Oleh :
Dosen Pengampuh :
ARSYAD HARAHAP, S.Pd.I., M.Kom
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak
seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
2. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap kelompok
umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
3. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan
penguatan (reinforcement).
2
4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan
murid belajar secara lebih berarti.
5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih
termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.
Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru
agar terjadi proses belajar terhadap siswa sehingga proses pembelajaran yang
dilakukan dapat mencapai hasil yang optimal. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan
arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat
berperan aktif di dalam proses pembelajaran, sehingga terbentuk kepribadian yang
aktif, mandiri dan cerdas.
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang
satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip
belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita
pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi peserta didik yang perlu
meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam apaya meningkatkan
mengajarnya.
Secara umum prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan :
Perhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang memiliki keterkaitan yang
sangat erat. Untuk menumbuhkan perhatian diperlukan adanya motivasi. Sejumlah
hasil penelitian bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika anak memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar.
3
Motivasi terkait erat dengan kebutuhan. Semakin besar kebutuhan seseorang akan
sesuatu yang ingin ia capai, maka akan semakin kuat motivasi untuk mencapainya.
Kebutuhan yang kuat terhadap sesuatu akan mendorong seseorang untuk mencapainya
dengan sekuat tenaga. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak hatinya
untuk belajar bersama teman-temannya yang lain (Djamarah, 2006:148).
Motivasi dapat bersifat internal dan eksternal. Beberapa penulis atau ahli yang
lain seperti pada paparan di atas menyebutnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi internal atau motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri individu
untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi eksternal adalah dorongan yang berasal dari
luar diri individu. Motivasi eksternal melalui proses belajar dan interaksi individu
dengan lingkungannya dapat berubah menjadi motivasi internal. Proses perubahan dari
motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik pada seseorang disebut “transformasi
motif” (Dimyati dan Mudjiono, 1994:41).
a. Setiap individu tidak hanya didorong oleh pemenuhan aspek biologis, sosial dan
emosional, akan tetapi individu perlu juga dorongan untuk mencapai sesuatu yang
lebih dari yang ia miliki saat ini.
e. Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian
besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
f. Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh terdapat
motivasi dan perilaku.
4
g. Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas, memang
ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena
memang ingin belajar.
i. Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam
suasana belajar yang memuaskan.
j. Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat
mempertinggi motivasi.
Agar motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan baik maka guru harus berusaha:
5
2. Prinsip Balikan dan Penguatan
Prinsip balikan dan penguatan pada dasarnya merupakan implementasi dari teori
belajar yang dikemukakan oleh Skiner melalui Teori Operant Conditioning dan salah
satu hukum belajar dari Thorndike yaitu “law of effect”. Menurut hukum belajar ini,
siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang
baik. Hasil belajar, apalagi hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan
dan berpengaruh positif bagi upaya-upaya belajar berikutnya. Namun dorongan
belajar, menurut Skinner tidak hanya muncul karena penguatan yang menyenangkan,
akan tetapi juga terdorong oleh penguatan yang tidak menyenangkan, dengan kata lain
penguatan positif dan negatif dapat memperkuat belajar.
Sumantri dan Permana (1999:274) mengemukakan secara khusus beberapa tujuan dari
pemberian penguatan, yaitu:
e. Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar ke arah
perilaku yang mendukung belajar.
1) Penguatan verbal, yaitu penguatan yang diberikan guru berupa kata- kata/kalimat
yang diucapkan, seperti: “bagus”, “baik”, “smart”, “tepat” dan sebagainya.
6
2) Penguatan gestural, yaitu penguatan berupa gerak tubuh atau mimik muka yang
memberi arti/kesan baik kepada peserta didik. Penguatan gestural dapat berupa;
tepuk tangan, acungan jempol, anggukan, tersenyum, dan sebagainya.
3) Penguatan dengan cara mendekati, yaitu perhatian guru terhadap perilaku peserta
didik dengan cara mendekatinya. Penguatan dengan cara mendekati ini dapat
dilakukan ketika peserta didik menjawab pertanyaan, bertanya, berdiskusi atau
sedang melakukan aktivitas-aktivitas lainnya.
4) Penguatan dengan cara sentuhan, yaitu penguatan yang dilakukan guru dengan cara
menyentuh peserta didik, seperti menepuk pundak, menjabat tangan, mengusap
kepala peserta didik, atau bentuk-bentuk lainnya.
6) Penguatan berupa tanda atau benda, yaitu memberikan penguatan kepada peserta
didik berupa simbol-simbol atau benda-benda. Penguatan ini dapat berupa komentar
tetulis atas karya peserta didik, hadiah, piagam, lencana, dan sebagainya.
7
Implikasi prinsip- prinsip balikan dan penguatan bagi siswa :
1. siswa akan lebih semangat dalam belajar bilamana setiap langkah selalu diberi
penguatan, hal ini karena adanya kesadaran akan kebutuhan untuk memperoleh
balikan.
3. Prinsip Keaktifan
Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer begitu saja dari pikiran
orang yang mempunyai pengetahuan ke pikiran orang yang belum mempunyai
pengetahuan. Bahkan bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep, ide dan
pegertian kepada seorang murid, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan
dikonstruksikan oleh si murid lewat pengalamannya (Glasersferld dalam Battencourt,
1989).
Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru di dalam proses pembelajaran
adalah :
8
a. Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas
dalam prose pembelajarannya.
d. Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan respons
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
1. terwujud nya sikap yang aktif dalam segala hal, terutama keiginan untuk terlibat
langsung dalam proses pembelajaran.
4. Prinsip Tantangan
9
6) Merancang dan mengelola kegiatan diskusi.
1. siswa mampu lebih mandiri dan termotivasi dalam menyelesaikan segala tantangan
pembelajaran diantaranya melakukan eksperimen, melaksanakan tugas bimbingan
maupun mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu masalah.
5. Prinsip Pengulangan
10
1. Sangat dituntut untuk memiliki kesadaran yang mendalam agar bersedia melakukan
pengulangan latihan-latihan baik yang ditugaskan oleh guru maupun atas inisiatif
dan dorongan diri sendiri demi kemajuan hasil dari proses pembelajaran yang ada..
Hasil sejumlah riset menunjukkan bahwa keberagaman faktor, seperti sikap siswa,
kemampuan dan gaya belajar, pengetahuan serta memberikan dan konteks
pembelajaran merupakan komponen yang memberikan dampak sangat penting
terhadap apa yang sesungguhnya harus siswa-siswa pelajari (Killen, 1998:5).
a. Orang-orang yang visual, yang sering kali ditandai suka mencoret-coret ketika
berbicara di telpon, berbicara dengan tepat, lebih suka melihat peta daripada
mendengar penjelasan.
b. Orang-orang yang auditorial, yang sering ditandai suka berbicara sendiri, lebih suka
mendengarkan ceramah atau seminar daripada membaca buku, lebih suka berbicara
daripada menulis.
c. Orang-orang yang kinestetik, yang sering ditandai berpikir lebih baik ketika
bergerak atau berjalan, banyak menggerakkan anggota tubuh ketika berbicara, sulit
untuk duduk dan diam.
Peserta didik adalah individual yang memiliki keunikan, berbeda satu sama lain
dan tidak satupun yang memiliki ciri-ciri persis sama meskipun mereka itu kembar.
Setiap individu pasti memiliki karakteristik yang berbeda dengan individu lainnya.
Perbedaan individual ini merupakan kodrat manusia yang bersifat alami.
11
semakin besar memberikan peluang tumbuhnya perhatian siswa di dalam latar
belakang perbedaan individual. Upaya lain yang dapat dilakukan guru adalah dengan
menambah waktu belajar bagi siswa-siswa yang memiliki kemampuan rendah, atau
memberikan pengayaan bagi siswa-siswa yang memiliki kemampuan lebih dari yang
lain.
1) Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya
dan untuk selanjutnya mendapat perlakuan dan layanan kegiatan belajar yang
mereka butuhklan.
2) Para siswa harus terus didorong memahami potensi dirinya dan untuk selanjutnya
mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
3) Peserta didik membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan metode yang selaras
dengan minat, tujuan, dan latar belakang mereka. Hal ini terutama disebabkan para
pesrta didik cenderung memilih kegiatan belajar yang sesuai dengan pengalaman
masa lampau yang mereka rasakan bermakna untuk dirinya.
4) Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya
serta pemenuhan kebutuhan belajar maupun bimbingan yang berbeda dengan
siswa-siswa yang lain.
12
1. Para siswa yang telah memahami kekuatan dirinya dibandingkan teman-teman
yang lain akan lebih cenderung memiliki dorongan dan minat untuk belajar secara
lebih sungguh-sungguh.
Sejumlah hasil penelitian membuktikan lebih dari 60% sesuatu yang diperoleh
dari kegiatan belajar didapatkan dari keterlibatan langsung. Edgar Dale dalam
penggolongan pengalaman belajarnya yang dituangkan di dalam kerucut pengalaman
belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung. Keterlibatan langsung siswa memberi banyak sekali manfaat
yang langsung dirasakan pada saat terjadinya proses pembelajaran tersebut.
1. Siswa harus terdorong aktif untuk mengalami sendiri dalam melakukan aktivitas
pembelajaran.
2. Siswa dituntut untuk aktif mengerjakan tugas-tugas sendiri tanpa bantuan orang
lain, sehingga dalam hal praktek atau belajar di luar kelas siswa dapat terjun
langsung menyaksikan bagaimana proses sehingga mndapatkan pengalaman yang
tentu nya bermanfaan untuk siswa tersebut.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi
agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik
dengan peserta didik.
Agar aktivitas yang dilakukan pendidik dalam proses pembelajaran terarah pada
upaya peningkatan potensi peserta didik secara komprehensip, maka pembelajaran
harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari
kebutuhan internal peserta didik untuk belajar.
Secara umum, prinsip-prisip belajar yaitu :1) Perhatian dan Motivasi 2)
Balikan dan penguatan (law of effect) 3) Keaktifan 4) Tantangan 5) Pengulangan 6)
Perbedaan individual. 7) Keterlibatan langsung.
14
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rieneka Cipta: Jakarta.
15