Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN

GAYA BELAJAR

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

ENRICO SABASTIAN MANULLANG : 5213131009


IHSAN KAMAL : 5213131001
RICHARD GABRIEL SILAEN : 5211131013

DOSEN PENGAMPU : Drs. JONGGA MANULLANG, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut penulis ucapkan atas hikmat dan kemampuan serta berkat yang
melimpah yang di berikan Tuhan Yang Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Selain itu rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak
Drs.Jongga Manullang , M.Pd. pembimbing mata kuliah Strategi Pembelajaran.

Selain itu juga penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
mengambil peran serta dalam penulisan makalah dari awal hingga dapat terselesaikan dengan
baik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makaalh ini kami sampaikan kepada dosen
mata kuliah strategi pembelajaran sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
dan masih sangat banyak kesalahan yang perlu diperbaiki. Penulis sangat mengharapkan
pengertian pembaca apabila terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Penulis sadar bahwa masih perlu banyak belajar untuk dapat menulis makalah ini dengan
lebih baik lagi. Dan sekira-kiranya makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, september 2022

KELOMPOK 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................4
TUJUAN...........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
PENGERTIAN GAYA BELAJAR...................................................................................................6
1. Pandangan Umum Model-Model Gaya Belajar.........................................................................7
1. Visual (belajar dengan cara melihat)......................................................................................7
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar).............................................................................9
3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).....................................11
2. Gaya Belajar Analitis Dan Holistis..........................................................................................14
3. Mengenali Gaya Belajar Peserta Didik....................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................25
PENUTUP...........................................................................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan untuk


meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa komponen
tertentu saja. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua
yakni upaya peningkatan mutu pendidikan hanya dalam beberapa komponen saja. Meskipun
demikian, sebagai suatu sistem, penanganan satu atau beberapa komponen itu akan
mempengaruhi pula komponen lainnya. Beberapa dari gerakan-gerakan baru tersebut
memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar pada
sistem persekolahan, seperti cara guru mengajar dan cara murid belajar.
Guru memang suatu profesi yang unik. Pendekatannya harus dipandang secara individual dan
kelembagaan. Secara individual, seorang guru harus mempunyai jiwa pengabdian yang
tinggi. Lalu jiwa pengabdian yang tinggi ini ditunjang oleh keinginan yang kuat untuk selalu
memberikan dan melayani sebaik mungkin kepada anak didik. Maka dari itu, guru juga harus
selalu belajar, baik untuk ilmu pengetahuan dan keterampilan pengajaran, maupun belajar
memahami aspek psikologis kemanusiaan. Seorang guru juga harus mampu memahami
bagaimana cara murid belajar. Jika guru telah mampu menguasai teknik yang dapat
meningkatkan semangat dan keaktifan anak didiknya dalam belajar, maka dunia pendidikan
akan semakin dewasa dan profesional.

RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, yaitu :

 Apa pengertian Gaya Belajar ?


 Apa saja Jenis-jenis Gaya Belajar ?
 Bagaimana cara mengetahui Gaya Belajar Siswa ?
 Apa Manfaat Mengetahui Gaya Belajar ?

4
 Bagaimana Teknik Cara Mengajar Siswa dengan tipe-tipe Gaya Belajarnya ?

TUJUAN

Adapun tujuan pembahasan tentang Gaya Belajar dan Cara Mengajar adalah :

 Dapat Memahami Pengertian Gaya Belajar dan Cara Mengajarnya.


 Dapat Membedakan Jenis-jenis Belajar pada siswa, dan terutamanya bagi guru
 menjadi pedoman bahwa setiap siswa itu berbeda jadi diharapkan dapat mengajar
 sesuai jenis belajar siswa tersebut.
 Untuk menambah wawasan kita mengenai Gaya Belajar dan Cara Mengajar

5
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN GAYA BELAJAR

Mengapa kita semua begitu berbeda sekaligus mirip pada saat yang sama? Apa yang
terjadi dengan gaya kita setelah tumbuh dewasa? Apakah gaya kita berubah atau tetap sama
sepanjang hidup kita?

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut sugihartono,
dkk belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud
perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap
kerana adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Menurut behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi, antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara
yang baru sebagai hasil interaksi, stimulus dan respon (Budiningsih, 2005).

Belajar menurut teori belajar kognitif merupakan suatu aktifitas yang melibatkan
proses berfikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan
stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki
dan terbentuk didalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman
sebelumnya (Budiningsih, 2005). Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
yang mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang.

Gaya belajar merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam melaksanakan tugas
belajarnya baik dirumah, masyarakat maupun sekolah. Ketika seseorang dalam proses belajar
sudah menemukan gaya belajar yang sesuai dengan dirinya maka akan memudahkan anak
untuk memahami materi yang disampaikan guru.

6
1. Pandangan Umum Model-Model Gaya Belajar

Model VAK adalah dasar bagi Neuro-Linguistic Programming (NLP- kajian


tentang “kata-kata dan saraf”), yang memperhitungkan melalui modalitas (indra) mana
orang-orang memproses dan menyimpan informasi. Diciptakan pada 1970-an, model in
sekarang digunakan secara luas untuk konseling, pembelajaran, dan pelatihan komunikasi.
Dimana:

1. Visual (belajar dengan cara melihat)


Seseorang yang memiliki gaya belajar visual cenderung belajar melalui
hubungan visual (penglihatan). Dengan demikian dalam gaya belajar visual yang
sifatnya eksternal, ia menggunakan materi atau media yang bisa dilihat atau
mengeluarkan tanggapan indera penglihatan. Materi atau media yang bisa digunakan
adalah buku, poster, majalah, rangka tubuh manusia, peta, dan lain-lain. Sedangkan
gaya belajar visual yang bersifat internal adalah menggunakan imajinasi sebagai
sumber informasi.

Dalam gaya belajar visual ini tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Oleh karena itu anak akan mempunyai kelebihan di bidang tertentu.

 Kelebihan:
a. Rapi dan teratur
b. Mempunyai sifat yang teliti dan detail ketika mengerjakan sesuatu.
c. Biasanya tidak terganggu jika harus belajar di dalam keributan atau
keramaian, anak tetap akan berkonsentrasi ketika harus belajar di tempat
ramai.
d. Tulisan tangan relative rapi dan bagus.
e. Cenderung suka membaca
 Kekurangan:
a. Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai dalam
memilih kata-kata.
b. Mengingat dalam instruksi verbal.
c. Kurang menyukai berbicara.
d. Biasanya sukar menginggat suatu informasi yang diberikan secara lisan.

7
Peserta didik yang memiliki kemampuan gaya visual, mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :

a. Rapi dan teratur dalam mngerjakan tugas


b. Berbicara dengan tempo yang cepat
c. Teliti dan rinci dalam mengerjakan tugas
d. Biasanya lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
e. Memiliki kemampuan dalam mengeja huruf dengan baik
f. Tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang
belajar
g. Biasanya menyukai membaca dan tekun dalam membaca
h. Biasanya lebih senang membaca daripada dibacakan oleh orang lain
i. Sering lupa dalam menyampaikan pesan verbal
j. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak”
k. Biasanya lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat dan gambar ) daripada
music
l. Biasanya sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi sulit
menuliskannya dalam tulisan
m. Senantiasa melihat dan memperhatikan gerak bibir seseorang yang
berbicara kepadanya
n. Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu
o. Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai
untuk mendengarkan orang lain

Cara belajar visual :


a. Catatan dan hands out
b. Buku berilustrasi
c. Baca sendiri
d. Gunakan warna untuk pointers
e. Gambar, peta, grafik, table, dll
f. Belajar ditempat yang sepi
g. Menghafal dengan asosiasi gambar
h. Multimedia
i. Ide gambar dan diagram

8
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Gaya belajar ini cenderung menggunakan pendengaran/audio sebagai sarana


mencapai keberhasilan dalam belajar. Gaya belajar auditori yang bersifat eksternal
adalah dengan mengeluarkan suara atau ada suara. Mereka dapat membaca keras,
mendengarkan rekaman kuliah, diskusi dengan teman, mendengarkan musik, kerja
kelompok, dan lain-lain. Gaya auditori yang bersifat internal adalah memerlukan
suasana yang tenang-hening sebelum mempelajari sesuatu. Setelah itu diperlukan
perenungan beberapa saat terhadap materi apa saja yang telah dikuasai dan yang
belum.

 Kelebihan:
a. Ketika harus mempresentasikan hasil pekerjaannya maka dapat
melaksanakannya dengan baik.
b. Mudah menirukan ucapan oranglain dengan waktu yang relatif cepat.
c. Mempunyai tata bahasa yang baik.
d. Mudah menginggat nama orang.
e. Suka berbicara.
f. Tidak takut ketika harus berbicara didepan kelas, akan menonjol ketika
terjadi diskusi dikelas.
g. Berbicara dalam irama yang berpola
 Kekurangan:
a. Kurang baik ketika membaca (membaca relatif pelan).
b. Kurang bisa menginggat ketika dibacakan tidak dengan disuarakan.
c. Kurang baik ketika menulis karangan.
d. Sulit diam untuk waktu yang relatif lama.
e. Mudah terganggu oleh keributan.

Peserta didik yang memiliki kemampuan gaya auditori, mempunyai ciri-ciri


sebagai berikut :

a. Sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja atau belajar


b. Biasanya mudah terganggu oleh keributan atau suara yang berisik ketika
sedang belajar

9
c. Menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca
d. Biasanya lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca sendiri
e. Jika membaca biasanya dengan menyaringkan suara
f. Seseorang yang mengalami keseulitan untuk menuliskan sesuatu, tapi pandai
dalam bercerita
g. Biasanya fasih dalam bercerita
h. Lebih menyukai seni music dibandingkan seni yang lainnya
i. Cara belajarnya dengan mendengarkan (dibacakan) kemudian
mendiskusikan.
j. Seseorang yang senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara
panjang lebar
k. Terkadang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan visualisasi
l. Pandai mengeja dan mengucapkan kata-kata secara keras
m. Lebih menyukai humor atau gurauan lisan daripada membaca komik atau
buku humor.
n. Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok
o. Mengenal banyak sekali lagu / iklan TV
p. Suka berbicara.
q. Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik.
r. Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
s. Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis
t. Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.

Cara belajar auditory :

a. Lebih mengutamakan mendengarkan penjelasan guru ketika sedang


menerangkan
b. Merekam lebih efektif
c. Berpartisipasi dalam pidato, diskusi dan presentasi
d. Membaca dengan bersuara, merangkai materi dengan music
e. Menghafal dengan bersuara
f. Menulis dengan bersuara atau mendiktekan

10
3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Orang yang bergaya belajar kinestetik belajar melalui gerakan-gerakan sebagai


sarana memasukkan informasi ke dalam otaknya. Penyentuhan dengan bidang objek
sangat disukai karena mereka dapat mengalami sesuatu dengan sendiri. Gaya belajar
jenis ini yang bersifat eksternal adalah melibatkan kegiatan fisik, membuat model,
memainkan peran, berjalan, dan sebagainya. Sedangkan gaya belajar kinestetika yang
bersifat internal menekankan pada kejelasan makna dan tujuan sebelum mempelajari
sesuatu hal.

Dalam pelaksanaannya penggunaan gaya belajar ini tentunya akan


menimbulkan suatu kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangannya
adalah sebagai berikut:

 Kelebihan:
a. Biasanya anak cenderung berpenampilan rapi.
b. Mempunyai kelebihan dalam bidang olahraga.
c. Menyukai pekerjaan di laboraturium.
d. Koordinasi antara mata dan tangan bagus.\

 Kekurangan:
a. Cenderung frustasi dan gelisah bila harus duduk mendengarkan kuliah dalam
jangka waktu yang relatif lama, oleh karena itu mereka break (istirahat)
dalam waktu kuliah berlangsung.
b. Kemampuan kurang dalam mengeja atau spelling.
c. Menggunakan jari telunjuk ketika membaca.
d. Tidak dapat mengerti geografi, kecuali sudah berkali-kali datang ketempat
tersebut.

Peserta didik yang memiliki kemampuan gaya kinestik, mempunyai ciri-ciri


sebagai berikut :

a. Berbicara dengan perlahan


b. Biasanya menanggapi perhatian fisik

11
c. Menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka
d. Seseorang yang menyukai gerak ( secara fisik)
e. Cara belajarnya melalui praktek langsung
f. Cara menghafalkan sesuatu dengan berjalan atau melihat langsung
g. Menggunakan jari menunjukkan kata ketika sedang membaca
h. Seseorang yang banyak menggunakan bahasa tubuh
i. Tidak dapat duduk diam disuatu tempat untuk waktu yang lama
j. Mengalami kesulitan membaca peta kecuali orang tersebut pernah
mengunjunginya
k. Biasanya tulisannya jejek
l. Lebih menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan diri
m. Ingin melakukan segala sesuatu dengan segala hal

Cara belajar teknik kinestik :

a. Aktifitas fisik selama menghafal atau belajar


b. Berbicara lambat, angota tubuh begerak
c. Membaca dengan jari
d. Umum ke khusus

VISUAL AUDITORI KINESTETIK

a. Cenderung melihat a. Mampu mengingat a. Menyentuh segala


sikap, gerakan, dan dengan baik penjelasan sesuatu yang
bibir guru yang guru di depan kelas, dijumpainya,
sedang mengajar atau materi yang termasuk saat belajar
b. Bukan pendengar didiskusikan dalam b. Sulit berdiam diri atau
yang baik saat kelompok/ kelas duduk manis, selalu
berkomunikasi b. Pendengar ulung: anak ingin bergerak
c. Saat mendapat mudah menguasai c. Mengerjakan segala
petunjuk untuk materi iklan/ lagu di sesuatu yang
melakukan sesuatu, televisi/ radio memungkinkan
biasanya akan c. Cenderung banyak tangannya aktif.
melihat teman-teman omong Contoh: saat guru
lainnya baru d. Tak suka membaca menerangkan
kemudian dia sendiri dan umumnya pelajaran, dia

12
VISUAL AUDITORI KINESTETIK

yang bertindak memang bukan mendengarkan sambil


d. Tak suka bicara pembaca yang baik tangannya asyik
didepan kelompok karena kurang dapat menggambar
dan tak suka pula mengingat dengan baik d. Suka menggunakan
mendengarkan orang apa yang baru saja objek nyata sebagai
lain. Terlihat pasif dibacanya alat bantu belajar
dalam kegiatan e. Kurang cakap dalm e. Sulit menguasai hal-
diskusi Kurang mengerjakan tugas hal abstrak seperti
mampu mengingat mengarang/ menulis peta, symbol dan
informasi yang f. Senang berdiskusi dan lambang
diberikan secara lisan berkomunikasi dengan f. Menyukai praktek/
e. Lebih suka peragaan orang lain percobaan
daripada penjelasan g. Kurang tertarik g. Menyukai permainan
lisan memperhatikan hal-hal dan aktivitas fisik
f. Dapat duduk tenang baru dilingkungan
ditengah situasi yang sekitarnya, seperti
ribut dan ramai tanpa hadirnya anak baru,
terganggu adanya papan
pengumuman di pojok
kelas, dll

Model sistem 4MAT dikembangkan pada awal 1980-an dan didasarkan pada
dominasi otak-kanan dan otak-kiri, yang memberikan wawasan mengenai cara manusia
pertama kali menerima dan kemudian memproses informasi. Ini berfungsi sebagai model
untuk pengajaran dan digunakan disekolah-sekolah untuk meningkatkan teknik-teknik
intruksional.

Model Dunn dan Dunn dikembangkan untuk membantuanak-anak yang “dirugikan


di bidang pendidikan”. Penelitian dimulai pada akhir 1960-an untuk mengidentifikasi
preferensi preferensi individu pada para pelajar selama berlangsungnya proses belajar.
Merupakan model pembelajaran yang paling komprehensif dan paling cermat diteliti dan

13
tersedia dalam dua versi: LSI (Learning Styles Inventory) untuk anak-anak sekolah dan
PEPS (Productivity Environmental Preference Survey) untuk orang dewasa.

Brain Quadrants dari Hermann Brain Dominance Model menjabarkan preferensi-


preferensi untuk fungsi mental dan dominasi otak. Didasarkan pada penelitian yang
berkaitan dengan otak, model ini diciptakan pada akhir 1970-an dan digunakan dalam
pelatihan manajemen untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas orang-orang.

Gregorc Enegic Model of Mindstyles, yang diciptakan pada pertengahan 1970-an,


menyajikan cara yang terorganisasi untuk mempertimbangkan bagaimana pikiran bekerja.
Model ini mengidentifikasi empat kualitas yang terdapat didalam empat aliran mediasi
dasar. Butler menyempurnakannya, dan model ini digunakan bagi strategi-strategi
intruksional untuk meningkatkan pengajaran kelas.

2. Gaya Belajar Analitis Dan Holistis

Penelitian terhadap Model Gaya Belajar dari Dunn dan Dunn telah membuktikan
bahwa tipe orang yang memproses dengan otak kiri (analitis) lebih menyukai lingkungan
belajar dan bekerja yang: sunyi, pencahayaan yang terang, dan dirancang secara formal.
Mereka tidak memerlukan makanan camilan, dan bisa belajar dengan kondisi terbaik saat
sendiri atau dengan kehadiran figur yang berwenang.

Sebaliknya, kebanyakan tipe orang yang memproses dengan otak-kanan lebih


menyukai “penglihatan”: kebisingan atau musik, pencahayaan redup, rancangan informal,
makanan camilan, mobilitas dan interaksi dengan rekan lain di tempat kerja atau selama
belajar atau ketika sedang berkonsentrasi.

Perbedaan lain gaya belajar Analitis dan Holistis

ANALITIS HOLISTIS

Belahan otak kiri Belahan otak kanan (R.sperry)

Refleksi/analitis Impulsif/global (Dunn dan Dunn)

Berurutan Sekaligus (Dunn dan Prashing)

14
Introver Ekstrover (R. Ornstein)

Peraih tingkat tinggi Peraih tingkat rendah (R. Ornstein)

Tenang dan berhati-hati Membebaskan (R. Ornstein)

Jalur-tunggal Jalur-memajemuk (A. Gore)

c. Maskulin Feminin (J. Nicholson)

Otak-kiri logis Otak kanan intuitif (H. Alder)

Kotak dan segitiga Lingkaran dan garis bergelombang


(S. Dellinger)

S dan C tinggi D dan I tinggi (profil DISC)

Bagian akademik Kegiatan Kreatif (G. Dryden)

3. Mengenali Gaya Belajar Peserta Didik

4. Pentingnya Memahami Gaya Belajar Siswa

Guru masa kini tahu bahwa berbagai cara dimana para siswa belajar sangat
bervariasi. Seoarang siswa memiliki kekuatan dan kelemahan tertentu yang dapat
dibangun dan ditingkatkan melalui pengajaran yang efektif. Pelajaran berbasis proyek
dengan teknologi adalah cara yang tepat untuk menggunakan kekuatan siswa untuk
membantunya menjadi pemikir yang lebih baik dan pelajar yang lebih mandiri.

Berbagai tugas proyek yang mengijinkan siswa untuk menggunakan gaya


belajarnya sendiri bagaimanapun bukan jalur langsung menuju pemikiran tingkat
tinggi. Adalah mungkin untuk membuat berbagai produk yang mencerminkan
pemikiran yang dangkal. (Ennis, 2000). Bagaimanapun, berbagai factor yang
memotivasi berasosiasi dengan pilihan saat gaya belajar individu dibahas dalam proyek,
menyarankan bahwa mengajarkan kecakapan berpikir dalam konteks gaya belajar
individu meningkatkan kemungkinan bahwa para siswa akan mempelajarinya.

15
Penggunaan teknologi dalam proyek juga memberikan berbagai kesempatan
bagi siswa untuk membuat berbagai pilihan tentang bagaimana mereka mereka belajar,
mengijinkan mereka untuk mengambil keuntungan dari berbagai kekuatan gaya belajar
mereka. Menggunakan software dan hardware untuk membuat video, slide shows,
publikasi dan komposisi musik dapat membantu para siswa mempelajari berbagai
kecakapan berpikir dan subyek isi masalah dalam berbagai cara yang mengakui
berbagai bakat dan minat mereka.
Kita telah memahami bahwa setiap peserta didik memiliki modalitas belajar
atau gaya belajar yang berbeda-beda. Dalam praktik pembelajaran, kita tidak
diperkenankan untuk menggunakan gaya belajar sebagaimana yang kita suka. Bila ini
kita paksakan, maka siswa yang berbeda kecenderungannya dengan kita akan merasa
dirugikan. Inilah yang disebut dengan “mall praktik mengajar” yang akan merusak jiwa
(mental) anak dan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya generasi dimasa
mendatang. Untuk itulah tenaga pendidik (terutama guru) harus berupaya mengenali
gaya belajar peserta didiknya, dan akhirnya kita implementasikan dalam proses
pembelajaran.

5. Mengetahui Cara Belajar Siswa

Dalam praktiknya juga tidak mudah mengetahui gaya belajar siswa. Ada
beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengetahui gaya belajar siswa,

Cara pertama: menggunakan observasi secara mendetail terhadap setiap siswa


melalui penggunaan berbagai metode belajar mengajar di kelas. Gunakan metode
ceramah secara umum, catatlah siswa-siswa yang mendengarkan dengan tekun hingga
akhir. Perhatikan siswa-siswa yang “kuat” bertahan berapa lama dalam mendengar.
Klasifikasikan mereka sementara dalam golongan orang-orang yang bukan tipe
pembelajar yang cenderung mendengarkan. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan
secara sederhana tipe-tipe siswa dengan model-model pembelajar auditori yang lebih
menonjol.

Cara kedua: Dengan memutar film, menunjukkan gambar atau poster, dan juga
menunjukkan peta ataupun diagram. Dengan proses belajar mengajar seperti ini, kita

16
bisa melihat para siswa yang mempunyai kecenderungan belajar secara visual dan juga
mempunyai kecerdasan visual-spasial akan lebih tertarik dan antusias.

Cara ketiga: Dengan metode pembelajaran menggunakan praktik atau


simulasi. Para pembelajar kinestetik tentu saja akan sangat antusias dengan model
belajar mengajar semacam ini. Begitu seterusnya kita melihat bagaimana reaksi siswa
terhadap setiap model pembelajaran sehingga lambat laun kita akan lebih mudah
memahami dan mengetahui kecenderungan gaya belajar yang mereka miliki.

Cara keempat: Dengan memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan


pekerjaan yang membutuhkan proses penyatuan bagian-bagian yang terpisah, misalnya
menyatukan model rumah yang bagian-bagiannya terpisahkan. Ada tiga pilihan cara
yang bisa dilakukan dalam menyatukan model rumah ini, pertama adalah melakukan
praktik langsung dengan mencoba menyatukan bagian-bagian rumah ini setelah melihat
potongan-potongan yang ada; kedua adalah dengan melihat gambar desain rumah
secara keseluruhan, baru mulai menyatukan; dan ketiga adalah petunjuk tertulis
langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga
akhir. Pembelajar visual akan cenderung memulai dengan melihat gambar rumah secara
utuh. Ia lebih cepat menyerap melalui gambar-gambar tersebut sebelum menyatukan
bagian-bagian rumah secara keseluruhan. Pembelajar auditori cenderung membaca
petunjuk tertulis mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah,
dan tidak terlalu mempedulikan gambar yang ada. Sedangkan pembelajar kinestetik
akan langsung mempraktikkan dengan mencoba-coba menyatukan satu bagian dengan
bagian yang lain tanpa terlebih dahulu melihat gambar ataupun membaca petunjuk
tulisan. Dari pengamatan terhadap cara kerja siswa dalam menyelesaikan tugas ini, kita
akan lebih memahami gaya mengajar siswa secara lebih mendetail.

Cara Kelima: Dengan melakukan survey atau test gaya belajar. Namun
demikian, alat survey ataupun test ini biasanya mengikat pada satu konsultan atau
psikolog tertentu sehingga jika kita ingin melakukan test tersebut harus membayar
dengan sejumlah biaya tertentu, yang terkadang dirasa cukup mahal. Namun demikian,
karena menggunakan metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey atau test
psikologi semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi sehingga memudahkan bagi
guru untuk segera mengetahui gaya belajar siswa.

17
Menurut Don Schuster, profesor di lowa State University, sistem pengajaran
yang revolusioner jelas mampu mempercepat proses belajar dengan cara:

1) Menggunakan sugesti-sugesti yang seperti iklan untuk menghindari penghalang-


penghalang umum dari proses belajar cepat;
2) Membuat siswa merasa santai dan menjadikan proses belajar menyenangkan;
3) Menjadikan pembelajaran yang secara dramatis mampu membantu siswa membuat
perumpamaan yang nyata;
4) Mengulang pelajaran dengan cara yang tenang diiringi musik barok yang ritmis.

6. Mengajar dengan Gaya Belajar Siswa yang Berbeda

Setelah mengetahui gaya belajar siswa dan kecenderungan kecerdasan yang


paling menonjol dimilikinya, saatnya sebagai guru kita menyesuaikan dengan gaya
belajar mereka. Bagaimana kita menyesuaikan diri dengan gaya belajar mereka masing-
masing?

Untuk pembelajar visual, di mana lebih banyak menyerap informasi melalui


mata, hal-hal yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan kemampuan belajar mereka
adalah:

1) Biarkan mereka duduk di bangku paling depan sehingga mereka bisa langsung
melihat apa yang dituliskan atau digambarkan guru di papan tulis,
2) Selain tulisan, buatlah lebih banyak bagan-bagan, diagram, flow-chart menjelaskan
sesuatu,
3) Putarkan film,
4) Minta mereka untuk menuliskan poin-poin penting yang harus dihafalkan,
5) Gunakan berbagai ilustrasi dan gambar,
6) Tulis ulang apa yang ada di papan tulis,
7) Gunakan warna-warni yang berbeda pada tulisan,
8) Mendorong siswa untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan diagram
dan warna,
9) Beri kode warna untuk bahan pelajaran, dan sebaiknya dorong siswa untuk
mencatat dengan aneka warna.

18
Untuk pembelajar auditori, di mana mereka lebih banyak menyerap informasi
melalui pendengaran, hal-hal yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan
belajar siswa adalah:

1) Gunakan audio dalam pembelajaran (musik, radio, dll),


2) Saat belajar, biarkan mereka membaca dengan nyaring dan suara keras,
3) Seringlah memberi pertanyaan kepada mereka, membuat diskusi kelas,
4) Menggunakan rekaman,
5) Biarkan mereka menjelaskan dengan kata-kata,
6) Biarkan mereka menuliskan apa yang mereka pahami tentang satu mata pelajaran,
7) Belajar berkelompok.

Untuk menghadapi siswa dengan kecenderungan kinestetik, guru hendaknya


melakukan hal-hal berikut :

1) Gunakan selalu alat bantu visual/alat peraga/media yang bisa dilihat, diraba,
dimanipulasi siswa saat mereka belajar agar merangsang rasa ingin tahu siswa
2) Buat aturan main agar siswa boleh melakukan banyak gerak di dalam kelas
3) Peragakan konsep secara demonstratif, sambil siswa memahaminya secara
bertahap
4) Biasakan berbicara kepada setiap siswa secara pribadi saat di dalam kelas
5) Gunakan drama/simulasi konsep secara konkret

7. Hubungan antara gaya belajar peserta didik dengan hasil belajar peserta didik

Hasil belajar peserta didik berkaitan dengan pencapaian peserta didik dalam
memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Tujuan yang
direncanakan ini bisa berupa nilai semester atau nilai ulangan harian. Namun bukan
hanya sekedar nilai semester atau nilai ulangan harian melainkan perubahan tingkah
laku (dari ketidak-tahuan) peserta didik. Hasil belajar ini terjadi karena evaluasi yang
dilakukan oleh guru.
Guru sebagai seseorang yang mengevaluasi hasil belajar peserta didik sebaiknya
melakukan perubahan jika hasil evaluasi menunjukkan hasil yang kurang baik. Ada
banyak strategi yang dapat dilakukan pendidik dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik, diantaranya :

19
 Untuk peserta didik yang menonjol tipe visual
a. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
b. Gunakan warna untuk hal-hal penting.
c. Ajak peserta didik untuk membaca buku-buku berilustrasi.
d. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
e. Ajak peserta didik untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam
gambar.
 Untuk peserta didik yang menonjol tipe auditory
a. Ajak peserta didik untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas
maupun di dalam keluarga.
b. Memotivasi peserta didik untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
c. Gunakan musik untuk mengajarkan peserta didik.
d. Diskusikan ide dengan peserta didik secara verbal.
e. Biarkan peserta didik merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan
memotivasi peserta didik untuk mendengarkannya sebelum tidur.
 Untuk peserta didik yang menonjol tipe kinestik :
a. Jangan paksakan peserta didik untuk belajar sampai berjam-jam.
b. Ajak peserta didik untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya
(contohnya:saat mempelajari materi statistic, peserta didik diajak untuk
mengamati kendaraan roda empat yang melintas dalam waktu 30 menit,
setelah pengamatan selesai pendidik bisa menanyakan berapa kendaraan yang
melintas apabila waktu yang digunakan hanya 5 menit, nah disini peserta didik
mengetahui konsep rata-rata suatu data).
c. Gunakan warna terang untuk hal-hal penting dalam bacaan. Cocok atau
tidaknya antara gaya belajar peserta didik dengan gaya pengajaran yang
dilakukan oleh pendidik sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik.

8. Implementasi gaya belajar dalam pembelajaran

Pada dasarnya karakter siswa yang satu berbeda dengan siswa lainnya dan
kemampuan tiap anak dalam menguasai serta memahami suatu bahan pelajaran
berbeda-beda pula. Dalam hal ini siswa merupakan individual yang unik artinya tidak
ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan

20
lainnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara belajar dan hasil belajar.
Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran
yaitu dengan memperhatikan gaya belajar siswa dengan cara pengelompokan
berdasarkan gaya belajar.
Dalam proses pembelajaran di kelas, hendaknya guru tidak hanya
memperhatikan strategi dalam mengajarnya saja tapi juga memperhatikan perbedaan
karakteristik masing-masing siswa. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-
beda. Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru dapat mengarahkan mereka untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar yang mereka miliki sehingga dapat dengan mudah
menerima pelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Upaya yang dapat
dilakukan pengajar adalah memperhatikan gaya belajar siswa dengan cara
pengelompokan berdasarkan gaya belajar.
Langkah awal yang harus dilakukan oleh pengajar adalah memperkenalkan
siswa untuk mengenali gaya belajarnya sendiri dengan mempergunakan angket gaya
belajar, kemudian setelah guru menganalisisnya, hasil angket disampaikan kepada
siswa dan mereka dianjurkan mengambil langkah-langkah belajar yang sesuai dengan
gaya belajarnya.
Guru memberikan pembelajaran yang beragam sehingga mengakomodasi ketiga
jenis gaya belajar, yang harus dilakukan guru terhadap siswa yaitu:
1. Siswa gaya belajar visual :
a. Memberikan pembelajaran dengan menggunakan beragam bentuk grafis untuk
menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis itu berupa
slide, film, gambar ilustrasi, catatan, coretan-coretan, dan kartu gambar dengan
warna warni menarik yang bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi
secara berurutan.
b. Dorong siswa untuk menguatkan konsepnya dengan menggunakan
simbol/warna.
c. Gunakan salinan kata kunci yang dibagikan kepada siswa selanjutnya siswa
mendefinisikan dengan bahasanya sendiri.
d. Gunakan gambar berwarna, grafik, tabel sebagai media pembelajaran.
e. Pergunakan setiap gambar/tulisan/benda di dalam kelas sebagai sumber
pembelajaran.

21
2. Siswa gaya belajar auditorial :
a. Menerapkan pembelajaran dengan berdiskusi kelompok dan menjelaskan pokok
bahasan dengan panjang lebar yang kemudian oleh siswa diringkas dalam
bentuk lisan dan direkam untuk kemudian didengarkan dan dipahami, atau
siswa dapat juga menggunakan tape perekam yang digunakan untuk merekam
bacaan atau catatan yang dibacakan atau penjelasan guru untuk kemudian di
dengar kembali.
b. Variasikan vokal saat memberikan penjelasan, seperti intonasi, volume suara,
ataupun kecepatannya.
c. Gunakan pengulangan-pengulangan konsep yang sudah diberikan (jelaskan
berulang-ulang).
d. Tutor sebaya.
e. Sekali-kali, ubahlah konsep materi ajar ke dalam bentuk percakapan,
pendiktean, diskusi, atau rekaman audio yang bisa didengar siswa.
f. Selingi dengan musik.

3. Siswa gaya belajar kinestetik :


a. Memberikan pembelajaran dengan cara selalu berorientasi pada fisik dan banyak
bergerak.
b. Belaar melalui pengalaman dengan menggunakan model atau alat peraga, belajar
di
c. Menguji memori ingatan dengan cara melihat langsung fakta di lapangan.
d. Saat membimbing secara perorangan biasakan berdiri/duduk di samping siswa.
e. Buat aturan main agar siswa boleh melakukan banyak gerak di dalam kelas.
f. Peragakan konsep secara demonstratif, sambil siswa memahaminya secara
bertahap.
g. Biasakan berbicara kepada setiap siswa secara pribadi saat di dalam kelas.
h. Gunakan drama/simulasi konsep secara konkret.

Sebaiknya guru dapat melayani semua siswa dengan ketiga gaya belajar
tersebut. Guru membantu setiap siswa untuk melibatkan seluruh gaya belajar yang
22
dimilikinya, karena dengan melibatkan seluruh gaya belajar tersebut akan dapat
membantu siswa untuk memahami materi pelajaran yang diterimanya. Pada
pembelajaran ini, guru akan mengalami kerepotan di awal pembelajaran pada saat
menyiapkan bahan ajar karena guru harus bisa melayani keperluan siswa sesuai gaya
belajarnya. Hal ini berarti guru harus menyampaikan bahan ajar dengan cara yang
bervariasi. Jika bahan ajar disampaikan sesuai dengan jenis gaya belajar maka siswa
yang bersangkutan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Contoh yang dapat diaplikasikan dalam merangsang ketiga gaya belajar adalah
sumber belajar untuk siswa (bahan ajar dan LKS) dan instrumen pembelajaran
disesuaikan dengan ketiga gaya belajar. Selain itu dapat juga dengan cara guru
menugaskan setiap siswa, misalnya bagi siswa visual dapat diberikan tugas/proyek
untuk membuat peta pikiran atau bisa juga membuat power point tentang materi yang
akan dipelajari. Bagi siswa auditorial dapat ditugaskan membuat rekaman suara (berupa
nyanyian) tentang materi yang akan dipelajari. Bagi siswa kinestetik, guru dapat
menugaskan kepada mereka untuk membuat ringkasan mengenai percobaan tentang
materi yang akan dipelajari.
Aktivitas-aktivitas yang berbeda memerlukan cara berpikir yang berbeda pula,
jadi keuntungan untuk mengetahui dominasi otak adalah cara dominan yang mana yang
dapat dilakukan dan apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan cara berpikir
yang lain. Siswa yang berbakat tampaknya dapat belajar dengan cara yang sama baik
secara visual, auditorial, dan kinestetik. Mereka lebih seimbang dalam mengunakan
belahan otak kanan dan otak kiri.
Siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk belajar dan berhubungan
dengan temannya dengan mengembangkan gaya belajar yang paling tidak disukai.
Siswa visual dapat mengembangkan cara-cara auditorial dan kinestetik dengan
berbicara mengenai berbagai hal dan melakukannya dengan gerakan tubuh. Misalnya
setelah menghadiri suatu seminar, siswa visual menceritakan kepada temannya secara
terperinci dengan menggunakan tangan dan tubuhnya untuk menekankan hal-hal dan
informasi penting.
Siswa auditorial, menunggu sampai seminar selesai kemudian membuat peta
pikiran dari informasi yang ditangkap, dengan menggunakan beraneka macam warna,
simbol, dan grafik. Seperti orang-orang visual, siswa juga dapat mengembangkan cara
kinestetik dengan melakukan konsep-konsep kunci dengan gerakan tubuh atau dengan

23
benar-benar membentuk model untuk mendemonstrasikannya, kalau ini
memungkinkan.
Siswa kinestetik, juga dapat membuat peta pikiran dari materi yang didapatkan
dan menarik gambaran dari hal tersebut (siswa kinestetik suka menggambar) untuk
mengembangkan gaya visual siswa. Lalu berbicara dengan suara keras, dengan
mengatur atau mengubah-ubah nada dan keras suara untuk menekankan bagian-bagian
penting dan mencoba untuk berbicara dengan irama.

24
BAB III

PENUTUP

 KESIMPULAN

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut sugihartono, dkk
belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud
perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap
kerana adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Gaya belajar merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam melaksanakan tugas
belajarnya baik dirumah, masyarakat maupun sekolah. Ketika seseorang dalam proses belajar
sudah menemukan gaya belajar yang sesuai dengan dirinya maka akan memudahkan anak
untuk memahami materi yang disampaikan guru.

Aktivitas-aktivitas yang berbeda memerlukan cara berpikir yang berbeda pula, jadi
keuntungan untuk mengetahui dominasi otak adalah cara dominan yang mana yang dapat
dilakukan dan apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan cara berpikir yang lain.
Siswa yang berbakat tampaknya dapat belajar dengan cara yang sama baik secara visual,
auditorial, dan kinestetik. Mereka lebih seimbang dalam mengunakan belahan otak kanan dan
otak kiri.

25
 DAFTAR PUSTAKA

Adi Gunawan, Genius Lesrning. 2004. Strategy Petunjuk Proses Mengajar. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

DePorter, Bobbi dan Mike Henarcki. 2005. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Dryden, Gordon dan Jeannette Vos. The Learning Revolution. Bandung: Kaifa.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ennis, R. H. (2000). Goals for a critical thinking curriculum and its assessment. In A. L.
Costa (Ed.), Developing minds: A resource book for teaching thinking, (pp. 44-46).
Alexandria, VA: ASCD.

Prashnig, Barbara. 2007. The Power of Learning Styles. Bandung: Kaifa.

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wiyono, Ketang dan Abidin Pasaribu. 2014. Modul Belajar dan Pembelajaran.

Indralaya : Universitas Sriwijaya.

Diah. 2012. Macam-macam Gaya Belajar.


http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/macam-macam-gaya-belajar-
karakteristik.html (online) diakses pada 18 November 2014

Gusrayani, diah. Gaya Belajar Siswa.


http://file.upi.edu/Direktori/KD-ZMEDANG/197808222005012003-
DIAH_GUSRAYANI/Buku_Ajar_BI/bab2-gaya_belajar_siswa.pdf (online) diakses
pada 19 November 2014

HR, Mansur. 2014. Mengenal Gaya Belajar Peserta Didik.


http://www.lpmpsulsel.net/v2/attachments/259_MENGENAL%20GB%20PESERTA
%20DIDIK.pdf (online) diakses pada 19 November 2014
Anonim. Gaya Belajar. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/GAYA%20BELAJAR.pdf
(online) diakses pada 19 November 2014

26
Anonim. 2007. Gaya Belajar.
http://www.intel.co.id/content/dam/www/program/education/apac/id/id/documents/
project-design/skills/styles.pdf (online) diakses pada 19 November 2014

Sudarno. Tahun. Mengenali Gaya Belajar Siswa Untuk Menciptakan Suasana Pembelajaran
Yang Kondusif Dan Menyenangkan.
http://guraru.org/guru-berbagi/mengenali_gaya_belajar_siswa_untuk_menciptakan_su
asana_pembelajaran_yang_kondusif_dan_menyenangkan/ (online) diakses pada 18
November 2014

Handayani , Arini. 2014. Gaya Belajar. http://sdplusalamin.wordpress.com/2014/05/08/gaya-


belajar/. (online) diakses pada 20 Januari 2015

27

Anda mungkin juga menyukai