GAYA BELAJAR
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut penulis ucapkan atas hikmat dan kemampuan serta berkat yang
melimpah yang di berikan Tuhan Yang Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Selain itu rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak
Drs.Jongga Manullang , M.Pd. pembimbing mata kuliah Strategi Pembelajaran.
Selain itu juga penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
mengambil peran serta dalam penulisan makalah dari awal hingga dapat terselesaikan dengan
baik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makaalh ini kami sampaikan kepada dosen
mata kuliah strategi pembelajaran sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
dan masih sangat banyak kesalahan yang perlu diperbaiki. Penulis sangat mengharapkan
pengertian pembaca apabila terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Penulis sadar bahwa masih perlu banyak belajar untuk dapat menulis makalah ini dengan
lebih baik lagi. Dan sekira-kiranya makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
KELOMPOK 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................4
TUJUAN...........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
PENGERTIAN GAYA BELAJAR...................................................................................................6
1. Pandangan Umum Model-Model Gaya Belajar.........................................................................7
1. Visual (belajar dengan cara melihat)......................................................................................7
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar).............................................................................9
3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).....................................11
2. Gaya Belajar Analitis Dan Holistis..........................................................................................14
3. Mengenali Gaya Belajar Peserta Didik....................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................25
PENUTUP...........................................................................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, yaitu :
4
Bagaimana Teknik Cara Mengajar Siswa dengan tipe-tipe Gaya Belajarnya ?
TUJUAN
Adapun tujuan pembahasan tentang Gaya Belajar dan Cara Mengajar adalah :
5
BAB II
PEMBAHASAN
Mengapa kita semua begitu berbeda sekaligus mirip pada saat yang sama? Apa yang
terjadi dengan gaya kita setelah tumbuh dewasa? Apakah gaya kita berubah atau tetap sama
sepanjang hidup kita?
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut sugihartono,
dkk belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud
perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap
kerana adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Menurut behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi, antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara
yang baru sebagai hasil interaksi, stimulus dan respon (Budiningsih, 2005).
Belajar menurut teori belajar kognitif merupakan suatu aktifitas yang melibatkan
proses berfikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan
stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki
dan terbentuk didalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman
sebelumnya (Budiningsih, 2005). Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
yang mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang.
Gaya belajar merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam melaksanakan tugas
belajarnya baik dirumah, masyarakat maupun sekolah. Ketika seseorang dalam proses belajar
sudah menemukan gaya belajar yang sesuai dengan dirinya maka akan memudahkan anak
untuk memahami materi yang disampaikan guru.
6
1. Pandangan Umum Model-Model Gaya Belajar
Dalam gaya belajar visual ini tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Oleh karena itu anak akan mempunyai kelebihan di bidang tertentu.
Kelebihan:
a. Rapi dan teratur
b. Mempunyai sifat yang teliti dan detail ketika mengerjakan sesuatu.
c. Biasanya tidak terganggu jika harus belajar di dalam keributan atau
keramaian, anak tetap akan berkonsentrasi ketika harus belajar di tempat
ramai.
d. Tulisan tangan relative rapi dan bagus.
e. Cenderung suka membaca
Kekurangan:
a. Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai dalam
memilih kata-kata.
b. Mengingat dalam instruksi verbal.
c. Kurang menyukai berbicara.
d. Biasanya sukar menginggat suatu informasi yang diberikan secara lisan.
7
Peserta didik yang memiliki kemampuan gaya visual, mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
8
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Kelebihan:
a. Ketika harus mempresentasikan hasil pekerjaannya maka dapat
melaksanakannya dengan baik.
b. Mudah menirukan ucapan oranglain dengan waktu yang relatif cepat.
c. Mempunyai tata bahasa yang baik.
d. Mudah menginggat nama orang.
e. Suka berbicara.
f. Tidak takut ketika harus berbicara didepan kelas, akan menonjol ketika
terjadi diskusi dikelas.
g. Berbicara dalam irama yang berpola
Kekurangan:
a. Kurang baik ketika membaca (membaca relatif pelan).
b. Kurang bisa menginggat ketika dibacakan tidak dengan disuarakan.
c. Kurang baik ketika menulis karangan.
d. Sulit diam untuk waktu yang relatif lama.
e. Mudah terganggu oleh keributan.
9
c. Menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca
d. Biasanya lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca sendiri
e. Jika membaca biasanya dengan menyaringkan suara
f. Seseorang yang mengalami keseulitan untuk menuliskan sesuatu, tapi pandai
dalam bercerita
g. Biasanya fasih dalam bercerita
h. Lebih menyukai seni music dibandingkan seni yang lainnya
i. Cara belajarnya dengan mendengarkan (dibacakan) kemudian
mendiskusikan.
j. Seseorang yang senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara
panjang lebar
k. Terkadang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan visualisasi
l. Pandai mengeja dan mengucapkan kata-kata secara keras
m. Lebih menyukai humor atau gurauan lisan daripada membaca komik atau
buku humor.
n. Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok
o. Mengenal banyak sekali lagu / iklan TV
p. Suka berbicara.
q. Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik.
r. Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
s. Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis
t. Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.
10
3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Kelebihan:
a. Biasanya anak cenderung berpenampilan rapi.
b. Mempunyai kelebihan dalam bidang olahraga.
c. Menyukai pekerjaan di laboraturium.
d. Koordinasi antara mata dan tangan bagus.\
Kekurangan:
a. Cenderung frustasi dan gelisah bila harus duduk mendengarkan kuliah dalam
jangka waktu yang relatif lama, oleh karena itu mereka break (istirahat)
dalam waktu kuliah berlangsung.
b. Kemampuan kurang dalam mengeja atau spelling.
c. Menggunakan jari telunjuk ketika membaca.
d. Tidak dapat mengerti geografi, kecuali sudah berkali-kali datang ketempat
tersebut.
11
c. Menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka
d. Seseorang yang menyukai gerak ( secara fisik)
e. Cara belajarnya melalui praktek langsung
f. Cara menghafalkan sesuatu dengan berjalan atau melihat langsung
g. Menggunakan jari menunjukkan kata ketika sedang membaca
h. Seseorang yang banyak menggunakan bahasa tubuh
i. Tidak dapat duduk diam disuatu tempat untuk waktu yang lama
j. Mengalami kesulitan membaca peta kecuali orang tersebut pernah
mengunjunginya
k. Biasanya tulisannya jejek
l. Lebih menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan diri
m. Ingin melakukan segala sesuatu dengan segala hal
12
VISUAL AUDITORI KINESTETIK
Model sistem 4MAT dikembangkan pada awal 1980-an dan didasarkan pada
dominasi otak-kanan dan otak-kiri, yang memberikan wawasan mengenai cara manusia
pertama kali menerima dan kemudian memproses informasi. Ini berfungsi sebagai model
untuk pengajaran dan digunakan disekolah-sekolah untuk meningkatkan teknik-teknik
intruksional.
13
tersedia dalam dua versi: LSI (Learning Styles Inventory) untuk anak-anak sekolah dan
PEPS (Productivity Environmental Preference Survey) untuk orang dewasa.
Penelitian terhadap Model Gaya Belajar dari Dunn dan Dunn telah membuktikan
bahwa tipe orang yang memproses dengan otak kiri (analitis) lebih menyukai lingkungan
belajar dan bekerja yang: sunyi, pencahayaan yang terang, dan dirancang secara formal.
Mereka tidak memerlukan makanan camilan, dan bisa belajar dengan kondisi terbaik saat
sendiri atau dengan kehadiran figur yang berwenang.
ANALITIS HOLISTIS
14
Introver Ekstrover (R. Ornstein)
Guru masa kini tahu bahwa berbagai cara dimana para siswa belajar sangat
bervariasi. Seoarang siswa memiliki kekuatan dan kelemahan tertentu yang dapat
dibangun dan ditingkatkan melalui pengajaran yang efektif. Pelajaran berbasis proyek
dengan teknologi adalah cara yang tepat untuk menggunakan kekuatan siswa untuk
membantunya menjadi pemikir yang lebih baik dan pelajar yang lebih mandiri.
15
Penggunaan teknologi dalam proyek juga memberikan berbagai kesempatan
bagi siswa untuk membuat berbagai pilihan tentang bagaimana mereka mereka belajar,
mengijinkan mereka untuk mengambil keuntungan dari berbagai kekuatan gaya belajar
mereka. Menggunakan software dan hardware untuk membuat video, slide shows,
publikasi dan komposisi musik dapat membantu para siswa mempelajari berbagai
kecakapan berpikir dan subyek isi masalah dalam berbagai cara yang mengakui
berbagai bakat dan minat mereka.
Kita telah memahami bahwa setiap peserta didik memiliki modalitas belajar
atau gaya belajar yang berbeda-beda. Dalam praktik pembelajaran, kita tidak
diperkenankan untuk menggunakan gaya belajar sebagaimana yang kita suka. Bila ini
kita paksakan, maka siswa yang berbeda kecenderungannya dengan kita akan merasa
dirugikan. Inilah yang disebut dengan “mall praktik mengajar” yang akan merusak jiwa
(mental) anak dan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya generasi dimasa
mendatang. Untuk itulah tenaga pendidik (terutama guru) harus berupaya mengenali
gaya belajar peserta didiknya, dan akhirnya kita implementasikan dalam proses
pembelajaran.
Dalam praktiknya juga tidak mudah mengetahui gaya belajar siswa. Ada
beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengetahui gaya belajar siswa,
Cara kedua: Dengan memutar film, menunjukkan gambar atau poster, dan juga
menunjukkan peta ataupun diagram. Dengan proses belajar mengajar seperti ini, kita
16
bisa melihat para siswa yang mempunyai kecenderungan belajar secara visual dan juga
mempunyai kecerdasan visual-spasial akan lebih tertarik dan antusias.
Cara Kelima: Dengan melakukan survey atau test gaya belajar. Namun
demikian, alat survey ataupun test ini biasanya mengikat pada satu konsultan atau
psikolog tertentu sehingga jika kita ingin melakukan test tersebut harus membayar
dengan sejumlah biaya tertentu, yang terkadang dirasa cukup mahal. Namun demikian,
karena menggunakan metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey atau test
psikologi semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi sehingga memudahkan bagi
guru untuk segera mengetahui gaya belajar siswa.
17
Menurut Don Schuster, profesor di lowa State University, sistem pengajaran
yang revolusioner jelas mampu mempercepat proses belajar dengan cara:
1) Biarkan mereka duduk di bangku paling depan sehingga mereka bisa langsung
melihat apa yang dituliskan atau digambarkan guru di papan tulis,
2) Selain tulisan, buatlah lebih banyak bagan-bagan, diagram, flow-chart menjelaskan
sesuatu,
3) Putarkan film,
4) Minta mereka untuk menuliskan poin-poin penting yang harus dihafalkan,
5) Gunakan berbagai ilustrasi dan gambar,
6) Tulis ulang apa yang ada di papan tulis,
7) Gunakan warna-warni yang berbeda pada tulisan,
8) Mendorong siswa untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan diagram
dan warna,
9) Beri kode warna untuk bahan pelajaran, dan sebaiknya dorong siswa untuk
mencatat dengan aneka warna.
18
Untuk pembelajar auditori, di mana mereka lebih banyak menyerap informasi
melalui pendengaran, hal-hal yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan
belajar siswa adalah:
1) Gunakan selalu alat bantu visual/alat peraga/media yang bisa dilihat, diraba,
dimanipulasi siswa saat mereka belajar agar merangsang rasa ingin tahu siswa
2) Buat aturan main agar siswa boleh melakukan banyak gerak di dalam kelas
3) Peragakan konsep secara demonstratif, sambil siswa memahaminya secara
bertahap
4) Biasakan berbicara kepada setiap siswa secara pribadi saat di dalam kelas
5) Gunakan drama/simulasi konsep secara konkret
7. Hubungan antara gaya belajar peserta didik dengan hasil belajar peserta didik
Hasil belajar peserta didik berkaitan dengan pencapaian peserta didik dalam
memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Tujuan yang
direncanakan ini bisa berupa nilai semester atau nilai ulangan harian. Namun bukan
hanya sekedar nilai semester atau nilai ulangan harian melainkan perubahan tingkah
laku (dari ketidak-tahuan) peserta didik. Hasil belajar ini terjadi karena evaluasi yang
dilakukan oleh guru.
Guru sebagai seseorang yang mengevaluasi hasil belajar peserta didik sebaiknya
melakukan perubahan jika hasil evaluasi menunjukkan hasil yang kurang baik. Ada
banyak strategi yang dapat dilakukan pendidik dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik, diantaranya :
19
Untuk peserta didik yang menonjol tipe visual
a. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
b. Gunakan warna untuk hal-hal penting.
c. Ajak peserta didik untuk membaca buku-buku berilustrasi.
d. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
e. Ajak peserta didik untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam
gambar.
Untuk peserta didik yang menonjol tipe auditory
a. Ajak peserta didik untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas
maupun di dalam keluarga.
b. Memotivasi peserta didik untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
c. Gunakan musik untuk mengajarkan peserta didik.
d. Diskusikan ide dengan peserta didik secara verbal.
e. Biarkan peserta didik merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan
memotivasi peserta didik untuk mendengarkannya sebelum tidur.
Untuk peserta didik yang menonjol tipe kinestik :
a. Jangan paksakan peserta didik untuk belajar sampai berjam-jam.
b. Ajak peserta didik untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya
(contohnya:saat mempelajari materi statistic, peserta didik diajak untuk
mengamati kendaraan roda empat yang melintas dalam waktu 30 menit,
setelah pengamatan selesai pendidik bisa menanyakan berapa kendaraan yang
melintas apabila waktu yang digunakan hanya 5 menit, nah disini peserta didik
mengetahui konsep rata-rata suatu data).
c. Gunakan warna terang untuk hal-hal penting dalam bacaan. Cocok atau
tidaknya antara gaya belajar peserta didik dengan gaya pengajaran yang
dilakukan oleh pendidik sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik.
Pada dasarnya karakter siswa yang satu berbeda dengan siswa lainnya dan
kemampuan tiap anak dalam menguasai serta memahami suatu bahan pelajaran
berbeda-beda pula. Dalam hal ini siswa merupakan individual yang unik artinya tidak
ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan
20
lainnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara belajar dan hasil belajar.
Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran
yaitu dengan memperhatikan gaya belajar siswa dengan cara pengelompokan
berdasarkan gaya belajar.
Dalam proses pembelajaran di kelas, hendaknya guru tidak hanya
memperhatikan strategi dalam mengajarnya saja tapi juga memperhatikan perbedaan
karakteristik masing-masing siswa. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-
beda. Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru dapat mengarahkan mereka untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar yang mereka miliki sehingga dapat dengan mudah
menerima pelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Upaya yang dapat
dilakukan pengajar adalah memperhatikan gaya belajar siswa dengan cara
pengelompokan berdasarkan gaya belajar.
Langkah awal yang harus dilakukan oleh pengajar adalah memperkenalkan
siswa untuk mengenali gaya belajarnya sendiri dengan mempergunakan angket gaya
belajar, kemudian setelah guru menganalisisnya, hasil angket disampaikan kepada
siswa dan mereka dianjurkan mengambil langkah-langkah belajar yang sesuai dengan
gaya belajarnya.
Guru memberikan pembelajaran yang beragam sehingga mengakomodasi ketiga
jenis gaya belajar, yang harus dilakukan guru terhadap siswa yaitu:
1. Siswa gaya belajar visual :
a. Memberikan pembelajaran dengan menggunakan beragam bentuk grafis untuk
menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis itu berupa
slide, film, gambar ilustrasi, catatan, coretan-coretan, dan kartu gambar dengan
warna warni menarik yang bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi
secara berurutan.
b. Dorong siswa untuk menguatkan konsepnya dengan menggunakan
simbol/warna.
c. Gunakan salinan kata kunci yang dibagikan kepada siswa selanjutnya siswa
mendefinisikan dengan bahasanya sendiri.
d. Gunakan gambar berwarna, grafik, tabel sebagai media pembelajaran.
e. Pergunakan setiap gambar/tulisan/benda di dalam kelas sebagai sumber
pembelajaran.
21
2. Siswa gaya belajar auditorial :
a. Menerapkan pembelajaran dengan berdiskusi kelompok dan menjelaskan pokok
bahasan dengan panjang lebar yang kemudian oleh siswa diringkas dalam
bentuk lisan dan direkam untuk kemudian didengarkan dan dipahami, atau
siswa dapat juga menggunakan tape perekam yang digunakan untuk merekam
bacaan atau catatan yang dibacakan atau penjelasan guru untuk kemudian di
dengar kembali.
b. Variasikan vokal saat memberikan penjelasan, seperti intonasi, volume suara,
ataupun kecepatannya.
c. Gunakan pengulangan-pengulangan konsep yang sudah diberikan (jelaskan
berulang-ulang).
d. Tutor sebaya.
e. Sekali-kali, ubahlah konsep materi ajar ke dalam bentuk percakapan,
pendiktean, diskusi, atau rekaman audio yang bisa didengar siswa.
f. Selingi dengan musik.
Sebaiknya guru dapat melayani semua siswa dengan ketiga gaya belajar
tersebut. Guru membantu setiap siswa untuk melibatkan seluruh gaya belajar yang
22
dimilikinya, karena dengan melibatkan seluruh gaya belajar tersebut akan dapat
membantu siswa untuk memahami materi pelajaran yang diterimanya. Pada
pembelajaran ini, guru akan mengalami kerepotan di awal pembelajaran pada saat
menyiapkan bahan ajar karena guru harus bisa melayani keperluan siswa sesuai gaya
belajarnya. Hal ini berarti guru harus menyampaikan bahan ajar dengan cara yang
bervariasi. Jika bahan ajar disampaikan sesuai dengan jenis gaya belajar maka siswa
yang bersangkutan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Contoh yang dapat diaplikasikan dalam merangsang ketiga gaya belajar adalah
sumber belajar untuk siswa (bahan ajar dan LKS) dan instrumen pembelajaran
disesuaikan dengan ketiga gaya belajar. Selain itu dapat juga dengan cara guru
menugaskan setiap siswa, misalnya bagi siswa visual dapat diberikan tugas/proyek
untuk membuat peta pikiran atau bisa juga membuat power point tentang materi yang
akan dipelajari. Bagi siswa auditorial dapat ditugaskan membuat rekaman suara (berupa
nyanyian) tentang materi yang akan dipelajari. Bagi siswa kinestetik, guru dapat
menugaskan kepada mereka untuk membuat ringkasan mengenai percobaan tentang
materi yang akan dipelajari.
Aktivitas-aktivitas yang berbeda memerlukan cara berpikir yang berbeda pula,
jadi keuntungan untuk mengetahui dominasi otak adalah cara dominan yang mana yang
dapat dilakukan dan apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan cara berpikir
yang lain. Siswa yang berbakat tampaknya dapat belajar dengan cara yang sama baik
secara visual, auditorial, dan kinestetik. Mereka lebih seimbang dalam mengunakan
belahan otak kanan dan otak kiri.
Siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk belajar dan berhubungan
dengan temannya dengan mengembangkan gaya belajar yang paling tidak disukai.
Siswa visual dapat mengembangkan cara-cara auditorial dan kinestetik dengan
berbicara mengenai berbagai hal dan melakukannya dengan gerakan tubuh. Misalnya
setelah menghadiri suatu seminar, siswa visual menceritakan kepada temannya secara
terperinci dengan menggunakan tangan dan tubuhnya untuk menekankan hal-hal dan
informasi penting.
Siswa auditorial, menunggu sampai seminar selesai kemudian membuat peta
pikiran dari informasi yang ditangkap, dengan menggunakan beraneka macam warna,
simbol, dan grafik. Seperti orang-orang visual, siswa juga dapat mengembangkan cara
kinestetik dengan melakukan konsep-konsep kunci dengan gerakan tubuh atau dengan
23
benar-benar membentuk model untuk mendemonstrasikannya, kalau ini
memungkinkan.
Siswa kinestetik, juga dapat membuat peta pikiran dari materi yang didapatkan
dan menarik gambaran dari hal tersebut (siswa kinestetik suka menggambar) untuk
mengembangkan gaya visual siswa. Lalu berbicara dengan suara keras, dengan
mengatur atau mengubah-ubah nada dan keras suara untuk menekankan bagian-bagian
penting dan mencoba untuk berbicara dengan irama.
24
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut sugihartono, dkk
belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud
perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap
kerana adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Gaya belajar merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam melaksanakan tugas
belajarnya baik dirumah, masyarakat maupun sekolah. Ketika seseorang dalam proses belajar
sudah menemukan gaya belajar yang sesuai dengan dirinya maka akan memudahkan anak
untuk memahami materi yang disampaikan guru.
Aktivitas-aktivitas yang berbeda memerlukan cara berpikir yang berbeda pula, jadi
keuntungan untuk mengetahui dominasi otak adalah cara dominan yang mana yang dapat
dilakukan dan apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan cara berpikir yang lain.
Siswa yang berbakat tampaknya dapat belajar dengan cara yang sama baik secara visual,
auditorial, dan kinestetik. Mereka lebih seimbang dalam mengunakan belahan otak kanan dan
otak kiri.
25
DAFTAR PUSTAKA
Adi Gunawan, Genius Lesrning. 2004. Strategy Petunjuk Proses Mengajar. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
DePorter, Bobbi dan Mike Henarcki. 2005. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Dryden, Gordon dan Jeannette Vos. The Learning Revolution. Bandung: Kaifa.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ennis, R. H. (2000). Goals for a critical thinking curriculum and its assessment. In A. L.
Costa (Ed.), Developing minds: A resource book for teaching thinking, (pp. 44-46).
Alexandria, VA: ASCD.
Wiyono, Ketang dan Abidin Pasaribu. 2014. Modul Belajar dan Pembelajaran.
26
Anonim. 2007. Gaya Belajar.
http://www.intel.co.id/content/dam/www/program/education/apac/id/id/documents/
project-design/skills/styles.pdf (online) diakses pada 19 November 2014
Sudarno. Tahun. Mengenali Gaya Belajar Siswa Untuk Menciptakan Suasana Pembelajaran
Yang Kondusif Dan Menyenangkan.
http://guraru.org/guru-berbagi/mengenali_gaya_belajar_siswa_untuk_menciptakan_su
asana_pembelajaran_yang_kondusif_dan_menyenangkan/ (online) diakses pada 18
November 2014
27