KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Bahan Ajar Teori
Pembelajaran Anak Usia Dini (AUD) untuk Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Islam Usia Dini. Bahan Ajar ini disusun berdasarkan Silabus
dan Rencana Pengembangan Semester (RPS) yang lebih menempatkan
mahasiswa sebagai pusat kegiatan belajar (Student Center). Bahan Ajar
ini juga dilengkapi dengan latihan soal untuk menguji pemahaman siswa
terkait dengan materi yang terdapat pada Bahan Ajar. Dalam Bahan Ajar
ini akan dibahas tentang “Teori Pembelajaran Anak Usia Dini melalui
model pembelajaran konsiderasi”.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Bahan Ajar ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan dan kesempurnaan modul ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu proses penyelesain Bahan Ajar ini, terutama Ketua Jurusan
dan Sekretaris Jurusan PIAUD, yang telah membimbing penyusun dalam
pembuatan Bahan Ajar ini. Semoga Bahan Ajar ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, khususnya para Mahasiswa.
Jambi, Oktober 2019
Penyusun
22
DAFTAR ISI
Coper ............................................................ i
Kata Pengantar ............................................................ ii
Daftar Isi ............................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................ 1
B. Tujuan ............................................................ 3
C. Manfaat ............................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dalam Belajar ............................................................ 6
B. Konsep Pembelajaran AUD..........................................................
C. Prinsip-prinsip Penyusunan Bahan Ajar.......................................
D. Makna Belajar Bagi AUD ............................................................
E. Ciri-ciri Belajar Bagi AUD ............................................................
F. Karakteristik Belajar AUD ............................................................
DAFTAR PUSTAKA
22
MATERI I
KONSEP DAN MAKNA BELAJAR BAGI ANAK USIA DINI
A. Deskripsi Singkat
Konsep dan makna belajar bagi anak usia dini ini menjelaskan
tentang konsep dan prinsip-prinsip belajar anak usia dini, dari berbagai
teori atau ahli.
B. Indikator
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan tentang konsep dan prinsip-prinsip belajar anak
usia dini dari berbagai teori atau ahli.
C. Pokok Bahasan
1. Konsep Dasar Belajar
2. Konsep Pembelajaran Anak Usia Dini
3. Prinsip-Prinsip Penyusunan Bahan Ajar
4. Makna Belajar
5. Ciri-ciri Belajar
6. Karakteristik Belajar Anak Usia Dini
22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil/tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi belajar lebih luas
dari pada itu, yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan
hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat
dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati
oleh orang lain. Kegiatan belajar yang berupa perilaku kompleks tersebut
menimbulkan berbagai teori belajar.
Melibatkan anak-anak secara penuh ke dalam belajar dan
memastikan mereka berkembang kebutuhan, pengetahuan dan
pemahaman yang dibutuhkannya bisa sangat menantang namun hasilnya
bagi anak maupun guru adalah tinggi. Bagaimana otak bekerja
merupakan faktor yang signifikan sebagai dasar untuk memilih bagaimana
jenis tipe strategi mengajar belajar bagi keberhasilan anak- anak.
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk
belajar. Kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
proses belajar anak. Rasa ingin tahu pada anak usia dini berada pada
posisi puncak khususunya usia 3-4 tahun, hal ini perlu mendapat
perhatian bahwa belajar anak usia dini bukan berorientasi untuk mengejar
prestasi seperti kemampuan membaca, menulis, berhitung, dan
penguasaan pengetahuan lainnya yang bersifat akademis, tapi orientasi
belajarnya adalah mengembangkan sikap dan minat belajar serta
berbagai potensi dan kemampuan dasar.
Seperti yang orang tua akui, semua anak adalah individu dan apa
yang menyebabkan rasa penasaran dan minat bagi satu anak tidak akan
selalu menular pada anak lain dengan cara yang sama. Maka dari itu
22
B. Tujuan
Penyusunan Panduan ini bertujuan :
1. Menjelaskan Konsep Dasar Belajar
2. Menjelaskan Konsep Pembelajaran Anak Usia Dini
3. Menjelaskan Prinsip-Prinsip Penyusunan Bahan Ajar
4. Menjelaskan Makna Belajar
5. Menjelaskan Ciri-ciri Belajar
6. Menjelaskan Karakteristik Belajar Anak Usia Dini
C. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi
perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang
mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, ataupun bertahun-
tahun.
4. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti
perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Noehi Nasution mengungkapkan bahwa ciri-ciri kegiatan belajar dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
1. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar, baik secara aktual maupun potensial.
2. Perubahan itu pada dasarnya berupa kemampuan baru yang
didapatkan, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
3. Perubahan itu terjadi karena usaha.
Berkaitan dengan konsep belajar, pentingnya berusaha demi
tercapainya perubahan juga diajarkan dalam Islam, seperti yang terdapat
dalam Al-Qur’an surah Al-Ra’d ayat 11, yang artinya “Bagi manusia, ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan
dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak mengubah suatu keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum maka tak ada yang dapat
menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Bagi tiap-tiap manusia, ada beberapa malaikat yang tetap menjaga secara
bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-
amalannya”. Malaikat yang dimaksud dalam ayat ini adalah Malaikat
Hafazah.
Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan di dalam
proses belajar mengajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar sesuai
22
yang positif bagi anak. Beberapa prinsip metode pembelajaran untuk anak
usia dini antara lain:
1. Berpusat pada anak. Artinya pendidikan menyesuaikan diri terhadap
keutuhan anak bukan terhadap keinginan dan kemampuan guru.
2. Partisipasi aktif. Maksudnya penerapan metode pembelajaran
ditujukan untuk membangkitkan anak untuk terus berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.
3. Bersifat holistik dan integratif. Artinya kegiatan belajar yang diberikan
kepada anak tidak terpisah, melainkan harus terpadu dan menyeluruh
terkait satu bidang dengan bidang lainnya.
4. Fleksibel. Artinya metode pembelajaran bersifat dinamis dan tidak
terstruktur sesuai dengan cara belajar anak yang memang tidak
terstruktur.
5. Perbedaan individual maksudnya tidak ada anak yang memiliki
kesamaan sekalipun kembar. Dengan demikian guru dituntut untuk
merancang kegiatan belajar guna agar anak dapat memilih kegiatan
belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya (Idris, dkk., 2014:78-
80).
Setiap proses pembelajaran secara ideal harus dilakukan pada
aktivitas dan kreativitas yang berpusat pada guru serta pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik. Begitu pula pada proses pembelajaran bagi
anak usia dini, secara konkret harus memberikan kesempatan kebebasan
pada setiap anak untuk berpikir dan bersikap secara kritis dalam
mengemukakan ide dan pendapatnya.
Sementara guru bersifat sebagai fasilitator sekaligus instruktur dalam
memberikan petunjuk serta pengarahan langsung terhadap setiap anak
dalam melakukan setiap aktivitas pembelajaran. Oleh karena itu proses
pembelajaran pada anak usia dini harus didasarkan pada beberapa
prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini yakni:
a. Proses kegiatan belajar pada anak usia dini harus dilaksanakan
berdasarkan prinsip belajar melalui bermain.
22
B. Makna Belajar
a) Kesiapan untuk Belajar
Pendirian yang terkenal dikemukakan oleh J. Bruner ialah bahwa
setiap mata pelajaran dapat diajarkan dengan efektif dalam bentuk yang
jujur secara intelektual pada setiap anak dalam setiap tingkat
perkembangannya. Pendiriannya ini didasarkan pada penellitian Jean
Piaget tentang perkembangan intelektual anak. Berhubungan dengan itu
akan kita bicarakan tentang:
a. Perkembangan intelektual anak
Menurut Jean Piaget, perkembangan intelektual anak dibagi menjadi
tiga, yaitu:
1) Fase Pra-operasional. Sampai usia 5-6 tahun, jadi tidak berkenaan
dengan anak sekolah. Pada taraf ini ia belum dapat mengadakan
perbedaan yang tegas antara perasaan dengan realitas dunia luar.
Misalnya ia mengatakan bahwa matahari bergerak karena didorong
Tuhan. Pada taraf ini kemungkinan untuk menyampaikan konsep-
konsep tertentu kepada anak sangat terbatas.
2) Fase Operasi Konkrit. Pada taraf kedua ini operasi itu artinya di
dalam menghadapi suatu masalah ia tidak perlu memecahkannya
dengan suatu percobaan dan perbuatan yang nyata, ia telah dapat
melakukannya dengan pikirannya. Namun pada taraf operasi konkrit,
ini ia hanya dapat memecahkan masalah yang langsung dihadapinya
22
secara nyata.
3) Fase Operasi Formal. Pada tahap ini ia telah dapat memikirkan
variabel-variabel yang mungkin atau hubungan-hubungan yang
kemudian dapat diselidiki kebenarannya melalui eksperimen atau
observasi.
b. Proses belajar
Menurut Bruner proses belajar dapat dibedakan menjadi tiga fase,
antara lain:
1) Informasi. Dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, ada
yang menambah, memperluas dan memperdalam informasi.
2) Transformasi. Informasi ini harus dianalisis atau di ubah dalam
bentuk abstrak atau konseptual agar dapat digunakan lebih luas, hal
ini memerlukan bantuan guru.
3) Evaluasi. Kemudian kita nilai manakah pengetahuan yang kita
peroleh untuk dapat dimanfaatkan.
c. Kurikulum “spiral”
Dapat kita ajarkan kepada anak sesuai dengan taraf perkembangan
usianya. Kurikulum yang membicarakan pokok-pokok yang sama pada
tingkat yang lebih tinggi dengan cara yang lebih matang dan abstrak
disebut kurikulum spiral, sesuai dengan taraf perkembangan anak.
Dengan demikian dapat dibina secara kontinu perkembangan intelektual
dan mental anak (Nasution, 2017:6-10).
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak
bisa dipisahkan dari pendidikan. Dimana ada pendidikan disitulah terdapat
pembelajaran. Pendidikan dan pembelajan adalah salah satu kesatuan
yang tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa tujuan pendidikan akan tercapai apabila kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung secara baik dan maksimal.
Dalam konteks ini, untuk dapat menunjang kegiatan pembelajaran
yang baik seseorang perlu mengetahui dan memahami teori-teori
pembelajaran. Sebab dengan mengetahui pembelajaran seseorang akan
22
Beberapa hal yang perlu dicermati dari definisi tersebut antara lain:
Pertama, produk belajar berupa perubahan tingkah laku, proses
mental dari hasil belajar harus selalu diterjemahkan kedalam perilaku atau
tindakan yang dapat diamati. Kedua, perubahan perilaku itu relatif
permanen, artinya menetap dalam jangka yang lama, tetapi dapat hilang
atau berubah. Ketiga, perubahan tingkah laku itu tidak terjadi secara
langsung setelah proses belajar selesai. Keempat, perubahan (potensi
behavioral) berdasarkan dari pengalaman atau latihan, bukan yang
disebabkan karena faktor kematangan dan insting. Kelima, pengalaman
atau latihan harus diperkuat, artinya hasil belajar itu bisa hilang/tidak
dikuasai lagi jika tidak pernah dialami atau dilatih secara berulang-ulang.
Menurut Piaget, faktor yang mempengaruhi belajar adalah adaptasi
yang holistik. Artinya, kognitif seseorang bekerja dengan cara melakukan
penyesuaian antara informasi di luar diri yang ingin dipelajari dengan
skema/struktur mental tentang informasi tersebut, yang sebelumnya
pernah dipelajari/sudah ada dalam kognitifnya. Piaget percaya bahwa
harus ada kesiapan (readiness) dan kematangan (maturity) dalam diri
seseorang sebelum perubahan terjadi. Oleh karena itu, teori belajar
adalah mengenali asas-asas yang dapat menjelaskan hakikat belajar
pada manusia dengan segala keragamannya. Melalui belajar diperoleh
berbagai keterampilan, pengetahuan dan sikap serta nilai, karena itu
belajar akan menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan,
yang oleh Gagne disebut sebagai kapabilitas. Kapabilitas diperoleh
seseorang dari (1) stimulus yang berasal dari lingkungan, (2) proses
kognitif yang dilakukan oleh si pelajar.
Komponen belajar menurut Gagne ada 5 (lima) golongan ragam
belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik,
sikap, dan strategi kognitif. Kelima macam belajar tersebut masing-masing
diperoleh dengan cara yang berlainan dan diperlukan stimulus dari
lingkungan untuk menunjang proses kognitif peserta didik waktu belajar
(Karwono dan Mularsih, 2017:12-16).
22
2. Ciri-ciri Belajar
Menurut Suardi (2018) Bahwa belajar itu diartikan dalam arti yang
luas, meliputi keseluruhan proses perubahan pada individu. Perubahan itu
meliputi keseluruhan topik kepribadian, intelek, maupun sikap baik yang
tampak maupun yang tidak. Oleh karena itu tidaklah tepat kalau belajar itu
diartikan sebagai “ungkapan atau membaca pelajaran” maupun
menyimpulkan pengetahuan atau informasi. Untuk mendapatkan
pengalaman yang lebih lengkap tentang pengertian belajar tersebut, maka
berikut ini dikemukakan beberapa ciri-ciri penting dari konsep tersebut:
a. Belajar adalah perbuatan yang sudah mungkin sewaktu terjadinya
prioritas. Yang bersangkutan tidak begitu menyadarinya namun
demikian paling tidak ia menyadari setelah peristiwa itu berlangsung.
Dia menjadi sadar apa yang dialaminya dan apa dampaknya. Kalau
orang tua sudah dua kali kehilangan tongkat, maka itu berarti dia
tidak belajar dari pengalaman yang terdahulu.
b. Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. Belajar
hanya terjadi apabila dialami sendiri oleh yang bersangkutan, dan
tidak dapat digantikan oleh orang lain. Cara memahami dan
menerapkan bersifat individualistik, yang pada gilirannya juga akan
menimbulkan hasil yang bersifat pribadi.
c. Perubahan yang terjadi bersifat menyeluruh dan terintegrasi. Yang
berubah bukan bagian-bagian dari diri seseorang, namun yang
berubah adalah kepribadiannya.
d. Belajar adalah proses interaksi. Belajar bukanlah proses penyerapan
yang berlangsung tanpa usaha yang aktif dari yang bersangkutan.
Apa yang diajarkan guru belum tentu menyebabkan terjadinya
perubahan, apabila yang belajar tidak melibatkan diri dalam situasi
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang
untuk memperoleh penguasaan dan penyerapan informasi dalam ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui proses interaksi antara individu
dan lingkungan dengan mendeskripsikan perubahan potensi perilaku
yang berasal dari pengalaman sehingga menyebabkan munculnya
perubahan perilaku yang bersifat positif, baik perubahan dalam aspek
pengetahuan, perilaku, maupun psikomotorik, yang sifatnya permanen.
Prinsip pembelajaran pada pendidikan anak usia dini adalah
bermain, bercerita dan bernyanyi yang disusun sedemikian rupa
sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan menggembirakan.
Pembelajaran anak usia dini menggunakan esensi bermain. Esensi
22
bermain meliputi perasaan senang, demokratis, aktif, tidak terpaksa dan
merdeka. Pembelajaran disesuaikan dengan kondisi anak yang dapat
membuat anak tertarik dan untuk ikut serta dan tidak terpaksa.
22
DAFTAR PUSTAKA