Anda di halaman 1dari 28

PRINSIP – PRINSIP DAN FACTOR YANG

MEMPENGARUHI BELAJAR

MAKALAH

Oleh:
Mochammad Mahfid Habibullah
NIM: 231101010046

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
FEBRUARI 2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah hirabbilalamin, rasa syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan petunjuk kepada saya sehingga dapat melaksanakan tugas
makalah “ Prinsip – Prinsip dan Faktor yang Mempengaruhi Belajar “ dengan benar pada
waktunya.
Adapun maksud saya menulis tugas ini yaitu untuk melesaikankan tugas dari bapak
Bahrul Munib, Shi,.M.Pd.I mata pengampu pengantar study islam di UIN KHAS
JEMBER dan maksud utama penulisan ini yaitu untuk memberikan pandangan lain bagi
pembaca.
Saya juga berterimakasih kepada Bahrul Munib, Shi,.M.Pd.I sebagai dosen
pembimbing yang memberikan tugas ini kepada kami agar kami menambah pengetahuan
sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajari. Saya juga berterimakasih untuk semua
pihak yang telah membagikan saran dan pendapatnya untuk membantu kami
menyelesaikan dokumen ini.
Kami juga memahami kekurangan makalah yang kami buat kurang dari sempurna.
Oleh karena itu, apresiasi yang di berikan pembaca juga kami butuhkan guna
meningkatkan keutuhan artikel ini.

Jember, 5 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................iii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5

A. Pengertian Prinsip – Prinsip dan Factor Belajar .....................................5


B. Faktor yang Mempengaruhi Belajar........................................................7
C. Urgensi dan Factor yang Mempengaruhi Belajar...................................10

BAB III PENUTUP....................................................................................................22

A. Kesimpulan..............................................................................................22
B. Saran.........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan proses sepanjang hayat yang dialami oleh setiap individu.
Melalui belajar, manusia memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan untuk hidup dan berkembang.
Namun, keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada keinginan individu
semata. Ada beberapa hal mendasar yang perlu dipahami, yaitu prinsip-prinsip
belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Memahami prinsip-prinsip belajar akan membantu individu dan pendidik (guru,
orang tua, dll.) Menyusun strategi belajar yang efektif dan efisien. Prinsip-prinsip
belajar menjadi landasan kerangka berpikir untuk memilih dan menerapkan metode
pembelajaran yang tepat. Meningkatkan motivasi dan keterlibatan individu dalam
belajar. Prinsip-prinsip belajar tertentu, seperti aktif dan bermakna, dapat
mendorong individu untuk lebih terlibat dan bersemangat dalam proses
belajar.Mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi belajar akan membantu
individu dan pendidik dalam:
Mengidentifikasi potensi dan hambatan belajar individu. Dengan mengenali
faktor-faktor yang mempengaruhi, individu dan pendidik dapat menyesuaikan
proses belajar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik individu.
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Faktor-faktor eksternal seperti
lingkungan belajar dan dukungan sosial dapat dioptimalkan untuk menciptakan
suasana belajar yang mendukung pencapaian individu.
Dengan memahami prinsip-prinsip dan faktor yang mempengaruhi belajar,
diharapkan proses belajar menjadi lebih efektif, efisien, dan menyenangkan,
sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran dapat mempengaruhi proses belajar


mengajar?
2. Apa saja faktor- faktor yang berperan penting dalam mempengaruhi hasil
belajar dan bagaimamana pengaruhnya?
3. Apa hubungan antara prinsip pembelajaran dan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar?
4. Bagaimana cara mengoptimalisasi prinsip dan factor pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas belajar?

C. Tujuan
1. Untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran dapat mempengaruhi
proses belajar mengajar?
2. Mendeskripsikan apa saja faktor- faktor yang berperan penting dalam
mempengaruhi hasil belajar dan bagaimamana pengaruhnya?
3. Mendeskripsikan apa hubungan antara prinsip pembelajaran dan faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar?
4. Mendeskripsikan bagaimana cara mengoptimalisasi prinsip dan factor
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas belajar?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip-prinsip pembelajaran dapat mempengaruhi proses belajar mengajar

Berbagai teori tentang prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh para


ahli yang memiliki persamaan dan perbedaan. Dari prinsip tersebut terdapat beberapa
prinsip yang relatif untuk digunakan sebagai dasar dalam proses pembelajaran, baik
pendidik maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Pendidikan merupakan tindakan terencana untuk membimbing dalam mengembangkan
kemampuan jasmani dan rohani yang diberikan oleh orang dewasa kepada peserta didik
untuk mencapai kedewasaannya dan mencapai tujuan sehingga peserta didik dapat
melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri. Dan Pembelajaran adalah proses interaksi
antara siswa dan guru yang melaksanakan rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk
membantu siswa belajar atau menguasai materi pelajaran. Penelitian Prinsip-prinsip
yang dimaksud adalah: perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung,
pengulangan, tantangan serta perbedaan individu. Lebih jelasnya diuraikan
sebagai berikut:

1. Kekuatan Konsentrasi dan Motivasi


Konsentrasi dan motivasi memainkan peran krusial dalam proses belajar.
Tanpa adanya konsentrasi, pengetahuan yang disampaikan oleh pendidik akan
sia-sia. Konsentrasi pada materi ajar akan muncul ketika materi tersebut sesuai
dengan kebutuhan siswa, sehingga siswa termotivasi untuk mempelajarinya
secara serius. Motivasi, di sisi lain, adalah energi yang mendorong dan
mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat diibaratkan sebagai mesin dan
kemudi dalam mobil. Motivasi juga berhubungan erat dengan minat. Siswa yang
memiliki minat pada bidang studi tertentu cenderung menarik perhatian dan
memotivasi mereka untuk mempelajari bidang studi tersebut.
2. Proses perkembangan siswa

3
Di kalangan para guru dan orang tua siswa terkadang timbul pertanyaan
apakah perbedaan usia antara siswa satu dengan yang lainnya membuat
perbedaan subs-tansial dalam merespon pengajaran.
1
jawabannya melalui pemahaman tentang tahapan-ta-hapan perkembangan siswa
dan cirri-ciri 106 khas yang mengiringi tahapan perkem-bangan tersebut.
Tahapan perkembangan yang lebih perlu dipahami sebagai bahan pertim-bangan
pokok dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar adalah tahapan-tahapan
perkembangan yang berhubungan dengan perkembanngan ranah kognitif para
siswa. Unsur kogintif dengan segala variasinya dan keunikannya merupakan
modal dasar para sisa dalam menjalani proses belajar-mengajar.
3. Cara belajar siswa
Dimanapun proses pendidikan ber-langsung alasan utama kehadiran guru
adalah membantu siswa agar belajar se-baik-sebaiknya.pengetahuan anda yang
pokok adalah mengenai proses belajar mengajar tersebut yang meliputi: 1) arti
penting belajar, 2) teori-teori belajar, 3) hubungan belajar dengan teori dan
pengetahuan; dan 4) fase-fase yang dilalui siswa dalam peristiwa belajar.
Disamping itu yang tak kalah penting untuk diketahui adalah pendekatan belajar,
kesulitan belajar dan alternative proses mengajar.
4. Cara menghubungkan antara mengajar dengan belajar
Secara singkat mengajar adalah kegiatan menyampaikan materi
pelajaran, melatih keterampilan dan menanamkan nilai moral yang terkandung
dalam materi pelajaran tersebut kepada siswa, agar kegiatan mengajar ini
diterima oleh para siswa, guru perlu berusaha membagkitkan gairah dan minat
belajar mereka. Dalam hal ini sangat diharapkan paada calon guru untuk
memahami model-model mengajar, metode-metode mengajar dan strategi yang
dapat diterapkan dalam saat proses belajar mengajar berlansung.
5. Pengambilan keputusan untuk pengelolaan PBM
Mengelola sebuah proses belajar mengajar, seorang guru di tuntut untuk
menjadi figure sentral yang kuat dan berwibawa, namun tetap bersahabat
1
Madah Rahmatan and others, ‘Orientasi Dasar Pendidikan Dan Pengajaran Islam Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga’, Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 18.1 (2023),
62–75 <https://doi.org/10.33084/pedagogik.v18i1.4425>.

4
(syah,1995). Untuk memenuhihal tersebut anda diituntut mampu menempatkan
diri pengambil keputusan atau pembuat keputusan yang penuh per-hitungan
untung rugi berdasarkan kajian psikologis. Agar pengelolaan PBM mencapai
sukses, seorang guru hendaknya me-mandang dirinya sendiri sebagai pro-
fesional. Sehingga perilaku yang di-tampilkan guru bersangkutan dapat terarah
sesuai dengan karakteristik seorang pro-fessional. Berikut dikemukakan
hambatan-hambatan pengambilan keputusan yang dialami seorang guru dalam
proses belajar mengajar (Syah,1999)
a. Kurangnya kesadaran guru terhadap masalah-masalah belajar yang mungkin
sedang dihadapi oleh para siswa
b. Kesetiaan terhadap gagasan lama yang sebenarnya sudah di-berlakukan lagi
c. Kurangnya sumber-sumber infor-masi yang diperlukan
d. Ketidak cermatan observasi ter-hadap situasi belajar mengajar Selain hal di
atas, hambatan mung-kin muncul dari perbedaan harapan antara guru dengan
siswa.
Beberapa siswa dalam kelas misalnya, mungkin memiliki cita-cita
memenuhi kebutuhan masa depan yang sama sekali berbeda dengan rekan-
rekannya atau bahkan menyimpang dari karakteristik sekolah mereka ikuti
Disadari atau tidak, setiap individu tentu pernah melakukan aktivitas belajar
karena aktivitas belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang mulai
sejak lahir sampai mencapai umur tua.
Belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi
antara subjek dengan lingkungannya dan meng-hasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat
relative konstan / tetap baik melalui pengalaman, latihan maupun praktek.
Perubahan itu bisa sesuatu yang baru atau hanya penyempurnaan terhadap hal-
hal yang sudah dipelajari yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang
masih tersembunyi. Sedangkan proses belajar dapat berlangsung dengan
kesadaran individu atau tidak, sebagaimana diungkapkan oleh Winkel bahwa,”
Proses belajar dapat berlangsung dengan disertai kesadaran dan intensi, tetapi itu
tidak mutlak perlu.” Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan

5
dalam diri siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar
karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang
khas (Syah, 1999) antara lain:
a. Perubahan Intensional, Perubahan dalam proses berlajar adalah karena
pengalaman atau praktek yang di-lakukan secara sengaja dan disadari.
Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya,
seperti penambahan penge-tahuan,kebiasaan dan keterampilan.
b. Perubahan Positif dan Aktif, Positif berarti perubahan tersebut baik dan
bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena mem-
peroleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Se-dangkan
aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa
yang bersangkutan.
c. Perubahan efektif dan fungsional, Perubahan dikatakan efektif apabila
membawa pengaruh dan manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan pe-
rubahan yang fungsional artinya pe-rubahan dalam diri siswa tersebut
relatif menetap dan apabila di-butuhkan perubahan tersebut dapat
direproduksi dan dimanfaatkan lagi. Berdasarkan dari uraian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut
relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi
siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Adapun perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar menurut Prayitno


(2008) adalah: dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bias, dari
tidak mau menjadi mau dan dari tidak biasa menjadi terbiasa Menurut Dimyati
(2005:30), prinsip-prinsip belajar adalah:
a. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Apabila bahan pelajaran tersebut dirasa penting, akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Motivasi berkaiatan

6
erat dengan minat. Siswa yang mempunyai minat akan cenderung
perhatian dan timbul motivasinya untuk mempelajari bidang tertentu.
b. Keaktifan
Keaktifan anak akan mendorong untuk berbuat sesuatu, mempunyai
ke-mauan dan aspirasi sendiri. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak
aktif mengalami sendiri.
c. Keterlibatan langsung atau berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman, siswa tidak hanya mengamati
tetapi meng-hayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan tanggung jawab
terhadap hasilnnya.
d. Pengulangan Prinsip belajar
Menekankan prinsip pengulangan adalah teori psikologi daya.
Menurut teori ini, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia
yang terdiri atas daya: mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal,
merasakan dan sebagainya. Dengan mengadakan peng-ulangan maka daya
yang dilatih akan menjadi sempurna.
e. Tantangan
Dalam belajar, siswa menghadapi hambatan untuk mencapai tujuan
belajar. Agar timbul motif pada anak untuk mengatasi hambatan tersebut, bahan
pelajaran haruslah menantang

B .Faktor- faktor yang berperan penting dalam mempengaruhi hasil belajar dan
bagaimamana pengaruhnya

Lingkungan sekolah mempunyai peranan penting terhadap motivasi belajar


siswa di sekolah. Situasi lingkungan sekolah berimplikasi terhadap tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Melalui kenyataan tersebut, artikel ini menawarkan pembahasan
mengenai analisis lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi mencapai motivasi
belajar siswa. Diskusi disajikan dengan memaparkan gambaran lingkungan sekolah
yang baik serta factor-faktor lain yang berperan dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa. Penelitian dilakukan di SLB Negeri Banyuasin dengan metode kualitatif. Data
dikumpulkan melalui observasi, wawancara serta mempelajari dokumentasi terkait yang

7
membahas tentang kondisi lingkungan dan motivasi belajar siswa. Hasil menunjukkan
bahwa lingkungan SLB Negeri Banyuasin memberikan pengaruh yang tinggi terhadap
keinginan belajar siswa. Ketersediaan sarana dan prasarana yang mampu mendukung
proses belajar -mengajar dengan baik. Pendidikan memiliki peranan sentral pada
pembentukan dan pengembangan SDM.Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia sebagai
lembaga pendidikan di bidang penerbangan berperan pentingdalam menghasilkan SDM
yang kompeten. Unit Pembina Taruna memiliki fungsi dan tugas pokok membentuk
sikap dan perilaku Taruna sesuai dengan Lima Citra Manusia Perhubungan.
Pembelajaran kelompok merupakan sebuah keniscayaan bagi Unit Pembina Taruna
(UPT) agar dapat menyelesaikan tugas yang diharapkan oleh Lembaga Pendidikan
Penerbangan, lima citra manusia perhubungan pada karakter lulusan STPI. Pencapaian
target lima citra manusia perhubungan dapat terlampaui apabila waktu penyelesaian
tugas tidak agresif dan didukung oleh keahlian/kepakaran para pimpinan. Pendidikan
membentuk aspek sumber daya manusia penerbangan secara komprehensif, seperti
aspek intelektualitas, karakter, dan keterampilan. Bertalian dengan hal tersebut,
Megawangi dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Karakter menuliskan tentang
penelitian yang dilakukan oleh Goleman tahun 1997. Pembentukan karakter dapat
terwujud melalui pengasuhan yang bertalian dengan usaha untuk memberikan
bimbingan dan penyuluhan dalam rangka penanaman dan pemantapan nilainilai budaya
bangsa dan penguasaan akademik (Danti, Benty, & Nurabadi, 2019). Tujuan penerapan
sistem pengasuhan yaitu untuk pembentukan, pengembangan, dan pemantapan
kepribadian. Dengan demikian, kedewasaan watak, peningkatan daya juang, dan
kemandirian iklim akademik dapat tecapai. Metode yang perlu dilakukan adalah melalui
metode pengasuhan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan secara keseluruhan. Oleh karenanya menjadi suatu
keniscayaan bagi Unit Pembina Taruna sebagai penyelenggara pengasuhan taruna untuk
senantiasa memberikan model pengasuhan yang memungkinkan para taruna dapat
mengembangkan kompetensinya. Unit Pembina Taruna harus senantiasa
mengembangkan kapasitasnya dengan melakukan pembelajaran yang terus menerus
agar dapat menjadi lebih baik dalam melakukan kegiatan pengasuhan terhadap para
taruna. Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk

8
mengidentifikasi dan memahami dinamika pembelajaran kelompok di Sekolah Tinggi
Penerbangan Indonesia tersebut.

Perkembangan adalah sebuah bentuk perubahan yang terjadi dengan konsep-


konsep dan berlangsung selama masa hidup manusia. Perkembangan meliputi aspek
biologis, aspek kognitif, dan sosioemosional. Perkembangan juga merupakan sebuah
proses yang menjadikan adanya pertumbuhan. Sedangkan pertumbuhan itu sendiri
adalah perubahan.

secara fisiologis sebagai hasil dari proses untuk pematangan fisik yang berjalan
pada seorang. Perkembangan individu atau perkembangan diri berjalan secara berurutan
melalui periode atau masa. Adapun perkembangan terdiri dari Perkembangan Fisik,
Perkembangan Sikomotorik, Perkembangan Bahasa, Perkembangan Kognitif. Adapun
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan ialah:

a. Hereditas, Hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang


diwariskan orangtua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun
psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh
sperma) sebagai pewarisan dari orangtua melalui gen-gen. Dalam perspektif
hereditas, perkembangan seorang anak sangat dipengaruhi oleh Bakat Anak,
Sifat-sifat keturunan, Intelligensi Kecerdasan yang dimiliki oleh orangtua,
dan Kepribadian.
b. Lingkungan, Lingkungan merupakan segala hal yang memengaruhi individu,
sehingga individu itu terlibat terpengaruh karenanya.
c. Kematangan, Kematangan ialah urutan perubahan yang teratur yang
mengarah kepada kemampuan seseorang untuk menghayati, memahami, dan
mengaplikasikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pendidikan, perkembangan pada anak atau perkembangan pada siswa didik
sangat mempengaruhi proses dan pencapaian pendidikan. Adapun tugas
perkembangan terhadap pendidikan dan pembelajaran ialah :

9
1) Menerima kenyataan terjadinya perubahan fisik yang dialaminya dan
dapat melakukan peran sesuai dengan jenisnya secara efektif dan merasa
puas terhadap keadaan tersebut.
2) Belajar memiliki peranan sosial dengan teman sebaya, baik teman sejenis
maupun lawan jenis sesuai dengan jenis kelamin masing-
masing.Mencapai kebebasan dari ketergantungan terhadap orangtua dan
orang dewasa lainnya.
3) Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang
kehidupan bermasyarakat.
4) Mencari jaminan bahwa suatu saat harus mampu berdiri sendiri dalam
bidang ekonomi guna mencapai kebebasan ekonomi.
5) Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai
dengan bakat dan kesanggupannya.
6) Memahami dan mampu bertingkah laku yang dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang
berlaku.
7) Memperoleh informasi tentang pernikahan dan mempersiapkan diri
untuk berkeluarga.
8) Mendapatkan penilaian bahwa dirinya mampu bersikap tepat sesuai
dengan pandangan2

C. Hubungan antara prinsip pembelajaran dan faktor yang mempengaruhi


belajar

1. Hubungan antara prinsip pembelajaran

Interaksi dalam pembahasan ini adalah adanya hubungan timbal balik dansaling
mempengaruhi satu sama lain, antara sumber belajar (dosen) denganmahasiswa
sebagai sasaran didik. Andragogi adalah ilmu dan seni untuk membantu orang
dewasa belajar (andragogi adalah ilmu dan seni membantu orang dewasa

2
{Formatting Citation}

10
belajar). Andragogi berlawanan dengan pedagogi (andragogy versuspedagogy).
Pedagogi adalah ilmu dan seni mengajar anak-anak (pedagogi adalah ilmu dan
seni mengajar anak). Selanjutnya dikembangkan pendekatankontinum
(pendekatan pembelajaran kontinum) atau pendekatan berdaur danberkelanjutan
dalam pembelajaran . Pendekatan ini dapat dimulai dari pedagogi andragogi;
atau sebaliknya, dari andragogi ke pedagogi. Asumsi pendekatankontinum,
bahwa semakin dewasa peserta didik maka: (a) semakin
membutuhkanketerlibatan diri dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran .(b) konsep dirinya semakin berubah dari ketergantungan kepada
pendidikmenuju sikap dan perilaku mengarahkan diri dan saling belajar, (c)
kesiapanbelajarnya adalah Untuk menguasai kemampuan dalam melaksanakan
tugas tugas kehidupan nyata, dan (d) semakin berakumulasi pengalaman
belajarnya yang dapat dijadikan sumber belajar (sumber belajar) dan orientasi
belajarmereka berubah dari penguasaan terhadap materi ke kemampuan
pemecahan masalah. Pembahasan akan terfokus pada interaksi kegiatan
pembelajaran , peran sumber belajaran dan target dalam pembelajaran ,
sedangkan fokus pembahasan andragogi pada prinsip - prinsip , strategi, metode,
teknik dan media pembelajaran untuk membelajarkan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan belajar dan diri potensi peserta didik serta lingkungannya
dalam satuan pendidikan yang sistemik.
Kegiatan pendidikan dalam situasi pengajaran yang bersifat edukatif,
senantiasa merupakan suatu proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusia,
yaitu pendidik sebagai pihak yang mengajar dan peserta didik sebagai pihak
yang belajar. Oleh karena itu interaksi yang efektif sangat penting untuk
diperhatikan dalam proses pembelajaran . Dalam konsepsi pendidikan Islam,
Rasulullah SAW adalah al-Mu'allim al-Awwal (pendidik pertama dan utama),
telah menunjukkan keberhasilannya, terbukti mampu menghasilkan sumber daya
manusia sehandal dan sekaliber Abu Bakar Siddik, Umar bin Khattab, Usman
bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan lain-lain. Kajian ini berkenaan dengan pola
interaksi edukatif Rasulullah SAW dengan sahabat, metode dan prinsip interaksi
edukatif Rasulullah SAW dengan sahabat. Pendekatan yang digunakan adalah

11
deskriptif kualitatif dengan mengemukakan beberapa hadits yang berkenaan,
kemudian menganalisisnya dengan kerangka teoritis sebagai upaya untuk
menemukan konsep penerapannya dalam pendidikan Islam kontemporer. Dari
hasil kajian, pola interaksi Rasulullah SAW dengan sahabat dari segi bentuk
komunikasi, terbentuk tiga pola komunikasi yaitu komunikasi satu arah,
komunikasi dua arah dan komunikasi multi arah. Apabila ditilik dari segi strategi
pendidikan Rasulullah SAW telah membentuk pola hubungan yang berpusat
pada siswa, yang bersifat instruksional tetapi juga bersifat emosional dan
spiritual. Secara keseluruhan dapat dikonseptualisasikan bahwa pola interaksi
edukatif Rasulullah SAW dengan sahabat membentuk pola interaksi humanis
teosentris.
Yusuf Al-Qardhawi, seorang ulama Mesir menjelaskan dalam bukunya
yang berjudul AlIlmu wa Ar-Rasul tentang kerangka dasar metode pengajaran.
Yaitu tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang pendidik agar tercipta
kegiatan pembelajaran yang sukses dan dapat menghasilkan peserta didik yang
berkarakter. Buku ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW adalah guru pertama
yang terbaik. Para pendidik patut menjadikan Rasulullah SAW panutan dalam
hal etika mengajar, apa yang harus dilakukan oleh seorang pendidik dan sifat-
sifat seorang pendidik sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Asas-asas dasar
pengajaran yang diwariskan oleh Rasulullah SAW memiliki hubungan erat
dengan manajemen pembelajaran berbasis karakter di sekolah maupun di majlis-
majlis ilmu lainnya. Apabila guru dapat mengatur segalanya dalam proses
pembelajaran dan dapat melaksanakan apa-apa yang telah menjadi asas-asas
dasar pengajaran yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam mengajar,
maka akan tercipta suasana belajar yang harmonis antara guru dan murid, guru
dapat memahami murid-muridnya , murid pun mudah untuk memahami apa-apa
yang disampaikan oleh guru yang akhirnya dapat menghasilkan lulusan-lulusan
yang beriman, bertaqwa, berprestasi dan berkarakter.
Sentralnya adalah strategi pembelajaran Rasulullah Saw, yaitu sebagai
gambaran yang dapat dijadikan sebagai uswatun hasanah dan sikapnya yang
rahmatan lil'alamin. Sementara periferinya adalah pengembangan strategi

12
pembelajaran Rasulullah tersebut dengan metode damai. Dengan metode damai
ini, mampu menjalin hubungan yang baik antara guru dan siswa, dapat
menumbuhkan jiwa semangat dan emosi positif. Dengan demikian dapat
meminimalisir terjadinya kekerasan dalam pendidikan. Strategi pembelajaran
dengan kontekstualisasi sikap Usawatun hasanah dan rahmatan lil 'alamin
melalui metode damai memberikan solusi terhadap suatu masalah dalam
pembelajaran , khususnya masalah kekerasan dalam pendidikan untuk anak usia
sekolah tingkat dasar dan menengah. Dalam menerapkan strategi pembelajaran
kontekstual dengan metode damai ini, yang diperlukan adalah mengolah kelas,
melakukan interaksi belajar-mengajar, menyampaikan materi dan metode, yang
semuanya menerapkan pendekatan humanistik (pendekatan humanistik).
Antaranya mendidik dengan peserta yang didorong untuk melakukan
komunikasi multi-arah sehingga tercipta suasana demokratis di dalam kelas, dan
tidak didominasi oleh peran guru secara berlebihan. Dalam perspektif Islam,
perdamaian adalah salah satu prinsip yang luhur yang dimilikinya.
2. Factor yang mempengaruhi hasil belajar
Pada proses kegiatan belajar mengajar juga dibutuhkan minat
didalamnya. Seperti yang diungkapkan oleh William James dalam Ahmad
Susanto (2013: 66), minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan
derajat keaktifan belajar siswa. Hartono dalam Ahmad Susanto (2013:67),
menyatakan bahwa minat memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan
belajar peserta didik. Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas (Syaiful Djamarah,
2008:132). Berdasarkan hal tersebut minat belajar sangatlah dibutuhkan
karena tanpa adanya minat belajar proses untuk memperoleh ilmu tidak dapat
berjalan dengan baik. Penelitian Pekik Wicaksono (2012) mengenai Pengaruh
Fasilitas Belajar, Motivasi Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah Prambanan Tahun Ajaran 2011/2012,
mengindikasikan bahwa minat membawa pengaruh terhadap prestasi belajar
siswa. Minat sendiri dapat timbul secara spontan ataupun melalui proses secara
bertahap. Minat juga dapat timbul karena faktor-faktor dari berbagai pihak.

13
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa menurut Nana Syaodiah
(2004:162) terdiri dari 2 faktor yaitu faktor dalam individu (internal) dan faktor
lingkungan luar individu (eksternal). Dewi Safitri (2012) meneliti Faktor-faktor
yang mempengaruhi minat siswa kelas x dalam memilih program keahlian
jurusan patiseri ditinjau dari faktor intrinsik Dan Ekstrinsik di SMK N 6
Yogyakarta. Hasil penelitiannya mengatakan secara keseluruhan faktor instrinsik
dan ekstrinsik memiliki kesesuaiaan tinggi atau berpengaruh terhadap minat
siswa kelas X dalam memilih Program Keahlian Jurusan Patiseri di SMK Negeri
6 Yogyakarta berdasarkan rerata prosentase sebanyak 74,5%. Irma Catur
Nofianti (2014) meneliti mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
siswa memililh kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK BOPKRI
1 Yogyakarta. Dimana dalam penelitiannya faktor- faktor yang mempengaruhi
terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor–faktor yang mempengaruhi minat siswa terdiri dari faktor yang
berasal dari individu itu sendiri dan faktor yang berasal dari luar individu. Faktor
internal atau faktor dari dalam individu terdiri dari dua aspek yaitu faktor
jasmaniah dan rohaniah. Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan, suatu
kondisi yang terjadi baik pada tubuh, jiwa maupun keadaan sekitar yang dimana
dalam keadaan baik dan bebas dari penyakit, kemudian faktor rohaniah yang
terdiri dari faktor kesehatan, perhatian, kecerdasan dan bakat, motivasi juga
kesiapan dan kematangan siswa.3

Faktor internal ini merupakan faktor yang berasal dari anak itu sendiri meliputi
kesehatan tubuh, kecerdasan atau intelegnesi, pengalaman, motivasi, minat,
kemampuan memahami masalah dan keterampilan. Sedangkan faktor eksternal,
faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi faktor keluarga, faktor sekolah
dan faktor masyarakat serta lingkungan.Dan upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kesulitan dalam penyelesaian soal cerita matematika yaitu dengan
cara menggunakan media pelajaran yang konkret, memperbanyak latihan soal
dan mewujudkan kerja sama dengan orang tua. ; Penelitian ini bertujuan untuk

3
{Formatting Citation}

14
mengetahui faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa dalam penyelesai permasalahan cerita matematika di SD. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggabungkan data informasi
yang diperoleh dari artikel-artikel yang sudah dikaji. Dari hasil pengumpulan
data terdapat beberapa hal yang menjadi kendala terhadap kesulitan belajar anak
dalam matematika yaitu kesulitan memahami konsep, keterampilan berhitung,
dan memecahkan-kan masalah. Faktor penyebab kesulitan belajar matematika
berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini merupakan
faktor yang berasal dari anak itu sendiri meliputi kesehatan tubuh, kecerdasan
atau intelegnesi, pengalaman, motivasi, minat, kemampuan memahami masalah
dan keterampilan.

D. Cara mengoptimalisasi prinsip dan factor pembelajaran untuk meningkatkan


kualitas belajar
Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi masalah kurangnya motivasi
anak pada pembelajaran yang dialami oleh SDN 14 Kota Bima. Belum
meratanya pengetahuan dan keterampilan guru dalam bidang teknologi
pembelajaran. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran menarik berbasis video
menggunakan Videoscribe. Videoscribe dipilih karena mudah dipelajari dan
digunakan. Kegiatan pelatihan ini menggunakan beberapa metode, meliputi:
ceramah, demonstrasi, latihan/praktik, pendampingan, dan tanya jawab. Materi
dalam pelatihan ini, meliputi: Pembelajaran 4.0, media video, manfaat media
video, videoscribe, demonstrasi dan praktik cara membuat media video dengan
videoscibe.Hasil kegiatan ini terdiri dari: (1) Peningkatan pengetahuan dan
kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran berbasis video; (2)
Produk media pembelajaran berbasis video dengan menggunakan videoscribe;
(3) Pubilkasi kegiatan pada media masa; dan (4) Video kegiatan. Secara
keseluruhan kegiatan ini sangat diperlukan oleh guru. Hal tersebut untuk
mengimbangi kemampuan guru dengan indsutri 4.0. Produk pelatihan ini
diunggah pada media sosial (facebook atau instagram) atau pada Youtube.

15
Kaitannya dengan pemanfaatan teknologi agar siswa memiliki 4 keterampilan
abad 21 yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif, maka
diperlukan sebuah bentuk media. Media yang dipilih dalam hal ini adalah media
video. Media menurut AECT dalam (Arsyad 2015) adalah segala bentuk dan
sauran yang dugunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Adapun
video adalah a system of recording moving pictures and sound, either using
videotape or a digital method of storing data (Oxford Advanced Learner’s
Dictionary). Secara ringkas video dapat diartikan sebagai sebuah sistem
perekaman gambar bergerak dan suara, baik menggunakan kaset video atau
metode digital untuk menyimpan data. Video dipilih sebagai media
pembelajaran karena beberapa alasan berikut. Menurut (Rizaldi 2019) Youtube
sebagai media sosial berbagi video adalah media sosial yang paling banyak
diakses oleh orang Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun oleh We Are
Social pada awal tahun 2019, pengguna media sosial di Indonesia sudah
mencapai 150 juta orang. Ini artinya, sekitar 57% dari seluruh penduduk
Indonesia sudah menggunakan Darmabakti : Jurnal Pengabdian dan
Pemberdayaan Masyarakat 01-02 (2020) 051–057 Pemberdayaan berbagai
media sosial. Kedua, media video adalah media yang menggabungkan dua indra,
yaitu indra penglihatan dan pendengaran. Ketiga, media video lebih mudah
untuk menarik perhatian siswa. Keempat, media video dapat dikses kapan dan di
mana saja dengan batuan alat yang sederhana. Berdasarkan keunggulan video
tersebut, maka media video kiranya cocok untuk mengatasi masalah kurangnya
motivasi anak pada pembelajaran. Memotivasi anak dalam pembelajaran hari ini
butuh perlakuan yang ekstra. Hal ini juga dialami oleh guru di SDN 14 Kota
Bima. Motivasi anak dalam pembelajaran dapat diidentifikasi dari berbagai hal,
di antaranya, kurangnya fasilitas (teknologi pembelajaran). Belum meratanya
pengetahuan dan keterampilan guru dalam bidang teknologi pembelajaran.
Terkahir adalah semakin berkurangnya motivasi siswa dalam belajar. Beberapa
hal tersebut juga dialami oleh sekolah dasar negeri (SDN) 14 Kota Bima.
Sebuah institusi pendidikan berupa sekolah pasti terdapat bangunan di dalamnya
termasuk fasilitas sekolah, kedua pendidik, dan ketiga peserta didik. Ketiga hal

16
tersebut harus saling mendukung untuk menciptakan proses pembelajaran yang
baik. SDN 14 adalah SD yang sedang melakukan perbaikan pada tiga hal
tersebut. Namun, perbaikan tersebut sedikit melambat dikarenakan SDN 14 Kota
Bima dari segi fasilitas teknologi belum begitu lengkap. Tenaga pendidik di
SDN 14 Kota Bima belum begitu banyak mempelajari tentang teknologi
pembelajaran (media video). Sehingga berakibat pada minimnya motivasi
4
belajar siswa di SDN 14 Kota Bima. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan
pelatihan yang tujuannya meningkatkan motivasi siswa berdasarkan keadaan
akan kurangnya fasilitas dan pengetahuan pendidik akan teknologi
pembelajaran. Mengatasi masalah tersebut, salah satu carannya dengan
mengadakan pelatihan tentang pengembangan media pembelajaran video dengan
menggunakan Videoscribe. Videoscribe dipilih karena mudah dipelajari dan
digunakan. Sehingga diharapkan setelah mengikuti kegitan ini, motivasi siswa
dalam belajar dapat meningkat.

F. Adapun tahapan inti dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada


masyarakat ini adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Kegiatan

a) Menyampaikan surat (pemberitahuan awal sekaligus meminta


persetujuan) sekaligus melakukan observasi awal di mana bertemu dengan
kepala sekolah dan guru kelas, kemudian meninjau kelas pembelajaran, ruang
kegiatan, dan melakukan wawancara.

b) Sosialisasi pelaksanaan kegiatan bersama pihak sekolah dilakuakn


pada bulan Februari menyatakan bahwa akan dilaksanakannya kegiatan
“Pengembangan Media Pembelajaran Video dengan Videoscribe untuk
Mengoptimalisasi Pembelajaran Berbasis 4.0 di SDN 14 Kota Bima”.

2. Pelaksanaan Kegiatan
4
Muh. Rijalul Akbar, Arif Rahman Hakim, and Abd. Haris, ‘Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran
Video Dengan Videoscribe Untuk Mengoptimalisasi Pembelajaran Berbasis 4.0’, Darmabakti : Jurnal
Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 1.2 (2020), 51–57
<https://doi.org/10.31102/darmabakti.2020.1.2.51-57>.

17
a) Melaksanakan kegiatan pengembangan media pembelajaran berbasis
video dengan menggunakan aplikasi videoscribe. Kegiatan ini berbentuk
lokakarya dan dibagi dalam dua bentuk kegiatan. Kegiatan pertama adalah
penyampaian materi dalam bentuk presentasi dan kelompok diskusi. Kegiatan
kedua adalah praktik pembuatan media berbasis video dengan menggunakan
aplikasi videoscribe. Kegiatan pertama (sesi pertama), presentasi materi diisi
dengan materi tiga tema materi
b) Kegiatan kedua (sesi kedua) diisi tentang pelatihan cara membuat
media pembelajaran video dengan menggunakan videoscribe.

3. Kegiatan Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan Video


a) Pemateri memberikan tugas unutk mebuat kerangka dari materi
pembelajaran yang akan dibuatkan video (materi tema 3) yang berisi identitas
pelajaran ( Kelas, SK, KD, dan indikator), materi yang ingin dicantumkan pada
video, dan tiga pertanyaan berdasarkan materi pembelajaran.
b) Pendamping bersama peserta menginstall dan/ menjalankan aplikasi
videoscribe.
c) Pada kegiatan kedua, format kegiantannya adalah trial and error.
d) Video yang telah dibuat dipresntasikan dan dikomentari bersama.
e) Perbaikan video yang telah dipresntasikan.
f) Pegungghan video pada akun Youtube masing-masing peserta.
g) Pendamping dan peserta melaukan refleksi kegiatan.

4. Evaluasi Pelaksanaan secara Keseluruhan

a) Evaluasi kegiatan pengembangan media pembelajaran video dengan


menggunakan videoscribe ini, yaitu dengan menggunakan angket untuk melihat
sejauh mana ketercapaian seminar dan lokakarya yang telah selesai dilakukan,
berdasarkan skala keberhasilan yang digunakan.

18
b) Skala keberhasilan yang digunakan dilihat dari sejauh mana
antusiasme atau motivasi siswa dalam mennggunakan video pembelajaran yang
telah dibuat.5
Sebelum kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran video
dengan menggunakan videoscribe, kegiatan diawali dengan penyampaian materi
pendahuluan yakni Revolusi industri, pendidikan dan pembelajaran 4.0 serta
media pembelajaran berbasis video. Kegiatan penyampaian materi dan diskusi
tersebut telah dilakukan dengan tujuan untuk menyegarkan kembali pengetahuan
guru terkait revolusi. Selain itu, perkembangan teknologi menuntut kreativitas
guru dalam memanfaatkannya untuk menjadi media pembelajaran, salah satunya
media pembelajaran berbasis video. Media pembelajaran sangat membantu
siswa dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajarnya. Mengingat peran
media dalam proses pembelajaran sangat penting, maka perlu dikembangkan
berbagai media pembelajaran yang kreatif dan inovatif guna untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pengembangan media
pembelajaran khususnya yang berbasis video perlu dilakukan agar proses
pembelajaran tidak terkesan kurang menarik, monoton dan membosankan
sehingga dapat menghambat terjadinya transfer ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, peran media pembelajaran dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi
lebih bervariasi dan tidak monoton sehingga dapat mengurangi rasa bosan pada
diri siswa. Adapun hasil penyajian materi, diskusi dan
praktek dalam kegiatan pelatihan pengembangan media pembelajaran
video menggunakan videoscribe yang telah dilakukan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
a. Secara umum kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berlangsung
dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan antusias guru-guru yang begitu
sungguh-sungguh dalam mengikuti tahapan demi tahapan penyajian materi
pelatihan yang disajikan oleh narasumber, dimana 90 % guru ikut andil dalam
kegiatan ini.

5
Akbar, Hakim, and Haris.

19
b. Adanya rasa ingin tahu yang besar terhadap aplikasi pembuatan video
animasi dari peserta sehingga para peserta ikut aktif dalam membuat video
animasi dengan menggunakan videoscribe. Hal ini didukung dengan hasil survei
awal yang telah dilakukan berupa pembagian angket, 65 % guru-guru di SDN 14
kota Bima belum pernah membuat sendiri media pembelajaran berupa video
sedangkan 55 Muh. Rijalul Akbar, Arif Rahman Hakim, Abd. Haris 20% dapat
membuat video pembelajaran dengan kategori rendah, 15 % dapat membuat
video pembelajaran kategori sedang dan 0 % dapat membuat video pembelajaran
dengan kategori tinggi. Sebagian besar mereka hanya mengambil video dari
internet/youtube untuk digunakan saat proses pembelajaran. Hal ini disebabkan
oleh keterbatasan pemahaman dan pengetahuan dari para peserta terkait
pembuatan media pembelajaran khususnya video animasi.
c. Terjadi peningkatan pemahaman dan pengetahuan para peserta dalam
membuat media pembelajaran video dengan menggunakan videoscribe. Hal ini
dibuktikan dengan semua peserta yang hadir dalam kegiatan ini 100 % sudah
bisa membuat media video dengan videoscribe, dengan rincian: 35 % peserta
sudah dapat membuat video pembelajaran dengan kategori tinggi, 50 % dengan
kategori sedang, 15 % dengan kategori rendah. Para peserta kegiatan
menyatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan hal yang cukup baru sehingga
dapat menambah pengetahuan bagi mereka mengingat kurangnya pengetahuan
mereka terkait media pembelajaran khususnya video animasi. Para peserta
konsisten mengikuti kegiatan dari awal kegiatan sampai kegiatan selesai.
d. Pada akhir kegiatan, peserta berhasil memaparkan produk video
pembelajaran yang dihasilkan dari kegiatan tersebut dengan menggunakan
videoscribe.
e. Kepala sekolah sangat berterimakasih dan turut ikut serta dalam
kegiatan tersebut sampai kegiatan selesai. Kegiatan ini diharapkan menjadi suatu
kegiatan yang berkesinambungan dalam peningkatan profesionalisme guru dan
dianggap sebagai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi bagi guru-guru terutama
yang Darmabakti : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat 01-02
(2020) 051–057 Pemberdayaan berada di daerah tertinggal seperti Kabupaten

20
dan Kota Bima. Berdasarkan hasil kegiatan workshop pengembangan media
pembelajaran video dengan menggunakan videoscribe di SDN 14 Kota Bima,
dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini telah mampu meningkatkan pengetahuan
guru terkait media pembelajaran serta perkembangan jenis-jenis media
pembelajaran khusunya media video dan mampu meningkatkan kemampuan
guru dalam mengoperasikan komputer atau laptop dalam membuat media
pembelajaran video dengan menggunakan aplikasi videoscribe. 6

6
{Formatting Citation}

21
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
a. Prinsip-prinsip pembelajaran dapat mempengaruhi proses belajar mengajar
Berbagai teori tentang prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh para
ahli yang memiliki persamaan dan perbedaan. Dari prinsip tersebut terdapat
beberapa prinsip yang relatif untuk digunakan sebagai dasar dalam proses
pembelajaran, baik pendidik maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas
proses pembelajaran
b. Faktor- faktor yang berperan penting dalam mempengaruhi hasil belajar dan
bagaimamana pengaruhnya
Lingkungan sekolah mempunyai peranan penting terhadap motivasi belajar
siswa di sekolah. Situasi lingkungan sekolah berimplikasi terhadap tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
c. Hubungan antara prinsip pembelajaran dan faktor yang mempengaruhi belajar
Hubungan antara prinsip pembelajaran Interaksi dalam pembahasan ini adalah
adanya hubungan timbal balik dansaling mempengaruhi satu sama lain, antara
sumber belajar (dosen) denganmahasiswa sebagai sasaran didik.
d. Cara mengoptimalisasi prinsip dan factor pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas belajar Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi masalah kurangnya
motivasi anak pada pembelajaran yang dialami oleh SDN 14 Kota Bima. Belum
meratanya pengetahuan dan keterampilan guru dalam bidang teknologi
pembelajaran.

22
e. Adapun tahapan inti dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
yaitu perencanaan kegiatan, pelaksanaan pencapaian, kegiatan pelaksanaan
pelatihan pembuatan video dan evaluasi pelaksanaan secara keseluruhan

B. Saran

Semoga apa yang kami tulis dalam makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca. Namun, pada hakikatnya dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun, agar kami dapat memperbaiki dan dapat
membuat karya yang lebih baik lagi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muh. Rijalul, Arif Rahman Hakim, and Abd. Haris, ‘Pelatihan Pembuatan
Media Pembelajaran Video Dengan Videoscribe Untuk Mengoptimalisasi
Pembelajaran Berbasis 4.0’, Darmabakti : Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan
Masyarakat, 1.2 (2020), 51–57 <https://doi.org/10.31102/darmabakti.2020.1.2.51-
57>

Mayshaqiqi, Oleh :, Dan Febrianto, and Amri Ristadi, ‘Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Di Smk Factors
Influencing Students Interest on Learning in Technical Drawings Lessons’, 2019,
9–16

Rahmatan, Madah, Eli Erawati, Muhammad Hila Azka Harlek Putra, Nurhikmah Sani,
and Vikky Alziqri JH, ‘Orientasi Dasar Pendidikan Dan Pengajaran Islam
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga’,
Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 18.1 (2023), 62–75
<https://doi.org/10.33084/pedagogik.v18i1.4425>

Akbar, Muh. Rijalul, Arif Rahman Hakim, and Abd. Haris, ‘Pelatihan Pembuatan
Media Pembelajaran Video Dengan Videoscribe Untuk Mengoptimalisasi
Pembelajaran Berbasis 4.0’, Darmabakti : Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan
Masyarakat, 1.2 (2020), 51–57 <https://doi.org/10.31102/darmabakti.2020.1.2.51-
57>

24
Mayshaqiqi, Oleh :, Dan Febrianto, and Amri Ristadi, ‘Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Di Smk Factors
Influencing Students Interest on Learning in Technical Drawings Lessons’, 2019,
9–16

Rahmatan, Madah, Eli Erawati, Muhammad Hila Azka Harlek Putra, Nurhikmah Sani,
and Vikky Alziqri JH, ‘Orientasi Dasar Pendidikan Dan Pengajaran Islam
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga’,
Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 18.1 (2023), 62–75
<https://doi.org/10.33084/pedagogik.v18i1.4425>

Akbar, Muh. Rijalul, Arif Rahman Hakim, and Abd. Haris, ‘Pelatihan Pembuatan
Media Pembelajaran Video Dengan Videoscribe Untuk Mengoptimalisasi
Pembelajaran Berbasis 4.0’, Darmabakti : Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan
Masyarakat, 1.2 (2020), 51–57 <https://doi.org/10.31102/darmabakti.2020.1.2.51-
57>

Mayshaqiqi, Oleh :, Dan Febrianto, and Amri Ristadi, ‘Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Di Smk Factors
Influencing Students Interest on Learning in Technical Drawings Lessons’, 2019,
9–16

Rahmatan, Madah, Eli Erawati, Muhammad Hila Azka Harlek Putra, Nurhikmah Sani,
and Vikky Alziqri JH, ‘Orientasi Dasar Pendidikan Dan Pengajaran Islam
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga’,
Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 18.1 (2023), 62–75
<https://doi.org/10.33084/pedagogik.v18i1.4425>

25

Anda mungkin juga menyukai