Anda di halaman 1dari 22

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN SEJARAH

“CAPAIAN PEMBELAJARAN”

DISUSUN OLEH:

SHINTA AYU LESTARI (1413823010)


NOVITASARI (1413823008)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala limpahan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat menjadi salah satu sumber bacaan bagi pembaca dalam memahami capaian
pembelajaran.

Dalam penulisan makalah ini tim penulis juga merasa masih banyak kekurangan disana-
sini baik dalam teknis penulisan maupun isi yang dipaparkan. Bertolak dari segala kekurangan
yang mungkin ditemukan maka tim penulis membutuhkan segala kritis dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, tim penulis mengucapkan banyak terimakasih atas segala partisipasi dan
motivasi pembaca.

Jakarta, Februari 2024

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB 1

A. Pendahuluan .................................................................................................................... 1

BAB 2. PEMBAHASAN

A. Gaya Belajar Peserta Didik ............................................................................................. 3

B. Konsep Capaian Pembelajaran ........................................................................................ 4

C. Identifikasi Capaian Pembelajaran ................................................................................... 5

D. Kriteria Capaian Pembelajaran ........................................................................................ 6

E. Prosedur Analisis Capaian Pembelajaran ......................................................................... 7

F. Capaian Pembelajaran Sejarah ........................................................................................ 8

BAB 3. PENUTUP

Kesimpulan ......................................................................................................................... 16

Saran ................................................................................................................................... 17

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 18

ii
BAB 1

A. Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan penilaian pembejaran memegang peran kunci dalam
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.1 Makalah ini akan membahas beberapa
aspek penting dalam konteks penilaian pembelajaran, yaitu gaya belajar peserta didik,
konsep capaian pembelajaran, identifikasi capaian pembelajaran, kriteria capaian
pembelajaran, prosedur analisis capaian pembelajaran dan contoh capaian
pembelajaran sejarah.
Gaya belajar peserta didik menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan dalam
menentukan efektivitas pembelajaran. Setiap individu memiliki preferensi belajar yang
berbeda, seperti gaya visual, auditori, atau kinestik. 2 Memahami gaya belajar ini
membantu pendidik menyusun strategi pengajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
Konsep capaian pembelajaran merujuk pada tujuan akhir yang diharapkan dari
suatu pembelajaran. Ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diinginkan peserta didik capai. 3 Memastikan integrasi konsep capaian pembelajaran ke
dalam kurikulum adalah langkah penting untuk mengukur keberhasilan pembelajaran.
Identifikasi capaian pembelajaran melibatkan penentuan target pembelajaran yang
spesifik dan terukur. Dengan menetapkan tujuan-tujuan yang jelas, pendidik dapat lebih
mudah memantau kemajuan peserta didik dan menilai efektivitas metode pengajaran.
Kriteria capaian pembelajaran menjadi panduan dalam menilai sejauh mana peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran. Kriteria yang jelas dan terukur memudahkan
proses evaluasi dan memberikan umpan balik yang lebih konstruktif. Prosedur analisis
capaian pembelajaran mencakup evaluasi hasil pembelajaran berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan. Dengan melakukan analisis secara sistematis, pendidik dapat

1
Azis, Adek Cerah Kurnia. (2023). Asesmen Diagnostik Sebagai Penilaian Pembelajaran Dalam Kurikulum
Merdeka Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol.1 No.2
2
Supit. Deisye .(2023). Gaya Belajar Visual, Auditori, Kinestik Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal on Education
Vol 5 Nomor 3
3
Abdul Fattah Nasution, Setia Ningsih, Mona Febrica Silva, Leli Suharti dan Jekson Parulian Harahap. (2023).
Konsep dan Implementasi Kurikulum Merdeka. COMPETITIF: Journal of Education , 2(3), 201-211.
https://doi.org/10.58355/competitive.v2i3.37

1
mengidentifikasi keberhasilan dan area yang perlu perbaikan dalam proses
pembelajaran.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Gaya Belajar Peserta Didik


Gaya belajar peserta didik memainkan peran penting dalam menentukan
bagaimana mereka paling efektif memproses dan memahami informasi. 4 Setiap
individu memiliki preferensi unik dalam mengasimilasi pengetahuan, dan
mengidentifikasi gaya belajar individu menjadi langkah krusial dalam menyusun
strategi pembelajaran yang dapat diakses dan bermakna bagi semua peserta didik.
Beberapa gaya belajar yang umum dikenali melibatkan preferensi visual, auditori,
dan kinestetik. Peserta didik dengan gaya belajar visual lebih mudah memahami
informasi melalui gambar, diagram, atau grafik. Sementara itu, peserta didik dengan
gaya belajar auditori lebih responsif terhadap informasi yang disampaikan secara lisan,
seperti ceramah atau diskusi. Di sisi lain, peserta didik dengan gaya belajar kinestetik
lebih suka belajar melalui pengalaman langsung, seperti eksperimen atau kegiatan fisik.
Pentingnya pemahaman terhadap gaya belajar peserta didik terletak pada
kemampuan pendidik untuk merancang pengalaman pembelajaran yang sesuai. 5
Pendidik perlu beradaptasi dengan gaya belajar masing-masingpeserta didik agar
proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Sebagai contoh, pemberian tugas visual
untuk peserta didik dengan gaya belajar visual, menyediakan rekaman suara untuk
peserta didik auditori, atau mengintegrasikan kegiatan fisik untuk peserta didik
kinestetik.
Dengan memahami dan menghargai keragaman gaya belajar , pendidik dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran inklusif yang dapat meningkatkan partisipasi
dan pencapaian peserta didik. Ini bukan hanya tentang menyampaikan materi secara
efisien tetapi juga membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan belajar
seumur hidup yang dapat mereka terapkan di berbagai situasi. Dengan demikian,
pemahaman terhadap gaya belajar peserta didik bukan hanya sebagai strategi

4
Nofitasari,.F.E.,Indiati,I., Suneki, S., & Sijamtini, N. (2023). Analisis Profilling Gaya Belajar Peserta Didik dalam
Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi Kelas III. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(2), 8811–8820.
https://doi.org/10.31004/jptam.v7i2.7631
5
Minasari, U., & Susanti, R. (2023). Analisis Profiling Gaya Belajar Peserta Didik dalam Merancang
Pembelajaran Berdiferensiasi berdasarkan Gaya Belajar Peserta Didik pada Pelajaran Biologi. Ideguru: Jurnal
Karya Ilmiah Guru, 8(2), 282-287. http://doi.org/10.51169/ideguru.v8i.543

3
pengajaran, tetapi juga sebagai komitmen untuk membentuk proses pendidikan yang
lebih beragam dan adaptif.

B. Konsep Capaian Pembelajaran

Konsep capaian pembelajaran merupakan pandangan holistik terhadap tujuan akhir

yang diinginkan dari suatu proses pembelajaran. Tujuan tersebut tidak terbatas pada

akuisisi pengetahuan semata, melainkan juga melibatkan pengembangan keterampilan dan

pembentukan sikap yang diharapkan. Pemahaman mendalam terhadap konsep capaian

pembelajaran menjadi kunci dalam merancang dan mengevaluasi desain kurikulum secara

menyeluruh.

Pada konteks konsep capaian pembelajaran, pengetahuan mencakup pemahaman

peserta didik terhadap fakta, konsep, dan prinsip tertentu yang terkait dengan mata

pelajaran atau topik pembelajaran. 6 Konsep pengetahuan ini menjadi dasar bagi

pemahaman peserta didik terhadap suatu subjek.

Pembentukan sikap atau nilai-nilai tertentu juga merupakan bagian integral dari

konsep capaian pembelajaran. Misalnya, suatu kurikulum dapat dirancang untuk

mengembangkan sikap kepedulian terhadap lingkungan, kerjasama, atau sikap etis dalam

konteks profesi tertentu.7 Integrasi nilai- nilai ini bertujuan untuk membentuk peserta didik

menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga berkarakter.

Pentingnya terintegrasi dengan baik dalam desain kurikulum mengacu pada upaya

menyelaraskan seluruh komponen pembelajaran agar saling mendukung dan membentuk

suatu keseluruhan yang kohesif. Sehingga, ketika peserta didik menyelesaikan suatu

6
Nidya Nina Ichiana, Abdul Razzaq , & Andi Kamal Ahmad. (2023). Orientasi Kurikulum Merdeka : Hambatan
Belajar Matematika dalam Capaian Pembelajaran Berpusat Pada Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Mipa, 13(4),
1162-11773. https://doi.org/10.37630/jpm.v13i4.1389
7
Shofia, Shofi. (2023). Profil Capaian Pembelajarandan Keefektifan Strategi Teaching and Learning Trajectory
pada Materi Hukum Bio Savart Prosiding Seminar Nasional Fisika (SiNaFi) 9.0 , Vol.2 No.1

4
materi, mereka tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terpisah-

pisah, melainkan sebuah keterpaduan yang memperkaya pemahaman mereka terhadap

dunia dan diri sendiri. Dengan demikian, konsep capaian pembelajaran menjadi fondasi

bagi pendidikan yang berorientasi pada hasil dan membentuk individu yang siap

menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

C. Identifikasi Capaian Pembelajaran


Proses identifikasi capaian pembelajaran mencerminkan tahapan penting dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Langkah ini berkaitan erat dengan penentuan

target akhir yang diharapkan peserta didik capai setelah menyelesaikan suatu materi atau

kurikulum. Dalam konteks identifikasi capaian pembelajaran, beberapa aspek perlu

diperhatikan untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran dapat diukur secara spesifik

dan dapat dievaluasi secara efektif.

Identifikasi capaian pembelajaran melibatkan penguraian konsep capaian

pembelajaran menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik. Artinya, konsep capaian

pembelajaran yang luas dipecah menjadi elemen-elemen yang lebih terukur dan dapat

diamati. Misalnya, jika konsep capaian pembelajaran berkaitan dengan pemahaman sejarah

suatu peristiwa, identifikasi tujuan-tujuan dapat mencakup kemampuan peserta didik untuk

menjelaskan kronologi peristiwa, menganalisis dampaknya, dan menyusun kesimpulan. 8

Tujuan-tujuan yang telah diidentifikasi harus memiliki karakteristik yang dapat

diukur. Hal ini memastikan bahwa evaluasi dapat dilakukan secara konkret dan obyektif.

Misalnya, apakah peserta didik dapat menyajikan informasi secara terstruktur, menerapkan

konsep-konsep yang dipelajari, atau menjelaskan hubungan sebab-akibat dengan jelas.

8
Sahrun Nisa, Mai Sri Lena, Hafsah Anas, & Tiara Utari. (2023). Implementasi Capaian Pembelajaran
Informatika dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Inspirasi Dunia: Jurnal Riset Pendidikan Dan
Bahasa, 2(3), 18-26. https://doi.org/10.58192/insdun.v2i3.955

5
Kriteria- kriteria pengukuran ini membantu dalam mengevaluasi pencapaian peserta didik

secara lebih akurat.

Identifikasi capaian pembelajaran juga perlu memperhatikan relevansi tujuan-

tujuan dengan konteks pembelajaran dan kebutuhan peserta didik. Tujuan-tujuan yang

disusun sebaiknya mencerminkan pemahaman mendalam tentang apa yang diharapkan dari

peserta didik di akhir pembelajaran, serta bagaimana pencapaian tersebut dapat

memberikan nilai tambah pada pengembangan mereka.

Dengan identifikasi capaian pembelajaran yang jelas, pendidik dapat memastikan

bahwa evaluasi yang dilakukan memiliki landasan yang kuat. Proses ini juga memfasilitasi

pemberian umpan balik yang lebih terarah, membantu peserta didik untuk memahami

pencapaian mereka dan melihat sejauh mana mereka telah mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian, identifikasi capaian pembelajaran

tidak hanya sebagai langkah administratif, melainkan sebagai dasar untuk mengukur

keberhasilan dan efektivitas pembelajaran.

D. Kriteria Capaian Pembelajaran


Menurut Kriteria capaian pembelajaran menjadi instrumen penilaian yang krusial

dalam menentukan sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Kriteria ini

memainkan peran penting dalam menyediakan kerangka kerja evaluasi yang obyektif dan

dapat diukur. Beberapa karakteristik yang esensial dari kriteria capaian pembelajaran

adalah kejelasan, ukurannya, dan relevansinya dengan konsep capaian pembelajaran.9

Dengan memiliki kriteria yang baik, pendidik dapat memberikan umpan balik yang

konstruktif kepada peserta didik. Kriteria yang jelas dan terukur memungkinkan pendidik

memberikan evaluasi yang lebih spesifik dan informatif. Umpan balik yang disampaikan

9
Guntoro, Tri Setyo. (2023). Sikap Ilmiah, Konsep Diri Akademik, dan Capaian Pembelajaran Mahasiswa
Olahraga. Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol. 22 No.1

6
dengan merujuk pada kriteria capaian pembelajaran membantu peserta didik memahami

area di mana mereka telah berhasil dan di mana perlu dilakukan perbaikan.

Dengan demikian, kriteria capaian pembelajaran bukan hanya sebagai alat penilaian

semata, tetapi juga sebagai sarana untuk memberikan bimbingan yang jelas kepada peserta

didik, mendorong pertumbuhan mereka, dan memberikan dasar yang kuat untuk

pengembangan pembelajaran yang lebih baik di masa depan.

E. Prosedur Analisis Capaian Pembelajaran


Telah Prosedur analisis capaian pembelajaran merupakan langkah krusial dalam

memahami sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Proses ini melibatkan

serangkaian tindakan yang terstruktur untuk mengevaluasi hasil pembelajaran peserta

didik, menerapkan kriteria yang telah ditetapkan, dan menyajikan informasi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran. Berikut adalah langkah-langkah

dalam prosedur analisis capaian pembelajaran10 :

1. Pengumpulan Data

Proses dimulai dengan pengumpulan data terkait dengan hasil pembelajaran. Data ini

dapat berupa tugas, ujian, proyek atau bentuk evaluasi lainnya. Penggumpulan data

harus sesuai dengan kriteria capaian pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Pengukuran Pencapaian Peserta Didik

Data yang telah terkumpul kemudian diukur berdasarkan kriteria capaian

pembelajaran. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode

kuantitatif, seperti skala nilai atau persentase, atau metode kualitatif, seperti analisis

konten untuk melihat

10
Rarmli, M. I., M.A.T., &., M.W.T. (2022). Pelatihan Metode Pengukuran Capaian Pembelajaran Kurikulum
Prodi Teknik Sipil Berbasis Outcome Based Education (OBE) pada Anggota BMPTTSSI. Jurnal Tepat : Teknologi
Untuk Pengabdian Masyarakat, 5(1), 118-126. https://doi.org/10/25042/jurnal_tepat.v5il.226

7
pemahaman konsep atau keterampilan peserta didik.

3. Interpretasi Hasil

Hasil pengukuran kemudian diinterpretasi untuk mengevaluasi sejauh mana peserta

didik mencapai tujuan pembelajaran. Interpretasi ini mencakup analisis terhadap

kekuatan dan kelemahan peserta didik serta penilaian terhadap sejauh mana kriteria

capaian pembelajaran terpenuhi.

4. Penyajian Informasi

Hasil analisis disajikan secara jelas dan terstruktur kepada pihak-pihak yang terlibat,

termasuk peserta didik dan rekan pendidik. Penyajian informasi ini dapat

menggunakan grafik, tabel, atau laporan tertulis untuk memudahkan pemahaman.

5. Evaluasi Efektivitas Metode Pengajaran

Analisis capaian Analisis capaian pembelajaran membantu pihak pendidik untuk

mengevaluasi efektivitas metode pengajaran yang digunakan. Dengan meninjau hasil

pembelajaran, pendidik dapat menilai apakah strategi pengajaran yang diterapkan

telah berhasil atau perlu disesuaikan.

6. Identifikasi Area yang Perlu Diabaikan

Proses analisis membantu identifikasi area yang perlu perbaikan baik pada tingkat

individu peserta didik maupun pada tingkat keseluruhan pembelajaran. Informasi ini

dapat digunakan untuk merancang perbaikan atau penyesuaian pada metode

pengajaran dan strategi pembelajaran.

F. Capaian Pembelajaran Sejarah


1. Rasional
Mata Pelajaran Sejarah adalah salah satu mata pelajaran pada jenjang pendidikan

menengah, khususnya SMA/MA pada fase F yang mengkaji tentang konsep dasar ilmu

sejarah dan berbagai kejadian atau peristiwa penting menyangkut pengalaman manusia

8
secara pribadi maupun kolektif di masa lampau. Pada pengalaman pribadi akan

membentuk kepribadian seseorang sekaligus mencerminkan identitas dan jati dirinya,

sementara pada pengalaman kolektif sebagai sebuah bangsa akan membentuk kepribadian

nasional sekaligus identitas nasional. Mata Pelajaran Sejarah menyangkut pengetahuan

faktual masa lampau dan bahan analisis melalui kemampuan berpikir historis dan kesadaran

sejarah bagi peserta didik untuk menentukan sikap, mengambil keputusan dan bertindak

dalam kehidupannya sebagai bagian dari entitas kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kesadaran sejarah mengenai ke-Indonesia-an wajib ada dalam diri segenap bangsa

Indonesia, yakni kesadaran akan fakta bahwa kita berangkat dari perjalanan Sejarah bangsa

yang sama. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Indonesia pada berbagai periode

menjadi pengikat rasa persatuan dan kesatuan sebagai sebuah bangsa. Pengalaman sejarah

ini merupakan perjalanan panjang yang melintasi ruang dan waktu dan didalamnya banyak

terkandung pelajaran bermakna. Perjalanan Sejarah Indonesia juga dipengaruhi oleh

berbagai peristiwa di dunia. Transformasi pengetahuan atas Sejarah masa lalu sangat

penting untuk dikontekstualisasikan dalam kehidupan kekinian dan sebagai bahan proyeksi

ke masa depan dalam memperkuat jati diri bangsa Indonesia dalam dimensi lokal, nasional,

dan global.

Mata pelajaran Sejarah disampaikan secara komprehensif, multidimensional,

menggunakan berbagai model, metode, dan media pembelajaran yang inovatif dan berbasis

teknologi serta memotivasi peserta didik. Mata pelajaran Sejarah melatih peserta didik

untuk belajar berpikir kritis, belajar merasakan, belajar berempati, belajar merefleksi serta

belajar berkarya. Di samping itu, mata pelajaran Sejarah juga membuat peserta didik

menjadi arif dan bijaksana dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam menghadapi

masa depan berdasarkan pengalaman belajar Sejarah dan belajar dari Sejarah.

9
Secara progresif mata pelajaran sejarah diarahkan untuk mengkontekstualisasikan

peristiwa-peristiwa di masa lalu dalam kehidupan masa kini dan dapat dipergunakan untuk

memprediksi dan mengantisipasi tantangan kehidupan di masa depan. Muara pembelajaran

sejarah berorientasi pada keterampilan berpikir historis akan mendorong pada

pembentukan manusia merdeka yang memiliki kesadaran sejarah dan selaras dengan Profil

Pelajar Pancasila.

2. Tujuan

Tujuan mata pelajaran Sejarah antara lain;

a. Menumbuh kembangkan kesadaran sejarah;

b. menumbuh-kembangkan pemahaman tentang dimensi manusia (pemikiran, motif,


tindakan), dimensi ruang (kejadian/peristiwa lokal, nasional dan global) dan
dimensi waktu (waktu lampau, kini dan masa yang akan datang) dengan melihat
pola perkembangan, perubahan dan keberlanjutan atau keberulangan);
c. menumbuh-kembangkan pemahaman tentang diri sendiri dan pemahaman diri
kolektif sebagai bangsa indonesia yang berakhlak mulia, berkebhinekaan global,
bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif, memiliki nilai-nilai
nasionalisme dan patriotisme;
d. melatih kecakapan berpikir historis; kronologis, diakronis, sinkronis, kausalitas,
imajinatif, kritis, kreatif, reflektif, dan kontekstual dalam mengambil keputusan
masa kini dan masa depan berdasarkan fakta historis.
e. melatih keterampilan saintifik melalui tahapan penelitian sejarah (heuristik, kritik,
interpretasi/penafsiran dan penulisan sejarah (historiografi) dalam proses belajar;
f. memiliki kemampuan literasi sejarah dalam mengkritisi dan menyajikan informasi
sejarah secara lisan/tertulis dan dalam bentuk manual/ digital.

3. Karakteristik

Karakteristik mata pelajaran Sejarah yang paling esensial adalah mempelajari

peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dan dialami oleh manusia pada masa lalu dan

berpengaruh dalam berbagai kehidupan baik secara pribadi atau pun kolektif. Peristiwa dan

10
pengalaman masa lampau merupakan gambaran aktivitas, realitas dan aktualitas kehidupan

masyarakat Indonesia dalam ruang lingkup lokal, nasional dan global. Berbagai peristiwa

sejarah disajikan secara kronologis sekaligus menggambarkan hubungan sebab akibat

(kausalitas) antar peristiwa. Oleh sebab itu mata pelajaran sejarah tidak lepas dari manusia,

ruang dan waktu. Manusia merupakan aktor yang menciptakan Sejarah. Ruang merupakan

tempat terjadinya peristiwa. Waktu merupakan rangkaian proses kejadian atau peristiwa

dan hubungan kausalitas antara masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Waktu

disajikan secara kronologis dengan memperhatikan kausalitas dari suatu peristiwa

sejarah.Pada fase F, peserta didik mempelajari berbagai peristiwa sejarah sebagai materi

lanjutan fase E (mata pelajaran IPS). Penekanan substansi diarahkan pada peran dan arti

penting Indonesia bagi dunia dalam perjalanan sejarah hubungan antar bangsa mulai dari

masa penjelajahan dan penjajahan bangsa Barat, masa pergerakan kebangsaan Indonesia,

pendudukan Jepang dan Proklamasi, masa mempertahankan kemerdekaan, masalah

disintegrasi bangsa, masa Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi.

Ada dua elemen mata pelajaran Sejarah yakni, pemahaman konsep dan

keterampilan proses yang dijabarkan pada tabel berikut.

Elemen Deskripsi
Pemahaman Pada akhir fase F, peserta didik memahami
Konsep peristiwaperistiwa penting dalam perjalanan
sejarah bangsa Indonesia masa penjelajahan dan
penjajahan bangsa Barat, masa pergerakan
kebangsaan Indonesia, Pendudukan Jepang dan
Proklamasi, masa mempertahankan
kemerdekaan, masalah disintegrasi bangsa, Orde
Lama, Orde Baru dan Reformasi menggunakan
konsep dasar ilmu sejarah.
Keterampilan Secara umum peserta didik menerapkan proses
Proses berpikir Sejarah (berpikir historis), melakukan
literasi sejarah dan penelitian sejarah serta
menunjukkan kesadaran sejarah melalui proses
inkuiri (mengamati fenomena Sejarah, menanya,
mengumpulkan sumber (heuristik), menganalisis
informasi, menafsirkan dan menarik kesimpulan)
serta mengomunikasikan hasil belajar Sejarah

11
secara tertulis dan non-tulisan atau dalam bentuk
digital dan nondigital.Secara spesifik
keterampilan proses belajar Sejarah mencakup
keterampilan berpikir kronologis, berpikir kritis,
kemampuan riset dan literasi Sejarah, berempati
dan menemukan kebermaknaan (signifikansi)
Sejarah serta mengambil keputusan terbaik untuk
masa depan

Pada akhir Fase F, peserta didik menguasai sejumlah kompetensi, yakni bisa

berpikir historis, melakukan literasi sejarah, penelitian dan penulisan sejarah secara

sederhana, menunjukkan sikap dan perilaku kesadaran Sejarah dan empati Sejarah, serta

menghasilkan projek Sejarah dalam bentuk produk digital dan non digital. Kompetensi

tersebut dikuasai setelah peserta didik mempelajari berbagai peristiwa sejarah pada masa

penjelajahan dan penjajahan bangsa Barat, pergerakan kebangsaan Indonesia, Pendudukan

Jepang dan Proklamasi, masa mempertahankan kemerdekaan, masalah disintegrasi bangsa

Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi. Kompetensi-kompetensi itu dicapai melalui

berbagai strategi (literasi, lawatan sejarah, atau proyek kolaboratif ) dan proses inkuiri

Elemen Capaian Pembelajaran


Pemahaman Pada akhir fase F peserta didik memahami
Konsep penjelajahan dan penjajahan bangsa Barat, pergerakan
kebangsaan Indonesia pendudukan Jepang dan
Proklamasi, masa mempertahankan kemerdekaan,
Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi
menggunakan konsep dasar ilmu sejarah untuk
menganalisis keterkaitan masa lalu dengan masa kini
dan masa depan serta menemukan berbagai hal yang
menunjukkan perubahan dan keberlanjutan yang
terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Keterampilan Secara umum peserta didik menunjukkan kesadaran
Proses sejarah melalui proses inkuiri (mengamati fenomena
Sejarah, menanya, mengumpulkan informasi,
menganalisis informasi, menarik kesimpulan, serta
mengkomunikasikannya secara lisan dan atau
tertulis).Secara spesifik keterampilan proses belajar
Sejarah mencakup keterampilan berpikir kronologis,
pemahaman Sejarah, analisis dan interpretasi Sejarah,
kemampuan riset dan literasi Sejarah dan analisis isu
kesejarahan serta pengambilan keputusan, dan
kebermaknaan peristiwa Sejarah.Keterampilan proses

12
Elemen Capaian Pembelajaran
pada mata pelajaran Sejarah dilakukan dengan cara
berikut.
 Mengamati: peserta didik mencermati fenomena
Sejarah terkait materi pelajaran
 Menanya: peserta didik menyusun pertanyaan
tentang hal yang ingin diketahui dan masalah yang
sedang diselidiki dengan rumus 5W 1H (apa,
siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana),
dan memperkirakan jawaban atas pertanyaan.
 Mengumpulkan informasi (heuristik): peserta
didik mencari informasi dari sumber Sejarah
(sumber primer dan sekunder) melalui studi
pustaka, studi dokumen/arsip, wawancara,
observasi, kuesioner, dll.
 Menganalisis informasi (kritik sumber): peserta
didik menyeleksi sumber, memverifikasi,
triangulasi/cek silang akurasi data dan fakta
Sejarah, menginterpretasi/ menafsirkan data dan
fakta Sejarah.
 Menarik kesimpulan: peserta didik menarasikan
temuan hasil investigasi terhadap permasalahan
terkait materi pelajaran Sejarah.
 Mengomunikasikan: peserta didik menyajikan
informasi Sejarah secara lisan dan tertulis dalam
bentuk digital dan nondigital.
 Merefleksikan dan merencanakan proyek lanjutan
secara kolaboratif: peserta didik mengevaluasi
pengalaman belajar dan merencanakan projek
lanjutan lintas mata pelajaran secara kolaboratif.

Fase E berdasarkan elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Pemahaman Konsep Pada akhir fase E, peserta didik mampu
memahami fungsi sosiologi sebagai ilmu
yang secara kritis, analitis, kreatif, dan
solutif mengkaji masyarakat. Peserta didik
mampu memahami status dan peran
individu dalam kelompok sosial dan
memahami berbagai ragam gejala sosial
yang ada di dalam masyarakat. Peserta didik
mampu memahami keragaman manusia dan
budayanya sebagai bagian dari masyarakat
multikultural. Peserta didik memahami
hakikat ilmu ekonomi sebagai ilmu yang
mempelajari upaya manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Peserta

13
didik memahami lembaga serta produk
keuangan bank dan nonbank sebagai dasar
dalam mengelola, menggunakan produk dan
layanan, serta mengenali dan menghindari
risiko keuangan dalam kehidupannya.
Peserta didik memahami konsep dasar
Geografi, peta, pengindraan jauh, Sistem
Informasi Geografis (SIG), Penelitian
Geografi, dan fenomena geosfer fisik yaitu
litosfer, atmosfer, dan hidrosfer sebagai
ruang kehidupan; peserta didik mampu
menguraikan permasalahan yang timbul
dalam fenomena geosfer yaitu litosfer,
atmosfer, dan hidrosfer. Peserta didik
memahami konsep dasar ilmu sejarah
(manusia, ruang, waktu,
kronologi/diakronis, sinkronis, sebab-akibat
(kausalitas), perubahan dan keberlanjutan
dari masa lampau ke masa kini dan masa
yang akan datang ketika mempelajari
berbagai peristiwa atau kejadian penting
dalam berbagai bidang kehidupan manusia
pada lingkup lokal, nasional, dan global
mulai dari masa praaksara, asal usul nenek
moyang bangsa Indonesia dan masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, hingga
masa kerajaan-kerajaan Islam, jalur rempah.
Keterampilan Proses Peserta didik

● mengamati fenomena kehidupan


manusia dalam dimensi ruang dan waktu
secara sistematis serta menemukan
persamaan dan perbedaannya dan
potensinya.

● membuat pertanyaan secara mandiri


untuk menggali informasi tentang
fenomena kehidupan manusia dalam
dimensi ruang dan waktu secara
sistematis.

● mengumpulkan informasi dari sumber


primer dan/atau sekunder, melakukan
observasi, dan mendokumentasikannya.

● menarik simpulan berdasarkan dari


informasi yang diperoleh dari sumber
primer dan/atau sekunder, hasil
observasi dan hasil dokumentasi

14
● mengomunikasikan hasil analisis
informasi yang diperoleh dari sumber
primer dan/atau sekunder, data hasil
observasi, dan hasil dokumentasi dalam
bentuk media digital dan/atau nondigital.

● merefleksikan hasil analisis informasi


yang diperoleh dari sumber primer
dan/atau sekunder, hasil observasi, dan
hasil dokumentasi serta menyusun
rencana tindak lanjut

15
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Penilaian pembelajaran memegang peranan krusial dalam mengukur kemajuan dan


pencapaian peserta didik. Dalam pembahasan ini, kita telah mengeksplorasi beberapa aspek
penting dalam penilaian pembelajaran, mulai dari pemahaman gaya belajar peserta didik,
konsep capaian pembelajaran, identifikasi dan kriteria capaian pembelajaran, hingga prosedur
analisis capaian pembelajaran.

Gaya belajar peserta didik menjadi fondasi bagi penyusunan metode pengajaran yang
sesuai dan efektif. Pemahaman akan gaya belajar memungkinkan pendidik untuk
menyesuaikan pendekatan pembelajaran, menciptakan lingkungan yang memfasilitasi
pemahaman maksimal dan pengembangan potensi peserta didik.

Konsep capaian pembelajaran membentuk tujuan akhir dari suatu pembelajaran.


Pemahaman konsep ini memastikan bahwa pendidikan tidak hanya terbatas pada pengetahuan
semata, tetapi juga melibatkan pengembangan keterampilan dan pembentukan sikap yang
diinginkan.

Identifikasi capaian pembelajaran melibatkan proses penentuan target pembelajaran yang


spesifik dan terukur. Dengan identifikasi yang tepat, evaluasi hasil pembelajaran dapat
dilakukan dengan lebih sistematis, memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kemajuan
peserta didik.

Kriteria capaian pembelajaran menjadi panduan dalam menilai sejauh mana peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran. Kriteria yang jelas, terukur, dan relevan membantu dalam
memberikan umpan balik yang konstruktif, memandu peserta didik menuju pencapaian yang
lebih baik.

Prosedur analisis capaian pembelajaran merupakan langkah akhir dalam siklus penilaian.
Dengan melibatkan evaluasi hasil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, prosedur ini
membantu pihak pendidik untuk mengevaluasi efektivitas metode pengajaran,
mengidentifikasi area perbaikan, dan terus memperbaiki strategi pembelajaran.

16
.

Saran

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, diharapkan bisa menjadi salah satu sumber
bagi para pembaca yang ingin mengetahui topik mengenai capaian pembelajarank. Selain itu,
diharapkan keterlibatan para pembaca dalam mengkritisi bacaan ini agar dapat dilakukan
proses penyempurnaan yang optimal.

17
Daftar Pustaka

Abdul Fattah Nasution, Setia Ningsih, Mona Febrica Silva, Leli Suharti, & Jekson Parulian
Harahap. (2023). Konsep Dan Implementasi Kurikulum Merdeka. COMPETITIVE:
Journal of Education, 2(3), 201–211. https://doi.org/10.58355/competitive.v2i3.37

Azis, Adek Cerah Kurnia (2023) Asesmen Diagnostik Sebagai Penilaian Pembelajaran Dalam
Kurikulum Merdeka Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 1 No. 2

Guntoro, Tri Setyo (2023) Sikap ilmiah, konsep diri akademik, dan capaian pembelajaran
mahasiswa olahraga. Jurnal Pendidikan Jasmani Vol 22, No 1

Minasari, U., & Susanti, R. (2023). Penerapan Model Problem Based Leaning Berbasis
Berdiferensiasi berdasarakan Gaya Belajar Peserta Didik pada Pelajaran Biologi.
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 8(2), 282-287.
https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i2.543

Nidya Nina Ichiana, Abdul Razzaq, & Andi Kamal Ahmad. (2023). Orientasi Kurikulum
Merdeka: Hambatan Belajar Matematika dalam Capaian Pembelajaran Berpusat pada
Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Mipa, 13(4), 1162-1173.
https://doi.org/10.37630/jpm.v13i4.1389

Nofitasari, . F. E. ., Indiati, I., Suneki, S., & Sijamtini, N. (2023). Analisis Profilling Gaya
Belajar Peserta Didik dalam Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi Kelas III. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 7(2), 8811–8820. https://doi.org/10.31004/jptam.v7i2.7631

Rarmli, M. I., ., M. A. T., & ., M. W. T. (2022). Pelatihan Metode Pengukuran Capaian


Pembelajaran Kurikulum Prodi Teknik Sipil Berbasis Outcome Based Education (OBE)
pada Anggota BMPTTSSI. JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan Untuk Pengabdian
Masyarakat, 5(1), 118-126. https://doi.org/10.25042/jurnal_tepat.v5i1.226

18
Sahrun Nisa, Mai Sri Lena, Hafsah Anas, & Tiara Utari. (2023). Implementasi Capaian
Pembelajaran Informatika Dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Inspirasi
Dunia: Jurnal Riset Pendidikan Dan Bahasa, 2(3), 18–26.
https://doi.org/10.58192/insdun.v2i3.955

Shofia, Shofi (2023) Profil capaian pembelajaran dan keefektifan strategi teaching and learning
trajectory pada materi hukum biot savart Prosiding Seminar Nasional Fisika (SiNaFi)
9.0 Vol. 2 No. 1

Supit. Deisye (2023) Gaya Belajar Visual, Auditori, Kinestetik terhadap Hasil Belajar Siswa.
Jurnal on Education Vol 5 No 3

Dokumen Capaian Pembelajaran dari Kemendikbud Tahun 2023

19

Anda mungkin juga menyukai