : bagaimana menguji
Partisipasi dalam keputusan keputusan yang dibuat
1606 keperawatan kesehatan oleh penyedia layanan
kesehatan dengan pasien
Skala target outcome atau keluarga dengan
meningkat dari skala 3 tepat
(kadang-kadang  Mengoordinasikan
menunjukkan) rujukan ke penyedia
Menjadi 5 (secara konsisten layanan kesehatan yang
menunjukkan) dengan relevan dan tepat
indikator :  Mengidentifikasi dan
Indentifikasi prioritas luaran fasilitasi komunikasi
160606 kesehatan
Mendefinisikan pilihan yang antara penyedia layanan
160604 tersedia kesehatan dengan pasien
Mengevaluasi kepuasan atau keluarga dengan
160615 dengan luaran perawatan tepat
kesehatan.  Menginformasikan
mengenai perbedaan
berbagai jenis pelayanan
kesehatan (misalnya RS,
klinik, puskesmas,
praktik dokter mandiri,
ataupun praktik perawat
mandiri) dengan tepat.
3 TUK 3 Level 1 domain 1 :
Setelah dilakukan intervensi fisiologis : dasar
keluarga mampu melakukan Level 2 kelas D :
perawatan dengan kriteria Dukungan nutrisi
hasil : Level 3 intervensi :
Level 1 domain 1 : 1860 Terapi menelan
Fungsi kesehatan
Level 2 kelas D :  Tentukan kemampuan
Perawatan diri pasien untuk
0301 Level 3 outcome : memfokuskan perhatian
Perawatan diri : makan pada belajar/melakukan
tugas makan dan
Skala target outcome menelan
meningkat dari skala 3  Hilangkan distraksi dari
(cukup adekuat) lingkungan sekitar
Menjadi 4 (sebagian besar sebelum bekerja dengan
adekuat) dengan indikator : pasien dalam proses
030111 Memanipulasi makanan di belajar menelan.
mulut  Sediakan alat bantu,
030112 Mengunyah makanan sesuai kebutuhan
030113 Menelan makanan  Hindari penggunaan
030117 Menelan minuman sedotan untuk minum
030114 Menghabiskan makanan  Bantu pasien untuk
duduk tegak (sebisa
mungkin mendekati 90°)
untuk makan/latihan
menelan.
 Instruksikan
pasien/pemberi
perawatan untuk
memantau gejala pasien
tersedak.

4 TUK 4 Level 1 domain 4 :


Setelah dilakukan intervensi Keamanan
keluarga mampu Level 2 kelas V :
memodifikasi lingkungan Manajemen risiko
dengan kriteria hasil : Level 3 intervensi :
Level 1 domain 4 : 6482 Manajemen lingkungan :
Pengetahuan tentang kenyamanan
kesehatan dan perilaku
Level 2 kelas HH :  Fasilitasi tindakan-
keamanan tindakan kebersihan
Level 3 outcome : untuk menjaga
1910 Keamanan lingkungan rumah kenyamanan individu
atau keluarga
Skala target outcome  Sediakan lingkungan
meningkat dari skala 2 yang aman dan bersih
(cukup adekuat)
Menjadi 4 (sebagian besar
adekuat) dengan indikator :

191030 Kebersihan hunian dan


lingkungan sekitar
5 TUK 5 Level 1 domain 6 :
Setelah dilakukan intervensi Sistem kesehatan
keluarga mampu Level 2 kelas a :
memanfaatkan fasilitas Manajemen sistem kesehatan
pelayanan kesehatan dengan Level 3 intervensi :
kriteria hasil : 7680 Bantuan pemeriksaan
Level 1 domain 4 :
Pengetahuan tentang  Ingatkan dokter jika ada
kesehatan dan perilaku temuan yang tidak
Level 2 kelas Q : normal (misalnya nilai
Perilaku sehat hasil laboratorium, hasil
Level 3 outcome : radiologi dan apa yang
Perilaku skrining kesehatan menjadi perhatian pasien
1634 pribadi dan keluarga)
 Beri penguatan bagi
Skala target outcome perilaku yang diharapkan
meningkat dari skala 2 selama pemeriksaan
(jarang menunjukkan)  Fasilitasi penggunaan
Menjadi 4 (sering peralatan yang sesuai.
menunjukkan) dengan
indikator :
Mengenali adanya risiko
163401 penyakit

IMPLEMENTASI

No Dx Kep Hari, Implementasi Paraf Evaluasi Paraf


tanggal/
waktu
1. (00103) Kamis, 3 Impelementasi 1 (TUK 1) Adi S:
Ganggua Des Keluarga mampu mengenal yusuf  keluarga mengatakan paham mengenai materi
n menelan 2020. masalah disfagia penyebab dan cara penanganan kesulitan
pada Ny. Pukul 1. menentukan pengetahuan menelan pada Ny. I
I 18.00 kesehatan dan gaya hidup  keluarga mengatakan mampu mengidentifikasi
WIB perilaku saat ini pada individu, faktor-faktor beperilaku hidup sehat
keluarga. O:
2. merumuskan tujuan dalam  Keluarga terbuka saat diajak komunikasi
program pendidikan kesehatan  Dukungan penuh dari pihak keluarga untuk
3. memberikan ceramah untuk kesembuhan Ny. I
menyampaikan informasi A:
4. menekankan pentingnya pola Masalah teratasi ditandai dengan skala target outcome
makan yang sehat, tidur, menjadi 4 (pengetahuan baik)
berolahraga, dan lain-lain bagi P : intervensi dihentikan
individu, keluarga yang
meneladani nilai dan perilaku
ini dari orang lain.
Kamis, 3 Implementasi 2 (TUK 2) Adi S:
Des Keluarga mampu mengambil yusuf  Keluarga tampak mendengarkan saat petugas
2020. keputusan tindakan keperawatan kesehatan menyampaikan rencana yang akan
Pukul 1. Menginformasikan pasien atau dilakukan beberapa hari kedepan
18.30 keluarga bagaimana menguji  Keluarga mengatakan tahu mengenai solusi
WIB keputusan yang dibuat oleh alternatif yang dijelaskan
penyedia layanan kesehatan O:
dengan pasien atau keluarga  Keluarga dapat menerima informasi yang
dengan tepat diberikan
2. Mengoordinasikan rujukan ke  Keluarga merujuk Ny. I ke pelayanan kesehatan
penyedia layanan kesehatan ketika ia sakit.
yang relevan dan tepat  Keluarga mempunyai kartu peserta BPJS
3. Mengidentifikasi dan fasilitasi
komunikasi antara penyedia A:
layanan kesehatan dengan Masalah teratasi ditandai dengan outcome meningkat
pasien atau keluarga dengan menjadi 4 (sering menunjukkan)
tepat P : intervensi dihentikan
4. Menginformasikan mengenai
perbedaan berbagai jenis
pelayanan kesehatan (misalnya
RS, klinik, puskesmas, praktik
dokter mandiri, ataupun
praktik perawat mandiri)
dengan tepat.
Kamis, 3 Implementasi 3 (TUK 3) Adi S:
Des Keluarga mampu melakukan yusuf  Ny. I mengatakan dapat menelan dengan duduk
2020. perawatan tegak 90°
Pukul 1. menentukan kemampuan  Ny. I mengatakan kesulitan menelan berkurang
19.00 pasien untuk memfokuskan O:
WIB perhatian pada  Keluarga dapat melaksanakan intruksi perawat
belajar/melakukan tugas dan mampu membantu merawat Ny. I
makan dan menelan  Keluarga dapat menyediakan dan memonitor
2. menghilangkan distraksi dari konsistensi makanan/minuman pada Ny. I
lingkungan sekitar sebelum  Ny. I dapat menelan makanan dan minuman
bekerja dengan pasien dalam A : masalah teratasi ditandai dengan outcome
proses belajar menelan. meningkat menjadi 4 (sebagian besar adekuat)
3. Sediakan alat bantu, sesuai P : intervensi dihentikan
kebutuhan
4. Hindari penggunaan sedotan
untuk minum
5. Bantu pasien untuk duduk
tegak (sebisa mungkin
mendekati 90°) untuk
makan/latihan menelan.
6. Instruksikan pasien/pemberi
perawatan untuk memantau
gejala pasien tersedak.

Kamis, 3 Implementasi 4 (TUK 4) Adi S:


Des Keluarga mampu memodifikasi yusuf  Keluarga mengatakan selalu membuat
2020. lingkungan lingkungan di sekitarnya nyaman
19.30 1. Fasilitasi tindakan-tindakan  Jika cuaca panas, keluarga mengatakan di
WIB kebersihan untuk menjaga halaman depan rumah sesekali disiram agar tidak
kenyamanan individu atau berdebu
keluarga O:
2. Sediakan lingkungan yang  Rumah dan sekitarnya tampak bersih dan
aman dan bersih nyaman
A : masalah teratasi ditandai dengan skala outcome
menjadi 4 ( sebagian besar adekuat)
P : Intervensi dihentikan
Kamis, 3 Implementasi 5 (TUK 5) Adi S:
Des Keluarga mampu memanfaatkan yusuf Ny. A mengatakan sering memanfaatkan fasilitas
2020. fasilitas kesehatan kesehatan apabila ia dan keluarganya mengalami sakit.
20.00 1. Ingatkan dokter jika ada O:
WIB temuan yang tidak normal Ny. I menunjukkan bukti telah berobat ke klinik.
(misalnya nilai hasil A : masalah teratasi ditandai dengan meningkatnya
laboratorium, hasil radiologi outcome menjadi skala 4 (secara konsisten
dan apa yang menjadi menunjukkan)
perhatian pasien dan keluarga) P : Intervensi dihentikan
2. Beri penguatan bagi perilaku
yang diharapkan selama
pemeriksaan
3. Fasilitasi penggunaan peralatan
yang sesuai.
LAMPIRAN FOTO

pengkajian

Tahapan implementasi (penkes dan kondisi lingkungan rumah)


LAMPIRAN SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PROMOSI KESEHATAN MENINGKATKAN PENGETAHUAN MENGENAI DISFAGIA

1. Area /Pesan Pokok : meningkatkan pengetahuan tentang disfagia

2. Tujuan Pendidikan : Memberikan pengetahuan mengenai disfagia

3. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai disfagia, peserta diharapkan dapat


mengetahui tentang disfagia dengan baik.

4. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah mendapat penjelasan tentang konsep gizi seimbang, peserta dapat :

a) Mengetahui definisi disfagia


b) Mengetahui penyebab disfagia
c) Mengetahui gejala disfagia
d) Mengetahui penatalaksanaan klinis disfagia
e) Mengetahui komplikasi disfagia

5. Target / Sasaran : keluarga Ny. A

6. Hari/tanggal : kamis, 3 Desember 2020

7. Tempat : Rumah Ny. A

8. Waktu : 30 menit

9. Pelaksana : 1 Mahasiswa STIKESMI

10. Materi Penyuluhan


a Definisi disfagia
b Penyebab disfagia
c Gejala disfagia
d Penatalaksanaan disfagia
e Komplikasi disfagia

11. Metode pendidikan : Ceramah

12. Media

1. Leaflet
2. Lembar balik

13. Kegiatan Penyuluhan

Tahap kegiatan Kegiatan pengajar Kegiatan sasaran waktu


pembukaan 1. memperkenalkan Menyambut salam 5 menit
diri dan mendengarkan
2. menjelaskan Mendengarkan
tujuan dari
penyuluhan
3. melakukan Mendengarkan
kontrak waktu
4. menyebutkan Mendengarkan
materi penyuluhan
yang akan diberikan
penyajian 1. Menjelaskan Memperhatikan
definisi 15 menit
disfagia

2. Menjelaskan
penyebab Memperhatikan
disfagia

3. Menjelaskan
gejala Memperhatikan
disfagia
4. Menjelaskan
penatalaksan
aan klinis
disfagia memperhatikan
5. Menjelaskan
komplikasi
disfagia
6. Memberikan
kesempatan bertanya
untuk
bertanya

Evaluasi Evaluasi: Menjawab 5 menit


Menanyakan pada
peserta tentang
materi yang
diberikan dan
berikan
reinforcement
kepada peserta bila
dapat menjawab.
Penutup mengucapkan Menjawab salam 5 menit
terimakasih kepada
peserta dan
mengucapkan salam

14. Evaluasi

1. Mengetahui definisi disfagia


2. Mengetahui penyebab disfagia
3. Mengetahui gejala disfagia
4. Mengetahui penatalaksanaan klinis disfagia
5. Mengetahui komplikasi disfagia
LAMPIRAN (materi)

A. Definisi Disfagia

Disfagia merupakan gejala kegagalan memindahkan bolus makanan dari


rongga mulut sampai ke lambung yang serius seperti malnutrisi, dehidrasi, pneumonia
aspirasi, abses paru, dan bahkan kematian. Disfagia atau gangguan menelan
merupakan kelainan yang umur terjadi, disfagia bukan suatu penyakit tetapi gejala
atau kumpulan gejala yang berhubungan dengan kesulitan menelan. Disfagia
merupakan gejala kegagalan memindahkan bolus makanan dari rongga mulut sampai
ke lambung atau proses pencernaan, dimana proses ini membutuhkan aktifitas
neuromuskuler yang kompleks dan koordinasi yang cepat dari struktur dalam cavum
oris, faring, laring, dan esofagus.

B. Penyebab Disfagia
Sulit menelan bisa disebabkan oleh beragam penyakit dan kondisi, seperti
gangguan pada sistem saraf, otot, atau sumbatan di kerongkongan.

 Sumbatan atau penyempitan di kerongkongan, seperti kanker mulut, kanker


tenggorokan, benda asing, terbentuknya jaringan parut akibat GERD, atau prosedur
radioterapi, peradangan yang terjadi di kerongkongan (esofagitis), atau gondok
 Gangguan pada otot, yang bisa disebabkan oleh penyakit skleroderma atau akhalasia
 Gangguan pada sistem saraf, seperti stroke, demensia, penyakit Parkinson, multiple
sclerosis, tumor otak, atau myasthenia gravis
 Kelainan kongenital, seperti cerebral palsy atau bibir sumbing

C. Gejala Disfagia

Gangguan otot, sumbatan pada kerongkongan, atau penyakit gangguan saraf yang
menyebabkan terjadinya kesulitan menelan atau disfagia. Jika diuraikan lebih lanjut, saat
mengalami difagia, seseorang akan mengalami keluhan dan gejala berikut:

 Sulit menelan makanan atau minuman


 Rasa nyeri saat menelan
 Makanan terasa tersangkut di dalam tenggorokan
 Tersedak atau batuk ketika makan dan minum
 Air liur yang keluar terus-menerus
 Berat badan yang turun akibat sulit makan
 Makanan yang sudah ditelan keluar kembali
 Asam lambung yang naik ke tenggorokan
 Nyeri ulu hati
 Suara menjadi serak
 Kebiasaan berubah, misalnya menjadi lebih sering memotong makanan menjadi
lebih kecil atau menghindari makanan tertentu

Jika disfagia terjadi pada anak-anak, keluhan dan gejala di bawah ini akan muncul:

 Makanan atau minuman sering keluar dari mulut


 Sering memuntahkan kembali makanan saat sedang makan
 Tidak mau mengonsumsi makanan tertentu
 Sulit bernapas pada saat sedang makan
 Berat badan yang turun secara drastis

D. Penatalaksanaan Disfagia
Penatalaksanaan disfagia diantaranya adalah :
a) Modifikasi diet

Modifikasi diet dilakukan dengan cara mengatur tekstur dan kekentalan makanan sesuai
dengan kemampuan menelan pasien, khususnya pasien yang mengalami kesulitan menelan di
fase oral.

Pola makan pasien dapat diatur, mulai dari makanan berbentuk cair seperti jus, kemudian
ditingkatkan kekentalannya jika kemampuan menelan sudah membaik, hingga diberikan
makanan yang berbentuk padat, seperti roti atau nasi.

b) Terapi menelan

Terapi menelan pada penderita disfagia akan dibimbing oleh terapis khusus. Terapis akan
mengajarkan bagaimana proses menelan selama masa penyembuhan agar pasien tetap dapat
menelan makanan. Terapi ini umumnya ditujukan bagi penderita yang kesulitan menelan
akibat masalahan di mulut.

c) Selang makan

Selang makan umumnya akan dipasang untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan
nutrisinya selama fase pemulihan mulut dan faring. Selain untuk membantu memasukkan
makanan ke saluran pencernaan, selang makan juga dapat digunakan untuk memasukkan
obat-obatan.

Ada 2 jenis selang makan, yaitu selang nasogastrik (NGT) dan selang gastrostomi endoskopi
perkutan (PEG). Selang NGT dipasang melalui hidung kemudian menuju lambung.
Sedangkan selang PEG dipasang langsung ke dalam lambung melalui kulit luar perut.

d) Obat-obatan

Pemberian obat-obatan pada penderita disfagia akan disesuaikan dengan penyebab disfagia.
Beberapa jenis obat-obatan yang dapat diberikan kepada penderita disfagia antara lain:

 Obat untuk mengurangi asam lambung, seperti ranitidin dan omeprazole


 Obat untuk melumpuhkan otot kerongkongan yang kaku akibat akhalasia, seperti
botulinum toxin
 Obat untuk melemaskan otot kerongkongan bagian bawah, seperti amlodipine dan
nifedipine

e) Operasi

Operasi untuk mengatasi disfagia biasanya dilakukan jika ada kelainan di esofagus. Operasi
bertujuan untuk memperlebar esofagus yang menyempit, sehingga makanan bisa lewat
dengan mudah. Ada 2 metode operasi yang dapat dilakukan untuk memperlebar esofagus,
yaitu:

 Dilatasi, yaitu salah satu prosedur medis untuk melebarkan bagian esofagus yang
menyempit dengan balon atau alat businasi
 Pemasangan stent, yaitu berupa tabung logam yang bisa dipasang di esofagus untuk
memperlebar saluran esofagus yang menyempit
f) Perubahan gaya hidup

Untuk membantu meringankan gejala yang timbul akibat disfagia, penderita dapat mengubah
kebiasaan makan dan hidup, seperti:

 Menghentikan kebiasaan minum alkohol, merokok, dan minum kopi


 Mengubah kebiasaan makan menjadi lebih sedikit jumlahnya namun lebih sering,
serta memotong makanan agar ukurannya lebih kecil
 Menghindari makanan yang menyebabkan gejala bertambah parah, misalnya selai,
mentega, karamel, atau jus

E. Komplikasi Disfagia

Jika tidak ditangani dengan baik, disfagia dapat menimbulkan komplikasi berupa:

 Malnutrisi
 Dehidrasi
 Penurunan berat badan karena kekurangan asupan nutrisi dan cairan
 Infeksi saluran pernafasan atas
 Pneumonia
DAFTAR PUSTAKA SAP

(Soetikno, 2007)
Soetikno, R. . . (2007). Pencitraan Disfagia. Pustaka Unpad.
(Nayoan, 2017)
Nayoan, C. R. (2017). Gambaran Penderita Disfagia yang Menjalani Pemeriksaan Fiberoptic
Endoscopic Evaluation Of Swallowing di RSUP DR . Kariadi Semarang Periode 2015 -
2016 Christin Rony Nayoan Departemen IK THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako / Healthy Tadulako J. Kesehatan Tadulako, 3(2), 47–56.

https://www.alodokter.com/disfagia diakses pada 3 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai