“CAPAIAN PEMBELAJARAN”
DISUSUN OLEH:
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala limpahan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat menjadi salah satu sumber bacaan bagi pembaca dalam memahami capaian
pembelajaran.
Dalam penulisan makalah ini tim penulis juga merasa masih banyak kekurangan disana-
sini baik dalam teknis penulisan maupun isi yang dipaparkan. Bertolak dari segala kekurangan
yang mungkin ditemukan maka tim penulis membutuhkan segala kritis dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, tim penulis mengucapkan banyak terimakasih atas segala partisipasi dan
motivasi pembaca.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1
A. Pendahuluan .................................................................................................................... 1
BAB 2. PEMBAHASAN
BAB 3. PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................................... 16
Saran ................................................................................................................................... 17
ii
BAB 1
A. Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan penilaian pembejaran memegang peran kunci dalam
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.1 Makalah ini akan membahas beberapa
aspek penting dalam konteks penilaian pembelajaran, yaitu gaya belajar peserta didik,
konsep capaian pembelajaran, identifikasi capaian pembelajaran, kriteria capaian
pembelajaran, prosedur analisis capaian pembelajaran dan contoh capaian
pembelajaran sejarah.
Gaya belajar peserta didik menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan dalam
menentukan efektivitas pembelajaran. Setiap individu memiliki preferensi belajar yang
berbeda, seperti gaya visual, auditori, atau kinestik. 2 Memahami gaya belajar ini
membantu pendidik menyusun strategi pengajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
Konsep capaian pembelajaran merujuk pada tujuan akhir yang diharapkan dari
suatu pembelajaran. Ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diinginkan peserta didik capai. 3 Memastikan integrasi konsep capaian pembelajaran ke
dalam kurikulum adalah langkah penting untuk mengukur keberhasilan pembelajaran.
Identifikasi capaian pembelajaran melibatkan penentuan target pembelajaran yang
spesifik dan terukur. Dengan menetapkan tujuan-tujuan yang jelas, pendidik dapat lebih
mudah memantau kemajuan peserta didik dan menilai efektivitas metode pengajaran.
Kriteria capaian pembelajaran menjadi panduan dalam menilai sejauh mana peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran. Kriteria yang jelas dan terukur memudahkan
proses evaluasi dan memberikan umpan balik yang lebih konstruktif. Prosedur analisis
capaian pembelajaran mencakup evaluasi hasil pembelajaran berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan. Dengan melakukan analisis secara sistematis, pendidik dapat
1
Azis, Adek Cerah Kurnia. (2023). Asesmen Diagnostik Sebagai Penilaian Pembelajaran Dalam Kurikulum
Merdeka Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol.1 No.2
2
Supit. Deisye .(2023). Gaya Belajar Visual, Auditori, Kinestik Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal on Education
Vol 5 Nomor 3
3
Abdul Fattah Nasution, Setia Ningsih, Mona Febrica Silva, Leli Suharti dan Jekson Parulian Harahap. (2023).
Konsep dan Implementasi Kurikulum Merdeka. COMPETITIF: Journal of Education , 2(3), 201-211.
https://doi.org/10.58355/competitive.v2i3.37
1
mengidentifikasi keberhasilan dan area yang perlu perbaikan dalam proses
pembelajaran.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
4
Nofitasari,.F.E.,Indiati,I., Suneki, S., & Sijamtini, N. (2023). Analisis Profilling Gaya Belajar Peserta Didik dalam
Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi Kelas III. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(2), 8811–8820.
https://doi.org/10.31004/jptam.v7i2.7631
5
Minasari, U., & Susanti, R. (2023). Analisis Profiling Gaya Belajar Peserta Didik dalam Merancang
Pembelajaran Berdiferensiasi berdasarkan Gaya Belajar Peserta Didik pada Pelajaran Biologi. Ideguru: Jurnal
Karya Ilmiah Guru, 8(2), 282-287. http://doi.org/10.51169/ideguru.v8i.543
3
pengajaran, tetapi juga sebagai komitmen untuk membentuk proses pendidikan yang
lebih beragam dan adaptif.
yang diinginkan dari suatu proses pembelajaran. Tujuan tersebut tidak terbatas pada
pembelajaran menjadi kunci dalam merancang dan mengevaluasi desain kurikulum secara
menyeluruh.
peserta didik terhadap fakta, konsep, dan prinsip tertentu yang terkait dengan mata
pelajaran atau topik pembelajaran. 6 Konsep pengetahuan ini menjadi dasar bagi
Pembentukan sikap atau nilai-nilai tertentu juga merupakan bagian integral dari
mengembangkan sikap kepedulian terhadap lingkungan, kerjasama, atau sikap etis dalam
konteks profesi tertentu.7 Integrasi nilai- nilai ini bertujuan untuk membentuk peserta didik
menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga berkarakter.
Pentingnya terintegrasi dengan baik dalam desain kurikulum mengacu pada upaya
suatu keseluruhan yang kohesif. Sehingga, ketika peserta didik menyelesaikan suatu
6
Nidya Nina Ichiana, Abdul Razzaq , & Andi Kamal Ahmad. (2023). Orientasi Kurikulum Merdeka : Hambatan
Belajar Matematika dalam Capaian Pembelajaran Berpusat Pada Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Mipa, 13(4),
1162-11773. https://doi.org/10.37630/jpm.v13i4.1389
7
Shofia, Shofi. (2023). Profil Capaian Pembelajarandan Keefektifan Strategi Teaching and Learning Trajectory
pada Materi Hukum Bio Savart Prosiding Seminar Nasional Fisika (SiNaFi) 9.0 , Vol.2 No.1
4
materi, mereka tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terpisah-
dunia dan diri sendiri. Dengan demikian, konsep capaian pembelajaran menjadi fondasi
bagi pendidikan yang berorientasi pada hasil dan membentuk individu yang siap
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Langkah ini berkaitan erat dengan penentuan
target akhir yang diharapkan peserta didik capai setelah menyelesaikan suatu materi atau
diperhatikan untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran dapat diukur secara spesifik
pembelajaran yang luas dipecah menjadi elemen-elemen yang lebih terukur dan dapat
diamati. Misalnya, jika konsep capaian pembelajaran berkaitan dengan pemahaman sejarah
suatu peristiwa, identifikasi tujuan-tujuan dapat mencakup kemampuan peserta didik untuk
diukur. Hal ini memastikan bahwa evaluasi dapat dilakukan secara konkret dan obyektif.
Misalnya, apakah peserta didik dapat menyajikan informasi secara terstruktur, menerapkan
8
Sahrun Nisa, Mai Sri Lena, Hafsah Anas, & Tiara Utari. (2023). Implementasi Capaian Pembelajaran
Informatika dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Inspirasi Dunia: Jurnal Riset Pendidikan Dan
Bahasa, 2(3), 18-26. https://doi.org/10.58192/insdun.v2i3.955
5
Kriteria- kriteria pengukuran ini membantu dalam mengevaluasi pencapaian peserta didik
tujuan dengan konteks pembelajaran dan kebutuhan peserta didik. Tujuan-tujuan yang
disusun sebaiknya mencerminkan pemahaman mendalam tentang apa yang diharapkan dari
bahwa evaluasi yang dilakukan memiliki landasan yang kuat. Proses ini juga memfasilitasi
pemberian umpan balik yang lebih terarah, membantu peserta didik untuk memahami
pencapaian mereka dan melihat sejauh mana mereka telah mencapai tujuan-tujuan
tidak hanya sebagai langkah administratif, melainkan sebagai dasar untuk mengukur
dalam menentukan sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Kriteria ini
memainkan peran penting dalam menyediakan kerangka kerja evaluasi yang obyektif dan
dapat diukur. Beberapa karakteristik yang esensial dari kriteria capaian pembelajaran
Dengan memiliki kriteria yang baik, pendidik dapat memberikan umpan balik yang
konstruktif kepada peserta didik. Kriteria yang jelas dan terukur memungkinkan pendidik
memberikan evaluasi yang lebih spesifik dan informatif. Umpan balik yang disampaikan
9
Guntoro, Tri Setyo. (2023). Sikap Ilmiah, Konsep Diri Akademik, dan Capaian Pembelajaran Mahasiswa
Olahraga. Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol. 22 No.1
6
dengan merujuk pada kriteria capaian pembelajaran membantu peserta didik memahami
area di mana mereka telah berhasil dan di mana perlu dilakukan perbaikan.
Dengan demikian, kriteria capaian pembelajaran bukan hanya sebagai alat penilaian
semata, tetapi juga sebagai sarana untuk memberikan bimbingan yang jelas kepada peserta
didik, mendorong pertumbuhan mereka, dan memberikan dasar yang kuat untuk
memahami sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Proses ini melibatkan
didik, menerapkan kriteria yang telah ditetapkan, dan menyajikan informasi yang dapat
1. Pengumpulan Data
Proses dimulai dengan pengumpulan data terkait dengan hasil pembelajaran. Data ini
dapat berupa tugas, ujian, proyek atau bentuk evaluasi lainnya. Penggumpulan data
harus sesuai dengan kriteria capaian pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
kuantitatif, seperti skala nilai atau persentase, atau metode kualitatif, seperti analisis
10
Rarmli, M. I., M.A.T., &., M.W.T. (2022). Pelatihan Metode Pengukuran Capaian Pembelajaran Kurikulum
Prodi Teknik Sipil Berbasis Outcome Based Education (OBE) pada Anggota BMPTTSSI. Jurnal Tepat : Teknologi
Untuk Pengabdian Masyarakat, 5(1), 118-126. https://doi.org/10/25042/jurnal_tepat.v5il.226
7
pemahaman konsep atau keterampilan peserta didik.
3. Interpretasi Hasil
kekuatan dan kelemahan peserta didik serta penilaian terhadap sejauh mana kriteria
4. Penyajian Informasi
Hasil analisis disajikan secara jelas dan terstruktur kepada pihak-pihak yang terlibat,
termasuk peserta didik dan rekan pendidik. Penyajian informasi ini dapat
Proses analisis membantu identifikasi area yang perlu perbaikan baik pada tingkat
individu peserta didik maupun pada tingkat keseluruhan pembelajaran. Informasi ini
menengah, khususnya SMA/MA pada fase F yang mengkaji tentang konsep dasar ilmu
sejarah dan berbagai kejadian atau peristiwa penting menyangkut pengalaman manusia
8
secara pribadi maupun kolektif di masa lampau. Pada pengalaman pribadi akan
sementara pada pengalaman kolektif sebagai sebuah bangsa akan membentuk kepribadian
faktual masa lampau dan bahan analisis melalui kemampuan berpikir historis dan kesadaran
sejarah bagi peserta didik untuk menentukan sikap, mengambil keputusan dan bertindak
dalam kehidupannya sebagai bagian dari entitas kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kesadaran sejarah mengenai ke-Indonesia-an wajib ada dalam diri segenap bangsa
Indonesia, yakni kesadaran akan fakta bahwa kita berangkat dari perjalanan Sejarah bangsa
yang sama. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Indonesia pada berbagai periode
menjadi pengikat rasa persatuan dan kesatuan sebagai sebuah bangsa. Pengalaman sejarah
ini merupakan perjalanan panjang yang melintasi ruang dan waktu dan didalamnya banyak
berbagai peristiwa di dunia. Transformasi pengetahuan atas Sejarah masa lalu sangat
penting untuk dikontekstualisasikan dalam kehidupan kekinian dan sebagai bahan proyeksi
ke masa depan dalam memperkuat jati diri bangsa Indonesia dalam dimensi lokal, nasional,
dan global.
menggunakan berbagai model, metode, dan media pembelajaran yang inovatif dan berbasis
teknologi serta memotivasi peserta didik. Mata pelajaran Sejarah melatih peserta didik
untuk belajar berpikir kritis, belajar merasakan, belajar berempati, belajar merefleksi serta
belajar berkarya. Di samping itu, mata pelajaran Sejarah juga membuat peserta didik
menjadi arif dan bijaksana dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam menghadapi
masa depan berdasarkan pengalaman belajar Sejarah dan belajar dari Sejarah.
9
Secara progresif mata pelajaran sejarah diarahkan untuk mengkontekstualisasikan
peristiwa-peristiwa di masa lalu dalam kehidupan masa kini dan dapat dipergunakan untuk
pembentukan manusia merdeka yang memiliki kesadaran sejarah dan selaras dengan Profil
Pelajar Pancasila.
2. Tujuan
3. Karakteristik
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dan dialami oleh manusia pada masa lalu dan
berpengaruh dalam berbagai kehidupan baik secara pribadi atau pun kolektif. Peristiwa dan
10
pengalaman masa lampau merupakan gambaran aktivitas, realitas dan aktualitas kehidupan
masyarakat Indonesia dalam ruang lingkup lokal, nasional dan global. Berbagai peristiwa
(kausalitas) antar peristiwa. Oleh sebab itu mata pelajaran sejarah tidak lepas dari manusia,
ruang dan waktu. Manusia merupakan aktor yang menciptakan Sejarah. Ruang merupakan
tempat terjadinya peristiwa. Waktu merupakan rangkaian proses kejadian atau peristiwa
dan hubungan kausalitas antara masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Waktu
sejarah.Pada fase F, peserta didik mempelajari berbagai peristiwa sejarah sebagai materi
lanjutan fase E (mata pelajaran IPS). Penekanan substansi diarahkan pada peran dan arti
penting Indonesia bagi dunia dalam perjalanan sejarah hubungan antar bangsa mulai dari
masa penjelajahan dan penjajahan bangsa Barat, masa pergerakan kebangsaan Indonesia,
Ada dua elemen mata pelajaran Sejarah yakni, pemahaman konsep dan
Elemen Deskripsi
Pemahaman Pada akhir fase F, peserta didik memahami
Konsep peristiwaperistiwa penting dalam perjalanan
sejarah bangsa Indonesia masa penjelajahan dan
penjajahan bangsa Barat, masa pergerakan
kebangsaan Indonesia, Pendudukan Jepang dan
Proklamasi, masa mempertahankan
kemerdekaan, masalah disintegrasi bangsa, Orde
Lama, Orde Baru dan Reformasi menggunakan
konsep dasar ilmu sejarah.
Keterampilan Secara umum peserta didik menerapkan proses
Proses berpikir Sejarah (berpikir historis), melakukan
literasi sejarah dan penelitian sejarah serta
menunjukkan kesadaran sejarah melalui proses
inkuiri (mengamati fenomena Sejarah, menanya,
mengumpulkan sumber (heuristik), menganalisis
informasi, menafsirkan dan menarik kesimpulan)
serta mengomunikasikan hasil belajar Sejarah
11
secara tertulis dan non-tulisan atau dalam bentuk
digital dan nondigital.Secara spesifik
keterampilan proses belajar Sejarah mencakup
keterampilan berpikir kronologis, berpikir kritis,
kemampuan riset dan literasi Sejarah, berempati
dan menemukan kebermaknaan (signifikansi)
Sejarah serta mengambil keputusan terbaik untuk
masa depan
Pada akhir Fase F, peserta didik menguasai sejumlah kompetensi, yakni bisa
berpikir historis, melakukan literasi sejarah, penelitian dan penulisan sejarah secara
sederhana, menunjukkan sikap dan perilaku kesadaran Sejarah dan empati Sejarah, serta
menghasilkan projek Sejarah dalam bentuk produk digital dan non digital. Kompetensi
tersebut dikuasai setelah peserta didik mempelajari berbagai peristiwa sejarah pada masa
Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi. Kompetensi-kompetensi itu dicapai melalui
berbagai strategi (literasi, lawatan sejarah, atau proyek kolaboratif ) dan proses inkuiri
12
Elemen Capaian Pembelajaran
pada mata pelajaran Sejarah dilakukan dengan cara
berikut.
Mengamati: peserta didik mencermati fenomena
Sejarah terkait materi pelajaran
Menanya: peserta didik menyusun pertanyaan
tentang hal yang ingin diketahui dan masalah yang
sedang diselidiki dengan rumus 5W 1H (apa,
siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana),
dan memperkirakan jawaban atas pertanyaan.
Mengumpulkan informasi (heuristik): peserta
didik mencari informasi dari sumber Sejarah
(sumber primer dan sekunder) melalui studi
pustaka, studi dokumen/arsip, wawancara,
observasi, kuesioner, dll.
Menganalisis informasi (kritik sumber): peserta
didik menyeleksi sumber, memverifikasi,
triangulasi/cek silang akurasi data dan fakta
Sejarah, menginterpretasi/ menafsirkan data dan
fakta Sejarah.
Menarik kesimpulan: peserta didik menarasikan
temuan hasil investigasi terhadap permasalahan
terkait materi pelajaran Sejarah.
Mengomunikasikan: peserta didik menyajikan
informasi Sejarah secara lisan dan tertulis dalam
bentuk digital dan nondigital.
Merefleksikan dan merencanakan proyek lanjutan
secara kolaboratif: peserta didik mengevaluasi
pengalaman belajar dan merencanakan projek
lanjutan lintas mata pelajaran secara kolaboratif.
13
didik memahami lembaga serta produk
keuangan bank dan nonbank sebagai dasar
dalam mengelola, menggunakan produk dan
layanan, serta mengenali dan menghindari
risiko keuangan dalam kehidupannya.
Peserta didik memahami konsep dasar
Geografi, peta, pengindraan jauh, Sistem
Informasi Geografis (SIG), Penelitian
Geografi, dan fenomena geosfer fisik yaitu
litosfer, atmosfer, dan hidrosfer sebagai
ruang kehidupan; peserta didik mampu
menguraikan permasalahan yang timbul
dalam fenomena geosfer yaitu litosfer,
atmosfer, dan hidrosfer. Peserta didik
memahami konsep dasar ilmu sejarah
(manusia, ruang, waktu,
kronologi/diakronis, sinkronis, sebab-akibat
(kausalitas), perubahan dan keberlanjutan
dari masa lampau ke masa kini dan masa
yang akan datang ketika mempelajari
berbagai peristiwa atau kejadian penting
dalam berbagai bidang kehidupan manusia
pada lingkup lokal, nasional, dan global
mulai dari masa praaksara, asal usul nenek
moyang bangsa Indonesia dan masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, hingga
masa kerajaan-kerajaan Islam, jalur rempah.
Keterampilan Proses Peserta didik
14
● mengomunikasikan hasil analisis
informasi yang diperoleh dari sumber
primer dan/atau sekunder, data hasil
observasi, dan hasil dokumentasi dalam
bentuk media digital dan/atau nondigital.
15
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Gaya belajar peserta didik menjadi fondasi bagi penyusunan metode pengajaran yang
sesuai dan efektif. Pemahaman akan gaya belajar memungkinkan pendidik untuk
menyesuaikan pendekatan pembelajaran, menciptakan lingkungan yang memfasilitasi
pemahaman maksimal dan pengembangan potensi peserta didik.
Kriteria capaian pembelajaran menjadi panduan dalam menilai sejauh mana peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran. Kriteria yang jelas, terukur, dan relevan membantu dalam
memberikan umpan balik yang konstruktif, memandu peserta didik menuju pencapaian yang
lebih baik.
Prosedur analisis capaian pembelajaran merupakan langkah akhir dalam siklus penilaian.
Dengan melibatkan evaluasi hasil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, prosedur ini
membantu pihak pendidik untuk mengevaluasi efektivitas metode pengajaran,
mengidentifikasi area perbaikan, dan terus memperbaiki strategi pembelajaran.
16
.
Saran
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, diharapkan bisa menjadi salah satu sumber
bagi para pembaca yang ingin mengetahui topik mengenai capaian pembelajarank. Selain itu,
diharapkan keterlibatan para pembaca dalam mengkritisi bacaan ini agar dapat dilakukan
proses penyempurnaan yang optimal.
17
Daftar Pustaka
Abdul Fattah Nasution, Setia Ningsih, Mona Febrica Silva, Leli Suharti, & Jekson Parulian
Harahap. (2023). Konsep Dan Implementasi Kurikulum Merdeka. COMPETITIVE:
Journal of Education, 2(3), 201–211. https://doi.org/10.58355/competitive.v2i3.37
Azis, Adek Cerah Kurnia (2023) Asesmen Diagnostik Sebagai Penilaian Pembelajaran Dalam
Kurikulum Merdeka Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 1 No. 2
Guntoro, Tri Setyo (2023) Sikap ilmiah, konsep diri akademik, dan capaian pembelajaran
mahasiswa olahraga. Jurnal Pendidikan Jasmani Vol 22, No 1
Minasari, U., & Susanti, R. (2023). Penerapan Model Problem Based Leaning Berbasis
Berdiferensiasi berdasarakan Gaya Belajar Peserta Didik pada Pelajaran Biologi.
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 8(2), 282-287.
https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i2.543
Nidya Nina Ichiana, Abdul Razzaq, & Andi Kamal Ahmad. (2023). Orientasi Kurikulum
Merdeka: Hambatan Belajar Matematika dalam Capaian Pembelajaran Berpusat pada
Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Mipa, 13(4), 1162-1173.
https://doi.org/10.37630/jpm.v13i4.1389
Nofitasari, . F. E. ., Indiati, I., Suneki, S., & Sijamtini, N. (2023). Analisis Profilling Gaya
Belajar Peserta Didik dalam Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi Kelas III. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 7(2), 8811–8820. https://doi.org/10.31004/jptam.v7i2.7631
18
Sahrun Nisa, Mai Sri Lena, Hafsah Anas, & Tiara Utari. (2023). Implementasi Capaian
Pembelajaran Informatika Dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Inspirasi
Dunia: Jurnal Riset Pendidikan Dan Bahasa, 2(3), 18–26.
https://doi.org/10.58192/insdun.v2i3.955
Shofia, Shofi (2023) Profil capaian pembelajaran dan keefektifan strategi teaching and learning
trajectory pada materi hukum biot savart Prosiding Seminar Nasional Fisika (SiNaFi)
9.0 Vol. 2 No. 1
Supit. Deisye (2023) Gaya Belajar Visual, Auditori, Kinestetik terhadap Hasil Belajar Siswa.
Jurnal on Education Vol 5 No 3
19