Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK 1

STRATEGI PEMBELARAN EKONOMI


“Konsep Dasar Pembelajaran”

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Rita Syofyan, S.Pd, M.Pd.E

Disusun Oleh:
Efri Yunengsih (19063006)
Salsabil Yoritefania Asyadilla (19053061)

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin...…
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah Strategi Pembelajaran Ekonomi mengenai
“Konsep Dasar Pembelajaran”, yang dibimbing oleh Ibu Rita Syofyan, S.Pd, M.Pd.E
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikianlah, Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan dan informasi mengenai,“Konsep Dasar Pembelajaran“ Insyaa Allah
bermanfaat bagi semua pihak.

Padang, 8 Februari 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................1


DAFTAR ISI ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
C. Tujuan Masalah .................................................................................................. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Mengajar ..................................................................................... 4
B. Perlunya Perubahan Paradigma tentang Mengajar .............................................7
C. Makna Mengajar dalam Standar Proses Pendidikan .......................................... 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................11
B. Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa strategi pembelajaran merupakan
mata kuliah yang membahas tentang bagaimana penerapan mengajar dan belajar
dalam proses standar pendidikan. Dalam pendidikan di Indonesia masih terdapat
beberapa masalah salah satunya adalah masih rendahnya mutu pendidikan yang
tercemin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
komunikasi. Proses komunikasi harus diciptakan atau diwujudkan melalui
kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi antara pendidik
dengan peserta didik. Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang
dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau
peserta didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui
tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik
guru harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa konsep dasar mengajar?
2. Kenapa perlunya perubahan paradigma tentang mengajar?
3. Apa makna mengajar dalam standar proses pendidikan?
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas maka dapat kita ketahui tujuan masalah dari
makalah ini, yaitu:
1. Agar mengetahui konsep dasar mengajar
2. Supaya mengetahui alasan perlunya perubahan paradigma tentang mengajar
3. Untuk mengetahui makna mengajar dalam standar proses pendidikan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Mengajar


Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan
kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses belajar. Mengajar merupakan salah satu tugas guru yang
penting karena melalui inilah guru menyampaikan materi serta ilmu pengetahuan
kepada peserta didiknya dalam rangka mencapai perubahan yang positif maupun
tujuan pendidikan.
Menurut H. Burton yang dikutip oleh Syaiful Sagala (2003: 61), mengajar
merupakan upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan
kepada siswa agar terjadi proses belajar. Sedangkan menurut Nana Sudjana,
mengajar pada hakikatnya suatu proses, proses mengatur, mengorganisasi
lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong siswa melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar
adalah proses memberikan bimbingan/ bantuan kepada siswa dalam melakukan
proses belajar.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu proses
yang melibatkan sejumlah kegiatan yang direncanakan dalam upaya menciptakan
kondisi agar siswa mengalami perbuatan belajar secara aktif sehingga terjadi
perubahan tingkah laku.
1. Mengajar sebagai Proses Menyampaikan Materi pembelajaran
Kata “tech” atau mengajar berasal dari bahasa Inggris Kuno, yaitu
taecan. Kata ini berasal dari bahasa Jerman Kuno (Old Teutenic), taikjan,
yang berasal dari kata teik, yang berarti memperlihatkan. Kata tersebut
ditemukan juga dalam bahasa sanskerta, dic, yang dalam bahasa Jerman deik.
Istilah mengajar (teach) juga banyak berhubungan dengan token yang berarti
tanda atau simbol. Jadi mengajar dilihat dari asal-usul katanya berarti
memperlihatkan sesuatu kepada seseorang melalui tanda atau symbol,
penggunaan tanda atau symbol itu dimaksudkan untuk membangkitkan atau
menumbuhkan respon mengenai kejadian, seseorang, observasi, penemuan,
dan lain sebagainya.

4
Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian
informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu
sering juga dianggap sebagai oroses mentransfer ilmu. Dalam konteks ini,
mentransfer ilmu bukan berarti memindahkan tetapi sebagai proses
menyebarluaskan ilmu pengetahuan atau menanamkan ilmu pengetahuan.
Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan,
maka mengajar mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :
a) Proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered)
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang
sangat penting. Ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu
guru sebagai perencana, guru sebagai penyampai informasi, guru sebagai
evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pengajaran
guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan, seperti materi
pelajaran apa yang yang harus disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, media apa yang harus digunakan. Dalam
melaksanakan perannya sebagai penyampai informasi, sering guru
menggunakan metode ceramah sebagai metode utama. Metude ini
merupakan yang dianggap ampuh dalam proses pengajaran. Sedangkan
sebagai evaluator, guru juga berperan dalam menentukan alat evaluasi
keberhasilan pengajaran. Biasanya criteria keberhasilan proses
pengajaran diukur sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran
yang disampaikan guru.
b) Siswa sebagai objek belajar
Konsep mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran
menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi
pelajaran.mereka dianggap sebagai organisme pasif,yang belum
memahami apa yng harus diphami, sehimgga melalui proses pengajaran
mereka dituntut memahami segala sesuatu yang yang diberikan guru.
Peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang diberikan guru.
Jenis informasi dan pengetahuan yang harus dipelajari kadang-kadang
tidak berpijak dari kebutuhan siswa, baik dari segi pengembangan bakat
maupun minat siswa, akan tetapi berangkat dari pandangan apa yang
menurut guru dianggap baik dan bermanfaat.

5
c) Kegiatan pengajaran pada tempat dan waktu tertentu
Proses pengajaran berlangsung pada tempat tertentu, misalnya
terjadi dikelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga siswa hanya
belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai
tempat belajar. Adanya tempat yang telah ditentukan, sering proses
pengajaran terjadi sanagt formal. Siswa duduk dibangku berjejer , dan
guru didepan kelas. Demikian pula dengan waktu yang diatur sangat ketat.
d) Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur sejauh mana siswa
dapat memahamimateri pelajaran yang disampaikan guru. Materi
pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari materi
pelajaran yang diberikan dari sekolah. Sedangkan, mata pelajaran itu
sendiri adalah pengalaman-pengalaman masa lalu yang disusun secara
sistematis dan logis kemudian diuraikan dalam buku-buku.

2. Mengajar sebagai Proses Mengatur Lingkungan


Pandangan lain mengajar dianggap sebagai proses mengatur
lingkungan dengan harapan agar siswa belajar. Terdapat beberapa
karakteristik dari konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan itu.
a) Mengajar berpusat pada siswa (student centered)
Mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, akan tetapi sangat
ditentukan oleh siswa itu sendiri. Hendak belajar apa siswa dari topik
yang harus dipelajari, bukan hanya guru yang menentukan tetapi juga
siswa. Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai gayanya
sendiri. Dengan demikian guru berperan sebagai fasilitator, artinya guru
lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar. kriteria
keberhasilan proses mengajar tidak diukur dari sejauh mana siswa telah
menguasai materi pelajaran, tetapi diukur sejauh mana siswa telah
melakukan proses belajar. Dengan demikian,guru tak lagi berperanhanya
sebagai sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai orang yang
membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar.
Inilah makna proses pembelajaran berpusat kepada siswa (student
centered)

6
b) Siswa sebagai subjek belajar
Dalam konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan,
siswa tidak dianggap sebagai organisme pasif yang hanya sebagai
penerima informasi, akan tetapi dipandang sebagai organisme yang aktif,
yang memiliki potensi untuk berkembang. Mereka adalah individu yang
memiliki kemampuan dan potensi.
c) Proses pembelajran berlangsung dimana saja
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang berorientasi
kepada siswa, maka proses pembalajaran bias terjadi dimana saja. Kelas
bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa. Siswa dapat memanfaatkan
bebagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi
pelajaran.
d) Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan
Tujuan pembelajarn bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan
tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Oleh karena itulah penguasaan materi pelajaran
bukanlah akhir dari proses pengajaran, akan tetapi hanya sebagai tujuan
antara untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas. Artinya sejauh
mana materi pelajaran yang dikusai siswa dapat membentuk pola prilaku
siswa itu sendiri.

B. Perlunya Perubahan Paradigma tentang Mengajar


Pandangan mengajar yang hanya sebatas menyampaikan ilmu
pengetahuan itu, dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Maka inilah
yang menuntut perlu terjadinya perubahan paradigma mengajar dari mengajar
hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran kepada mengajar sebagai proses
mengatur lingkungan.
Pertama, siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka
adalah organisme yang sedang berkembang. Agar mereka dapat melaksanakan
tugas-tugas perkembangannya, dibutuhkan orang dewasa yang dapat
mengarahkan dan membimbing mereka agar tumbuh dan berkembang secara
optimal. Oleh karena itulah, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya teknologi informasi yang memungkinkan siswa dapat dengan medah

7
mendapatkan bebagai informasi, tugas, dan tanggung jawab guru bukan semakin
sempit namun justru semakin kompleks.
Kedua, ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecendrungan setiap
orang tidak mungkin dapat menguasai cabang keilmuan. Begitu hebatnya
perkembangan ilmu biologi, ilmu ekonomi, hukum dan lain sebagainya. Maka
pengetahuan itulah yang seharusnya menjadi dasar perubahan. Bahwa belajar, tak
hanya menghafal informasi, menghafal rumus-rumus, tetapi bagaimana
menggunakan informasi dan pengetahuan itu mengasah kemampuan berfikir.
Ketiga, penemuan-penemuan baru khususnya dalam bidang psikologi,
mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku
manusia. Dewasa ini, anggapan manusia sebagai organisme yang pasif yang
perilakunya dapat di tentukan oleh lingkungan seperti dalam aliran behavioristik,
telah banyak di tinggalkan orang.
Ketiga hal di atas, menuntut perubahan makna dalam mengajar. Mengajar
jangan diartikan sebagai proses menyampaikan materi pembelajaran atau
memberikan stimulus sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi lebih di
pandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan
kemampuan dan potensi yang di milikinya.
Pengaturan lingkungan adalah proses menciptakan iklim yang baik seperti
penataan lingkungan, penyedian alat dan sumber pembelajarandan hal-hal lain
yang memungkinkan siswa betah dan merasa senang belajar sehingga mereka
dapat berkembang secara optimal sesuai dengan bakat, minat, dan potensi yang di
milikinya.

C. Makna Mengajar dalam Standar Proses Pendidikan


Mengajar Dalam konteks standar proses pendidikan tak hanya sekedar
menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga di maknai sebagai proses
mengatur lingungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian
sering di istilah kan dengan pembelajaran.
Dalam implementasinya, walaupun istilah yang di gunakan pembelajaran,
guru tidak menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual
pada dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa.
Bruce Weil (1980) mengemukan tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran
semacam ini. Pertama, proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan

8
yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Tujuan mengatur
lingkungan ini di maksudkan untuk menyediakan pengalaman belajar yang
memberi latihan-latihan penggunaan fakta-fakta.
Kedua, berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus di pelajari,
ada tiga tipe pengetahuan yang masing-masing memerlukan situasi yang berbeda
dalam mempelajarinya. Pengetahuan tersebut yaitu pengetahuan fisis, sosial dan
logika.
Ketiga, dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan
sosial, anak akan lebih baik mempelajari pengetauan logika dan sosial dari
temanya sendiri. Melalui pergaulan dan hubungan sosial, anak belajar lebih
efektif di bandingkan dengan belajar yang menjauh kan dari hubungan sosial.
Oleh karena melalui hubungan sosial itulah anak berinteraksi dan komunikasi,
berbagi pengalaman, yang memungkinkan mereka berkembang secara wajar.
Atas dasar uraian di atas, maka proses pembelajaran harus di arahkan agar
siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang
cepat berubah, melalui sejumlah kompetensi yang harus di miliki. Dari penjelasan
di atas, maka makna pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan di
tunjukan oleh beberapa ciri yang di jelaskan berikut ini:
1. Pembelajaran adalah proses berpikir
Belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada
proses mencari dan menemukan pengetahuan melaluai interaksi antara
induvidu dan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan di
sekolah tidak hanya menekan kan kepada akumulasi pengetahuan materi
pelajaran, tetapi yang di utamakan adalah kemampuan ssiswa untuk
memperoleh pengetahuanya sendiri. Asumsi yang mendasari pembelajaran
berpikir adalah bahwa pengetahuan itu tidak datang dari luar, akan tetapi di
bentuk oleh induvidu itu sendiri dalam strukrtur kognitif yang dimilikinya.
2. Proses pembelajaran adalah memanfaatkan potensi otak
Pembelajaran berfikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak
secara maksimal. Menurut beberapa ahli, otak manusia terdiri dari dua bagian,
yaitu otak kanan dan otak kiri proses berpikir otak kiri bersipat logis,
skuensial, linear dan rasional. Cara berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas
teratur ekspresi verbal, menulis, membaca, menempatkan detail dan fakta
serta simbolis. Cara kerja otak kanan bersifat acak, tidak teratur dan intuitif.

9
Cara berfikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat
nonverbal seperti perasaan dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan
perasaan, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna,
kreativitas dan visualisasi. Kedua belahan otak perlu di kembangkan secara
optimal dan seimbang.
3. Pelajaran berlangsung sepanjang hayat
Belajar adalah proses terus menerus yang tak pernah henti dan tak
terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa
sepanjang kehidupanya manusia akan selalu dihadapkan pada masalah atau
tujuan yang ingin di capainya. Dalam proses mencapai tujuanya itu, manusia
akan di hadapkan pada berbagai rintangan. Prinsip belajar sepanjang hayat
seperti yang telah di kemukakan di atas sejalan dengan empat pilar
pendidikan universal seperti yang di rumuskan UNESCO ( 1996 ), yaitu :
a) Learning to know atau learning to learn
Mengandung pengertian bahwa belajar itu hanya berorentasi
kepada produk atau hasil belajar.
b) Learning to do
Mengandung pengertian bahwa belajar itu bukan hanya sekedar
mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan.
c) Learning to be
Mengandung pengertian bahwa belajar adalah membentuk
manusia yang “ menjadi dirinya sendiri “.
d) Learning to live together
Mengandung pengertian bahwa belajar itu bertujuan untuk
melakukan kegiatan bersama-sama (bekerja sama).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami sampaikan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa mengajar adalah proses interaksi yang dapat menciptakan kondisi agar
peserta didik mengalami proses belajar, maka pendidik harus mampu mengajar
secara efektif dan dapat menghasilkan perubahan tingkah laku setelah proses
pembelajaran tersebut.
Pandangan mengajar yang hanya sebatas menyampaikan ilmu
pengetahuan itu, dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Maka inilah
yang menuntut perlu terjadinya perubahan paradigma mengajar dari mengajar
hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran kepada mengajar sebagai proses
mengatur lingkungan.
Proses pembelajaran harus di arahkan agar siswa mampu mengatasi setiap
tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah, melalui sejumlah
kompetensi yang harus di miliki. Dari penjelasan di atas, maka makna
pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan di tunjukan oleh beberapa
ciri, yaitu: Pembelajaran adalah proses berpikir; proses pembelajaran adalah
memanfaatkan potensi otak; dan pelajaran berlangsung sepanjang hayat.

B. Saran
Penyusun menyadari bahwa masih terdapatnya kekurangan dalam
makalah ini, itu semua karena kurangnya ilmu pengetahuan yang penyusun miliki.
Oleh karena itu diharapkan kritik serta saran yang bersifat memperbaiki makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya terutama bagi penyusun
sendiri.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2016. Memahami Konsep Dasar Belajar. (online)


http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/08/memahami-konsep-dasar-
belajar.html. Diakses pada tanggal 8 Februari 2023.
Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad
Global. Malang: UIN-Maliki Press.
Sari, Surya Puspita. 2012. Konsep Dasar Mengajar. (online)
https://suryapuspita.wordpress.com/2012/04/15/konsep-dasar-mengajar/.
Diakses pada tanggal 8 Februari 2023
Selamet, Ahmad. 2011. Konsep Dasar Mengajar. (online).
http://ahmadselamet.blogspot.com/2011/05/konsep-dasar-mengajar.html.
Diakses pada tanggal 8 Februari 2023.
Sinta, Ade Diana. 2014. Konsep Belajar Mengajar. Universitas Negeri Malang.
(online), https://www.academia.edu/11191925/konsep_belajar_mengajar.
Diakses pada tanggal 8 Februari 2023.

12

Anda mungkin juga menyukai