Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Desain Penilaian Pembelajaran Akidah Akhlak


Tugas Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Materi Dan Desain
Pembelajaran Aqidah Akhlak

Dosen Pengampu :
Wawan Ridwan, M.Pd.

Penyusun:
Gus Rubbal Aziz (2018110038)
Robbi Yanto (2018110105)
Siti Jubaedah

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian.
Adapun laporan ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Materi dan
Desain Pembelajaran Aqidah Akhlak.

Penulisan laporan ini dapat terlaksana dengan baik karena adanya dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak kami menyadari dalam pembuatan laporan ini masih
teerdapat kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata Bahasa penulisan,
sehingga dan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
turut membantu penyusunan laporan ini.

Bandung, 2020

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang
Menanamkan pengetahuan dan kecakapan demgan cara yang cepat
dan tepat memerlukan penguasaan teori-teori. Teori-teori tersebut berupa teori
mengajar yang dapat diterapkan dalan perencanaan pengajaran. Perencanaan
pengajaran disesuaikan dengan materi yang akan di ajarkan.
Mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak bukanlah perbuatan
sederhana, bila ingin menerapkan prisip cepat dan tepat. Dalam hal ini menguasai
materi, kesulitan akan muncul dari perkebangan ilmu tersebut serta sifat dari ilmu itu
sendiri.
Dengan demikian guru harus bisa menguasai meteri dengan baik.
Karena keberhasilan dalam pembelajaran ditentukan oleh guru itu sendiri, untuk
mencapai keberhasilan tersebut maka guru harus mampu mengusai materi yang akan
diajarkan terlebih dahulu, serta memilih strategi, metode, dan media yang tepat. Oleh
karena itu analisis materi sangat di perlukan untuk bisa mengetahui strategi, metode,
dan media yang tepat.

1. 2 Rumusan Masalah

1. Apa Makna Evaluasi Pembelajaran, Tujuan dan Manfaatnya?


2. Apa sajakah Ruang lingkup Penilaian dan jenis-jenis penilaian pembelajaran
Aqidah Akhlak?
3. Bagaimana Penilaian acuan patokan dan penilaian acuan norma pembelajaran
Akidah Akhlak?

1. 3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui Makna Evaluasi Pembelajaran, Tujuan dan Manfaatnya


2. Mengetahui Ruang lingkup Penilaian dan jenis-jenis penilaian pembelajaran
Aqidah Akhlak
3. Mengetahui Penilaian acuan patokan dan penilaian acuan norma
pembelajaran Akidah Akhlak
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Makna Evaluasi Pembelajaran, Tujuan dan Manfaatnya.

1. Makna Evaluasi Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan kita sering mendengar kata evaluasi. Tidak banyak
orang yang mengetahui bahwa hakikat dari dari evaluasi dan bahkan apa itu itu
evaluasi terkdang disalah artikan oleh seroang guru. Padahal seorang guru
memiliki salah satu kewajiban yakni melakukan evaluasi kepada program
pembeleajaran yang telah dilakukan.

Evaluasi sering disalah artikan oleh seorang guru dengan kata ujian, padahal
ujian hanya salah satu bentuk evaluasi. Jika ujian tidak dilaksanakan dengan
baik dari segi penyusunan Intsrumennya, bahkan ujian pun yang dibuat asal-asal
tidak dapat dikategorikan sebagai bentuk evaluasi.

Bloom (1971) mendefinisikan evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah


pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana
tingkat perubahan dalam pribadi siswa. Sejalan dengan itu, Stufflebeam (1971),
mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh,
dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.

Evaluasi adalah suatu proses untuk merencanakan, memperoleh, dan


menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat beberapa
alternatif dalam mengambil keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka
setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja
dilaksanakan untuk memeperoleh informasi atau data; berdasarkan data tersebut
kemudian dicoba membuat keputusan. Dimana informasi data yang
dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai dan mendukung tujuan evaluasi yang
direncanakan.

Tujuan evaluasi bisa berbeda dengan tujuan dari ujian. Secara sederhana
evalusi digunakan untuk memeperbaiki sistem dengan cara memberi penilaian
berdasarkan data yang diambil dari suatu atau sekelompok objek. Sedangkan
ujian dapat dilakukan tanpa ada tujuan untuk memeperbaiki nilai. Ujian juga
dapat dilakukan hanya untuk menyaring dan menentukan kelas dari kumpulan
objek.
Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran, Norman E. Gronlund (1976)
merumuskan pengertian evaluasi sebagai berikut:

“Evaluation is a systematic process of determining the extent to which


instructional objectives are achieved by pupils”.
(Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
oleh siswa).

Dengan kata-kata yang berbeda, tetapi mengandung pengertian yang hampir


sama, Wrightstone dan kawan-kawan (1956: 16) mengemukakan rumusan
evaluasi pendidikan sebagai berikut:
“Educational evaluation is the estimation of the growth and progress of pupils
to ward objectives or values in the curriculum”,
(Evaluasi pendidikan ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan
siswa kea rah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam
kurikulum).

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan


bahwa evaluation adalah penilaian. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata
Indonesia evaluasi yang berarti menilai.

2. Tujuan Evaluasi Pembelajaran :

a) Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar pada siswa. Untuk


mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.
Fungsinya sebagai laporan kepada orangtua siswa, penentuan kenaikan
kelas, penentuan kelulusan siswa.
b) Untuk melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk mengingat
kembali materi yang telah diajarkan dan untuk mengetahui tingkat
perubahan prilakunya.
c) Mengenal latar belakang siswa yang berguna baik bagi penempatan maupun
penentuan sebab-sebab kesulitan belajar para siswa. Berfungsi sebagai
masukan bagi tugas Bimbingan dan Penyuluhan (BP).
d) Sebagai umpan balik untuk guru yang dapat digunakan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar dan program remedial untuk siswa.
3. Manfaat dilaksanakan Evaluasi Pembelajaran :
a) Membuat keputusan berkenaan dengan pelakasanaan dan hasil pembelajaran
b) Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan oleh guru
c) Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka upaya
meningkatkan kualitas

2.2 Ruang lingkup Penilaian dan jenis-jenis penilaian pembelajaran Aqidah


Akhlak

1. Aspek Akidah (Keimanan)


a) Kalimat tayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Laa Ilaha Ilallah,
Basmalah, Subhannallah, Allahu Akbar, Masya allah, Dsb.
b) Asmaul Husna sebagai materi pembiasaan, Ar-Rahma, Ar- Rahim, Al- Malik,
Al- Qudus, As-Salam Dst.
c) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana dengan kalimat Tayyibah,
Asmaul Husna, dan pengenalan shalat lima waktu sebagai manifestasi Iman
kepada Allah.
d) Meyakini Rukun Iman
2. Aspek Akhlak
a) Pembiasaan Akhlak Karimah ( Mahmudah ) secara berurutan di sajikan pada
tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: Disiplin, sopan santun, jujur, baik hati,
percaya diri, kasih saying. Dll
b) Menghindari Akhlak tercela ( Mzmumah ) yaitu: Fasik, putus asa, sombong,
berbohong Dll
3. Aspek Adab Islami
a) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, makan, berbbicara Dll
b) Adab terhadap Allah Mengaji, dan Beribadah.
c) Adab kepada Sesama, yaitu: Kepada Orang tua, Saudara, Guru, dan teman
4. Aspek Kisah Teladan
a) Kisah – kisah para Nabi dan Rasul
b) Materi kisah ini di sajikan sebagai penguat terhadap isi materi, yaitu: Aqidah
Akhlak, sehingga tidak di tampilkan setandar kopentensi, tetapi dalam
kopentensi indicator.

2.3 Penilaian Acuan Patokan dan Penilaian Acuan Norma Pembelajaran


Akidah Akhlak

1. Pengertian Penilaian Acuan Norma


Ada beberapa pendapat tentang pengertian Penilaian Acuan Norma, yaitu:
a) Acuan norma merupakan elemen pilihan yang memeberikan daftar dokumen
normatif yang diacu dalam standar sehingga acuan tersebut tidak terpisahkan
dalam penerapan standar. Data dokumen normatif yang diacu dalam standar
yang sangat diperlukan dalam penerapan standar.
b) Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan
mengacu pada norma atau kelompok. Cara ini dikenal sebagai penilaian acuan
norma (PAN).
c) PAN adalah Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu proses
pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya
pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.
d) Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu dengan cara membandingkan nilai seorang
siswa dengan nilai kelompoknya. Jadi dalam hal ini prestasi seluruh siswa dalam
kelas / kelompok dipakai sebagai dasar penilaian.
Dari beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa Penilaian Acuan Norma
adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelmpok; nilai-nilai
yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang
termasuk di dalam kelompok itu.
2. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian acuan norma (PAN) merupakan pendekatan klasik, karena tampilan
pencapaian hasil belajar siswa pada suatu tes dibandingkan dengan penampilan siswa
lain yang mengikuti tes yang sama. Pengukuran ini digunakan sebagai metode
pengukuran yang menggunakan prinsip belajar kompetitif. Menurut prinsip
pengukuran norma, tes baku pencapaian diadministrasi dan penampilan baku
normative dikalkulasi untuk kelompok-kelompok pengambil tes yang bervariasi. Skor
yang dihasilkan siswa dalam tes yang sama dibandingkan dengan hasil populasi atau
hasil keseluruhan yang telah dibakukan. Guru kelas kemudian mengikuti asas yang
sama, mengukur pencapaian hasil belajar siswa, dengan tepat membandingkan
terhadap siswa lain dalam tes yang sama. Seperti evaluasi empiris, guru melakukan
pengukuran, mengadministrasi tes, menghitung skor, merangking skor, dari tes yang
tertinggi sampai yang terendah, menentukan skor rerata menentukan simpang baku
dan variannya .
Berikut ini beberapa ciri dari Penilaian Acuan Normatif :
a) Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap peserta
didik terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Artinya, Penilaian Acuan
Normatif digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik
di dalam komunitasnya seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
b) Penilaian Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat “relative”.
Artinya, selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan
pada waktu tersebut.
c) Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat
kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan,
tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam
komunitasnya (kelompoknya).
d) Penilaian Acuan Normatif memiliki kecendrungan untuk menggunakan
rentangan tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari
yang sangat istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius.
e) Penilaian Acuan Normatif memberikan skor yang menggambarkan
penguasaan kelompok.
3. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian acuan patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation
merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Dalam pengukuran
ini siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam
tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain. Keberhasilan dalam
prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah
dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional .
Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum
dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah
dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan setiap peserta didik (siswa) mendapat
manfaat dari adanya PAP.
Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Perbedaan hasil tes
akhir dengan test awal merupakan petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran.
Pembelajaran yang menuntut pencapaian kompetensi tertentu sebagaimana
diharapkan dan termuat pada kurikulum saat ini, PAP merupakan cara pandang yang
harus diterapkan.
PAP juga dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
misalnya kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapat siswa yang diuntungkan
atau dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilai kelompok berdistribusi normal. PAP
ini menggunakan prinsip belajar tuntas (mastery learning).
4. Persamaan dan Perbedaan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan
Patokan (PAP)
Penilaian Acuan Norma dan Penilaian Acuan Patokan mempunyai beberapa
persamaan sebagai berikut:
a) Penilaian acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi
spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan tersebut
termasuk tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional khusus
b) Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai
subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur
mempresentasikan populasi siwa yang hendak menjadi target akhir
pengambilan keputusan.
c) Untuk mandapatkan informasi yang diinginkan tenyang siswa, kedua
pengukuran sama-sama nenerlukan item-item yang disusun dalam satu tes
dengan menggunakan aturan dasar penulisan instrument.
d) Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan
diukur.
e) Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes
karangan, tes penampilan atau keterampilan.
f) Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.
g) Keduanya digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang
berbeda.
Perbedaan kedua penilaian adalah sebagai berikut:
1. Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus
dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan patokan
biasanya mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan
banyak butir tes untuk setiap perilaku.
2. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi
tingkat pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan patokan menekankan
penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan
oleh setiap peserta tes.
3. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai
tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan
terlalu sulit. Penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang
relevan dengan perilaku yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat
kesulitannya.
4. Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian acuan
patokan digunakan terutama untuk penguasaan.
Bab III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai