Anda di halaman 1dari 14

MENGGAPAI RIDHA ALLAH SWT DENGAN SIKAP DERMAWAN

DAN MENGHINDARI KIKIR

Disusun Untuk Menenuhi Mata Kuliah :

Materi Al-Qur’an dan Hadis di MTs

Dosen Pembimbing :

Nur Hakimah, MPd.

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Yadil Ikrom ( 21010073 )

2. Nurjamilah ( 21010072 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

MANDAILING NATAL

T.A 2022
ABSTRAK

Untuk menjadi orang yang dermawan bagi sekalian orang sulit untuk
melakukannya. Hal inilah yang harus di singkirkanperasaan kikir yang melekat
pada diri kita sendiri agar yerbentuknya pribadi yang dermawan. Untuk menjadi
orang yang rendah hati dan mau berbagi secara sesama harus didorong keras dari
kemauan untuk menghilangkan sikap kikir di dalam diri. Segala sesuatu itu
tergantung dari niat. Apabila niat nya ikhlas karna Allah, insya Allah akan mudah
di lakukan, dan sebaliknya, apabila hanya untuk memperoleh pujian semata maka
ibadah yang dilakukan terasa berat untuk dilakukan. Dengan niat yang ikhlas,
bersikap dermawan dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa adanya sikap pelit
yang sering kali di menghalangi untuk sikap dermawan. Jangan bersikap
dermawan hanya karena hanya ingin mendapat pujian semata. Sesungguhnya
orang-orang yang seperti itu adalah yang merugi.

Kata Kunci : Sifat Dermawan dan Kikir

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, atas segala nikmat yang
diberikannya kepada kita semua termasuk terselesaikannya makalah ini. Tak lupa
kami tuturkan sholawat dan salam kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW .
Makalah ini mengambil tema “ Menggapai Ridha Allah SWT dengan sikap
dermawan dan menghindari kikir”. Sebagaimana amanat yang telah diberikan
kepada kami dalam memenuhi tugas mata kulia Materi Al-Qur’an Dan Hadis Di
MTs.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucaplkan terima kasih kepada


pihak-pihak yang telah berperan dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini
dan kepada teman-teman kami ucapkan terima kasih. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran kepada teman-teman sekalian agar makalah
ini bisa menjadi bagus dan sempurna.

Panyabungan, 28 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Abstrak...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Masalah......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Isi Kandungan QS. Al-lail Ayat 1-7.......................................................................2
B. Isi Kandungan Hadis Muslim dari Abu Hurairah...................................................3
C. Isi Kandungan Surah Al-lail Ayat 8-11..................................................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................................9
B. Saran......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedermawanan merupakan salah satu sifat yang terpuji .
Kedermawanan ini senantiasa menjadi keutamaan bagi pelakunya. Orang
yang dermawan akan dicintai Allah SWT dan disukai sesama manusia.
Sifat para Nabi dan Rasul inilah yang harus diteladani oleh para
pengikutnya. Menurut prof Dr. Wabbah Az-Zuhaili ( Ulama fiqih
kontemporer internasional ), ada beberapa keutamaan orang yang
senantiasa bersifat dermawan. Pertama, kedermawanan akan
mengantarkan masuk surga. Kedua, sifat dermawan adalah merupakan
ciri-ciri para kekasih Allah SWT. Ketiga, orang dermawan adalah
pembesar ( sayyid ) kaumnya dan juga mahkota bagi kelmpoknya.
Keempat, Allah akan menghapus dosa orang yang dermawan.
Alangkah beruntungnya orang yang bersifat dermawa ini. Mereka
laksana tongkat bagi orang tuanya. Bagaikan sumber mata air di gurun
pasir untuk orang yang sedang dahaga. Dan, bak mentari yang selalu
menyinari sebagi sumber kehidupan makhluk hidup ( Suanto, 2016 ).
Selalu tanpa henti memberi dan menebar kebaikan serta kemanfaatan bagi
orang lain. Dan itu semata-mata hanya mengharapkan Ridha Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
1. Apa isi kandungan QS. Al-lail Ayat 1-7 ?
2. Apa isi kandungan Hadis Muslim dari Abu Hurairah ?
3. Apa isi kandungan QS. Al- lail ayat 8-11 ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui isi kandungan surah Al-lail 92 :1-7
2. Untuk mengetahui isi kandungan hadis muslim dari Abu Hurairah.
3. Untuk mengetahui isi kandungan QS.Al-lail ayat 8-11

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Isi Kandungan QS. Al-lail Ayat 1-7


1. Janji Allah dan Rasulnya untuk orang yang dermawan

Filantropi ( bahasa yunani: philein berarti cinta dan anthropos


yang berarti manusia ) adalah seorang yang mencintai sesama manusia
sehingga menyumbangkan waktu, uang atau tangannya untuk untuk
menolong orang lain. Istilah ini umumnya diberikan kepada orang-orang
yang memberikan banyak dana untuk amal. Biasanya, orang yang
sermawan itu seorang yang kaya raya adalah orang yang sering
menyumbang untuk orang miskin.1

Dalam al-Qur’an surah Al-lail (92): 1-7 yang ayatnya adalah :

ۙۙ
‫ش‬ ٰ ‫َوالَّل ْي ِل اِ َذايَ ْغ‬
‫اراِ َذاتَ َج ٰلّى‬
ِ َ‫ۙ َوالنَّه‬
ٰ ‫الذ َك َر َو ْاالُ ْن‬
‫ثى‬ َّ ‫ق‬َ َ‫ۙ َو َما َخل‬
‫ؕ اِن َّ َس ْعيَ ُك ْم لَ َشت ٰ ّى‬
ۙ ٰ َّ‫فَا َ َّما َم ْن اَ ْع ٰط ٰى َوات‬
‫قى‬
ٰ ‫ق بِ ْال ُحس‬
‫ْنى‬ َ ‫ص َد‬َ ‫ۙ َو‬
‫فَ َسنُيَ ِّسرُه ُلِ ْليُس ْٰر ۙى‬
Artinya : Demi malam apabila menutupi ( cahaya siang ). Demi siang
apabila terang benderang. Demi penciptaan laki-laki dan perempuan.
Sungguh, usahamu memang beraneka macam. Maka barang siapa yang
memberikan ( hartanya dijalan Allah SWT ) dan bertakwa. Dan
membenarkan ( adanya pahala ) yang terbaik ( surga ). Maka akan kami
mudahkan baginya jalan menuju kemudahan ( kebahagiaan ).2

1
Solihin, Kedermawanan, (Yogyakarta: Insan Madani ), 2008. h. 2
2
Halim, Al-Qur’an Al-Karim Dan Terjemahnya, ( Surabaya : Yayasan Penyelenggaraan
Penerjemah/ Penafsir Al-Qur’an ), 2014. h. 595

2
Abu Fida’ Imaduddin Isma’ila yang lebih dikenal dengan Ibnu Kasir
dalam tafsirnya menjelaskan bahwa, Allah SWT telah bersumpah: wal laili
idzaa yaghsyaa ( “ Demi malam apabila menutupi [ cahaya siang ]”) yakni
apabila menutupi makhluk dengan kepalanya. Wan nahaari idza tajalla (“
Dan siang apabila terang benderang”) yakni dengan cahaya dan sinarnya.
Wamaa khalaqadz dzakara wal untsaa (“ Dan penciptaan laki-laki dan
perempuan”). Inna sa’yakum la syattaa (“ Sesungguhnya usahamu benar
berbeda-beda”) yakni berbagai perbuatan hamba-hamba-Nya yang mereka
kerjakan saling bertentangan dan juga bertolak belakang, dimana ada yang
berbuat kebaikan dan ada juga yang berbuat keburukan. Fa ammaa man
a’thaa wattaqaa (“ Adapun orang yang memberikan [ hartanya dijalan
Allah SWT dan bertakwa”) yakni mengeluarkan apa yang diperintahkan
untuk di keluarkan dan bertakwa kepada Allah SWT dalam segala
urusannya. Wa shaddaqa bil husnaa(“ Dan membenarkannya adanya
pahala yang terbaik”) yakni diberikan balasan atas semua itu. Fasanu
yassiruhuu lil yusraa (“ Maka kelah kami akan menyiapkan baginya jalan
yang mudah”).

2. Sumpah Allah terhadap orang yang berbuat dermawan


Ibnu Abbas mengatakan: “ Yakni menuju kebaikan”. Allah SWT telah
bersumpah, demi malam dan siang, demi penciptaan laki-laki dan
perempuan , Allah SWT menjajikan balasan yang terbaik berupa pahala
dan surga di akhirat kelak, dan berbagai jalan kemudahan yang
akanmenghantarkannya menuju kebaikan itu, bagi hamba yang gemar
bersedekah dan bertakwa kepadanya, serta membenarkan dan yakin akan
ada pahala yang terbaik baginya.

B. Isi Kandungan Hadis Muslim dari Abu Hurairah


Adapun kandungan hadis muslim dari Abu Hurairah yaitu :
َ ‫ص َدقَةً ِمن ْ َما ٍل َو َما َزا َدهللاُ َع ْبدَا بِ َع ْف ِو اِالَّ ِع َّزا َوما‬ ْ ‫ض‬
َ ‫ت‬ َ َ‫ قَال َ َما نَق‬: ‫ع َْن اَبِى هُ َري َْرة َع َْن َرسُوْ ل ُهلل‬
‫اض َع اَ َح ُد هّٰلِل اِالَّ َرفَ َعه ُهللا‬
َ ‫تَ َو‬
{ ‫} رواه مسلم‬

3
“ Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah SWT.
Menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maaf nya( kepada
saudaranya ) kecuali kemuliaan( didunia dan akhirat) serta tidaklah
seseorang merendahkan diri karena Allah SWT kecuali ia akan
meninggalkan( derajat )nya ( didunia dan akhirat ).” ( HR.Muslim )
Kembali ke hadis yang di atas Abdullah Bin Taslim menjelaskan
bahwa arti “ tidak berkurangnya harta dengan sedekah” adalah dengan
tambahan keberkahan yang Allah SWT jadikan pada harta dan
terhindarnya harta dari hala-hal yang akan akan merusaknya di dunia, juga
dengan didapatkannya pahala dan tambahan kebaikan yang berlipat ganda
di sisi Allah SWT di akhirat kelak.3
Membahas kemurahan hati atau dermawan Rasulullah adalah tauladan
utama yang harus menjadi panutan. Kedermawanan sudah menjadi
karakter yang lekat pada beliau. Kemurahan hati bukan didorong
keinginan menyombongkan diri atau di puji. Namun sikap mulia ini beliau
lakukan atas dasar keikhlasan untuk mrndapat ridha Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW. Sangat perhatian kepada fahir dan miskin
serta anak yatim. Beliau sering memberi bantuan kepada umat islam yang
miskin yang tidak yang tidak mempunyai pekerjaan atau yang hartanya
habis untuk berjihat fi sabilillah. Kadang kedermawanan sampai kepada
taraf mengalahkan kepentingan pribadi dan keluarga. Beliau kadang
memberikan sesuatu kepada orang fakir padahal beliau sangat
membutuhkannya. Beliau bisa melakukan hal ini karna hatinya di hiasi
dengan kesabaran dan di sinari dengan sikap zuhud. Hatunya tidak terikat
dengan masalah keduniaan.4
Adapun kandungan nilai-nilai sifat sermawan menurut imam Al-
Ghazali yaitu:
1. Nulai jujur
3
Abdul Hafidz, Al-Qur’an Hadis Kelas VII MTs, ( Jakarta : Jl. Lapang Banteng Barat ),
2020. h. 41-45
4
Abdul Mu’min Al-Hasyimi, Akhlak Rasul Menurut Bukhari Muslim, ( Jakarta :
Gemainsani ), 2009. h. 200

4
Jujur adalah mengatakan kebenaran dalam kindisi yang tidak bisa
menyelamatkanmu tetapi tetap bersikap jujur kepada orang lain. Dan
janganlah ada keraguan dalam keyakinanamu, serta aib yang hadir
dalam amal perbuatanmu.5
2. Analisis nilai regilius
Relegius yaitu, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
perintah agama yang di anut, toleran terhadap agama yang lain, dan
selalu hidup rukun damai dengan pemeluk agama lain.6
3. Niat ikhlas
Ya’ qub al-makruf berkata “ Orang yang ikhlas, ialah orang yang
menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan
kejahatannya, barang siapa yang ikhlas niatnya, niscaya ia akan di
cukupkan oleh Allah diantaranya dan manusia. 7
Dermawan merupakan bagian dari akhlak mulia yang dapat
dimiliki oleh seseorang melalui dua hal :
1. Dapat dimiliki karena tabiat alami yang telah di kodratkan dan
menhadi fitrah bagi setiap orang.
2. Dapat dimiliki melalui latihan, pembiasaan dan pengalaman.8

C. Isi Kandungan Surah Al-lail Ayat 8-11


1. Ancaman Allah dan Rasul Kepada Orang yang Kikir/Bakhil
Islam sangat membeci sifat bakhil karna sifat bakhil salah satu
karakter orang bakhil yang yang tidak mau berkornan untuk kebaikan.
Padahal karakter orang yang beriman adalah siap berkorban apa saja
demi islam dan Allah SWT . Sedangkan orang yang bakhil akan jauh
dari Allah dan dia menimpakan keburukan, kesesatan, dan
memasukkannya kedalam neraka.

5
Said Bin Musfir Al-Qahthoni, Putih Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, (Jakarta : Darul
Falah). 2005. h. 512
6
Zubaedi, Desain pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam lembaga
pendidikan, ( Jakarta:Prenada Media Grup ), 2011. h. 74
7
Imam Al- Ghazali, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin, ( Jakarta Timur: Medika Eka Sarana),
2009. h. 421
8
Ummu Ihsan dan Abu Ihsan Al-Azhari, Aktualisasi Akhlak Muslim, ( Jakarta : Pustaka
Imam Syafi’i ), 2013. h. 59

5
Adapun ayat yang menerangkan tentang ancaman Allah kepada
orang yang kikir/ bakhil yaitu :

ۙ ٰ ‫َواَ َّما َم ْن بَ ِخ َل َوا ْستَ ْغ‬


‫نى‬
‫ب بِ ْال ُح ْس ٰن ٰۙى‬
َ ‫َو َك َّذ‬
‫فَ َسنُيَ ِّسرُه ُلِ ْل ُعس ْٰر ۗى‬
ۙ ٰ ‫َوماَيٌ ْغنِي َع ْنهُ َمالُهٗ اِ َذا تَ َر ّد‬
‫ى‬

Artinya : Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya


cukup, serta mendustakan pahalayang terbaik, maka kelak kami akan
menyiapkan baginya ( jalan ) yang sukar, hartanya tidak bermanfaat
baginya apabila ia telah dewasa ( QS. Al-lail 92 : 8-11 ).9
Dalam tafsir ibnu Kasir dijelaskan bahwa: Wa amma man bakhila
wastaghna (“Dan adapun orang –orang yang bakhil merasa dirinya
cukup.”) Ikrimah berkata dari Ibnu Abbas: Yakni kikir terhadap
hartanya dan tidak membutuhkan Rab-Nya, di Riwayatkan oleh Ibnu
Abi Hatim: Wakadzdzaba bil husna (“Serta mendustakan pahala yang
terbaik.”) Yakni mendustakan pahalanya di akhirat kelak.
Fasanuyassiruhuu lil usraa (“ Maka kelak kami akan menyiapkan
baginya jalan yang sukar.”) yakni jalan keburukan. Wa maa yughni
maa luhuu idzaataraddaa (“ Dan hartanya tidak bermanfaat baginya
apabila ia telah dewasa.”) yakni jika telah binasa didalam neraka.
Allah sangat membenci orang yang bersikap atau yang bersifat
kikir/ bakhil karna kita hidup di dunia ini adalah harus saling
membantu satu sama yang lainnya. Karna kita pasti butuh bantuan
orang lain suatu saat nanti, maka jauhilah yang namanya sifat kikir
/bakhil.

2. Isi Kandungan Hadis


Dan adapun hadis tentang kikir / bakhil yaitu:

9
Halim, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya..........h.5

6
‫َّالظ ْل َم‬
ُّ ‫ٳِن‬¢َ‫الظ ْل َم ف‬
ُّ ‫وْ ا‬¢¢ُ‫ اتَّق‬: ‫ال‬¢‫لم ق‬¢¢‫ه وس‬¢¢‫لى هللا علي‬¢¢‫ض َي هللا َع ْنهُ اَ َّن َرسُوْ ل ُهللا ص‬ ِ ‫َوع َْن َجابِ ٍر َر‬
‫فَ ُكوْ ا ِد َما َءهُم‬¢‫انَ قَ ْبلَ ُك ْم َح َملَهُم ْعَل َى ٲَ ْن َس‬¢¢‫ك َ َم ْن َك‬¢¢َ‫ح َّٲَ ْهل‬¢‫الش‬ ً ‫ظُلُ َم‬
ُّ ‫ٳ ِ َّن‬¢َ‫ات يَوْ َم القِيَا َم ِة َواتَّقُوْ ا ال ُّش َّح ف‬
} ‫ْ َوا ْستَ َحلُّوْ ا َمحا َ ِر َمهُ ْم { رواه مسلم‬

Diriwayatkan dari Jabir Radiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah


SAW bersabda “ Jauhilah ( takutlah ) oleh kalian perbuatan dzalim,
karena kedzaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat”.

Rasulullah SAW telah memperingatkan kita agar tidak bersifat


zalim dan kikir karna sifat zalim menjadikan kegelapan pada manusia
pada hari kiamat sifat kikir inilah yang mencelakakan dan menjadi
sebab terjadinya pertumpahan darah antara umat yang terdahulu.
Dalam hadis di atas menjelaskan peringatan dari perbuatan zalim dan
anjuran berbuat adil.10

Kikir adalah enggan untuk memberikan sebagian harta atau rizki


yang diberikan Allah kepadanya, pada jalan Allah atau pada fakir
miskin, anak yatim danorang yang kesulitan ekonomi dalam
hidupnya.11

Bersifat bakhil atau kikir tidak hanya mendatangkan kerugian


didunia semata, namun di akhirat orang bakhil pun akan mendapatkan
balasan atas kebakhilannya tersebut. berikut adalah akibat yang yang
ditimbulkan dari bersifat bakhil:

Orang yang bakhil akan sulit mendapatkan kebahagiaan.

1. Akan dipandang hina dihadapan orang lain, karena dipandang


sebagai orang yang bakhil.
2. Orang yang bersifat bakhil akan tersiksa jiwanya, karena selalu
memikirkan bagaimana cara agar hartanya bertambah.

10
Abdul Hafidz, Al-Qur’an Hadis Kelas VII.....H. 46-49
11
Muhammad Syamsi, Rangkuman pengetahuan agama islam, ( Surabaya : 2004 ). h.
124

7
3. Hartanya tidak bermanfaat karena hanya dikumpulkan saja.
Bahkan orang yang terlalu bakhil tidak mau hartanya berkurang
sedikitpun, meskipun untuk kepentingan sendiri.
4. Orang bakhil pada hari kiamat kelak, harta yang dikumpulkannya
akan dikalungkan di lehernya sebagai balasan atas kebakhilannya12.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ibnu Abbas mengatakan: “ Yakni menuju kebaikan”. Allah SWT
telah bersumpah, demi malam dan siang, demi penciptaan laki-laki dan
perempuan, Allah SWT. Menjanjikan balasan yang terbaik berupa pahala
12
Muhammad Syamsi, Rangkuman pengetahuan agama islam, ( Surabaya : 2004 ). h.
124

8
dan surga di akhirat kelak, dan berbagai jalan kemudahan yang akan
menghantarkannya menuju kebaikan itu, bagi hamba yang gemar
bersedekah dan bertakwa kepada-Nya, serta membenarkan dan yakin akan
ada pahala yang terbaik baginya.

Abdullah Bin Taslim menjelaskan bahwa arti “ tidak berkurangnya


harta dengan sedekah” adalah dengan tambahan keberkahan yang Allah
AWT jadikan pada harta dan terhindarnya harta dari hal-hal yang akan
merusaknya di dunia, juga dengan didapatkannya pahala dan tambahan
kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT di akhirat kelak.

Islam sangat membenci sikap bakhil karna sifat bakhil salah satu
karakter orang munafiq yang tidak mau berkorban untuk kebaikan.
Padahal karakter orang yang beriman adalah siap berkorban apa saja demi
islam dan Allah SWT . Sedangkan orang yang bakhil akan jauh dari Allah
dan dia menimpakan berbagai keburukan, kesesatan, dan memasukkannya
kedalam neraka.

Kikir adalah enggan untuk memberikan sebagian harta atau rizki


yang diberikan Allah kepadanya, pada jalan Allah atau pada fakir miskin,
anak yatim danorang yang kesulitan ekonomi dalam hidupnya.

B. Saran
Kami penulis meyakini bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna .
Maka dari itu kami dari penulis sangat butuh kritik dan saran dari saudara/i
kami sekalian agar lebih baik lagi dari dalam penulisan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Solihin. 2008. Kedermawanan. (Yogyakarta: Insan Madani ).

9
Halim. 2014. Al-Qur’an Al-Karim Dan Terjemahnya. ( Surabaya : Yayasan
Penyelenggaraan Penerjemah/ Penafsir Al-Qur’an ).

Hafis Abdul. 2020. Al-Qur’an Hadis Kelas VII MTs, ( Jakarta : Jl. Lapang
Banteng Barat ).

Mu’min Abdul Al-Hasyimi. 2009. Akhlak Rasul Menurut Bukhari Muslim,


( Jakarta : Gemainsani ).
Zubaedi. 2011. Desain pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam
lembaga pendidikan, ( Jakarta:Prenada Media Grup ).
Imam Al- Ghazali. 2009. Ringkasan Ihya’ Ulumuddin. ( Jakarta Timur: Medika
Eka Sarana).
Ummu Ihsan dan Abu Ihsan Al-Azhari. 2013. Aktualisasi Akhlak Muslim,
( Jakarta : Pustaka Imam Syafi’i ).
Syamsi Muhammad. 2004. Rangkuman pengetahuan agama islam, ( Surabaya )

10

Anda mungkin juga menyukai