Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN PENGALAMAN BELAJAR


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
Dosen Pengampu :
EKA WAHYU HIDAYATI, M.Pd.I

Disusun Oleh :

M. Rafly Firmansyah S.P


Moh. Hafidzul Hakim
Sri Dewi Fitri Ambarwati
Prisma Intania Umami

Program Studi Pendidikan Agama Islam


Sekolah Tinggi Agama Islam Daruttaqwa
Suci Manyar Gresik
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun telah panjatkan atas kehadirat Allah SWT sang Pencipta alam
semesta dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat limpahan rahmat,
taufik, serta inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
“PENGEMBANGAN PENGALAMAN BELAJAR” yang sederhana ini.

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah
satu dari sekian kewajiban mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI serta merupakan
bentuk langsung tanggung jawab penyusun pada tugas yang diberikan. pada kesempatan ini,
penyusun juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI.

Demikian pengantar yang dapat penyusun sampaikan, di mana penyusun pun sadar
bahwasanya penyusun hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah SWT hingga dalam penulisan dan
penyusunan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
akan senantiasa penyusun terima sebagai upaya evaluasi diri.

Akhirnya penyusun hanya bisa berharap, bahwa dibalik tidak kesempurnaan


penyusunan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan suatu yang dapat memberikan
manfaat atau bahkan hikmah bagi penyusun, pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa STAI
DARUTTAQWA.

Gresik, 12 Desember 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................2

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Hakikat Pengalaman Belajar..........................................................................................3

B. Pertimbangan Menentukan Pengalaman Belajar.............................................................4

C. Tahapan Pengembangan Pengalaman Belajar................................................................5

D. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa...................................................................6

E. Guru dalam Pengembangan Pengalaman Belajar...........................................................9

F. Strategi dan Metode Pembelajaran..............................................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................................ 11

A. KESIMPULAN...........................................................................................................11

B. SARAN.........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Pengalaman merupakan serangkaian proses dan peristiwa yang dialami oleh seseorang
dalam kehidupannya yang terjadi pada suatu waktu. Pengalaman belajar merupakan
serangkaian proses dan peristiwa yang dialami oleh setiap individu khususnya siswa dalam
ruang lingkup tertentu (ruangan kelas) sesuai dengan metode ataupun strategi pembelajaran
yang diberikan oleh masing-masing pendidik. Setiap guru memiliki strategi mengajar yang
berbeda dalam setiap mata pelajaran sehingga hal ini dapat mengisi pangalaman belajar
siswa. Misalnya disuatu lembaga pendidikan terdapat tiga orang guru biologi, dimana
ketika akan membahas konsep respirasi ketiga guru ini sepakat untuk menggunakan
starteginya masing-masing. Guru pertama menggunakan metode ceramah, guru kedua
menugaskan kepada siswanya untuk membaca buku dan guru ketiga menggunakan metode
demonstrasi. Dari ketiga metode tersebut masisng-masing memiliki potensi dalam
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar dapat mengembangkan
potensi-potensi yang dibawa sejak lahir.Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan
belajar di antaranya adalah guru dan siswa.Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang profesional dalam membelajarkan siswa-siswanya.
Pengalaman belajar erat kaitannya dengan pengembangan keterampilan proses.
Makin aktif siswa secara intelektual, manual dan sosial tampaknya makin bermakna
pengalaman belajar siswa. Dengan melakukan sendiri, siswa akan lebih menghayati. Hal
itu berbeda jika hanya dengan mendengar atau sekedar membaca.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :


1. Apa hakikat pengalaman belajar ?

2. Apa saja pertimbangan dalam menentukan pengalaman belajar ?

3. Apa saja tahapan-tahapan pengembangan pengalaman belajar?

4. Bagaimana sistem PBAS ?

5. Bagaimana peran guru dalam pengalaman belajar ?

6. Bagaimana strategi pengembangan pengalaman belajar ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah :


1. Mengetahui hakikat pengalaman belajar

2. Mengetahui pertimbangan dalam menentukan pengalaman belajar

3. Mengetahui tahapan-tahapan pengembangan pengalaman belajar

4. Mengetahui sistem PBAS

5. Mengetahui peran guru dalam pengalaman belajar


6. Mengetahui strategi pengembangan pengalaman belajar

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar adalah sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk


memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
1. Pengalaman Belajar Menurut Piaget
Pengalaman menurut piaget berlangsung dalam diri setiap individu melalui
proses konstruksi pengetahuan. Oleh sebab itu teori belajar piaget terkenal dengan
teori konstruktivistik.
Belajar menurut teori konstruktivitas bukanlah sekedar menghafal, akan
tetapi proses mengkrontruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan
bukanlah hasil pemberian dari orang lain seperti guru akan tetapi hasil dari proses
mengkontruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari
pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Piaget
berpendapat bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang
kemudian dinamakan skema, Skema terbentuk karena pengalaman. Keterlibatan
dalam pengalaman belajar merupakan pengaruh yang amat penting terhadap
pembelajaran. Suasana yang bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang
kehendak peserta didik untuk mau melakukan tugas sekalipun mengundang resiko.
Pengaruh strategi yang mendalam dapat dipergunakan namun sangat
tergantung pada beberapa aspek, misalnya usia, kematangan, kepercayaan, dan
penghargaan terhadap orang lain. Dan kebahagiaan guru juga tergantung pada
latihan-latihan yang diberikan untuk megendalikan atau menguasai aspek tersebut.
Beberapa teknis yang disajikan cenderung untuk memberikan beberapa
gagasan atau ide mengenai bagaimana pengajar dapat melibatkan peserta didik
secara emosional. Dalam hal ini referensi atau mata pelajaran yang diberikan
sangat tergantung pada peserta didik, pelajaran tertentu, pengajaran atau guru
lingkungan.
Terdapat banyak sekali pengaruh-pengaruh yang dapat dipelajari sebaik
mungkin dengan melalui beberapa model yaitu pengajar atau guru yang dalam
berbagai hal menyatukan pengaruh, sedangkan para peserta didik berusaha

3
mencoba menurunnya. Dengan demikian model yang diterapkan banyak
memerlukan pengalaman pendidikan secara informal.

B. Pertimbangan-Pertimbangan Menentukan Pengalaman Belajar


a. Sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai
Dalam system perencanaan dan desain pembelajaran tujuan merupakan
komponen utama dan pertama yang harus dipikirkan oleh seorang desainer
pembelajaran. Sehingga apa yang harus dilakukan guru dan siswa diarahkan untuk
mencapai tujuan itu.
a. Sesuai dengan jenis bahan atau materi pelajaran
Pengalaman belajar yang direncanakan dan didesain harus memerhatikan
karakteristik materi pelajaran baik dilihat dari kompleksitas materi maupun
pengemasannya.
b. Ketersediaan Sumber Belajar
Selain pertimbangan tujuan dan isi bahan pelajaran, seorang desainer
pembelajaran dalam menentukan pengalaman belajar juga harus memerhatikan
ketersediaan sumber belajar yang dapat digunakan.
c. Pengalaman Belajar Harus Sesuai dengan Karakteristik Siswa
Kondisi dan karakteristik siswa merupakan salah satu hal pertimbangan
yang harus diperhatikan, baik menyangkut minat dan bakat siswa, kecenderungan
gaya belajar maupun kemampuan dasar yang dimiliki siswa.

Ada sejumlah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan manakala kita akan


mengembangkan pengalaman belajar yaitu :
a. Berorientasi pada tujuan
Dalam system pembelajaran tujuan merupakan komponen yang
utama.Efektivitas pengembangan pengalaman belajar ditentukan dari keberhasilan
siswa mencapai tujuan pembelajaran.
b. Aktivitas
Pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas
melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan
tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

4
c. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.Oleh sebab
itu pengalaman belajar dirancang untuk setiap individu siswa.
d. Integritas
Oleh karena itu merancang pengalaman belajar siswa harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegitas.

Ada sejumlah prinsip khusus untuk merancang pengalaman belajar yaitu:


a) Menyenangkan
b) Menantang
c) Motivasi.

C. Tahapan Pengembangan Pengalaman Belajar


1. Tahap Prainstruksional
Tahap ini adalah tahapan yang ditempuh oleh guru pada saat ia memulai proses
belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh
siswa seperti :
 Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir.
 Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya.
 Mengajukan pertanyaan kepada siswa dikelas atau siswa tertentu tentang
bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.
 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan
pelajaran yang belum dikuasainya.
 Mengulangi kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi
mencakup semua aspek yang telah dibahas sebelumnya.
Tujuan ini pada hakikatnya adalah mengungkapkan kembali
tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya dan menumbuhkan
kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran hari itu.

2. Tahap Instruksional

5
Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti yakni tahapan
memberikan pengalaman belajar pada siswa. Tahap instruksional akan sangat
tergantung pada strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Secara umum dapat
didefinisikan beberapa kegiatan yaitu:
 Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
 Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu.
 Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi.
 Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.
3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tujuan tahap ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahap
kedua (Instruksional).

Ketiga tahapan tersebut harus ditempuh pada setiap saat melakasanakan


pengajaran. Jika, satu tahapan tersebut ditinggalkan maka pengalaman belajar siswa tidak
akan sempurna.

D. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)


Pengembangan pengalaman pembelajaran pada hakikatnya didesain untuk
membelajarkan siswa. Dengan demikian maka, dalam desain pembelajaran siswa harus
ditempatkan sebagai factor utama dengan kata lain dalam proses mendesain pembelajaran
sebaiknya menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Oleh sebab itu setiap siswa harus
memiliki pengalaman belajar secara optimal. Dengan kata lain pembelajaran ditekankan
atau berorientasi pada aktivitas siswa.
Pada bab IV pasal 19 peraturan pemerintahan No. 19 tahun 2005 dikatakan bahwa
proses pembelajarn pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini menunjukkan
bahwa pengalaman belajar harus berorientasi pada aktivitas siswa.
a. Konsep dan tujuan PBAS

6
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajarn yang
menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar
berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang.
Dari konsep tersebut ada dua hal yang harus dipahami yaitu, Pertama
dipandang dari sisi proses pembelajaran PBAS menekankan kepada aktivitas siswa
secara optimal, artinya PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik,
mental termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Kedua, dipandang dari sisi
hasil belajar PBAS menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara
kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).
Artinya dalam PBAS pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama
dalam proses pembelajaran.
Dari konsep tersebut maka jelas bahwa pendekatan PBAS berbeda dengan
proses pembelajaran yang selama ini banyak berlangsung. Selama ini proses
pembelajaran banyak diarahkan kepada proses menghafalkan informasi yang
disajikan guru.
Dihubungkan dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai bukan
hanya membentuk manusia yang cerdas akan tetapi juga yang lebih penting adalah
membentuk manusia yang bertaqwa dan memiliki keterampilan disamping
memilikisikap budi pekerti yang luhur, maka PBAS merupakan pendekatan yang
sangat cocok untuk dikembangkan.

b. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran


Untuk memperoleh pengalaman belajar bagi siswa, PBAS diwujudkan
dalam berbagai bentuk kegiatan seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi
sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah dan lainnya.
Namun demikian salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengetahui
apakah suatu proses pembelajaran memiliki kadar PBAS yang tinggi, sedang atau
lemah, dapat kita lihat dari criteria penerapan PBAS dalam proses pembelajaran.
1. Kadar PBAS dilihat dari proses perencanaan

7
 Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman dan
motivasi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan.
 Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan
pembelajaran.
 Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih sumber
belajar yang diperlukan.

2. Kadar PBAS dilihat dari proses pembelajaran


 Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental emosional maupun
intelektual dalam setiap proses pembelajaran.
 Siswa belajar secara langsung.
 Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang
kondusif.
 Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber
belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan
pembelajaran.
 Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa, seperti menjawab
dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang
diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.
 Terjadinya interaksi yang multi arah baik antara siswa dengan siswa
atau guru dan siswa.

3. Kadar PBAS ditinjau dari kegiatan evaluasi pembelajaran


 Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil
pembelajaran yang telah dilakukannya.
 Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan
semacam tes dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
 Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun
secara lisan berkenaan hasil belajar yang diperolehnya.

8
E. Guru Dalam Pengembangan Pengalaman Belajar
Dalam pengembangan pengalaman belajar guru tidak berperan sebagai satu-
satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan
tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena
itu, pengembangan belajar menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu
menyesuaikan dengan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa.
Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru, yaitu:
 Mengemukakan berbagai alternative tujuan pembelajaran yang harus dicapai
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
 Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
 Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
 Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya.
 Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing dan lain
sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
 Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.

9
F. Strategi dan Metode Pembelajaran
I. Pengertian strategi dan metode pembelajaran
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan Method or series
of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi dengan
demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian strategi pembelajaran yaitu :
Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran.
Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian
tujuan.Oleh sebab itu sebelum menentukan strategi perlu dirumuskan tujuan yang
jelas, yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah roh-nya dalam
implementasi suatu strategi.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pengalaman belajar adalah sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk


memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
Pertimbangan-pertimbangan yang menentukan pengalaman belajar adalah sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai
2. Sesuai dengan jenis bahan atau materi pelajaran
3. Ketersediaan sumber belajr.
4. Pengalaman belajar harus sesuai dengan karakteristik siswa
Tahap -tahap dalam pengembangan belajar adalah sebagai berikut:
a. Tahap prainstruksional,
b. Tahap instruksional,
c. Tahap penilaian dan tindak lanjut.

B. SARAN

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, serta masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya pagi para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Wina Sanjaya, M.P.d, Perencanaan dan Desain System Pembelajaran,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2008), 161.
Agus Suheri. 2006. Animasi Multimedia Pembelajaran. Jakarta : Elecmedia
Komputindo.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta : Rineka Cipta
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung. Satu nusa
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Dwiradyan, Bagus. 2014. Kerucut Pengalaman Cone Of Axperience Edgar dale
https://bagusdwiradyan.wordpress.com/2014/07/06/kerucut pengalaman-
cone-of-experience-edgar-dale/#respond.(Diakses tanggal. (26/08/2015)
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

12

Anda mungkin juga menyukai