Anda di halaman 1dari 15

Tugas Project Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Nurhairani, S.Pd., M.Pd.

“Menyesuaikan Gaya Belajar Dan Gaya Berpikir Siswa Dalam Proses


Pembelajaran”

Disusun Oleh:

Ayulia Annisa Nasution (4193131038)

Feri Bidiana Oktaria ( 4193131035)

Tania Aulia Putri (4193131040)

Pendidikan Kimia E 2019

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugasProject, mata kuliah Psikologi
Pendidikan, dengan tema menyesuaikan gaya belajar dan gaya berpikir siswa
dalam proses pembelajaran. Penulis juga berterima kasih kepadaIbu Nurhairani,
S.Pd., M.Pd.selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Didalam Project iniberisi pendahuluan, kerangka teori, pembahasandan


penutupdengan memperlihatkan adanya identifikasi dan rumusan masalah belajar
dan menampilkan solusi ilmiah sesuai rujukan. Pembuatan tugas Project ini
bertujuan untuk pemenuhan salah satu tugas KKNI mata kuliah Psikologi
Pendidikan dan sebagai bahan perkuliahan.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, serta penulis
juga mengharap kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan
bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 18 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
b. Tujuan...................................................................................................................2
c. Manfaat.................................................................................................................2
BAB II KERANGKA PIKIRAN..................................................................................................3
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................4
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................11
Daftar Pustaka.............................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.


Kegiatan belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan transfer
ilmu pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran dilakukan dengan melibatkan
semua peserta didik supaya mereka mampu bereksplorasi membentuk kompetensi
dengan menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah. Keterlibatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dikatakan siswa sudah mengalami
pendidikan sebagai suatu proses. Walaupun demikian, proses pembelajaran dalam
paradigma lama yakni pembelajaran yang berpusat pada guru masih melekat pada
proses pembelajaran saat ini. Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah
melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Namun mengapa banyak siswa yang masih tidak bersemangat dalam


mengikuti kegiatan pembelajaran, itu dikarenakan proses pembelajaran masih
berpusat pada guru. keaktifan siswa dapat dilihat dari berbagai hal seperti
memperhatikan (visualactivities), mendengarkan, berdiskusi, kesiapan siswa,
bertanya, keberanian siswa, mendengarkan dan memecahkan soal
(mentalactivities). Keaktifan siswa dapat diketahui dari gaya belajarnya. Gaya
belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu
dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu
pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar dikelas/sekolah maupun
tuntutan dari mata pelajaran (Slameto,2003).

Kategori gaya belajar (Learning Style) yang meliputi: VARK


(Visual,Auditory, Read-write, Kinestetic). Guru seharusnya memberikan proses
pembelajaran yang menarik dengan mengetahui gaya belajar siswanya masing-
masing. Sehingga siswa lebih bersemangat dan lebih mudah memahami materi
yang diberikan.

1
b. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat proses pembelajaran yang
menarik ?
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengetahui gaya belajar siswa-siswi ?

c. Manfaat
1. Dapat mengetahui cara membuat proses pembelajaran yang menarik.
2. Dapat mengetahui cara mengetahui gaya belajar siswa-siswi.

2
BAB II

KERANGKA PIKIRAN

Keaktifan siswa dapat dilihat dariberbagai hal seperti memperhatikan


(visualactivities), mendengarkan, berdiskusi, kesiapan siswa, bertanya, keberanian
siswa, mendengarkan dan memecahkan soal (mentalactivities). Keaktifan siswa
dapat diketahui dari gaya belajarnya.Gaya belajar merupakan kecenderungan
siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk
tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai
dengan tuntutan belajar dikelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran
(Slameto,2003).

Kategori gaya belajar (Learning Style) yang meliputi: VARK


(Visual,Auditory, Read-write, Kinestetic). Gaya belajar visual (visual learner)
menitikberatkan ketajaman penglihatanartinyabukti-bukti konkret harus
diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Gaya belajar Auditory
mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya.
artinyauntuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang
bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Gaya belajar kinestetik
mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan
informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya.Gaya belajar setiap siswa berbeda
Dengan adanya pengetahuan tentang gaya belajar setiap siswa akan mengetahui
kemampuan mengenal diri yang lebih baik dan mengetahui kebutuhannya. Untuk
pihak guru dengan mengetahui gaya belajar tiap siswa maka guru dapat
menerapkan teknik dan strategi yang tepat baik dalam pembelajaran maupun
dalam pengembangan diri.
Oleh karena itu guru dianjurkan untuk mengetahui gaya belajar masing-
masing siswanya hal yang dapat dilakukan guru yaitu membuat angket berisi

3
beberapa pertanyaan mengenai proses pembelajaran seperti apa yang disukai oleh
siswa.

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode angket atau kuesioner merupakan


instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan
dari sejumlah respoden (sumber yang diambil datanya melalui angket ). Sampel
yang digunakan adalah siswa-siswi dari berbagai instansi atau sekolah menengah
atas, dikarenakan peneliti ingin mengetahui bagaiman respon siswa dari berbagai
sekolah menengah atas. Ini merupakan link dari angket yang digunakan :

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeywEI8gk8jVKGnnDLuxpInrG-
LO-cYvQR2GtwwNpesomESOQ/viewform?usp=sf_link

Angket ini berisi 10 pertanyan seputar gaya belajar yang disukai dan lebih
mudah dipahami oleh siswa-siswi. Sehingga kita dapat mengetahui tanggapan dari
20 siswa-siswi dari angket tersebut kemudian guru dapat membagi siswa menjadi
3 kelompok. Siwa dibagi atas gaya belajar mereka. Seperti kelompok pertama
siswa yang memiliki gaya belajar visual, kelompok kedua siswa yang memiliki
gaya belajar auditory, kelompok ketiga siswa yang memiliki gaya belajar
kinestetik.

4
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan survey yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tidak


banyak kesenjangan antara teori dan hasil survey. Survey dibuat dengan metode
kuesioner (angket) yang dibagikan kepada 20 responden secara online. Dimana
angketnya berisi 10 pertanyaan yang terdiri atas soal pilihan berganda. Soal yang
diajukan berisi bagaimana siswa mengekspresikan dirinya dalam suatu keadaan.
Keadaan ini berkaitan dengan gaya belajar siswa.

Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2012:2) bahwa “belajar adalah


perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.
Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan
seseorang secara alamiah”. Belajar menurutnya adalah suatu yang diperoleh oleh
individu melalui penalaran sendiri berdasarkan aktivitas yang dilakukannya.

Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan


kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya
sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar
yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata
pelajaran.

Berikut adalah tabel pertanyaan dan jawaban dari responden :

5
No. Pertanyaan Jawaban Persentase Jumlah
responden responden
1. Ketika saya mengoperasikan A. A. 45 % A.9
peralatan baru, saya umumnya?
B. B. 25 % B. 5

C. C. 40 % C.6
2. Ketika saya membutuhkan A. A. 55 % A. 11
petunjuk perjalanan, saya
B. B. 25 % B. 5
biasanya?
C. C. 20 % C. 4
3. Jika saya mengajarkan hal hal A. A. 20 % A. 4
baru kepada seseorang, saya
B. B. 50 % B. 10
cenderung?
C. C. 30 % C. 6
4. Jika saya memilih makanan dari A. A. 50 % A. 10
menu, saya cenderung ?
B. B. 25 % B. 5

C. C. 25 % C. 5
5. Ingatan pertama saya adalah ? A. A. 50 % A. 10

B. B. 25 % B. 5

C. C. 25 % C. 5
6. Saya merasa secara khusus A. A. 40 % A. 8
terhubung dengan orang lain
B. B. 30 % B. 6
karena ?
C. C. 30 % C. 6
7. Jika saya pertama berkenalan A. A. 45 % A. 9
dengan orang baru, saya
B. B. 15% B. 3
biasanya ?
C. C. 40 % C. 8

6
8. Saya pertama tama A. A. 55 % A. 11
memerhatikan bagaimana
B. B. 30 % B. 6
orang ?
C. C. 15 % C. 3
9. Saya paling mudah mengingat? A. A. 50 % A. 10

B. B. 10 % B. 2

C. C. 40 % C. 8
10. Saya berpikir bahwa seseorang A. A. 65 % A. 13
berbohong jika?
B. B. 30 % B. 6

C. C. 5 % C. 1

 Jika memilih option A maka didominasi oleh gaya belajar visual.


 Jika memilih option B, maka didominasi oleh gaya belajar auditori.
 jika memilih option C, maka didominasi oleh gaya belajar kinestetik.

A. Visual (belajar dengan cara melihat)

Model pemebelajar visual menyerap informasi terkait visual,warna,


gambar peta, diagram dan belajar melalui apa yang dilihat oleh mata. Bagi siswa
yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata /
penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru
sebaiknya lebih dititikberatkan pada peragaan (media), ajak mereka ke obyek-
obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan
alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak
yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi
muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk
di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-
gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-
tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam
kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detail-detailnya untuk mendapatkan
informasi.

7
Ciri-ciri gaya belajar visual :

1. Bicara agak cepat

2. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi

3. Tidak mudah terganggu oleh keributan

4. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar

5. Lebih suka membaca dari pada dibacakan

6. Pembaca cepat dan tekun

7. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih
kata-kata

8. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato

9. Lebih suka musik dari pada seni

10. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis.

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.

2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.

3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.

4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).

5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

B. Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui


telinga (alat pendengarannya). Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat
belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa
yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan
melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal
auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi

8
anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal
lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :

1. Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri

2. Penampilan rapi

3. Mudah terganggu oleh keributan

4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada
yang dilihat

5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

6. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca

7. Biasanya ia pembicara yang fasih

8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

9.Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual

10.Berbicara dalam irama yang terpola

11.Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun
di dalam keluarga.

2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.

3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.

4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.

5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia
untuk mendengarkannya sebelum tidur.

C. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

9
Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak,
menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam
karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa
yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

1. Berbicara perlahan

2. Penampilan rapi

3. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan

4. Belajar melalui memanipulasi dan praktek

5. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

6. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca

7. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita

8. Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh


saat membaca

9. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di
tempat itu

10.Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dapat dilihat bahwa setiap responden
memiliki gaya belajar yang berbeda beda.

Menentukan gaya belajar.

Total jawaban A Total jawaban B Total jawaban C


92 56 52

Berdasarkan data yang ada, maka gaya belajar yang paling mendominasi adalah
gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat).

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gaya belajar dikelompokkan dalam 3 bagian besar, yaitu gaya belajar


visual (belajar dengan melihat), gaya belajar auditori (belajar dengan melihat) dan
gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh).
Survey ini dilakukan untuk mengetahui mana gaya belajar yang paling
mendominasi / paling sering digunakan responden.

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar


yang umum digunakan adalah gaya belajar visual (belajar dengan melihat). Hal ini
dapat terjadi karena ketika seseorang melihat suatu objek atau perlakuan maka
otak akan lebih mudah untuk memproses suatu informasi. Hal itulah yang
mendorong seseorang untuk lebih terbuka pemikirannya melalui visual. Oleh
sebab itu, banyak responden yang menggunakan gaya belajar visual dalam
pembelajaran.

B. Saran

Karena waktu dan keadaan yang kurang mendukung survey dilakukan


secara online. Survey yang dilakukan secara online belum tentu efektif untuk
mendapatkan respon atas pertanyaan yang diajukan. Karena kita tidak melihat
secara langsung bagaimana responden memberikan jawaban. Ada yang asal pilih
namun ada juga yang benar benar menjawabnya sesuai keadaan yang dialami.
Oleh karena itu, bila waktu memungkinkan sebaiknya survey dilakukan secara
langsung.

Saran saya kepada guru sebagai pendidik yaitu sebaiknya guru


menerapkan model pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. Siswa memiliki
karakteristik dan gaya belajar yang berbeda. Oleh karena itu, guru harus mampu
untuk menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar siswa.
Misalnya mengganti model pembelajaran, agar tidak hanya siswa visual dapat
mengerti melainkan siswa yang auditori maupun kinestetik juga.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pusaka Pelajar.

Fleming, N.D. & Mills, C, (1992). Helping Students Understand How They Learn
(Terjemahan). The Journal Teaching Professor, Vol. 7 (4).

12

Anda mungkin juga menyukai