Anda di halaman 1dari 9

Khutbah Jumat Pertama Tentang Amalan

Pembuka Rezeki

ُ ‫ َونَ ُع‬،‫وب اِلَ ْيه‬


ْ‫وذ بِاهللِ ِمن‬ ُ ُ‫ستَ ْغفِ ُرهُ َونَت‬ ْ َ‫ نَ ْح َم ُدهُ َون‬..‫ِإنَّ ا ْل َح ْم َد هلل‬
ْ َ‫ست َِع ْينُهُ َون‬
َ‫ضلِ ْل فَال‬ ِ ‫ َمنْ يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬
ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َمنْ ي‬ ِ ‫سيَِّئا‬َ ‫سنَا َو‬ ِ ُ‫ش ُر ْو ِر َأ ْنف‬
ُ
ُ‫ي لَه‬ َ ‫َها ِد‬
ُ‫ش َه ُد َأنَّ ُم َح َّم ًدا َع ْب ُده‬
ْ ‫ش ِريكَ لَهُ َوَأ‬
َ ‫ش َه ُد َأنْ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َو ْح َدهُ اَل‬
ْ ‫و َأ‬
‫سولُهُ الَ نَبِ َّي بَ ْع َده‬ ُ ‫َو َر‬
‫ون‬
َ ‫سلِ ُم‬ ْ ‫ ُّم‬R‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُنَّ ِإاَّل َوَأنتُم‬َّ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ َح‬ َ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذ‬
‫ش َّر اُأل ُمو ِر‬َ ‫ى ُم َح َّم ٍد َو‬ ِ ‫س َن ا ْل َهد‬
ُ ‫ْى َه ْد‬ َ ‫َاب هَّللا ِ َوَأ ْح‬ ُ ‫ث ِكت‬ ِ ‫ق ا ْل َح ِدي‬
َ ‫ص َد‬ ْ ‫فَِإنَّ َأ‬
‫ضالَلَ ٍة فِي النَّا ِر‬ َ ‫ضالَلَةٌ َو ُك َّل‬ َ ‫ُم ْح َدثَاتُ َها َو ُك َّل ُم ْح َدثَ ٍة بِ ْد َعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬
‫از ا ْلـ ُمتَّقُون‬َ َ‫سي بِتَ ْق َوى هللا فَقَ ْد ف‬ ِ ‫م َونَ ْف‬Rْ ‫ص ْي ُك‬ِ ‫ ُأ ْو‬..‫معاشر المسلمين‬
Sesungguhnya diantara nama-nama Allah yang terindah adalah Ar-Razzaq Dialah Maha
pemberi rezeki. Allah memberi rezeki kepada seluruh makhlukNya.

‫…و َكَأيِّن ِّمن َدابَّ ٍة اَّل ت َْح ِم ُل ِر ْزقَ َها اللَّـهُ يَ ْر ُزقُ َها وَِإيَّا ُك ْم‬
َ
“Betapa banyak binatang melata yang dia tidak bisa mengatur rezekinya, Allah yang
mengatur rezekinya dan juga mengatur rezeki kalian.” (QS. Al-Ankabut[29]: 60)

ِ ‫َو َما ِمن َدابَّ ٍة فِي اَأْل ْر‬


‫ض ِإاَّل َعلَى اللَّـ ِه ِر ْزقُ َها‬
“Tidak ada binatang melata di atas bumi ini kecuali Allah yang menanggung rezekinya…”
(QS. Hud[11]: 6)

Jika binatang melata ditanggung rezekinya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, padahal dia
bukan Mukallaf, bagaimana lagi dengan manusia, tentu telah dijamin rezekinya oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala.

Namun meskipun Allah telah menjamin rezeki kita sebagaimana Allah telah menentukan ajal
kita, namun kita harus berusaha mencari rezeki tersebut sebagaimana kita berusaha agar kita
bisa menjaga kehidupan kita.
Seorang bisa memperoleh rezeki dengan cara-cara yang dunia, demikian juga dengan cara
ukhrawi. Ada sebab-sebab duniawi untuk meraih rezeki. Seperti menjadi pegawai, menjadi
pekerja, sebagai dokter, sebagai pedagang, bercocok tanam dan yang lainnya. Dan ini banyak
orang yang mengetahui akan sebab-sebab rezeki secara duniawi. Namun perlu diketahui ada
di sana sebab-sebab rezeki yang Allah berikan. Yaitu sebab-sebab ukhrawi. Dan banyak
orang yang melalaikannya. Padahal bisa jadi sebab-sebab tersebut lebih kuat untuk
mendatangkan rezeki.

1. Berdoa kepada Allah

Sebab-sebab tersebut diantaranya yang pertama dan yang paling utama adalah berdoa kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:

ِّ ‫فَا ْبتَ ُغوا ِعن َد اللَّـ ِه‬


َ ‫الر ْز‬
‫ق‬
“Dan carilah rezeki di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Ankabut[29]: 17)
Maka,

‫ساَل ُح ا ْل ُمْؤ ِم ِن‬


ِ ‫ال ُّد َعا ُء‬
“Doa adalah senjata seorang mukmin.”

Dia bukan senjata yang terakhir, tetapi dia senjata yang pertama. Betapa banyak orang
menjadikan doa sebagai senjata yang terakhir, dan itu merupakan kesalahan. Al-Imam Syafi’i
Rahimahullah berkata tentang keajaiban doa.

َ ‫ َوما تَدري بِما‬.‫َهزُأ بِالدُعا ِء َوتَز َدري ِه‬


‫صنَ َع الدُّعا ُء‬ َ ‫َأت‬
“Apakah engkau meremehkan dan menganggap enteng doa? Kau tidak tahu apa yang bisa
dilakukan oleh doa.”

Betapa banyak orang yang setelah berdoa, maka Allah bukakan bagi dia pintu-pintu rezeki.

2. Bertakwa kepada Allah

Sebab rezeki yang lain adalah bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

… ‫ب‬ ُ ‫﴾ َويَ ْر ُز ْقهُ ِمنْ َح ْي‬٢﴿ ‫ق اللَّـهَ يَ ْج َعل لَّهُ َم ْخ َر ًجا‬


ُ ‫ث اَل يَ ْحت َِس‬ ِ َّ‫… َو َمن يَت‬
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberi solusi baginya dan Allah
akan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang dia tidak sangka-sangka.” (QS. At-
Talaq[65]: 2-3)

Benar, rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka, tidak dia pikirkan terlebih dahulu, tidak
dia rencanakan terlebih dahulu, datang dengan tiba-tiba, tanpa letih, tanpa lelah, itulah rezeki
datang dari arah yang tidak dia sangka-sangka. Caranya bagaimana? Dia bertakwa kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, menjalankan perintah Allah dan menjauhkan dirinya dari
larangan-larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan sebagian ulama berkata, jika seorang
meraih rezeki dari arah yang dia tidak sangka-sangka, ketahuilah tanda bahwasannya itu dia
bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

3. Bertawakal kepada Allah

Sebab berikutnya adalah bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:

ْ ‫َو َمن يَت ََو َّك ْل َعلَى اللَّـ ِه فَ ُه َو َح‬


ُ‫سبُه‬
“Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya.” (QS. At-
Talaq[65]: 3)

Allah akan mencukupkan keperluannya.. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

َ ُ‫لَ ْو َأنَّ ُك ْم تَت ََو َّكل‬


َّ ‫ون َعلَى هَّللا ِ َح‬
‫ق ت ََو ُّكلِ ِه‬
“Kalau seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar takwa.”

‫ق الطَّ ْي َر‬
ُ ‫لَ َر َزقَ ُك ْم َك َما يَ ْر ُز‬
 “Allah akan memberi rezeki kalian sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung.”

‫وح بِطَانًا‬ ً ‫تَ ْغدُو ِخ َما‬


ُ ‫صا َوتَ ُر‬
“Burung terbang di pagi hari dalam kondisi perut kosong lantas balik dalam kondisi perut
sudah kenyang.”

Tinggal kita perbaiki bagaimana tawakal kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pada hari ini dizaman ini, betapa banyak orang tidak bertawakal kepada Allah dalam mencari
rezeki. Dia bertawakal kepada bosnya, kepada direkturnya, kepada pekerjaannya, seakan-
akan kalau dia tidak bekerja di perusahaan tersebut tidak akan datang rezeki kepadanya.
Seakan-akan kalau dia tidak diberi rezeki oleh bosnya, dia tidak akan mendapatkan rezeki.
Dan ini merupakan kesalahan. Tawakal harus kepada Allah. Direktur, pekerjaan, itu hanyalah
sarana, yang menentukan rezeki adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Betapa banyak orang diPHK dari pekerjaannya, dikeluarkan dari pekerjaannya, lantas Allah
bukakan bagi dia pintu-pintu rejeki yang lain. Jika Allah menutup satu pintu rejeki, Allah bisa
membuka pintu-pintu yang lain bagi seorang hamba jika dia bertawakal kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala.

Ibnu Rajab Al-Hanbali menjelaskan dalam kitabnya Jami’ul Ulum wal Hikam: Jika seorang
bertawakal kepada Allah dalam mencari rezeki dengan modal tawakal kemudian berusaha,
mengambil ikhtiar, maka Allah akan memudahkan rezekinya bagi dia jika dia benar
tawakalnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka gantungkan hati anda kepada Allah, Dialah yang Maha Pemberi rezeki, bukan manusia,
bukan bos, bukan direktur.

4. Menyuruh anak istri untuk shalat

Kemudian diantara sebab untuk meraih rezeki adalah menyuruh anak istri untuk shalat. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ۗ َ‫سَألُكَ ِر ْزقًا ۖ نَّ ْحنُ نَ ْر ُزقُك‬


ْ َ‫اصطَبِ ْر َعلَ ْي َها ۖ اَل ن‬ َّ ‫َوْأ ُم ْر َأ ْهلَكَ بِال‬
ْ ‫صاَل ِة َو‬
١٣٢﴿ ‫﴾ َوا ْل َعاقِبَةُ ِللتَّ ْق َو ٰى‬
“Perintahkanlah keluargamu, anak istrimu untuk shalat dan bersabarlah dalam
memerintahkan mereka. Kami tidak pernah minta rezeki kepadamu, bahkan Kami yang
memberi rezeki kepadamu.” (QS. Tha-Ha[20]: 132)

Kata para ulama, ini dalil, barangsiapa yang menjaga shalat lantas memerintahkan anak
istrinya untuk shalat, maka dia akan dimudahkan rezekinya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Betapa banyak orang sibuk mencari rezeki, siang dan malam, dia lupa untuk menegur
anaknya, lupa untuk memerintahkan istrinya shalat, padahal di antara pintu-pintu rezeki
adalah menyuruh anak dan istri untuk shalat yang kita bersabar untuk memerintahkan mereka
untuk shalat.

5. Menyambung silaturahmi

Kemudian di antara pintu-pintu rezeki adalah menyambung silaturahmi. Ini adalah salah satu
pintu yang besar untuk meraih rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ُ‫رحمه‬ ِ ‫ فَ ْل‬،‫ ويُ ْنسَأ لَهُ في َأث ِر ِه‬،‫سطَ لَهُ في ِرزقِ ِه‬
ِ ‫يص ْل‬ َ ‫حب َأنْ يُ ْب‬
َّ ‫َمنْ َأ‬
“Barangsiapa yang suka untuk dilapangkan rezekinya, untuk dipanjangkan umurnya, maka
sambung silaturahmi.” (Muttafaqun ‘alaih)

Sungguh sebab yang luar biasa, jika seorang menyambung silaturahmi kepada keluarganya,
berbakti kepada kedua orang tuanya, menyenangkan hati ibu bapaknya, dia memberi hadiah
kepada tante dan bibiknya, dia perhatian terhadap kakak dan adiknya, dia sisihkan sedikit
harta untuk kakak dan adiknya, maka Allah akan bukakan pintu-pintu rezeki baginya. Tinggal
kita beriman kepada Allah tentang hadits ini atau tidak. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam: “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya, maka sambung silaturahmi.”

6. Bersedekah dengan niat ikhlas karena Allah

Dan diantara pintu-pintu rezeki yang sangat luar biasa adalah bersedekah dengan niat ikhlas
karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

… َ ِ‫﴾ َو َما َأنفَ ْقتُم ِّمن ش َْي ٍء فَ ُه َو يُ ْخلِفُهُ ۖ َوه َُو َخ ْي ُر ال َّرا ِزق‬
٣٩﴿ ‫ين‬
“Apa saja yang kalian infakkan, maka Allah akan ganti, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi
rezeki.” (QS. Saba'[34]: 39)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ٍ ‫ص َدقَةٌ ِمنْ َم‬


‫ال‬ َ َ‫َما نَق‬
َ ْ‫صت‬
“Sesungguhnya sedekah tidak akan mengurangi harta.”

Secara dzahir kalau orang punya uang 1 juta lantas dia infakkan 100 ribu, dzahirnya akan
kurang tinggal 900 ribu. Tapi kata Nabi tidak akan berkurang. Mengapa bisa demikian? Itu
urusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yakinlah harta itu tidak akan berkurang. Allah akan
kembalikan harta tersebut di dunia, belum lagi pahala yang Allah ganjarkan di akhirat kelak.

Bahkan Allah menamakan seorang yang bersedekah seakan-akan dia memberi hutang kepada
Allah. Kata Allah:

… ‫سنًا‬
َ ‫ضا َح‬ ُ ‫…وَأ ْق َر‬
ً ‫ضوا اللَّـهَ قَ ْر‬ َ
“Dan berikanlah hutang kepada Allah dengan hutang yang baik.” (QS. Al-Hadid[57]: 18)

Allah berfirman:

ً‫يرة‬ ْ ‫اعفَهُ لَهُ َأ‬


َ ِ‫ض َعافًا َكث‬ ِ ‫ض‬َ ُ‫سنًا فَي‬ ُ ‫… َّمن َذا الَّ ِذي يُ ْق ِر‬
ً ‫ض اللَّـهَ قَ ْر‬
َ ‫ضا َح‬
“Barangsiapa yang memberi hutangan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah akan
melipatgandakan ganjaran baginya.” (QS. Al-Baqarah[2]: 245)

Tatkala Allah menamakan bahwasanya sedekah adalah hutang, berarti Allah jamin akan
kembalikan. Kalau ada orang kaya minta hutang sama kita, kita tidak tidak ragu-ragu untuk
memberi hutangan kepada dia. Karena kita tahu asetnya banyak, dia akan mengembalikan
hutang yang kita berikan kepada dia. Bagaimana lagi jika yang minta hutang adalah Dzat
Yang Maha Kaya? Maka Allah pasti menjamin akan mengganti sedekah tersebut, mengganti
hutang tersebut. Bahkan bukan cuma itu, Allah kasih riba, Allah kasih berlipat ganda untuk
mengganti hutang yang kita berikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka diantara hal
yang bisa menambah rezeki seseorang adalah dia bersedekah. Namun ingat, ikhlas karena
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

‫اقول قولي هذا واستغفر هللا لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب‬


‫وخطيئه فاستغفروه انه هو الغفور الرحيم‬
Khutbah Jumat Kedua Tentang Amalan Pembuka
Rezeki

‫ واشهد ان ال‬،‫ والشكر له على توفيقه وامتنانه‬،‫الحمد هلل على احسانه‬


‫ واشهد ان محمدا عبده‬،‫اله اال هللا وحده ال شريك له تعظيما لشانه‬
‫ اللهم صلي عليه وعلى اله واصحابه واخوانه‬،‫ورسوله دائره لو انه‬
Ma’asyiral muslimin, sidah shalat jumat yang  dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala..

7. Berprasangka baik kepada Allah

Seorang tatkala mencari rezeki, tatkala berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
hendaknya dia berprasangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam hadits qudsi,
Allah berkata:

‫ فَ ْليَظُنَّ بِي َما شَا َء‬، ‫َأنَا ِع ْن َد ظَنِّ َع ْب ِدي بِي‬


“Sesungguhnya Aku berdasarkan persangkaan hambaKu, maka hendaknya hambaKu
berprasangka terhadapKu dengan apa yang dia sukai.”

ُ‫ِإنْ ظَنَّ َخ ْي ًرا فَلَه‬


“Kalau dia berprasangka baik, maka bagi dia kebaikan.”

ُ‫ش ًّرا فَلَه‬ َ ْ‫وَِإن‬


َ َّ‫ظن‬
“Jika dia berprasangka buruk, maka baginya keburukan.”

Hendaknya kita berprasangka baik kepada Allah. Karena Dialah Ar-Razzaq, Yang Maha
Pemberi rezeki.

Lihat dan ingatlah waktu kita masih dalam perut ibu kita, masih jadi janin, kita tidak bisa
berbuat apa-apa, Allah beri rezeki kepada kita. Tatkala kita lahir, belum bisa apa-apa, belum
bisa berbicara, belum bisa bekerja, Allah beri rezeki kepada kita. Terus Allah beri rezeki
kepada kita. Lantas tatkala kita sudah besar, sudah dewasa, sudah cerdas, sudah memiliki
keahlian untuk mencari nafkah, apa kita su’udzon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala?

Ingatlah betapa banyak rezeki yang Allah berikan kepada kita tanpa kita minta. Tanpa kita
minta Allah berikan kepada kita. Lantas bagaimana kalau kita minta kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Oleh karenanya Nabi Musa ‘Alaihis Salam tatkala dia diutus oleh Allah untuk pergi ke
Firaun, dia berdoa kepada Allah dengan doanya yang masyhur:

ْ ‫﴾ َو‬٢٦﴿ ‫س ْر لِي َأ ْم ِري‬


‫احلُ ْل ُع ْق َدةً ِّمن‬ َ ‫قَا َل َر ِّب اش َْر ْح لِي‬
ِّ َ‫﴾ َوي‬٢٥﴿ ‫ص ْد ِري‬
﴾٢٩﴿ ‫اج َعل لِّي َو ِزي ًرا ِّمنْ َأ ْهلِي‬ْ ‫﴾ َو‬٢٨﴿ ‫﴾ يَ ْفقَ ُهوا قَ ْولِي‬٢٧﴿ ‫سانِي‬ َ ِّ‫ل‬
٣٠﴿ ‫ون َأ ِخي‬ َ ‫﴾ َها ُر‬
“Dia berdoa: ‘Ya Allah, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku, dan jadikanlah
lisanku mudah untuk menyampaikan agar mereka mengerti apa yang aku sampaikan.’”

Doa yang dia minta. Aapa kata Allah Subhanahu wa Ta’ala?

َ ‫سْؤ لَكَ يَا ُمو‬


٣٦﴿ ‫س ٰى‬ Rَ ِ‫﴾قَا َل قَ ْد ُأوت‬
ُ ‫يت‬
“Wahai Musa, Aku telah mengabulkan permintaanmu sekarang juga.” (QS. Taha[20]: 36)

Kemudian kata Allah:

٣٧﴿ ‫﴾ َولَقَ ْد َمنَنَّا َعلَ ْيكَ َم َّرةً ُأ ْخ َر ٰى‬


“Sungguh Kami telah berikan engkau karunia sebelumnya.” (QS. Taha[20]: 37)

Kapan?

َ ُ‫﴾ِإ ْذ َأ ْو َح ْينَا ِإلَ ٰى ُأ ِّمكَ َما ي‬


٣٨﴿ ‫وح ٰى‬
“Tatkala engkau masih kecil, tatkala kau baru dilahirkan, tatkala tentara Firaun ingin
membunuhmu, Allah menyelamatkan Nabi Musa waktu dia masih kecil belum bisa
minta,belum bisa apa-apa, Allah berikan karunia kepada dia.” (QS. Taha[20]: 38)

Coba Kita Renungkan diri kita. Betapa banyak nikmat karunia yang Allah berikan kepada
kita tanpa kita minta, Allah sayang kepada kita. Lantas Apakah tatkala kita minta kepada kita,
Allah tidak akan berikan kepada kita? Maka hendaknya kita husnudzon kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, jangan berprasangka buruk. Kata Nabi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam
tadi dalam hadits Qudsi:

ُ‫ِإنْ ظَنَّ َخ ْي ًرا فَلَه‬


“Kalau dia berprasangka baik, maka bagi dia kebaikan.”

ُ‫ش ًّرا فَلَه‬ َ ْ‫وَِإن‬


َ َّ‫ظن‬
“Jika dia berprasangka buruk, maka baginya keburukan.”
8. Carilah keberkahan harta

Dan terakhir, yang perlu kita ingat bahwa yang menjadi patokan bukanlah banyaknya
harta. Yang menjadi patokan dan menjadi perhatian kita adalah berkahnya suatu harta. Betapa
banyak orang yang hartanya sedikit, dia berusaha mencari dari harta yang halal, dia berusaha
menelusuri cara-cara yang halal, namun dia mengumpulkan harta tidak banyak, tetapi Allah
berkahi hartanya. Hartanya sedikit, namun ternyata dia bisa gunakan untuk ibadah, dia masih
sempat berbakti kepada orang tua, dia masih menyambung silaturahmi.

Ada sebagian orang hartanya banyak, segala cara dia tempuh, cara-cara yang haram dia
tempuh sehingga dia mengumpulkan harta yang banyak, namun tidak berkah. Dihabiskan
untuk berfoya-foya, sering ditimpa dengan musibah, sering terjadi problematika rumah
tangga dan yang lainnya, tidak berkah hartanya.

Maka seorang berusaha untuk mencari harta yang berkah. Yang lebih indah lagi tatkala orang
diberikan harta yang banyak kemudian dia gunakan dan disalurkan di jalan-jalan Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Maka semakin berkah hartanya dan semakin dia dinaungi oleh Allah
pada hari kiamat kelak. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang padang mahsyar
tatkala matahari turun dalam jarak 1 mil, kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

‫ص َدقَتِ ِه يَ ْو َم القِيَا َم ِة‬


َ ‫ُك ُّل ا ْمرٍِئ فِي ِظ ِّل‬
“Sesungguhnya seseorang berada di bawah naungan sedekahnya pada hari kiamat.”

Maka semakin seorang banyak bersedekah, maka semakin besar naungannya pada hari
kiamat kelak.

‫صلُّوا َعلَ ْي ِه‬ َ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي ۚ يَا َأ ُّي َها الَّ ِذ‬
َ ‫ين آ َمنُوا‬ َ ُّ‫صل‬
َ ُ‫ِإنَّ اللَّـهَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬
‫سلِي ًما‬ ْ َ‫سلِّ ُموا ت‬َ ‫َو‬
‫ َو َعلَى‬،‫صلَّ ْيتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِهي َم‬ َ ‫ َك َما‬،‫آل ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫ َو َعلَى‬،‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد‬َ ‫اللَّ ُه َّم‬
ِ ‫ َو َعلَى‬،‫ َوبَا ِركْ َعلَى ُم َح َّم ٍد‬،ٌ‫ ِإنَّكَ َح ِمي ٌد َم ِجيد‬،‫آل ِإ ْب َرا ِهي َم‬
‫ َك َما‬،‫آل ُم َح َّم ٍد‬ ِ
ِ ‫ َو َعلَى‬،‫ار ْكتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِهي َم‬
‫ ِإنَّ َك َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬،‫آل ِإ ْب َرا ِهي َم‬ َ َ‫ب‬
‫ والمؤمنات االحياء منهم‬R‫اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات والمؤمنين‬
‫واالموات انك سميع قريب مجيب الدعوات ياقاضي الحاجات‬
‫ أنت وليها‬، ‫ وزكها أنت خير من زكاها‬، ‫ آت نفسي تقواها‬،‫اللهم‬
‫وموالها‬
‫يا رزاق ارزقنا خير الرازقين‬
‫يا رزاق أرزقنا رزقا حسنا‬
‫وانت خير الرازقين‪ ،‬وانت خير الرازقين‬
‫اللهم ارحمنا برحمتك يا ارحم الراحمين‬
‫ين‬
‫اس ِر َ‬ ‫َربَّنَا ظَلَ ْمنَا َأنفُ َ‬
‫سنَا وَِإن لَّ ْم تَ ْغفِ ْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُكونَنَّ ِم َن ا ْل َخ ِ‬
‫اب النَّا ِر‪َ ،‬وقِنَا َع َذ َ‬
‫اب‬ ‫سنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫سنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫النَّا ِر‪َ ،‬وقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّا ِر‬
‫اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا‪ ،‬وأصلح لنا دنيانا التي فيها‬
‫معاشنا‪ ،‬وأصلح لنا آخرتنا التي فيها معادنا‪ ،‬واجعل الحياة زيادة لنا في‬
‫‪.‬كل خير‪ ،‬واجعل الموت راحة لنا من كل شر‬
‫اب النَّا ِر‪َ ،‬وقِنَا َع َذ َ‬
‫اب‬ ‫سنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫سنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫النَّا ِر‪َ ،‬وقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّا ِر‬
‫واقم الصاله‬

‫▬▬•◇✿◇•▬▬‬

Anda mungkin juga menyukai