Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN PENILAIAN, FUNGSI, DAN PRINSIP PENILAIAN

Di Susun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan Islam

Dosen Pengampu :

Oleh:

KELOMPOK 3

Andi B Daulat Samallangi

Firmansyah

Mahwada Halil

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGERUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ADIYAH

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kami karunia, nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini, dan terus dapat menimba ilmu di IAI As’adiyah Sengkang.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Evaluasi
Pendidikan Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua
menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat


kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap
perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih, wassalamu’ alaikum.

Sengkang ,25 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita sering membuat


suatu kegiatan evaluasi dan selalu menggunakan prinsip mengukur dan menilai.
Namun, banyak orang belum memahami secara tepat arti kata evaluasi, pengukuran,
dan penilaian bahkan masih banyak orang yang lebih cenderung mengartikan ketiga
kata tersebut dengan suatu pengertian yang sama.. Secara umum orang hanya
mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktivitas mengukur
biasanya sudah termasuk di dalamnya. pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan
kegiatan yang bersifat hierarki.

Penilaian dapat didefinisikan sebagai salah satu gabungan antara ilmu


pengetahuan dan seni, dimana dalam penilaian ini bukan saja terdiri dari perhitungan
matematis akan tetapi juga bergantung pada rumusan dan opini yang dibuat oleh
seorang penilai setelah membuat analisis dan kajian yang mendalam terhadap
karakterisistik harta, keadaan ekonomi, latar belakang sejarah, prospek serta potensi-
potensi pada masa yang akan datang. Proses penilaian dimulai ketika penilai
mengidentifikasikan masalah penilaian dan berakhir dengan diserahkannya laporan
penilaian kepada klien. Penilaian memiliki berbagai macam kepentingan yang
mendasari. Hal ini yang mengakibatkan pada hasil penilaian dapat terwujud dalam
berbagai hasil, tergantung pada keperluan dan kepentingan dalam memperoleh tujuan
tertentu tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penilaian?
2. Apa saja pendekatan yang dilakukan dalam melakukan penilaian?
3. Apa fungsi penilaian?
4. Apa saja prinsip penilaian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian penilaian
2. Untuk mengetahui pendekatan apa saja yang dilakukan dalam melakukan
penilaian
3. Untuk mengetahui apa fungsi penilaian
4. Untuk mengetahui apa saja prinsip penilaian
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik
atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta
didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata)
dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.1

Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar


(guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus
mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah
diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang
dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
Menurut Suharsimi Arikunto (2007) menilai adalah mengambil keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik buruk dan penilaian bersifat kualitatif.2

Jadi dapat kita simpulkan bahwa Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai
cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik dengan standarisasi baik dan buruk dan bersoifat kulaitatif.

B. Pendekatan Penilaian

Dalam evaluasi program pendidikan yang banyak dikenal dan sering dijadikan
rujukan dalam pelaksanaan evaluasi program pendidikan, terdapat Beberapa
Pendekatan dalam penilaian yang digunakan yakni : a) Objective-Oriented
Approach, b) Management-Oriented Approach, dan c) Naturalistic-Participant
Approach.d)penilaian berbasis kelas, e)penilaian acuan norma dan f) penilaian acuan
patokan.

1 Anonim. 2011. Evaluasi, Pengukuran, Tes, dan Penilaian (Tujuan, Pendekatan, dan Ruang
Lingkupnya). Diunduh tanggal 25 september 2012 dari www.wikiberita.net
2 Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara. Halaman 3
a) OBJECTIVE- ORIENTED EVALUATION APPROACH

Model Objective-Oriented Approach (pendekatan penilaian berorientasi tujuan)


adalah pendekatan dalam melakukan evaluasi program yang menitik beratkan pada
penilaian ketercapaian tujuan. Oleh karena itu, pandangan ini mempersyaratkan
bahwa suatu program pendidikan harus menetapkan atau merumuskan tujuan-tujuan
spesifiknya secara jelas. Terhadap tujuan-tujuan program yang sudah ditetapkan
tersebut barulah evaluasi program difokuskan.

Ketercapaian tujuan belajar tersebut tercermin dari hasil tes siswa. Oleh karena itu,
tes sebagai alat (instrument) untuk melakukan penilaian selalu dibuat berdasarkan
pada tujuan-tujuan belajar yang telah ditetapkan. Kalau anda pernah menjadi seorang
guru, anda tentu masih ingat bagaimana membuat kisi-kisis penyusunan soal yang
selalu didasarkan pada ranah-ranah hasil belajar yang sudah ditetapkan sebagai tujuan
pembelajaran. Kegiatan penilaian seperti yang dilakukan guru itu adalah salah satu
contoh penerapan pendekatan penilaian program yang berorientasi tujuan (objective-
oriented approach).

Tyler mendefinisikan penilaian pendidikan sebagai suatu proses untuk menentukan


sejauhmana tujuan-tujuan pendidikan dari program sekolah atau kurikulum tercapai.
Pendekatan penilaian yang dikemukakan Tyler ini meliputi langkah-langkah sebagai
berikut:

1) Menentukan tujuan secara jelas

2) Mengklasifikasikan tujuan-tujuan tersebut

3) Mendefinisikan tujuan-tujuan dalam istilah perilaku terukur

4) Temukan situasi dimana prestasi atau tujuan dapat diperlihatkan

5) Mengembangkan atau memilih teknik-teknik pengukuran

6) Mengumpulkan data

7) Membandingkan data kinerja dengan tujuan-tujuan yang dinyatakan dalam


perilaku terukur.

b) DISCREPANCY EVALUATION MODEL

Pendekatan lain yang banyak dipengaruhi pemikiran Tyler dikembangkan Provus


berdasarkan pada tugas-tugas evaluasi di sebuah sekolah umum di Pittsburgh,
Pensylvania. Provus (1973) memandang penilaian sebagai proses pengelolaan
informasi berkelanjutan yang dirancang memberi pelayanan sebagai the watchdog of
program management’dan the handmaiden of administration in the management of
program development trough sound decision making .

Walaupun nampak adanya pendekatan manajemen dalam pemikiran Provus, tetapi


tradisi Tyler lebih dominan. Hal ini dapat dilihat dari definisi evaluasi yang ia
kembangkan. Menurut Provus, evaluasi adalah proses: 1) menyetujui berdasarkan
standar (istilah lain yang digunakan secara bergantian dengan istilah tujuan), 2)
menentukan apakah ada kesenjangan antara kinerja aspek-aspek program dengan
standar kinerja yang ditetapkan; 3) menggunakan informasi tentang kesenjangan-
kesenjangan yang ditemukan sebagai bahan untuk meningkatkan mengelola, atau
mengakhiri program atau salah satu aspek dari program tersebut.

Pendekatan yang diperkenalkan Provus ini dinamakan Discrepancy Evaluation


Model. Pendekatan ini memperkenalkan pelaksanaan evaluasi dengan langkah-
langkah yang perlu dilakukan, meliputi:

1. Definisi

2. Instalasi

3. Proses

4. Produk

5. Analisis Biaya-Manfaat (Cost-Benefit Analysis)

Dalam tahap definisi, focus kegiatan dilakukan untuk merumuskan tujuan, proses
atau aktifitas, serta pengalokasian sumberdaya dan partisipan untuk melakukan
aktifitas dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Provus, program
pendidikan merupakan system dinamis yang meliputi inputs (antecedent), proses, dan
outputs (juga outcomes). Standar atau harapan-harapan yang ingin dicapai ditentukan
untk masing-masing komponen tersebut. Standar ini merupakan tujuan program yang
kemudian menjadi criteria dalam kegiatan penilaian yang dilakukan.

c) PENILAIAN BERORIENTASI TUJUAN

Pendekatan penilaian yang berorientasi tujuan ini secara teknologis telah merangsang
berkembangnya proses-proses perumusan tujuan secara spesifik serta pengembangan
atau penemuan instrument-instrumen maupun prosedur pengukuran yang beragam.
Dilihat dari kajian dan literature, pendekatan penilaian berorientasi tujuan sudah lebih
banyak dan terarah kepada persoalan bagaimana pendekatan ini diaplikasikan dalam
penilaian di kelas, penilaian sekolah, penilaian program sekolah di satu kabupaten,
atau lainnya. Oleh karena itu, secara sederhana dapat dikatakan bahwa kelebihan
pendekatan ini adalah mudah dipahami, mudah untuk diimpelementasikan, dan
disepakati banyak pendidik dapat menghasilkan informasi yang relevan dengan misi
mereka.

Pendekatan ini juga telah menyebabkan para pendidik merefleksikan dan


mengklarifikasi perhatian mereka terhadap pemikiran-pemikiran terdahulu berkaitan
dengan ambiguitas tujuan-tujuan pendidikan. Diskusi-diskusi bersama masyarakat
tentang tujuan pendidikan yang dianggap paling tepat, dijadikan ajang untuk
meningkatkan validitas program pendidikan yang dilakukan.

d) PENILAIAN BERBASIS KELAS

Penilaian kelas = pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk


memberikan keputusan (nilai) hasil belajar siswa berdasarkan tahapan belajarnya.
Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan belajar, dilakukan
dengan berbagai cara. Dilakukanmelalui kumpulan kerja siswa (portopolio), hasil
karya (products), penugasan (projects), Unjuk kerja (performances) dan tes tulis
(paper & pen).

Tujuan Penilaian Kelas :

1. keeping-track (proses pembelajaran sesuai dengan rencana)

2. cheking-up (mencek kelemahan dalam proses pembelajaran)

3. finding-out(menemukan kelemahan & keslahan dalam pembelajaran)

4. summing-up (menyimpulkan pencapaian kompetensi peserta didik)

Manfaat : informasi, umpan balik, memantau kemajuan, umpan balik bagi guru,
informasi kepada orang tua dan komite sekolah.

Fungsi Penilaian Kelas :

1. Alat menetapkan siswa dalam penguasaan kompetensi

2. Sebagai bimbingan
3. Sebagai alat diagnosis

4. Sebagai alat prediksi

5. Sebagai grading

6. Sebagai alat seleksi

Jenis-jenis penilaian kelas :

1. Melalui Portofolio

2. Melalui unjuk kerja (performance)

3. Melalui penugasan (project)

4. Melalui hasil kerja (Product)

5. Melalui tes tertulis ()paper & pen)

e) PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)

PAN ialah penilaian yang membandingkan hasil belajar mahasiswa terhadap hasil
dalam kelompoknya. Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan sebagai pendekatan
“apa adanya” dalam arti, bahwa patokan pembanding semat–mata diambil dari
kenyataan–kenyataan yang diperoleh pada saat pengukuran/penilaian itu berlangsung,
yaitu hasil belajar mahasiswa yang diukur itu beserta pengolahannya, penilaian
ataupun patokan yang terletak diluar hasil–hasil pengukuran kelompok manusia.

PAN pada dasarnya mempergunakan kurve normal dan hasil–hasil perhitungannya


sebagai dasar penilaiannya. Kurve ini dibentuk dengan mengikut sertakan semua
angka hasil pengukuran yang diperoleh. Dua kenyataan yang ada didalam “kurve
Normal”yang dipakai untuk membandingkan atau menafsirkan angka yang diperoleh
masing – masing mahasiswa ialah angka rata- rata (mean) dan angka simpanan baku
(standard deviation), patokan ini bersifat relatif dapat bergeser ke atas atau kebawah
sesuai dengan besarnya dua kenyataan yang diperoleh didalam kurve itu. Dengan kata
ain, patokan itu dapat berubah–ubah dari “kurve normal” yang satu ke “kurve
normal” yang lain. Jika hasil ujian mahasiswa dalam satu kelompok pada umumnya
lebih baik dan menghasilkan angka rata-rata yang lebih tinggi, maka patokan menjadi
bergeser ke atas (dinaikkan). Sebaliknya jika hasil ujian kelompok itu pada umumnya
merosot, patokannya bergeser kebawah (diturunkan). Dengan demikian, angka yang
sama pada dua kurve yang berbeda akan mempunyai arti berbeda. Demikian juga,
nilai yang sama dihasilkan melalui bangunan dua kurve yang berbeda akan
mempunyai arti berbeda. Demikian juga, nilai yang sama dihasilkan melalui
bangunan dua kurve yang berbeda akan mempunyai arti umum yang berbeda pula.3

f). Penilaian Acuan Patokan (PAP)

PAP pada dasarnya berarti penilain yang membandingkan hasil belajar mahasiswa
terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian ini
menunjukkan bahwa sebelum usaha penilaian dilakukan terlebih dahulu harus
ditetapkan patokan yang akan dipakai untuk membandingkan angka-angka hasil
pengukuran agar hasil itu mempunyai arti tertentu. Dengan demikian patokan ini
tidak dicari-cari di tempat lain dan pula tidak dicari di dalam sekelompok hasil
pengukuran sebagaimana dilakukan pada PAN.

Patokan yang telah disepakati terlebih dahulu itu biasanya disebut “Tingkat
Penguasaan Minimum”. Mahasiswa yang dapat mencapai atau bahkan melampai
batas ini dinilai “lulus” dan belum mencapainya nilai “tidak lulus” mereka yang lulus
ini diperkenankan menempuh pelajar yang lebih tinggi, sedangkan yang belum lulus
diminta memantapkan lagi kegiatan belajarnya sehingga mencapai “batas lulus” itu.

Patokan yang dipakai untuk kelompok mahasiswa yang mana sama ini pengertian
yang sama. Dengan patokan yang sama ini pengertian yang sama untuk hasil
pengukuran yang diperoleh dari waktu ke waktu oleh kelompok yang sama ataupun
berbeda-beda dapat dipertahankan.

Yang menjadi hambatan dalam penggunaan PAP adalah sukarnya menetapkan


patokan yang benar-benar tuntas.

C. Fungsi Penilaian Pendidikan

Fungsi penilaian pendidikan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan


sebagai penyedia informasi4
3 Sulaeman. 2011. Evaluasi PAN dan PAP. Diunduh tanggal 25 september 2012 dari
http://sulaemaneman.blogspot.com/
4 Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti hlmn 26
Fungsi penilaian dan evaluasi Pendidikan menurut Bloom:

Fungsi diagnostic

Fungsi penempatan

Fungsi penentuan tingkat keberhasilan

Fungsi seleksi5

`Kegunaan evalluasi dan penilaian Pendidikan menurut J. Stanley Ahmann dan


Marwin D. Glock (1981) menyatakan ada empat sub kelompok kegunaan evaluasi
pendidikan yaitu:

menaksir pencapain akademik pada tiap – tiap peserta didik

mendiagnosis kesukaran – kesukaran belajar tiap – tiap peserta didik maupun kelas

menaksir efektifitas pendidikan dari sisi kurikulum, prosedur pembelajaran, alat bantu
material pembelajaran dan pengorganisasian atau pengaturan oerganisasi
pembelajaran

menilai kemajuan pendidikan dalam populasi yang luas, seperti menolong memahami
masalah–masalah pendidikan dan mengembangkan kebijakan masyarakat dalam
pendidikan.

D. PRINSIP PENILAIAN

Dalam bukunya Designing Evaluator of Educational and Social Programme,


Cronbach (1982) memberikan uraian mengenai prinsip-prinsip dasar penilaian
sebagai berikut:

1.Penilaian program pendidikan merupakan kegiatan yang dapat membantu


pemerintah dalam mencapai tujuanya

2.Penilaian adalah suatu seni. tidak ada satupun evaluasi yang sempurna, walaupun
dilakukan dengan teknuk yang berbeda – beda.

5 Yusuf A.Muri. 2005. Evaluasi Pendidikan. Padang: Universitas Negeri Padang hlmn 34
Penilaian merupakan suatu proses terus menerus sehingga didalam proses
kegiatannya di mungkinkan untuk merevisi apa bila dirasakan adanya sesuatu
kesalahan

Penilaian memiliki beberapa prinsip-prinsip, yaitu sebagai berikut:

a. Keterpaduan

Penilaian harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional


pengajaran, materi pembelajaran, dan metode pengajaran.

b. Keterlibatan peserta didik

Prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam
Penilaian bukan alternatif, tetapi kebutuhan mutlak.

c. Koherensi

Penilaian harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan sesuai
dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.

d. Pedagogis

Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan
perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri
siswa.

e. Akuntabel

Hasil Penilaian haruslah menjadi aalat akuntabilitas atau bahan pertanggungjawaban


bagi pihak yang berkepentingan seperti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik dengan standarisasi baik dan buruk dan bersoifat kulaitatif
2. Dalam Permendiiknas No 20 Tahun 2007 tentang Standard Penilaian
Pendidikan , Prinsip Penilaian Penilaian hasil sebagai
berikut: sahih,objektif,adil, terpadu,terbuka, menyeluruh dan
berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, akuntabel.
3. Beberapa Pendekatan dalam penilaian pendekatan yang digunakan yakni : a)
Objective-Oriented Approach, b) Management-Oriented Approach, dan c)
Naturalistic-Participant Approach.d)penilaian berbasis kelas, e)penilaian
acuan norma dan f) penilaian acuan patokan.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini, mungkin masih terdapat banyak kesalahan.


Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Dengan
kerendahan hati penulis mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini, dengan senang hati kritik, saran, dan pandangan dari
berbagai pihak.

Anda mungkin juga menyukai