Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“Asas, Prinsip, dan Penerapan tentang Belajar dan Pembelajaran”

Dosen pengampu: Riki Maulana , M.PD

Makul : belajar dan pembelajaran

Nama kelompok II

Nama Anggota:

Fransiska rini
Ester kurniawati
Ega monica

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

IKIP PGRI PONTIANAK


2023/2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang “Azas dan Prinsip Belajar dan
Pembelajaran” Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata kuliah belajar dan
pembelajaran.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
mata kuliah ini dan Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan masalah.......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Prinsip Belajar dan Pembelajaran............................................................ 2
B. Pengertian Asas-asas Belajar dan Pembelajaran........................................................ 9
C. Macam-macam Asas Pembelajaran........................................................................... 10
D. Penerapan Asas dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran............................................. 14

BAB III PENUTUP


A. Simpulan.................................................................................................................... 16
B. Saran.......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. Belajar
bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat
dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,
yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa. Untuk menciptakan dan
menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran yang berprestatif dan menyenangkan, perlu
diketahui berbagai landasan yakni prinsip-prinsip maupun teori belajar.
Proses belajar mengajar memang merupakan bagian terpenting dalam
mengimplementasikan kurikulum, termasuk memahami prinsip-prinsip pembelajaran itu
sendiri. Adapun untuk bisa mengetahui efektivitas dan juga efisiensi suatu pembelajaran bisa
kita lihat melalui kegiatan pembelajaran ini. Oleh karena itu, dalam melakukan pembelajaran
sudah sepatutnya seorang pengejar mengetahui bagaimana cara untuk membuat kegiatan
belajar bisa berjalan dengan baik serta bisa mencapai tujuan sesuai dengan yang diinginkan.
Prinsip-prinsip pembelajaran adalah bagian terpenting yang wajib diketahui para pengajar
sehingga mereka bisa memahami lebih dalam prinsip tersebut dan seorang pengajar bisa
membuat acuan yang tepat dalam pembelajarannya. Dengan begitu pembelajaran yang
dilakukan akan jauh lebih efektif serta bisa mencapai target tujuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa prinsip belajar dan pembelajaran?
2. Apa pengertian asas-asas pembelajaran?
3. Apa saja macam-macam asas pembelajaran?
4. Bagaimana penerapan asas dan prinsip pembelajaran dan pembelajaran?

C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian dari prinsip-prinsip dalam belajar dan pembelajaran
2. Mengetahui Memahami pengertian asas-asas belajar dan macam-macamnya dalam
belajar dan pembelajaran
3. Mengetahui penerapan asas dan prinsip pembelajaran dan pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Belajar dan Pembelajaran


Prinsip menurut beberapa pendapat yaitu Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang
utama (Badudu&Zein, 2001:1089); Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak
dsb (Syah Djanilus, 1993); Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan
sendirinya (Dardiri, 1996).
Menurut Gestalt prinsip belajar adalah suatu transfer belajar antara pendidik dan peserta
didik sehingga mengalami perkembangan dari proses interaksi belajar mengajar yang
dilakukan secara terus menerus dan diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi
permasalahan dengan sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman yang sudah
diterimanya.
Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies adalah Suatu komunikasi terbuka antara
pendidik dengan peserta didik sehingga siswa termotivasi belajar yang bermanfaat bagi
dirinya melalui contoh-contoh dan kegiatan praktek yang diberikan pendidik lewat metode
yang menyenangkan siswa.
Berdasarkan disimpulkan bahwa Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan
berpijak, dan sumber motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan
baik antara pendidik dengan peserta didik.
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu
dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut
terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya
maupun bagi guru dalam apaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip belajar yang
dikemukakan oleh Rothwal A.B. (1961) adalah :
1) Prinsip Kesiapan (Readinees)
Proses belajar dipengaruhi kesiapan siswa. Maksudnya kesiapan siswa ialah kondisi yang
memungkinkan ia dapat belajar. Pada prinsip ini, dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
a. Tugas-tugas yang diberikan kepada individu erat hubungannya dengan
kemampuan, minat dan latar belakangnya.
b. Kesiapan untuk belajar harus dikaji bahkan diduga atau seorang guru melakukan
pengetesan kesiapan kepada muridnya.
c. Jika individu kurang memiliki kesiapan untuk suatu tugas. Kemudian tugas itu
seyogianya ditunda sampai dapat di kebangkannya kesiapan itu atau guru sengaja
menata tugas itu sesuai dengan kesiapan siswa.
d. Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan, misalnya dua
orang siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat berbeda dalam
pola kemampuan mentalnya.
e. Bahan-bahan, kegiatan dan tugas seyogianya divariasikan sesuai dengan faktor
kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai individu.
2) Prinsip Motivasi (Motivation)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu
kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan
memelihara kesungguhan. Prinsip-prinsipnya sebagai berikut :
a. Individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan
biologi, soaial dan emosional. Tetapi disamping itu ia dapat diberi dorongan untuk
mencapai sesuatu yang lebih dari yang dimiliki saat ini.
b. Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong
terjadinya peningkatan usaha. Pengalaman tentang kegagalan yang tidak merusak
citra diri siswa dapat memperkuat kemampuan memelihara kesungguhannya
dalam belajar.
c. Dorongan yang mengatur perilaku tidak selalu jelas bagi para siswa.
d. Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian seperti rasa rendah diri, atau
keyakinan diri.
e. Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan
motivasi belajar. Kegagalan dapat meningkatkan atau menurunkan motivasi
tergantung pada berbagai faktor. Tidak bisa setiap siswa diberi dorongan yang
sama untuk melakukan sesuatu.
f. Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa
sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
g. Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh terhadap
motivasi dan perilaku.
h. Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas, memang
ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena
ingin belajar.
i. Kompetisi dan intensif bisa efekif dalam memberi motivasi
j. Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam
suasana belajar yang memuaskan.
k. Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat
mempertinggi motivasi.
3) Prinsip Persepsi
Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaiman ia memahami situasi.
Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan
caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu.
Prinsip-prinsip persepsi :
a. Setiap pelajar melihat dunia berbeda satu dari yang lain nya karena memiliki
linkungan yang berbeda.
b. Seseorang menafsirkan lingkungan sesuai dengan tujuan, sikap, alasan,
pengalaman, kesehatan, perasaan dan kemampuan .
c. Cara seseorang melihat dirinya berpengaruh terhadap berprilakunya.
d. Memberi kesempatan menilai dirinya sendiri ,guru menjadi contoh hidup.
e. Memberi pandangan bagai mana hal itu dapat di lihat.
f. Kecermatan persepsi harus sering dicek. Diskusi kelompok dapat dijadikan sarana
untuk mengklasifikasi persepsi mereka.
g. Tingkat perkembangan dan pertumbuhan para pelajar akan mempengaruhi
pandangannya terhadap dirinya.
4) Prinsip Tujuan
Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat
proses terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh seseorang. Hal yang
harus di perhatikan:
a. Mewadahi kemampuan yang harus dicapai.
b. Mempertimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat.
c. Menerima tujuan yang dirasakan akan memenuhi kebutuhan nya.
d. Tujuan guru dan murid sesuai.
e. Aturan-aturan atau ukuran ukuran yang ditetapkan oleh masyarakat dan
pemerintah biasanya akan mempengaruhi prilaku.
f. Tingkat keterlibatan pelajar secara aktif.
g. Perasaan pelajar mengenai manfaat dan kemampuannya dapat mempengaruhi
prilaku.
h. Tujuan harus ditetapkan dalam rangka memenuhi tujuan yang tampak untuk para
pelajar.
5) Prinsip Perbedaan Individual
Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran yang
hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh
siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Para pelajar harus dapat dibantu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan kegiatan,tugas belajar
dan memenuhi yang berbeda-beda.
b. Mengenal potensi diri dan dibantu untuk merencanakan dan melaksanakan
kegiatan nya sendiri.
c. Membutuhkan vareasi tugas bahan dan metode yang sesuai dengan tujuan minat
dan latar belakangnya.
d. Cenderung memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan pengalaman nya
masa lampau yang dirasa bermakna untuk nya.
e. Kesempatan- kesempatan belajar dapat lebih diperkuat bila individu tidak merasa
terancam lingkungan nya sehingga ia merasa merdeka untuk turut ambil bagian
secara aktif dalam kegiatan belajar.
f. Mendorong untuk mengembangkan kekuatan nya akan mau belajar lebih giat dan
sungguh-sungguh.
6) Prinsip Transfer dan Retensi
Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil
belajar dalam situasi baru. Apapun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan
digunakan dalam situasi yang lain.Proses tersebut dikenal sebagai proses transfer.
Kemampuan sesesorang untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Beberapa
prinsif proses Transfer dan Retensi :

a. Tujuan belajar dan daya ingat dapat memperkuat Retensi.


b. Bahan yang bermakna dapat di serap lebih baik.
c. Retensi dipengaruhi oleh kondisi psikis dan fisik di mana proses belajar itu terjadi.
d. Latihan yang terbagi-bagi,suasana belajar yang di bagi kedalam Unit-unit
kecil,waktu belajar dapat di tentukan oleh setruktur-setruktur logis dari materi dan
kebutuhan para pelajar.
e. Penelaahan bahab-bahan faktual keterampilan dan konsep dapat meningkatkan
retensi dan nilai transfer.
f. Proses belajar cenderung terjadi bila kegietan-kegiatan yang dilakukan dapat
memberikan hasil yang memuaskan.
g. Sikap pribadi,perasaan,atau suasana emosi para pelajar dapat menghasilkan proses
pelupaan hal-hal tertentu.
h. Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang sama
di pelajari mengikuti bahan yang lalu.
i. Pengetahuan tentang konsep,prinsip dan generalisasi dapat di serap dengan baik
dan dapat di terapkan lebih berhasil dengan cara menghubung-hubungkan
penerapan prinsip yang di pelajari dan engan memberikan ilustrasi unsur-unsur
yang serupa.
j. Transfer hasil belajardalam situasi baru dapat lebih mendapat kemudahan bila
hubungan-hubungan yang bermangfaat dalam situasi yang khas dan dalam situasi
yang agak sama dibuat.
k. Tahap akhir proses belajar seyogianya memasukan usaha untuk menarik
generalisas,yang pada giliran nya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan
transfer.
7) Prinsip Belajar Kognitif
Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan penemuan. Belajar kognitif mencakup
asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah dan keterampilan
memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, bernalar, menilai
dan berimajinasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar kognitif:
a. Pehatian yang memusatkan kepada aspek-aspek lingkungan yang relevan sebelum
proses-proses belajar kognitif terjadi.
b. Variasi hasil belajar kognitif sesuai dengan tarak dan jenis perbedaan individual
yang ada.
c. Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata, kemampuan membaca,kecakapan
dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif.
d. Pengalaman belajar harus diorganisasikan ke dalam satuan-satuan atau unit-unit
yang sesuai.
e. Konsep yang bermakna amatlah penting dan perilaku mencari,penerapan
pendefinisian resmi,dan penilaian sangat diperlukan untuk menguji satu konsep itu
bener-benar bermakna.
f. Dalam pemecahan masalah para pelajar harus dibantu untuk mendefinisikan dan
membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai, menafsirkan dan
menganalisis masalah dan memungkinkan berpikir menyebar.
g. Proses pemecahan masalah,analisis,sintetis dan penalaran terjadi akibat perhatian
terhadap proses mental yang lebih terhadap hasil kognitif dan afektif.
8) Prinsip Belajar Afektif
Proses belajar afektif seseorang menemukan bagaimana ia menghubungkan dirinya
dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat, dan
sikap. Hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Situasi lingkungan mengandung aspek afektif.
b. Menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap situasi.
c. Nilai-nilai penting pada masa kanak-kanak sikap dan perasaan yang tidak berubah
akan tetap melekat pada keseluruhan proses perkembangan.
d. Sikap dan nilai sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain.
e. Pengalaman yang menyenangkan dapat membentuk sikap dengan mudah.
f. Nilai-niai dari individu dipengaruhi oleh standar perilaku kelompok.
g. Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang
erat.Belajar Afektif dapat dikembangkan atau di ubah melalui interaksi guru
dengan murid.
h. Dengan cara membantu mereka mengenal dan memahami sikap peranan dan
emosi untuk memperoleh pengertian diri dan kematangannya diperlukan
penghargaan terhadap sikap,perasaan dan frustasi.
9) Prinsip Belajar Evaluasi
Jenis cakupan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan
selanjutnya pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji
kemajuan dalam pencapaian tujuan. Evaluasi mencakup kesadaran individu mengenai
penampilan motivasi belajar dan kesiapan untuk belajar. Hal-hal yang harus diperhatikan:

a. Evaluasi memberi arti pada proses belajar dan memberi arah baru pada pelajar.
b. Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka peran evaluasi begitu penting bagi
pelajar.
c. Latihan penilaian guru dapat mempengaruhi bagaimana pelajar terlibat dalam
evaluasi dan belajar.
d. Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap bila guru dan
murid saling bertukar dan menerima pikiran, perasaan dan pengamatan.
e. Kekurangan atau ketidaklengkapan evaluasi dapat mengurangi kemampuan guru
dalam melayani muridnya. Sebaliknya evaluasi yang menyeluruh dapat
memperkuat kemampuan pelajar untuk menilai dirinya.
f. Jika tekanan evaluasi guru diberikan terus menerus terhadap penampilan siswa,
pola ketergantungan penghindaran dan kekerasan akan berkembang.
g. Kelompok teman sebaya berguna dalam evaluasi.
10) Prinsip Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan
aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspekmental dan fisik. Hal-hal yang
harus diperhatikan:

a. Didalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi dalam kemampuan


dasar psikomotor.
b. Perkembangan psikomotor anak tertentu terjadi tidak beraturan.
c. Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan taraf
penampilan psikomotor.
d. Melalui bermain dan aktivitas nonformal para pelajar akan memperoleh
kemampuan mengontrol gerakannya lebih baik.
e. Dengan kematangan fisik dan mental kemampuan pelajar untuk memadukan dan
memperhalus gerakannya akan lebih dapat diperkuat.
f. Faktor lingkungan memberi pengaruh terhadap bentuk dan cdakupan penampilan
psikomotor individu.
g. Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif pelajar dapat menambah
efisiensi belajar psikomotor.
h. Latihan yang cukup yang diberi dalam rentan waktu tertentu dapat membantu
proses belajar psikomotor. Latihan yang bermakna seyogianya mencakup semua
urutan lengkap aktivitas psikomotor dan tempo tidak bisa hanya didasarkan pada
faktor waktu semata-mata.
i. Tugas-tugas psikomotor yang terlalu sukar bagi pelajar dapat menimbulkan
frustasi (keputusasaan) dan kelelahan yang lebih cepat.
Prinsip-prinsip Belajar Menurut Rochman Nata Wijaya dkk yaitu :
1) Prinsip efek kepuasan (law of effect)
Jika sebuah respon menghasilkan efek jembatan yang memuaskan, maka hubungan
Stimulus-Respon akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek
yang dicapai respon, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara
Stimulus-Respon.
2) Prinsip pengulangan (law of exercise)
Bahwa hubungan antara stimulus dengan respons akan semakin bertambah erat, jika
sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak pernah dilatih.
3) Prinsip kesiapan (law of readiness)
Bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari
pendayagunaan suatu pengantar (conduction unit) dimana unit-unit ini menimbulkan
kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atu tidak berbuat sesuatu.
4) Prinsip kesan pertama (law of primacy)
Prinsip yang harus dipunyai pendidik untuk menarik perhatian peserta didik.
5) Prinsip makna yang dalam (law of intensity)
Bahwa makna yang dalam akan menunjang dalam proses pembelajaran. Makin jelas
makna hubungan suatu pembelajaran maka akan semakin efektif sesuatu yang
dipelajari.
6) Prinsip bahan baru (law of recentcy)
Bahwa dalam suatu pembelajaran diperlukan bahan baru untuk menambah wawasan
atau pengalaman suatu peserta didik.
7) Prinsip gabungan (perluasan dari prinsip efek kepuasan dan prinsip pengulangan)
Bahwa hubungan antara Stimulus-Respon akan semakin kuat dan bertambah erat jika
sering dilatih dan akan semakin lemah dan berkurang jika jarang atau tidak pernah
dilatih.

Pendapat kami dari pemaparan Bab II bagian A, yaitu menjelaskan tentang isi-isi atau makna
dari prinsip belajar, Adapun juga prinsip menurut para ahli lainnya. Pentingnya setiap
pendidik perlu memahami prinsip-prinsip ini dikarenakan , pendidik dapat memahami apa
dan bagimana sebenarnya proses belajar itu terjadi pada diri peserta didik , sehingga pendidik
dapat menagmbil tindakan pedagogic dan edukatif yang tepat bagi penyelenggaraan
pembelajaran .

B. Pengertian Asas-asas belajar dan Pembelajaran


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Asas adalah hukum dasar; suatu kebenaran yang
menjadi pokok dasar. Sedangkan prinsip adalah asas atau dasar yang dijadikan pokok
berpikir, bertindak, dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa asas dan prinsip
sebenarnya adalah sama, karena menjadi pokok dasar baik bertindak maupun berpikir.
Pembelajaran (instruction) adalah suat usaha untuk membuat peserta didik belajar atau
suat kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan
upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dengan demikian inti dari
pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar
pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan
kegiatan belajar pada para peserta didiknya.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
1. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui kontraksi para peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai
kompetisi dasar.
2. Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika peserta didik belajar secara aktif
mengalami sendiri proses belajar. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi
bermakna bagi peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan
memberikan rasa aman bagi peserta didik.
Jadi, asas-asas pembelajaran adalah prinsip-prinsip umum yang harus dikuasai oleh guru
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar atau dengan kata lain asas-asas pembelajaran
adalah suatu yang dijadikan dasar berpikir dan bertindak untuk menciptakan proses belajar.

Pendapat kami dari pemaparan Bab II bagian B , pentingnya mempelajari asas-asas ini ,
dikarenakan Pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia suatu
bangsa . Asas Pendidikan ini merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berfikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan .
C. Macam-macam Asas Pembelajaran
1. Peragaan
Peragaan ialah suatu cara yang dilakukan oleh guru dengan maksud memberikan
kejelasan secara realita terhadap pesan yang disampaikan sehingga dapat dimengerti dan
dipahami oleh para siswa. Dengan peragaan diharapkan proses pengajaran terhindar dari
verbalisme, yaitu siswa hanya tahu kata-kata yang diucapkan oleh guru tetapi tidak mengerti
maksudnya. Untuk itu sangat diperlukan peragaan dalam pengajaran terutama terhadap siswa
pada tingkat dasar.
Peragaan meliputi semua pekerjaan indera yang bertujuan untuk mencapai pengertian
tentang sesuatu hal secara tepat. Agar peragaan berkesan secara nyata, anak tidak hanya
mengamati benda atau model yang diperagakan terbatas pada luarnya saja, tetapi harus
mencapai berbagai segi,dianalisis, disusun, dan dibanding-bandingkan untuk memperoleh
gambaran yang jelas dan lengkap.
Penerapan asas-asas peragaan dalam kegiatan belajar mengajar, menyangkut beberapa
aspek:
a. Penggunaan bermacam-macam alat peraga.
b. Meragakan pelajaran dengan perbuatan, percobaan-percobaan.
c. Membuat poster-poster, ruang eksposisi dan lain sebagainya.
d. Menyelenggarakan karya wisata.
Dasar psikologi penerapan asas peragaan tersebut yakni, suatu hal akan lebih berkesan
dalam ingatan siswa bila melalui pengalaman dan pengamatan langsung anak itu sendiri. Ada
dua macam peragaan: Peragaan langsung, dengan menggunakan benda aslinya atau
mengadakan percobaan-percobaan yang bisa diamati oleh siswa. Peragaan tidak langsung,
dengan menunjukkan benda tiruan atau suat model. Contoh: gambar, boneka, film, foto dan
sebagainya.
2. Minat dan Perhatian
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar, tanpa adanya perhatian
tidak mungkin akan terjadi belajar, perhatian akan timbul dari siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhanya.
Minat dan perhatian merupakan gejala jiwa yang selalu berkaitan, seorang siswa yang
berminat dalam belajar akan timbul perhatiannya terhadap pelajaran tersebut. Akan tetapi
terkadang perhatian siswa akan hilang jika tidak ada minat dalam pelajaran yang diajarkan,
oleh karena itu diperlukan kecakapan seorang guru untuk membangkitkan minat dan
perhatian peserta didik.
Untuk membangkitkan perhatian dan minat yang disengaja guru harus:
a. Dapat menunjukkan pentingnya bahan pelajaran yang disajikan bagi siswa.
b. Berusaha menghubungkan apa yang diketahui siswa dengan bahan yang disajikan.
c. Merangsang siswa agar melakukan kompetisi belajar yang sehat, berusaha
menghindarkan hukuman.
d. Mengajar dengan persiapan yang baik, menggunakan meia,menghindari hal-hal
yang tidak perlu, mengadakan selingan sehat.

3. Motivasi
Motivasi bersal dari bahasa latin “movere”, yang berarti menggerakkan. Berdasarkan
pengertian ini, makna motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan
motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan
yang memberi arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut. Sedangkan Imron (1996)
menjelaskan, bahwa motivasi berasal dari bahasa inggris motivation, yang berarti dorongan
pengalasan dan motivasi. Motivasi adalah dorongan bagi seseorang untuk kekuatan
melakukan sesuatu dengan penuh semangat, yang berasal dari diri sendiri disebut motivasi
instrinsik, kemudian dorongan dari luar disebut motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik, misalkan saja siswa belajar bersungguh-sungguh untuk menguasai
pelajaran yang diajarkan. Kemudian motivasi ekstrinsik dapat dilakukan oleh guru,
sehubungan dengan itu S. Nasution membedakan macam-macam motivasi sebagai berikut:
a. Memberi angka, angka yang baik bagi mereka merupakan motivasi dalam
kegiatan belajar.
b. Hadiah, dapat membangkitkan motivasi dalam hal pekerjaan atau belajar, namun
hadiah dapat merusak jiwa manakala membelokkan pikiran dan jiwa dari tujuan
yang sebenarnya.
c. Persaingan, dalam waktu tertentu dapat meningkatkan motivasi, dapat
mempertinggi hasil belajar anak bilamana dilakukan dengan cara positif.
d. Tugas yang menantang, memberi tugas yang menantang mendorong siswa untuk
belajar secara serius.
e. Pujian, merupakan motivasi yang baik bila diberikan dengan benar dan beralasan.
f. Teguran dan kecaman, digunakan untuk memperbaiki kesalahan anak, hendaknya
diberikakn secara bijaksana dan dapat menjadikan anak menyadari kesalahnya.
g. Celaan, secara psikologis dapat merusak jiwa anak, anntara lainmenjadi frustrasi
dalam belajarnya dan menimbulkan dendam terhadap guru.
h. Hukuman, sama halnya dengan celaan, juga dapat menimbulkan kekecewaan
dalam diri anak dan perasaan dendam.
4. Apersepsi
Apersepsi berasal dari kata apperception (Inggris), yang berarti menafsirkan buah pikiran,
menyatukan dan mengasimilasikan suat pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki
dan dengan demikian memahami dan menafsirkanya.
Ahli psikologi mendenifisikan apersepsi adalah bersatunya memori yang lama dengan
yang baru pada saat tertentu. Untuk menetapkan asas-asas apersepsi dapat diikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Sebelum pelajaran dimulai guru mencari titik tolak untuk menghubungkan
pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dengan cara mengajukan pertanyaan.
b. Dalam menjelaskan pelajaran dapat digunakan teknik induktif, yaitu dari contoh
menuju hukum, dari yang khusus menuju yang bersifat umum, dari konkret ke
abstrak.
5. Korelasi dan Konsentrasi
Korelasi adalah hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya yang
berfungsi untuk menguatkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, juga dapat menimbulkan
minat dan perhatian siswa. Hendaknya guru juga menghubungkan pelajaran dengan realita
sehari-hari.
Ada tiga tahapan dalam pelaksanaanya, yakni:
a. Tahap inisiasi, guru dapat menarik perhatian siswa dengan alat peraga, supaya
kelas dapat memiliki topik, siswa dibentuk kelompok dan tiap kelompok diberi
permasalahanya masing-masing.
b. Tahap pengembangan, pada tahap hal ini kelompok-kelompok diterjunkan
langsung kelapangan untuk mencari sumber data untuk materi diskusi, laporan
ditulis lengkap, para siswa diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dan guru
bertindak sebagai pedamping.
c. Tahap kulminasi, sebagai tahap akhir, setelah semua kelompok dapat
menyelesaikan laporan yang mereka buat maka diadakan diskusi kelas atau
diskusi panel, dan diharapkan para siswa dapat berperan aktif.
6. Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Kooperatif menggambarkan makna yang lebih luas, yaitu menggambarkan keseluruhan
proses sosial dalam belajar dan mencangkup pula pengertian kolaborasi.
Adapun pengelompokan kelompok itu biasanya didasarkan pada adanya alat pelajaran
yang tidak mencukupi jumlahnya, kemampuan belajar siswa, memperbesar partisipasi siswa,
pembagian tugas dan kerja sama. yang dimaksud dengan kooperatif disini adalah belajar atau
bekerja sama (kelompok). Hal ini dianggap penting untuk menjalin hubungan sosial antara
siswa yang satu dengan yang lainnya, juga hubungan guru dengan siswa.
Adapun keuntungan-keuntungan kooperatif antara lain:
a. Hasil belajar lebih sempurna bila dibandingkan dengan belajar individual.
b. Pendapat yang dituangkan dalam kelompok lebih meyakinkan dibandingkan
pendapat individual.
c. Dengan kerja sama yang dilakukan oleh siswa dapat mengikat tali persatuan,
tanggung jawab bersama, rasa memiliki, dan menghilangkan egoisme.

Pendapat kami dari pemaparan Bab II bagian C , pentingnya mempelajari macam-macam


asas pembelajaran ini agar pendidik mampu mengelola proses pembelajaran secara tepat
sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tujuan pembelajaran , dan kita sebagai peserta
didik lebih termotivasi dalam belajar .

D. Penerapan Asas dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran


1. Pembelajaran untuk belajar isyarat
Belajar isyarat merujuk pada proses yang di mulai dengan mengenal adanya isyarat tanda
atau petunjuk yang pengimplikasikan pada proses perubahan prilaku.
2. Pembelajaran untuk stimulasi respon
Belajar stimulasi respon merujuk pada proses perubahan prilaku yang dihasilkan oleh
terciptanya relasi antara stimulus atau rangsangan dan respon atau jawaban atas stimulus.
Hal-hal yang diperlukan:
a. Penampilan objek peristiwa atau suasana harus memiliki daya tarik atau daya
rangsang yang baik.
b. Kesiapan individu untuk memberikan reaksi terhadap pemberi rangsangan
tergantung antara lain pada kesiapan,pengalaman dan kemampuan.
Proses pembelajaran yang baik ialah yang memungkinkan terjadinya relasi antara stimulus
dan respon dengan baik.
3. Pembelajaran untuk belajar rangkaian
Belajar rangkaian merujuk pada proses belajar yang tercipta dari adanya berbagai proses
stimulus respon artinya seseorang yang menerima berbagai stimulus dan selanjutnya memberi
respon di dalam suatu konteks, akan dapat melakukan proses belajar rangkaian.
4. Pembelajaran untuk belajar asosiasi verbal
Belajar Asosiasi Verbal merujuk kepada proses memahami perbuatan (konsep, prinsip,
benda, situasi) melalui proses penyerupaan hal itu dengan sesuatu benda, situasi yang nyata
pernah dialami oleh orang lain itu. Ciri-ciri sebagai berikut:
a. Adanya pilihan benda, situasi, suasana, orang dan lain-lain yang dapat di jadikan
penggandaian atau penyerupaan konsep atau prinsip yang harus di pahami.
b. Terjadinya proses asosiasi verbal sebagai jembatan untuk memahami suatu
konsep, prinsip, atau sifat.
c. Adanya kesesuaian antara tujuan antruksional dengan proses belajar asosiasi
verbal.
5. Pembelajaran untuk belajar diskriminasi
Belajar diskriminasi memahami sesuatu hal dengan cara melihat perbedaan karakteristik
yang di miliki oleh objek pelajaran. Hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Menghadapkan kepada dua hal yang masing-masing memiliki karakteristik yang
khas.
b. Memahami dua hal yang berbeda.
c. Menyajikan suasana yang berisikan hal di mana seseorang dapat menerapkan
pengertian tentang dua hal itu melalui proses klasifikasi.
d. Memberi jalan bagi individu untuk memantapkan hasil pemahamannya itu.
6. Pembelajaran untuk belajar konsep
Belajar konsep merujuk kepada aktivitas individu dalam memahami sesuatu benda,
proses, gejala, aturan, pengalaman melalui proses mengenal ciri-ciri nya, contoh dan sifat dari
ciri-ciri itu.
7. Pembelajaran untuk Belajar Aturan
Belajar aturan merujuk kepada proses belajar membangun prinsip atau aturan dengan
menggunakan serangkaian fakta, data, peristiwa dan pengalaman yang telah di ketahui atau di
alami atau di alami sebelum nya.
8. Pembelajaran Untuk Belajar Memecahkan Masalah
Belajar memecahkan masalah berarti proses mental individu dalam menghadapi suatu
masalah untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah itu melalui proses berpikir
yang sistematis dan cermat. Langkah-langkah yang harus di tempuh ;
a. Merasakan adanya masalah.
b. Merumuskan masalah secara khusus dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
c. Memberikan jawaban sementara atau hipotesis atas yang diajukan.
d. Mengumpulkan dan mengolah data dan informasi.
e. Merumuskan kesempatan mengenei pemecahan masalah tersebut dan mencoba
melihat kemungkinan penerapan dari kesimpulan itu.

Pendapat kami dari pemaparan Bab II bagian D , pentingnya mengetahui penerapan asas dan
prinsip belajar dan pembelajaran ini agar, peserta didik mampu mengikuti proses aliran
belajar dan pembelajaran ini agar terlaksana sehingga tidak ada hambatan bagi peserta didik
maupun pendidik.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar
Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta
didik. asas-asas pembelajaran adalah prinsip-prinsip umum yang harus dikuasai oleh guru
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar atau dengan kata lain asas-asas pembelajaran
adalah suatu yang dijadikan dasar berpikir dan bertindak untuk menciptakan proses belajar.

B. Saran
Dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar di kelas, sebaiknya sebagai calon
pendidik, kita harus bisa menjelaskan prinsip dan azas belajar dan pembelajaran,
menerapkannya dalam upaya meningkatkan kualitas kita sebagai calon pendidik dan juga
menciptakan suasana yang akan menjadikan siswa lebih nyaman dalam menerima bahan ajar
yang akan kita berikan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyanti dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. 2002. Rineka Cipta & Departemen
Pendidikan & Kebudayaan.
Syaifuddin Iskandar. Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. 2008. Universitas
Samawa.
Sari Ratna Annisa. Modul Teori Prinsip Media (Online), (http://staff.uny.ac.id/, diakses 24
September 2017).

Anda mungkin juga menyukai