Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KONSEP DASAR MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Dahlia
2. Erwindy Nurmeita Sari
3. Ramanda Yuda

Dosen Pengampu:

Dr.apdoludin,S.Pd.,M.Pd.I

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penyusunan makalah konsep dasar model
dan metode pembelajaran ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Dalam penyelesaian makalah konsep dasar model dan metode
pembelajaran ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan yang berarti
dalam proses kegiatan belajar dan sumber pengetahuan kepada pembaca dan
mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami selaku penyusun tugas makalah ini sangat sadar bahwa masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman- teman, Ibu
Pembimbing yang sangat kami harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik
lagi.

Muara Bungo, 14 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................ 2
Bab II Pembahasan
A. Teori belajar ................................................................................... 3
B. Konsep dasar model pembelajaran ................................................. 12
C. Konsep dasar metode pembelajaran ................................................ 17
D. Keberhasilan belajar ....................................................................... 19
Bab III Penutup
A. Kesimpulan .................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................. 20
Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua


situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses
yang diarahkan kepada tujuan dan proses tersebut melalui berbagai
pengalaman. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku,
yaitu guru dan siswa. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut
terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa
pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan.
Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan
kompleks.
Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran,
terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen
tujuan, komponen materi, komponen strategi belajar mengajar, dan
komponen evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Dan komponen-komponen
pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan
menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai
prinsip atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya
mempelajari model-model pembelajaran didasarkan pada teori belajar
yang dikelompokan menjadi empat model pembelajaran. Model tersebut
merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai
kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Jocyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum dan pembelajaran di kelas atau di luar kelas. Model

1
pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guruboleh memilih
model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Apa itu teori belajar?


2. Apa saja konsep dasar model pembelajaran?
3. Apa saja konsep dasar metode pembelajaran?
4. Bagaimana keberhasilan belajar?

C. TUJUAN

Dari rumusan masalah diatas maka dapat dibuat tujuan


pembelajaran ini sebagai berikut:

1. Agar dapat mengetahui apa itu teori belajar.


2. Agar dapat mengetahui apa saja konsep dasar model pembelajaran.
3. Agar dapat mengetahui apa saja konsep dasar metode pembelajaran.
4. Agar dapat mengetahui bagaimana keberhasilan belajar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI BELAJAR

Istilah teori belajar terdiri dari dua kata penting yaitu teori dan
belajar. Menurut McKeachie dalam Grendel (1991:5) teori adalah
seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu
dalam dunia nyata. Sedangkan menurut Hamzah (2003:26) teori
merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang
ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih
variabel yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat
dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari
dua pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas dapat
dirangkum bahwa teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-
kejadian yang didalamnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip
yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya.

Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan


oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil
menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar
memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun
bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun
merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalaman
yang bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu
sistem yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan
sumber belajar dan lingkungan.

Dari definisi teori dan belajar yang sudah dipaparkan di atas,


dapat diambil kesimpulan bahwa teori belajar adalah suatu teori yang
di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar

3
mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran
yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Teori
pembelajaran sangat menentukan bagaimana proses pembelajaran
akan terjadi. Sebelum merancang pembelajaran, Guru Pintar harus
menguasai teori belajar dan pembelajaran, termasuk juga pendekatan-
pendekatan dalam pembelajaran.

Penguasaan teori belajar dan pembelajaran sangat penting


supaya Guru Pintar dapat mempertanggungjawabkan secara ilmiah
perilaku mengajarnya di kelas. Melalui teori-teori belajar dan
pembelajaran ini, Guru Pintar akan dapat memahami bagaimana
siswa belajar dan kemudian menghubungkan prinsip dan hukumnya
dengan teknik mengajar untuk mencapai pembelajaran yang tidak
hanya menarik dan bermakna, tetapi juga berkesan baagi siswa.

Ada empat teori belajar yang populer di kalangan para pendidik


apa sajakah itu?

1. Teori Behavioristik
Penggagas teori belajar behavioristik adalah Gagne dan
Berliner. Teori ini menekankan tentang perubahan tingkah laku yang
terjadi karena pengalaman belajar. Di dalam perkembangannya, teori
ini menjadi aliran psikologi belajar yang memiliki pengaruh besar
terhadap tujuan peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia
pendidikan dan pembelajaran.

Menurut teori behavioristik, seseorang akan dianggap telah


belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku setelah
mengalami proses pembelajaran. Jadi, belajar dapat diartikan sebagai
stimulus dan respon. Input merupakan stimulus dan output adalah
respon yang dihasilkan dari stimulus yang diberikan. Apa saja bentuk
stimulus yang dapat diberikan oleh Guru Pintar? Stimulus yang

4
diberikan dapat berupa penyampaian materi, pembentukan karakter,
nasihat, dan lain-lain yang diberikan guru kepada siswanya. Dan
respon merupakan reaksi atau tanggapan dari siswa terhadap stimulus
yang diberikan oleh gurunya.

Pada penerapannya dalam proses belajar mengajar, teori belajar


behavioristik sangat bergantung pada beberapa aspek, seperti tujuan
pembelajaran, karakteristik siswa, materi pelajaran, media
pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori


behavioristik dalam proses belajar mengajar, yaitu:

1. Guru Pintar harus selalu mengobservasi dan memperhatikan siswa.


2. Lingkungan belajar juga harus diperhatikan.
3. Teori behavioristik sangat mengutamakan pembentukan tingkah
laku dengan cara latihan dan pengulangan.
4. Proses belajar mengajar di kelas harus dengan stimulus dan
respon.

Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan teori


behavioristik yang harus Guru Pintar ketahui supaya dapat
memaksimalkan pembelajaran.

Kelebihan Teori Belajar Behavioristik


1. Guru Pintar akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi
belajar mengajar.
2. Guru Pintar akan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, dan
mendorong siswa bertanya jika mengalami kesulitan.
3. Guru Pintar dapat mengganti cara mengajar (stimulus) hingga
mencapai tujuan atau target pembelajaran dari siswa berupa respon
dari siswa.

5
4. Guru Pintar dapat melatih siswa kemampuan yang mengandung
unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
5. Teori ini dapat membantu Guru Pintar membentuk perilaku siswa
sesuai dengan yang diinginkan. Perilaku yang berdampak baik bagi
siswa diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai dengan
siswa perhatiannya dikurangi.

Kekurangan Teori Belajar Behavioristik


1. Teori behavioristik tidak dapat diterapkan pada semua pelajaran.
2. Guru Pintar harus menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang
sudah siap pakai sebelum pembelajaran dimulai.
3. Siswa lebih diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif,
dan memposisikan siswa sebagai siswa pasif.
4. Dalam proses belajar dan mengajar, siswa hanya dapat mendengar
dan menghafal yang didengarkan.
5. Siswa membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada
guru.

2. Teori Kognitif
Teori belajar kognitif dikembangkan oleh seorang psikolog asal
Swiss bernama Jean Piaget. Teori kognitif membahas tentang manusia
membangun kemampuan kognitifnya dengan motivasi yang dilakukan
oleh diri sendiri terhadap lingkungannya. Inti dari konsep teori kognitif
ini adalah bagaimana munculnya dan diperolehnya schemata (skema
atau rencana manusia dalam mempersepsikan lingkungannya) dalam
tahapan-tahapan perkembangan manusia atau saat seseorang
mendapatkan cara baru dalam memaknai informasi secara mental.

Jika merujuk pada teori belajar kognitif, belajar dapat diartikan


sebagai sebuah proses perubahan persepsi dan pemahaman. Dengan
kata lain, belajar tidak harus berbicara tentang perubahan tingkah laku
atau sikap yang bisa diamati oleh guru.

6
Setiap orang atau siswa memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang berbeda-beda dan tertata rapi dalam bentuk struktur kognitif.
Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa inilah yang
membuat proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik. Teori ini
akan dapat berjalan dengan baik ketika materi pelajaran yang baru
dapat beradaptasi dengan struktur kognitif atau kemampuan yang
dimiliki oleh siswa.

Teori kognitif mempercayai bahwa perilaku seseorang dapat


ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya dalam melihat situasi
yang berhubungan dengan tujuan proses belajar mengajar. Teori ini
juga percaya bahwa belajar itu dihasilkan dari proses persepsi
kemudian membentuk hubungan antara pengalaman yang baru dan
pengalaman yang sudah tersimpan di dalam dirinya. Proses
pembelajaran yang berkiblat pada teori kognitif tidak hanya beroperasi
secara terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir dan
menyeluruh. Hal yang sangat ditekankan dalam teori belajar kognitif
adalah proses dari belajar bukan hasil belajar.

Hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori kognitif


dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1. Materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika


sederhana dan kompleks.
2. Guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia siswa
karena mereka bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan
mudah dalam berpikir.
3. Proses belajar mengajar harus bermakna.
4. Guru harus mengamati perbedaan yang ada pada setiap siswa
supaya siswa dapat berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

7
Teori kognitif memiliki kelebihan dan juga kekurangan.
Kelebihannya adalah memudahkan siswa memahami materi belajar
dan membuat siswa dapat menjadi lebih mandiri dan kreatif.
Sedangkan kekurangannya adalah teori ini belum bisa diterapkan
pada semua tingkat pendidikan.

3. Teori Konstruktivisme
Dilihat dari maknanya, konstruksi berarti membangun.
Dapat diambil kesimpulan bahwa teori belajar konstruktivisme
adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup
yang berbudaya modern. Landasan dari teori belajar
konstruktivisme adalah pembelajaran kontekstual. manusia
membangun pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya
disebarkan melalui konteks yang terbatas dan dalam waktu yang
direncanakan.

Dalam teori ini ditekankan bahwa seseorang yang belajar


memiliki tujuan untuk menemukan bakatnya, menambah
pengetahuan atau teknologi, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk
mengembangkan dirinya. Dari pengalaman-pengalaman yang telah
dilewati oleh siswa, maka mereka akan memiliki hidup yang lebih
dinamis dan pengetahuan akan bertambah. Dalam konteks belajar
mengajar, teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
membebaskan siswa untuk membimbing sendiri pengetahuan yang
dimiliki berdasarkan pengalaman.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori


konstruktivisme dalam proses belajar mengajar adalah:

1. Saat mengajar sebaiknya Guru Pintar memberikan kesempatan


kepada siswa agar dapat mengeluarkan pendapat dengan
bahasanya sendiri.

8
2. Siswa diberikan kesempatan untuk menceritakan
pengalamannya agar menjadi siswa yang lebih kreatif dan
imajinatif.
3. Lingkungan belajar mengajar harus dibuat kondusif supaya
siswa dapat belajar dengan maksimal.
4. Siswa diberikan kesempatan untuk membuat gagasan atau ide
yang baru.

Teori belajar konstruktivisme juga memiliki kelebihan dan


kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan teori
konstruktivisme.

Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme


1. Dalam proses belajar mengajar, Guru Pintar dapat mengajarkan
kepada siswa untuk mengeluarkan ide atau gagasannya dan
juga melatih siswa supaya bisa mengambil keputusan.
2. Siswa dapat mengingat pelajaran yang sudah diajarkan karena
mengikuti proses belajar mengajar secara langsung dan aktif.
3. Pelajaran yang dilakukan secara berulang-ulang akan membuat
siswa lebih mudah dalam berinteraksi dan memahami
pelajarannya.
4. Ketika proses belajar mengajar, siswa akan lebih mudah
beradaptasi dengan lingkungannya dan mendapatkan
pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan teman-
temannya dan guru.
5. Pengetahuan yang diterima siswa lebih mudah diterapkan
dalam kehidupannya.

Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme


1. Teori ini memiliki ruang lingkupnya lebih luas sehingga
terkadang susah dimengerti.

9
2. Tugas guru menjadi kurang maksimal karena siswa diberi
kebebasan lebih banyak.

4. Teori Humanistik
Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan
pengetahuan dari sisi kepribadian manusia. Hal ini disebabkan
karena humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang melihat segala
ANjuga memiliki tujuan untuk membangun kepribadian siswa
dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.

Guru atau pendidik yang menerapkan teori humanistik akan


mengutamakan hasil pengajaran berupa kemampuan positif yang
dimiliki oleh siswa. Kemampuan positif akan dapat membangun
atau mengembangkan emosi positif pada siswa.

Perbedaan teori belajar humanistik dan teori belajar


behavioristik adalah teori belajar humanistik lebih mengutamakan
melihat tingkah laku manusia sebagai campuran antara motivasi
yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sedangkan teori behavioristik
hanya melihat motivasi manusia sebagai sebuah usaha untuk
memenuhi fisiologis manusia.

Teori belajar humanistik menekankan pada pembentukan


kepribadian, perubahan sikap, menganalisis fenomena sosial, dan
hati nurani yang diterapkan melalui materi-materi pelajaran. Dalam
teori ini Guru Pintar sangat berperan sebagai fasilitator untuk
siswa.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat


menerapkan teori konstruktivisme dalam proses belajar mengajar:

10
a. Guru Pintar harus berusaha untuk menyusun dan
mempersiapkan materi-materi pembelajaran lebih banyak agar
tujuan belajar mengajar tercapai.
b. Guru Pintar harus berusaha tenang ketika mendengar
ungkapan-ungkapan dari siswa yang memberitahukan bahwa
ada perasaan yang kuat dan dalam saat belajar mengajar.
c. Guru Pintar adalah fasilitator. Guru Pintar harus memberikan
perhatian kepada siswa dan menciptakan suasana kelas
kondusif.
d. Guru Pintar harus dapat mengenali dan menerima kelemahan-
kelemahan pada dirinya supaya saat mengajar akan lebih
tenang.
e. Guru Pintar harus mengetahui keinginan dari setiap siswa
karena keinginan-keinginan yang ada pada setiap siswa dapat
menambah kekuatan dan mendorong semangat belajar.

Teori belajar humanistik juga memiliki kelebihan dan


kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan teori
belajar humanistik:

Kelebihan Teori Belajar Humanistik


1. Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini
dapat dilihat dari siswa merasa senang dalam belajar dan terjadi
perubahan terhadap tingkah laku dan pola pikir bukan karena
paksaan atau keinginan sendiri.
2. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bisa mengatur dirinya
sendiri dan menjadi pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang
lain tanpa harus merugikan atau mengambil hak-hak orang lain.

Kekurangan dari teori belajar humanistik adalah siswa yang


tidak dapat memahami akan potensi dirinya maka siswa itu akan
tertinggal dalam proses belajar mengajar.

11
B. KONSEP DASAR MODEL PEMBELAJAR

a. Pengertian Model
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan
taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh
maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi,
model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan
Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990)
mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1)
model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model
personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati
demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut
diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal
juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih
berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas
pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada
cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu
setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan
dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai
kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah
joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing
akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik.
Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print)
rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan
urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria

12
penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir,
setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

b. Macam-Macam Model Pembelajaran


Macam Model Pembelajaran Menurut Karli dan
Yuliariatiningsih (2002) adalah: (a) model pembelajaran kontekstual
(CTL), (b) model pembelajaran berdasarkan masalah, (c) model
pembelajaran konstruktivisme, (d) model dengan pendekatan
lingkungan, (e) model pengajaran langsung, (f) model pembelajarn
terpadu, dan (g) model pembelajaran interaktif. Fungsi model
pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran. Karena itu, pemilihan model sangat dipengaruhi oleh
sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang
akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan
peserta didik.
Di bawah ini akan diuraikan secara singkat dari masing-masing
model pembelajaran :
1) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
atau biasa disingkat CTL merupakan konsep pembelajaran yang
menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan
dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru
adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan
menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru
bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa
hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik belajar.
Dengan mengutip pemikiran Zahorik, E. Mulyasa (2003)
mengemukakan lima elemen yang harus diperhatikan dalam

13
pembelajaran kontekstual, yaitu : Pembelajaran harus memperhatikan
pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik. Pembelajaran
dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagiannya secara
khusus (dari umum ke khusus). Pembelajaran harus ditekankan pada
pemahaman, dengan cara: (a) menyusun konsep sementara; (b)
melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari
orang lain; dan (c) merevisi dan mengembangkan konsep.
2) Bermain Peran (Role Playing)
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang
diarahan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan
hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang
menyangkut kehidupan peserta didik. Pengalaman belajar yang diperoleh
dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif, dan
menginterprestasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran, peserta didik
mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara
memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama
para peserta didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap,
nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.
Dengan mengutip dari Shaftel dan Shaftel, E. Mulyasa (2003)
mengemukakan tahapan pembelajaran bermain peran meliputi : (1)
menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik; (2) memilih peran;
(3) menyusun tahap-tahap peran; (4) menyiapkan pengamat; (5)
menyiapkan pengamat; (6) tahap pemeranan; (7) diskusi dan evaluasi
tahap diskusi dan evaluasi tahap I ; (8) pemeranan ulang; dan (9) diskusi
dan evaluasi tahap II; dan (10) membagi pengalaman dan pengambilan
keputusan.

3) Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)


Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)
merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara
aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

14
Dengan meminjam pemikiran Knowles, (E.Mulyasa,2003)
menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu : (1) adanya
keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan
peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3)
dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
Pengembangan pembelajaran partisipatif dilakukan dengan prosedur
berikut: Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar.
Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan
membelajarkan. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.
Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.
Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil
belajar.
4) Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua
peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang
maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta
didik memperoleh hasil belajar secara maksimal, pembelajaran harus
dilaksanakan dengan sistematis. Kesistematisan akan tercermin dari
strategi pembelajaran yang dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir
tujuan dan bahan belajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan
bimbingan terhadap peserta didik yang gagal mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Tujuan pembelajaran harus diorganisir secara spesifik untuk
memudahkan pengecekan hasil belajar, bahan perlu dijabarkan menjadi
satuan-satuan belajar tertentu,dan penguasaan bahan yang lengkap untuk
semua tujuan setiap satuan belajar dituntut dari para peserta didik sebelum
proses belajar melangkah pada tahap berikutnya.
Evaluasi yang dilaksanakan setelah para peserta didik
menyelesaikan suatu kegiatan belajar tertentu merupakan dasar untuk
memperoleh balikan (feedback). Tujuan utama evaluasi adalah
memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan

15
oleh peserta didik. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan dimana
dan dalam hal apa para peserta didik perlu memperoleh bimbingan dalam
mencapai tujuan, sehinga seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan ,dan
menguasai bahan belajar secara maksimal (belajar tuntas).
5) Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction)
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan
bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah
untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman
penggunaannya untuk para guru. Pembelajaran dengan sistem modul
memiliki karakteristik sebagai berikut:
Setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk
pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta
didik, bagaimana melakukan, dan sumber belajar apa yang harus
digunakan. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga
mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta
didik. Dalam setiap modul harus : (1) memungkinkan peserta didik
mengalami kemajuan belajar sesuai dengan kemampuannya; (2)
memungkinkan peserta didik mengukur kemajuan belajar yang telah
diperoleh; dan (3) memfokuskan peserta didik pada tujuan pembelajaran
yang spesifik dan dapat diukur.
Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian
tujuan belajar peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi
peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar. Pada umumnya
pembelajaran dengan sistem modul akan melibatkan beberapa komponen,
diantaranya : (1) lembar kegiatan peserta didik; (2) lembar kerja; (3) kunci
lembar kerja; (4) lembar soal; (5) lembar jawaban dan (6) kunci jawaban.

6. Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis,

16
kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Joyce (Gulo, 2005)
mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi
timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam
kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa
berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan
(3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran
dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya
dalam pengujian hipotesis.

C. KONSEP DASAR METODE PEMBELAJARAN


1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode merupakan langkah operasional dari strategi
pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga
bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran
harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan
penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi
dalam kegiatan pembelajaran.
Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang
kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta
(1976), metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik
untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya
melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa
pengertian Metode pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu
cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat
menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun
keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur,

17
sistimatik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan.
Adapun metode dalam pembahasan ini yaitu metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar
kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari
interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga untuk
melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam
pelaksanaannya.
Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan
interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing
jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang
tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.
Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai
cara untuk menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam
kegiatan pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu
disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas
untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar
dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat.
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam
pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar
dalam rangka memberikan dorongan kepada warga belajar untuk
terus mau belajar

18
2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam
menumbuhkan rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga
belajar yang didasarkan pada kebutuhannya
3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber
belajar dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan
pembelajaran
4. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi warga
abelajar untuk belajar
5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk
menumbuhkan kreativitas warga belajar sesuai dengan potensi
yang dimilikinya
6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar,
yaitu cara untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara
untuk untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam
kegiatan pembelajaran
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran
tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation
achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving
something” (Wina Senjaya (2008).
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang
dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran,
diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi;
(5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya.

19
D. KEBERHASILAN BELAJAR

Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah


keberhasilan guru juga. Yang mana itu menandakan bahwa guru
berhasil memberikan materi pelajaran dan pengetahuan baru pada
siswa.Keberhasilan belajar adalah prestasi yang dicapai siswa selama
mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui perkembangan
dan keberhasilan siswa dalam belajar tentu dibutuhkan indikator
tersendiri, hasilnya bisa dijadikan sebagai evaluasi kegiatan belajar
selanjutnya.Ada beberapa hal yang menjadi bentuk keberhasilan siswa
dalam belajar, yaitu:

1. Siswa memiliki pengetahuan dan wawasan baru yang lebih luas.


2. Siswa menemukan keterampilan dan minat dalam belajar serta
mampu meningkatkannya lebih baik dan profesional.
3. Siswa memperoleh sikap dan karakter yang lebih baik.
4. Siswa mendapatkan prestasi belajar di sekolah.
5. Siswa memiliki kreativitas dan inovasi tinggi sehingga dapat
menciptakan karya baru yang bermanfaat.

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita


terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Metode merupakan langkah operasional dari strategi
pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi
sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Teknik pembelajaran dapat
diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan
suatu metode secara spesifik. Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang
dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran

21
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya


Remaja.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar
Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
http://andhy-brenjenk.blogspot.com/2013/10/pengertian-pendekatan-strategi-
metode_27.html diakses 15 Maret 2023
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195404021980
112001IHAT_HATIMAH/Pengertian_Pendekatan,_strategi,_metode,_tek
nik,_taktik_dan.pdf diakses 15 Maret 2023
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-
teknik-dan-model-pembelajaran/ diakses 15 Maret 2023
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

22

Anda mungkin juga menyukai