Anda di halaman 1dari 18

PRINSIP-PRINSIP DAN KOMPONEN PEMBELAJARAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar


Dosen Pegampu : Najib Hasan, M.Pd

Kelompok 3

Disusun Oleh:

Ahmad Iklil Asfari (1886206222)


Dar Alifah Amelia Syahidah (1886206185)
Rizkania Fauziyah Rifa'i (1886206210)
Virania Ananda (1886206190)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dengan judul
“Prinsip-prinsip dan Komponen Pembelajaran”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tangerang, 10 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. i


Daftar isi ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Prinsip-Prinsip Pembelajaran....................................................................................... 2
B. Komponen Pembelajaran.............................................................................................. 7
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 13
B. Saran ............................................................................................................................ 13
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan
aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam
mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar dengan
belajar. Sehingga dalam pembelajaran yang baik harus dikembangkan berdasarkan
pada prinsip-prinsip pembelajaran. Memperhatikan makna pembelajaran tersebut
dapatlah dipahami bahwa pembelajaran adalah peranan guru dalam mengajar peserta
didik dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan
penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran dapat disebut berhasil bila
dapat mengubah peserta didik dalam arti luas serta dapat menumbuhkembangkan
kesadaran peserta didik untuk belajar sehingga pengalaman yang diperoleh peserta
didik selama ia terlibat dalam proses pembelajaran itu dapat dirasakan manfaatnya
secara langsung. Sehingga dapat dikatakan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran
terlaksana dengan baik apabilah proses belajar mengajar berjalan dengan lancar.

Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru adalah mengelola pengajaran dengan
lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif ditandai dengan adanya kesadaran dan
keterlibatan aktif diantara dua subjek pengajaran tersebut. Guru sebagai pengarah dan
pembimbing, sedangkan peserta didik yang terlibat aktif untuk memperoleh informasi
dalam pengajran tersebut. Oleh karena itu berbicara tentang Prinsip-prinsip
pembelajaran sangat berkaitan dengan segala komponen pembelajaran, baik yang
menyangkut apa dan bagaimana peran pendidik dan peserta didik dalam
pembelajaran, kearah mana sebenarnya pembelajaran harus dilaksanakan, maupun
menyangkut apa, mengapa, dan bagaimana supaya peserta didik dan pendidik dapat
terlibat aktif dan menjalin komunikasi dengan baik antar keduanya. Makalah ini akan
membahas tentang komponen pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
sangat diperlukan oleh para guru dan peserta didk dalam rangka kelangsungan
pembelajaran yang efektif dan efesien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Prinsip-prinsip dalam pembelajaran?
2. Apa saja Komponen dalam pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam pembelajaran
2. Untuk mengetahui komponen dalam pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti asas (kebenaran yang menjadi
pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar prinsip merupakan sebuah
kebenaran atau kepercayaan yang diterima sebagai dasar dalam berfikir atau
bertindak. Jadi prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar pokok
berpikir, berpijak atau bertindak. Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau suatu
proses mengajar dan belajar. Aktivitas ini merupakan proses komunikasi dua arah,
antara pihak guru dan peserta didik. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional menyatakan: “Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Prinsip pembelajaran adalah
landasan berpikir, landasan berpijak dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan
tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan terarah.
Adapun prinsip-prinsip pembelajaran yaitu :
1. Perhatian dan motivasi
Bagi siswa atau peserta didik dituntut memberikan perhatian terhadap
rangsangan yang mengarah pada tercapainya tujuan belajar. sedangkan bagi
seorang guru menggunakan metode yang bervariasi dan memilih bahan ajar yang
diminati siswa. Perhatian dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat
penting. Kenyataan menunjukkan bahwa tanpa perhatian tidak mungkin terjadi
pembelajaran baik dari pihak guru sebagai pengajar maupun dari pihak peserta
didik yang belajar. Perhatian peserta didik akan timbul apabila bahan pelajaran
yang dihadapinya sesuai dengan kebutuhannya, apabila bahan pelajaran itu
sebagai sesuatu yang dibutuhkan tentu perhatian untuk mempelajarinya semakin
kuat. Oleh karena itu, sebelum memulai pembelajaran harus dilakukan pemusatan
perhatian dan menganalisis materi yang akan dibahas kepada peserta didik agar
peserta didik fokus terhadap apa yang akan dipelajarinya. Secara psikologis,
apabila sudah berkonsentrasi (memusatkan perhatian) pada sesuatu maka segala
stimulus yang lainnya tidak diperlukan. Akibat dari keadaan ini kegiatan yang
dilakukan tentu akan sangat cermat dan berjalan baik. Bahkan akan lebih mudah
masuk ke dalam ingatan, tanggapan yang terang, kokoh dan lebih mudah untuk
diproduksikan.
Motivasi juga mempunyai peran penting dalam kegiatan pembelajaran.
Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau keinginan untuk belajar itu timbul
dari dalam dirinya(internal) dan timbul dari orang lain (eksternal). Motivasi dalam
hal ini meliputi dua hal:
a. Mengetahui apa yang akan dipelajari, dan
b. Memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari.

2
Kedua hal ini sebagai unsur motivasi yang menjadi dasar permulaan yang baik
untuk belajar. Sebab tanpa kedua unsur tersebut kegiatan pembelajaran sulit untuk
berhasil. Seseorang yang mempunyai motivasi yang cukup besar sudah dapat
berbuat tanpa motivasi dari luar dirinya. Itulah yang disebut motivasi intrinsic,
atau tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebaliknya,
bila motivasi intrinsiknya kecil, maka dia perlu motivasi dari luar yang disebut
ekstrinsik, atau tenaga pendorong yang ada di luar. Motivasi ekstrinsik ini berasal
dari guru, orang tua, teman, buku-buku dan sebagainya. 
 Kedua motivasi ini dibutuhkan untuk keberhasilan proses pembelajaran,
namun yang memegang peranan penting adalah peserta didik itu sendiri yang
dapat memotivasi dirinya yang didukung oleh seorang guru dalam merancang
pembelajaran yang dapat merangsang minat sehingga motivasi peserta didik dapat
dibangkitkan. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efisien dan
efektif. Motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang
dilakukan. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada
diluar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyerta. Contohnya yaitu
adalah seorang siswa dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran
disekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya, dan seorang
siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan dikarenakan ingin memiliki
pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau
mendapatkan ijazah.
2. Keaktifan
Bagi siswa atau peserta didik dituntut memproses dan mengolah hasil
belajarnya secara efektif serta aktif baik secara fisik, intelektual dan emosional.
Sedangkan bagi guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
eksprimen sendiri.Mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar.
Pengalaman tersebut diperoleh apabila peserta didik mempunyai keaktifan untuk
bereaksi terhadap lingkungannya. Apabila seorang anak ingin memecahkan suatu
persoalan dia harus dapat berpikir sistematis atau menurut langkah-langkah
tertentu, termasuk dia menginginkan suatu keterampilan tentunya harus pula dapat
menggerakan otot-ototnya untuk mencapainya. Termasuk dalam pembelajaran,
peserta didik harus selalu aktif. Mulai dari kegiatan fisik sampai pada kegiatan
psikis.

Dengan demikian belajar yang berhasil harus melalui banyak aktifitas baik
fisik maupun psikis. Bukan hanya sekedar menghafal sejumlah rumus-rumus atau
informasi tetapi belajar harus berbuat, seperti membaca, mendengar, menulis,
berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Prinsip aktifitas di atas
menurut pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui
pengamatan dan pengalaman sendiri. Jiwa memiliki energy sendiri dan dapat
menjadi aktif karena didorong oleh kebutuhan-kebutuhan.[3] Jadi, dalam
pembelajaran yang mengolah dan merencana adalah peserta didik dengan

3
kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang masing-masing, guru hanya
merangsang  keaktifan peserta didik dengan menyajikan bahan
pelajaran.Contohnya adalah menyimpulkan hasil percobaan.

3. Keterlibatan langsung
Bagi siswa dituntut agar dapat mengerjakan sendiri tugas yang diberikan oleh
gurunya. Sedangkan bagi seorang guru dapat melibatkan siswa dalam mencari
informasi dan menyimpulkan informasi. Prinsip keterlibatan langsung merupakan
hal yang penting dalam pembelajaran. Pembelajaran sebagai aktifitas mengajar
dan belajar, maka guru harus terlibat langsung begitu juga peserta didik. Prinsip
keterlibatan langsung ini mencakup keterlibatan langsung secara fisik. Prinsip ini
diarahkan agar peserta didik merasa dirinya penting dan berharga dalam kelas
sehingga dia bisa menikmati jalannya pembelajaran. Edge Dale dalam Dimyati
mengatakan bahwa: “belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman
langsung”. Pembelajaran dengan pengalaman ini bukan sekedar duduk dalam
kelas ketika guru sedang menjalankan pelajaran, tetapi bagaimana peserta didik
terlibat langsung dalam proses pembelajaran tersebut. Kegiatan pembelajaran
yang ditetapkan guru berarti pengalaman belajar bagi peserta didik. Contohnya
adalah melakukan praktek.

4. Pengulangan
Bagi siswa atau peserta didik kesadaran siswa dalam mengerjakan latihan-
latihan yang berulang-ulang, Sedangkan bagi guru merancang hal-hal yang perlu
diulang. Prinsip pembelajaran yang menekankan pentingnya pengulangan yang
dikemukakan oleh teori psikologi daya. Menurut teori ini bahwa belajar adalah
melihat daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri dari daya mengamati,
menangkap, mengingat, menghayal, merasakan, berpikir dan sebagainya. Daya-
daya tersebut akan berkembang. Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan
adalah teori koneksionisme. Tokohnya yang terkenal adalah Thorndike dengan
teorinya yang terkenal pula yaitu “law of exercise” bahwa belajar ialah
pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap
pengalaman-pengalaman itu memperbesar timbulnya respon benar.

Selanjutnya teori dari phychology conditioning respons sebagai


perkembangan lebih lanjut dari teori konseksionisme yang dimotori oleh Pavlov
yang mengemukakan bahwa perilaku individu dapat dikondisikan dan belajar
merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau respons terhadap
sesuatu. Begitu pula mengajar membentuk kebiasaan, mengulang-ulang sesuatu
perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan yang sesungguhnya,
tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta. Ketiga teori di atas menekankan
pentingnya prinsip pengulangan dalam pembelajaran walaupun dengan tujuan
yang berbeda. Teori yang pertama menekankan pengulangan untuk melatih daya-
daya jiwa, sedangkan teori yang kedua dan ketiga menekankan pengulangan untuk
membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan. Meskipun ketiga teori

4
ini tidak dapat dipakai untuk menerangkan semua bentuk belajar, tetapi masih
dapat digunakan karena pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran.
Sebab, dalam pembelajaran masih sangat dibutuhkan pengulangan-pengulangan
atau latihan-latihan. Hubungan stimulus dan respons akan bertambah erat kalau
sering dipakai dan akan berkurang bahkan hilang sama sekali jika jarang atau
tidak pernah digunakan.  Oleh karena itu, perlu banyak latihan, pengulangan, dan
pembiasaan. Contohnya adalah siswa sebelum memulai pembelajaran membaca
doa terlebih dahulu agar terbiasa dan hal ini dilakukan secara berulang-ulang.

5. Proses individual
Bagi siswa atau peserta didik dapat belajar menurut tempo kecepatan masing-
masing siswa, Sedangkan bagi seorang guru dapat menentukan metode sehingga
dapat melayani seluruh siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah-
sekolah pada saat ini masih cenderung berlangsung secara klasikal yang artinya
seorang guru menghadapi 30-40 orang peserta didik dalam satu kelas. Guru masih
juga menggunakan metode yang sama kepada seluruh peserta didik dalam kelas
itu. Bahkan mereka memperlakukan peserta didik secara merata tanpa
memperhatikan latar belakang social budaya, kemampuan, atau segala perbedaan
individual peserta didik. Padahal setiap peserta didik memiliki ciri-ciri dan
pembawaan yang berbeda. Ada peserta didik yang memiliki bentuk badan tinggi
kurus, gemuk pendek, ada yang cekatan, lincah, periang, ada pula yang lamban,
pemurung, mudah tersinggung dan beberapa sifat-sifat individual yang berbeda.

Untuk dapat memberikan bantuan agar peserta didik dapat mengikuti


pembelajaran yang disajikan oleh guru, maka guru harus benar-benar dapat
memahami ciri-ciri para peserta didik tersebut. Begitu pula guru harus mampu
mengatur kegiatan pembelajaran, mulai dari perencanaan, proses pelaksanaan
sampai pada tahap terakhir yaitu penilaian atau evaluasi, sehingga peserta didik
secara total dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik tanpa perbedaan
yang berarti walaupun dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda.
Nasution dalam Ahmad Rohani menyarankan empat cara untuk menyesuaikan
pelajaran dengan kesanggupan individual:
a. Pengajaran individual, peserta didik menerima tugas yang diselesaikan
menurut kecepatan masing-masing
b. Tugas tambahan, peserta didik yang pandai mendapat tugas tambahan, di luar
tugas umum bagi seluruh kelas sehingga hubungan kelas selalu terpelihara.
c. Pengajaran proyek, peserta didik mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan
minat serta kesanggupannya.
d. Pengelompokan menurut kesanggupan, kelas dibagi dalam beberapa kelompok
yang terdiri atas peserta didik yang mempunyai kesanggupan yang sama.
Perbedaan individual harus menjadi perhatian bagi para guru dalam
mempersiapkan pembelajaran dalam kelasnya. Karena perbedaan individual

5
merupakan suatu prinsip dalam pembelajaran yang tidak boleh dikesampingkan
demi keberhasilan dalam proses pembelajaran.Contohnya adalah partisipasi
didalam ruangan.
6. Tantangan
Bagi siswa atau peserta didik diberikan suatu tanggung jawab untuk
mempelajari sendiri dengan melakukan eksprimen, belajar mandiri dan mencari
pemecahan sendiri dalam menghadapi permasalahan, Sedangkan bagi guru
memberikan tugas kepada peserta didiknya memecahkan permasalahan. Kuantzu
dalam Azhar Arsyad mengatakan”if you give a man fish, he will have a single
meal. you teach him how to fish he will eat all his life”. Pernyataan Kuantzu ini
senada dengan prinsip pembelajaran yang berupa tantangan, karena peserta didik
tidak merasa tertantang bila hanya sekedar disuapi sehingga dirinya tinggal
menelan apa yang diberikan oleh guru. Sebab, tanpa tantangan peserta didik
merasa masa bodoh dan kurang kreatif sehingga tidak berkesan materi yang
diterimanya.

Agar pada diri peserta didik timbul motiv yang kuat untuk mengatasi
hambatan dengan baik, maka materi pembelajaran juga harus menantang sehingga
peserta didik bergairah untuk mengatasinya. Hal ini sejalan dengan prinsip
pembelajaran dengan salah satu prinsip konsep contextual teaching and learning
yaitu inkuiri. Di mana dijelaskan bahwa inkuiri merupakan proses pembelajaran
yang berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara
sistematis.  Jadi, peserta didik akan bersungguh-sungguh dalam menemukan
masalahnya terlebih dahulu kemudian menemukan sendiri
jalan keluarnya. Contohnya adalah siswa diberikan suatu permasalahan, kemudian
siswa sendiri mencari jawabannya.

7. Balikan dan penguatan


Bagi siswa atau peserta didik dapat mencocokkan jawaban yang telah
dikerjakan kepada gurunya, Sedangkan bagi guru dapat memberikan jawaban
yang benar dan memberikan kesimpulan dari materi yang telah dijelaskan atau
dibahas. Prinsip pembelajaran yang berkaitan dengan balikan dan penguatan,
ditekankan oleh teori operant conditioning, yaitu law of effect. Bahwa peserta
didik akan belajar bersemangat apabila mengaetahui dan mendapatkan hasil yang
baik. Hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh
baik bagi hasil usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar tidak saja oleh
penguatan yang menyenangkan atau penguatan positif, penguatan negatif pun
dapat berpengaruh pada hasil belajar selanjutnya.

Apabila peserta didik memperoleh nilai yang baik dalam ulangan tentu dia
akan belajar bersungguh-sungguh untuk memperoleh nilai yang lebih baik untuk
selanjutnya. Karena nilai yang baik itu merupakan penguatan yang positif
sebaliknya, bila peserta didik memperoleh nilai yang kurang baik tentu dia merasa

6
takut tidak naik kelas, dia terdorong pula untuk lebih giat. Inilah yang disebut
penguatan negatif yang berarti bahwa peserta didik mencoba menghindar dari
peristiwa yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu Tanya jawab atau evaluasi
penting diperoleh peserta didik agar memungkinkan terjadinya balikan dan
penguatan.Contohnya adalah siswa diberikan format sajian berupa tanya jawab,
melakukan diskusi.

B. Komponen Pembelajaran

Setiap komponen dalam pembelajaran saling terkait satu dengan yang lainnya. Hal ini
karena komponen pembelajaran adalah sebuah sistem. Seperti komputer, jika salah
satu komponen pada komputer rusak atau tidak berjalan dengan baik. Maka hal itu
akan membuat sistem komputer terganggu. Begitupun dalam proses pembelajaran.
JIka terdapat satu saja, komponen yang rusak atau tidak berjalan semestinya maka
sistem pembelajaran juga akan terganggu. Oleh sebab itu penting untuk mengerti,
memahami dan melaksanakan sistem ini dalam pembelajaran. Berikut ini komponen-
komponen pembelajaran, yang wajib di ketahui dan diimplementasikan dalam proses
belajar mengajar.

1. Tujuan
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa,
semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Jika diibaratkan, tujuan sama
dengan komponen jantung pada sistem tubuh manusia. Oleh karenanya, tujuan
merupakan komponen yang pertama dan utama.Tujuan dalam pendidikan dan
pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan perkataan lain,
dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik.
Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam
lingkungan sosialnya, baik disekolah maupun diluar sekolah. Menurut
Ny.Dr.Roestiyah,N.K (1989:44) mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah
deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita
harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu
tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu
dan bukan sekedar suatu proses dari pengajaran itu sendiri.

2. Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam
konteks tertentu, bahan pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran.
Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian
materi. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran, yakni penguasaan
bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Penguasaan bahan pelajaran
pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh
guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran
pelengkap adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru

7
agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok.
Pemakaian bahan pelajaran pelengkap ini harus disesuaikan dengan bahan
pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian
besar atau semua anak didik. Menurut (Kemp, 1977), bahan pelajaran umumnya
merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengetahuan (fakta dan
informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan
syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau tanggapan).
Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti
memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam
menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis
bahan pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang
sesuai.

3. Kegiatan Belajar Mengajar


Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala
sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen
pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik
terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam
interaksi itu anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan
sebagai motivator dan fasilitator. Inilah sistem pengajaran yang dikehendaki dalam
pengajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dalam
pendidikan modern. Kegiatan belajar mengajar pendekatan CBSA menghendaki
aktivitas anak didik seoptimal mungkin. Keaktifan anak didik menyangkut
kegiatan fisik dan mental.

Aktivitas anak didik bukan hanya secara individual, tetapi juga dalam
kelompok sosial. Aktivitas anak didik dalam kelompok sosial akan membuahkan
interaksi dalam kelompok. Interaksi dikatakan maksimal bila interaksi itu terjadi
antara guru dengan semua anak didik, antara anak dengan guru, dan antara anak
didik dengan anak didik dalam rangka bersama-sama mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya
memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis,
intelektual dan psikologis. Kerangka berpikir demikian dimaksudkan agar guru
mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara individual.
Pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru
dengan anak didik, sehingga memudahkan melakukan pendekatan dalam mengajar.

4. Metode
Metode adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan
pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan
komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan
pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap

8
dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui metode yang
tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam
proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap guru perlu memahami secara baik
peran dan fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang
bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian
anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan
menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan
sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak
didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan
metode yang tepat.
Menurut Prof.Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc. Ed, mengemukakan lima
macam factor yang mempengaruhi metode mengajar adalah sebagai berikut ;
a. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
b. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
c. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
d. Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda

5. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan
pengajaran, alat mempunyai fungsi yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai
pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang
dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dll. Sedangkan
alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur,
gambar, diagram, slide, video dan sebagainya. Alat bantu pengajaran dapat juga
dikatakan sebagai media. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih
media adalah :
a. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran.
b. Dukungan terhadap isi pelajaran
c. Kemudahan memperoleh media.
d. Keterampilan guru dalam menggunakannya.
e. Ketersediaan waktu menggunakannya.
f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Alat bantu pengajaran terutama media yang menggunakan audiovisual mempunyai
sifat sebagai berikut :
a. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
b. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
c. Kemampuan untuk meningkatkan transper (pengalihan) belajar

9
d. Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan
hasil yang dicapai
e. Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan)

6. Sumber pelajaran
Belajar mengajar, telah diketahui, bukanlah berproses dalam kehampaan,
tetapi berproses dalam kemaknaan, didalamnya ada sejumlah nilai yang
disampaikan kepada anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya
tetapi terambil dari berbagai sumber guna dipakai dalam proses belajar mengajar.
Jadi menurut (Drs. Udin Sari Winataputra, M.A dan Drs Rustana Adiwinata, 1991 :
165) yang dimaksud dengan sumber bahan belajar adalah segala sesuatu yang
dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal
untuk belajar seseorang. Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan /
materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi
sipelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru
(perubahan). Dalam mengemukakan sumber –sumber belajar ini para ahli sepakat
bahwa segal sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan
kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Macam-macam Sumber-
sumber belajar sebagai berikut :
a. Manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat)
b. Buku / perpustakaan/ bahan materi
c. Media Massa (majalah, surat kabar, radio, tv, dll)
d. Alam Lingkungan
e. Alat Pengajaran atau perlengkapan ( buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape,
papan tulis, kapur , spidol, dll)
f. Museum (Tempat penyimpanan benda-benda kuno)
g. Aktivitas yang meliputi : pengajaran berprogram, simulasi, karyawisata, sistem
pengajaran modul.

7. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran.
Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya
dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan
dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran. Pengertian dari
evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya,
yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil
belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Dari
pengertian itu, tujuan evaluasi dapat dilihat dari 2 segi, yaitu:
a. Tujuan Umum
 Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid
dalam mencapai tujuan yang diharapkan

10
 Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang
didapat
 Menilai metode mengajar yang dipergunakan

b. Tujuan Khusus
 Merangsang kegiatan siswa
 Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
 Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan
dan bakat siswa yang bersangkutan
 Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang
diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan
 Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar

Evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
b. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari
setiap murid
c. Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai
dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh murid
d. Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan
belajar, yang nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan
kesulitan-kesulitan belajar yang timbul.
Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat
dikelompokkan ke dalam 2 jenis, yaitu :
a. Tes
Digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau
tingkat penguasaan materi pembelajaran
 Tes harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria validitas dan kriteria
reliabilitas
 Tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes
individual
b. Non Tes
 Adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek
tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi.
 Jenis-jenis non tes : Observasi, Wawancara, Studi Kasus, Skala Sikap.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu Strategi pembelajaran yang
digunakan oleh pengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadi proses belajar
mandiri dalam diri siswa. Namun perlu diingat bahwa pendekatan yang baik

11
belum tentu menghasilkan pembelajaran yang baik pula. Karena itu faktor
pengajar sebagai manager dari suatu kegiatan pembelajaran di kelas sangat
menentukan keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Sehingga guru dalam
merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat menguasai komponen-
komponen strategi pembelajaran yang diantaranya adalah tujuan, bahan
pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan
evaluasi agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Yang dimana komponen yang satu dengan komponen yang lain saling
berhubungan untuk dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang tegas
dan jelas .

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai pembahasan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Prinsip-
prinsip pembelajaran sangat berkaitan dengan segala komponen pembelajaran, baik
yang menyangkut apa dan bagaimana peran pendidik dan peserta didik dalam
pembelajaran, kearah mana sebenarnya pembelajaran harus dilaksanakan, maupun
menyangkut apa, mengapa, dan bagaimana supaya peserta didik dan pendidik dapat
terlibat aktif dan menjalin komunikasi dengan baik antar keduanya. Dimana prinsip
tersebut meliputi prinsip perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung,
pengulangan, proses individual, tantangan, balikan dan penguatan.

B. Saran

Adapun akhir penulisan makalah ini penulis mengharapkan adanya respon


baik ataupun saran dari segala pihak agar makalah kami dapat lebih di sempurnakan
dan dimaksimalkan. Semoga makalah ini dapat berguna serta menjadikan kita
menambah pengetahuan tentang Prinsip-prinsip dan Komponen Pembelajaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mudjiono dan Dimyanti, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta, 2009


Rohani, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Sagala, Syaiful,  Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alabeta,2009
Susanto,  Ahmad, Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2012
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu, Teori Praktik dan Penilaian
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran
Http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2009/02/komponen-strategi-pembelajaran.htmL

14
15

Anda mungkin juga menyukai