Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN PENGGUNAAN ANIMASI DALAM

PEMBELAJARAN IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA


Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah : Dasar – Dasar IPS

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Rr. Ponco Dewi K.S., M.M.

DISUSUN OLEH :

Anis Fitrianingsih 1709618002


Dinda Damayanti Fitri 1709618072

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................2
A. Latar Belakang..............................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................2
A. Deskripsi Konseptual....................................................................................2
a. Gaya Belajar (X1).....................................................................................2
b. Animasi (X2).............................................................................................2
c. Motivasi Belajar Siswa (Y).......................................................................2
d. Hubungan Gaya belajar dengan Motivasi Belajar.....................................2
e. Hubungan Penggunaan Animasi dengan Motivasi Belajar.......................2
f. Hubungan Antara Gaya Belajar dan Penggunaan Animasi dengan
Motivasi Belajar Siswa..............................................................................2
B. Penelitian Terdahulu.....................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN .....................................................................................2
A. Contoh Konkrit.............................................................................................2
B. Studi Kasus...................................................................................................2
C. Penyelesaian Studi Kasus..............................................................................2
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................2
A. Kesimpulan...................................................................................................2
B. Saran..............................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................2
LAMPIRAN............................................................................................................2

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar atau pembelajaran merupakan suatu kegiatan
melaksanakan kurikulum dalam lembaga pendidikan supaya siswa dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya
mengantarkan para siswa menuju perubahan tingkah laku baik intelektual,
moral, maupun sosial budaya. Dengan pendidikan diharapkan supaya siswa
dapat hidup mandiri sebagai individu maupun makhluk sosial. Proses
pembelajaran itu sendiri menekankan pada terjadinya interaksi antara peserta
didik, guru, metode, kurikulum, sarana, dan aspek lingkungan yang terkait
untuk mencapai kompetensi pembelajaran. Kompetensi akan tercapai dengan
maksimal ketika semua komponen terpenuhi sesuai dengan fungsinya
masing-masing.

Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor


internal dari dalam diri siswa, maupun faktor eksternal yang berasal dari luar
siswa. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi belajar, Gaya belajar
adalah konsisten yang ditunjukan individu untuk menyerap informasi,
mengatur, mengelola informasi tersebut dengan mudah dalam proses
penerimaan, berfikir, mengingat, dan pemecahan masalah dalam menghadapi
proses belajar mengajar agar tercapai hasil maksimal sesuai dengan
kemampuan, kepribadian, dan sikapnya.

Selain faktor minat, motivasi juga berpengaruh terhadap keberhasilan


belajar siswa. Motivasi merupakan suatu perubahan yang terdapat dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Tujuan yang
hendak dicapai siswa ini merupakan pendorong atau penyemangat bagi siswa
untuk lebih giat belajar. Dengan motivasi ini, siswa menjadi tekun dalam
proses belajar mengajar, dan dengan motivasi pula kualitas hasil belajar siswa
dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang mempunyai motivasi kuat dan

3
jelas akan tekun dalam proses belajar mengajar dan akan berhasil dalam
belajarnya.

Selanjutnya, salah satu faktor eksternal yang sangat berpengaruh


terhadap keberhasilan belajar adalah terletak pada guru. Media mengajar yang
digunakan oleh guru mempengaruhi belajar siswa. Cara menyajikan bahan
pelajaran yang menarik akan membuat siswa tertarik untuk belajar,
sedangkan media mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang kurang baik pula. Dalam hal ini media yang digunakan yaitu
media animasi.

Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel


pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran,
peserta. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta.
Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan
berbagai gaya belajar dan media pembelajaran agar peserta didik dapat
melakukan kegiatan belajar dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Hal ini di latarbelakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai


objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus
disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya
sehingga berbagai jenis gaya belajar dan media pembelajaran (Animasi) yang
dapat digunakan oleh pendidik. Media pembelajaran animasi dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pendekatan pembelajaran
yang dapat digunakan di kelas dengan melibatkan peserta didik secara penuh
(student center) sehingga peserta didik memperoleh pengalaman dalam
menuju kedewasaan, peserta dapat melatih kemandirian, dan meningkatnya
motivasi belaja

Uraian penjelasan di atas, dan apa yang terjadi dengan kondisi sekarang
dalam proses pembelajaran, terutama dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS), dimana penggunaan media pembelajaran yang kurang interaktif

4
dapat menyebabkan kurangnya motivasi dalam belajar. Maka dari itu, sebagai
seorang guru dalam mengolah proses pembelajaran diperkenankan
menggunakan media pembelajaran yang interaktif sehingga dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Fakta yang terjadi saat ini dalam
dunia pendidikan terutama dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di
Sekolah Dasar (SD), yaitu dalam proses pembelajaran guru masih sangat
minim dalam hal penggunaan media yang inovatif seperti halnya pada hasil
observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap kepala sekolah
dan guru

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik membuat makalah


dengan judul “Pengaruh Gaya Belajar Dan Animasi Pembelajaran Dalam
Pembelajaran IPS Terhadap Motivasi Belajar Siswa”.

B. Rumusan Masalah
Adapun Masalah-masalah yang akan diangkat dalam penulisan ini Antara
lain:
1. Apa yang dimaksud dengan gaya belajar?
2. Apa yang dimaksud dengan animasi masi dalam pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?
4. Bagaimana hubungan gaya belajar dengan motivasi belajar siswa?
5. Bagaimana hubungan penggunaan animasi dalam pembelajaran IPS
dengan motivasi belajar siswa?
6. Bagaimana hubungan gaya belajar dan animasi dalam pembelajaran
IPS terhadap motivasi siswa?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar
terhadap motivasi siswa, pengaruh animasi dalam pembelajaran IPS terhadap
motivasi siswa, dan pengaruh gaya belajar dan animasi dalam pembelajaran
IPS terhadap motivasi siswa.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual
a. Gaya Belajar (X1)
Gaya belajar merupakan salah satu yang dimiliki oleh setiap individu
dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima. Gaya
beajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan siswa dalam belajar.
Penggunaan gaya belajar yang dibatasi hanya dalam satu gaya, terutama
yang bersifat verbal atau auditorial, tentunya dapat menyebabkan banyak
perbedaan dalam menyerap informasi. Oleh karena itu dalam kegiatan
belajar, siswa harus dibantu dan diarahkan untuk mengenali gaya belajar
yang sesuai dengan dirinya sendiri agar hasil belajar bisa maksimal.
Menurut Bobbi De Porter dan Mike Hernacki dalam bukunya yang
berjudul “Quantum learning membiasakan belajar nyaman dan
menyenangkan” dijelaskan bahwa Gaya belajar adalah kata kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, disekolah, dan dalam situasi-
situasi antar pribadi. Ketika anda menyadari bagaimana anda dan orang
lain menyerap dan mengolah informs, anda dapat menjadikan belajar dan
berkomunikasi lebih mudah dengan gaya anda sendiri. [ CITATION Bob11 \l
1033 ]
Sedangkan menurut Kemp dalam bukunya Tutik Rachmawati dan
Daryanto yang berjudul “Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang
Mendidik” menyatakan bahwa “Gaya belajar adalah cara mengenali
berbagai metode belajar yang disukai yang mungkin lebih efektif bagi
peserta didik tersebut”. Gaya belajar yang dimaksud adalah memahami
metode-metode dalam pembelajaran itu sangat penting agar pembelajaran
untuk peserta didik lebih efektif. [ CITATION Tut15 \l 1033 ]
Menurut Hamzah B. Uno dalam bukunya yang berjudul “Orientasi
Baru dalam Psikologi Pembelajaran” Gaya Belajar adalah “ kemampuan

6
sesorang untuk memahami dan menyerap perlajaran sudah pasti berbeda
tingkatnya ada yang cepat sedang dan ada pula yang sangat lambat.
[ CITATION Ham08 \l 1033 ]
Menurut Nasution dalam bukunya Berbagai Pendidikan dalam
Proses Belajar Mengajar “Gaya Belajar adalah cara yang konsisten yang
dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi,
cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal. [ CITATION Nas09 \l 1033 ]
Berdasarkan Sukadi, bahwa “gaya belajar yaitu kombinasi antara
cara seseorang dalam menyerap pengetahuan dan cara mengatur serta
mengolah informasi atau pengetahuan yang didapat.[CITATION Suk08 \l
1033 ]
Menurut Sidjabat sebagaimana dikutip M. Nur Ghufron dan Rini
Risnawita gaya belajar yaitu cara pandang setiap individu dalam melihat
dan mengalami suatu peristiwa.[ CITATION MNG12 \l 1033 ]
Menurut (Winkel:2005:164) gaya belajar adalah Kemampuan
seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda
tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat.
Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk
bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Gaya belajar
merupakan cara belajar yang khas bagi siswa. [ CITATION Win05 \l 1033 ]
Seluruh definisi gaya belajar di atas tampak tidak ada yang
bertentangan, melainkan memiliki kemiripan antara yang satu dengan
yang lainnya. Definisi-definisi gaya belajar tersebut secara subtansial
tampak saling melengkapi. Berdasarkan keterangan-keterangan di atas
maka penulis mengambil kesimpulan bahwa gaya belajar yaitu suatu cara
pandangan pribadi terhadap peristiwa yang dilihat dan di alami. Oleh
karena itulah pemahaman, pemikiran, dan pandangan seorang anak
dengan anak yang lain dapat berbeda, walaupun kedua anak tersebut
tumbuh pada kondisi dan lingkungan yang sama, serta mendapat
perlakuan yang sama.

7
Berikut macam macam gaya belajar berdasarkan pengertian gaya
belajar di atas. Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki secara umum
gaya belajar manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu
gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik

8
a. Gaya Belajar Visual
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki yang dikutip oleh
Sukadi, berdasarkan arti katanya, Gaya belajar visual adalah gaya
belajar dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan
sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera
penglihatan. Bagi orang yang memiliki gaya ini, mata adalah alat
yang paling peka untuk menangkap setiap gejala atau stimulus
(rangsangan) belajar. Orang dengan gaya belajar visual senang
mengikuti ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-
gambar, meninjau kejadian secara langsung, dan sebagainya. Hal
ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan metode dan media
belajar yang dominan mengaktifkan indera penglihatan (mata).
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat
sehingga mata sangat memegang peranan penting. Gaya belajar
secara visual dilakukan seseorang untuk memperolah informasi
seperti melihat gambar, giagram, peta, poster, grafik, dan
sebagainya. Bisa juga dengan melihat data teks seperti tulisan dan
huruf. Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari
bahanbahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar.
Pokoknya mudah mempelajari bahan pelajaran yang dapat dilihat
dengan alat penglihatannya. Sebaliknya merasa sulit belajar apabila
dihadapkan bahan-bahan bentuk suara, atau gerakan. [ CITATION
Nin12 \l 1033 ]

b. Gaya Belajar Auditorial


Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara
mendengar. Orang dengan gaya belajar ini, lebih dominan dalam
menggunakan indera pendengaran untuk melakukan aktivitas
belajar. Dengan kata lain, ia mudah belajar, mudah menangkap

9
stimulus atau rangsangan apabila melalui alat indera pendengaran
(telinga).
Orang dengan gaya belajar auditorial memiliki kekuatan pada
kemampuannya untuk mendengar. Oleh karena itu, mereka sangat
mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar,
misalnya dengan cara mendengar seperti ceramah, radio, berdialog,
dan berdiskusi. Selain itu, bisa juga mendengarkan melalui nada
(nyanyian/lagu).
Anak yang bertipe auditorial, mudah mempelajari bahan-
bahan yang disajikan dalam bentuk suara (ceramah), begitu guru
menerangkan ia cepat menangkap bahan pelajaran, disamping itu
kata dari teman (diskusi) atau suara radio/casette ia mudah
menangkapnya.

c. Gaya belajar Kinestetik


Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara
bergerak, bekerja, dan menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan
mengutamakan indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Orang
dengan gaya belajar ini lebih mudah menangkap pelajaran apabila
ia bergerak, meraba, atau mengambil tindakan. Misalnya, ia baru
memahami makna halus apabila indera perasanya telah merasakan
benda yang halus.
Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang
berupa tulisan-tulisan, gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari
bahan yang berupa suara atau penglihatan. Selain itu, belajar secara
kinestetik berhubungan dengan praktik atau pengalaman belajar
secara langsung. Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan
bahwa orang yang menggunakan gaya belajar kinestetik
memperoleh informasi dengan mengutamakan indera perasa dan
gerakan-gerakan fisik. Individu yang mempunyai gaya belajar
kinestetik mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak,

10
meraba, atau mengambil tindakan. Selain itu dengan praktik atau
pengalaman belajar secara langsung.
Pada dasarnya, dalam diri setiap manusia terdapat tiga gaya
belajar. Akan tetapi ada di antara gaya belajar yang paling
menonjol pada diri seseorang. Disini peneliti membahas tiga ciri
gaya belajar, yaitu ciri gaya belajar Visual, Auditorial dan
Kinestetik.
Ciri-ciri yang menonjol dari mereka yang memiliki tipe gaya
belajar Visual:
1) Senang kerapian dan ketrampilan.
2) Jika berbicara cenderung lebih cepat.
3) Ia suka membuat perencanaan yang matang untuk jangka
panjang.
4) Sangat teliti sampai ke hal-hal yang detail sifatnya.
5) Mementingkan penampilan, baik dalam berpakaian
maupun presentasi.
6) Lebih mudah mengingat apa yang di lihat, dari pada
yang di dengar.
7) Mengingat sesuatu dengan penggambaran (asosiasi)
visual.
8) Ia tidak mudah terganggu dengan keributan saat belajar
(bisa membaca dalam keadaan ribut sekali pun).
9) Ia adalah pembaca yang cepat dan tekun.
10) Lebih suka membaca sendiri dari pada dibacakan orang
lain.
11) Tidak mudah yakin atau percaya terhadap setiap masalah
atau proyek sebelum secara mental merasa pasti.
12) Suka mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di
telepon atau dalam rapat.
13) Lebih suka melakukan pertunjukan (demonstrasi) dari
pada berpidato.

11
14) Lebih menyukai seni dari pada musik.
15) Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, akan
tetapi tidak pandai memilih kata-kata.
16) Kadang-kadang suka kehilangan konsentrasi ketika
mereka ingin memperhatikan.

Ciri-ciri bahasa tubuh yang menunjukkan seseorang gaya


belajar Visual yaitu biasanya duduk tegak dan mengikuti penyaji
dengan matanya. [ CITATION Gor02 \l 1033 ]

Ciri-ciri yang menonjol dari mereka yang memiliki tipe gaya


belajar Auditorial:

1) Saat bekerja sering berbicara pada diri sendiri.


2) Mudah terganggu oleh keributan atau hiruk pikuk
disekitarnya. Sering menggerakkan bibir dan
mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca.
3) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
sesuatu.
4) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama,
dan warna suara dengan mudah.
5) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi mudah dalam
bercerita.
6) Biasanya ia adalah pembicara yang fasih.
7) Lebih suka musik dari pada seni yang lainnya.
8) Lebih mudah belajar dengan mendengarkan dan
mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat.
9) Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu
dengan panjang lebar.
10) Lebih pandai mengeja dengan keras dari pada
menuliskannya.

12
Ciri - ciri bahasa tubuh yang menunjukkan seseorang gaya
belajar Auditorial yaitu sering mengulang dengan lembut kata-kata
yang di ucapkan penyaji, atau sering menggunakan kepalanya saat
fasilitator menyajikan informasi lisan. Pelajar tipe ini sering
“memainkan sebuah kaset dalam kepalanya” saat ia mencoba
mengingat informasi. Jadi, mungkin ia akan memandang ke atas
saat ia melakukannya.
Ciri-ciri yang menonjol dari mereka yang memiliki tipe gaya
belajar kinestetik:
1) Berbicara dengan perlahan
2) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
3) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
4) Selalu berorientasi dengan sifik dan banyak bergerak
5) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
6) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
7) Banyak menggunakan isyarat tubuh
8) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
9) Memungkinkan tulisannya jelek
10) Ingin melakukan segala sesuatu
11) Menyukai permainan yang menyibukkan.

Ciri-ciri bahasa tubuh yang menunjukkan seseorang gaya


belajar Kinestetik yaitu sering memnunduk saat ia mendengarkan.

b. Animasi (X2)
Animasi berasal dari kata “to animate” yang artinya membuat
seolah-olah hidup dan bergerak. Dalam Bahasa Yunani animasi berasal
dari kata anima yang berarti jiwa, hidup, nyawa, semangat. Sedangkan
Animasi dalam Bahasa Inggris berasal dari kata Animation yang dalam
bahasa Inggris to animate yang berarti menggerakkan.Animasi dapat
menarik perhatian, serta mampu menyampaikan suatu pesan dengan baik.
Adapun pendapat para ahli mengenai animasi sebagai berikut:

13
Menurut (Hidayatullah dkk, 2001:63). Animasi merupakan
sekumpulan gambar yang disusun secara berurutan. Ketika rangkaian
gambar tersebut di tampilakan dengan kecepatan yang memadai, maka
rangkaian gambar tersebut akan terlihat bergerak.[ CITATION Hid01 \l
1033 ]
Menurut Munir (2013:340) “animasi berasal dari bahasa inggris,
animation dari kata to anime yang berarti “menghidupkan”. Animasi
merupakan gambar tetap (still image) yang disusun secara berurutan dan
direkam dengan menggunakan kamera”. [ CITATION Mun13 \l 1033 ]
Sedangkan menurut Vaughan dalam Binanto (2010:219) menyatahan
bahwa “animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi
hidup”. [CITATION Bin10 \l 1033 ]
Bustaman (2001) menyatakan bahwa “Animasi adalah suatu proses
dalam menciptakan efek gerakan atau perubahan dalam jangka waktu
tertentu, dapat juga berupa perubahan warna dari suatu objek dalan
jangka waktu tertentu dan bisa juga dikatakan berupa perubahan bentuk
dari suatu objek ke objek lainnya dalam jangka waktu tertentu”.
[ CITATION Bus01 \l 1033 ]
Zeembry (2006) menyatakan bahwa ”Animasi adalah rangkaian
gambar yang disusun secara berurutan”. [ CITATION Zee06 \l 1033 ]
Suciadi (2003) menyatakan bahwa ”Animasi adalah sebuah objek
atau beberapa objek yang tampil bergerak melintasi stage atau berubah
bentuk, berubah ukuran, berubah warna, berubah putaran, berubah
properti-properti lainya”. [ CITATION Suc03 \l 1033 ]
Menurut pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa animasi merupakan sekumpulan gambar yang disusun secara
berurutan dan direkam menggunakan kamera untuk membuat prsentasi
statis menjadi hidup.
Secara garis besar, animasi computer dibagi menjadi dua kategori,
yaitu:
a. Computer Assisted Animation

14
Animasi Pada Kategori Ini Biasanya Menunjuk Pada System
Animasi 2 Dimensi, Yaitu Mengkomputerisasi Proses Animasi
Tradisional Yang Menggunakan Gambaran Tangan. Computer
Digunakan Untuk Pewarnaan, Penerapan Virtual Kamera Dan
Penataan Data Yang Digunakan Dalam Sebuah Animasi.

15
b. Computer Generated Animation
Pada kategori ini biasanya digunakan untuk animasi 3 dimensi
dengan program 3D seperti 3D Studio Max, Maya, Autocad dll.
Animasi merupakan salah satu bentuk visual bergerak yang
dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan materi pelajaran yang
sulit disampaikan secara konvensional. Dengan diintergrasikan
ke media lain seperti video, presentasi, atau sebagai bahan ajar
tersendiri animasi cocok untuk menjelaskan materi-materi
pelajaran yang secara langsung sulit dihadirkan di kelas atau
disampaikan dalam bentuk buku. Sebagai misal proses
bekerjanya mesin mobil atau proses terjadinya tsunami.
Dilihat dari tehnik pembuatannya animasi yang ada saat ini dapat
dikategorikan menjadi 3, yaitu:
1. Stop-motion animation
Stop-motion animation sering pula disebut claymation karena
dalam perkembangannya, jenis animasi ini sering menggunakan
clay (tanah liat) sebagai objek yang digerakkan .Tehnik
stopmotion animation merupakan animasi yang dihasilkan dari
penggambilan gambar berupa obyek (boneka atau yang lainnya)
yang digerakkan setahap demi setahap. Dalam pengerjaannya
teknik ini memiliki tingkat kesulitan dan memerlukan kesabaran
yang tinggi. Wallace and Gromit dan Chicken Run , karya Nick
Parks, merupakan salah satu contoh karya stop motion
animation. Contoh lainnya adalah Celebrity Deadmatch di MTV
yang menyajikan adegan perkelahian antara berbagai selebriti
dunia.
2. Animasi Tradisional (Traditional animation)
Tradisional animasi adalah tehnik animasi yang paling umum
dikenal sampai saat ini. Dinamakan tradisional karena tehnik
animasi inilah yang digunakan pada saat animasi pertama kali
dikembangkan. Tradisional animasi juga sering disebut cel

16
animation karena tehnik pengerjaannya dilakukan pada celluloid
transparent yang sekilas mirip sekali dengan transparansi OHP
yang sering kita gunakan. Pada pembuatan animasi tradisional,
setiap tahap gerakan digambar satu persatu di atas cel. Dengan
berkembangnya teknologi komputer, pembuatan animasi
tradisional ini telah dikerjakan dengan menggunakan komputer.
Dewasa ini teknik pembuatan animasi tradisional yang dibuat
dengan menggunakan komputer lebih dikenal dengan istilah
animasi 2 Dimensi.
3. Animasi Komputer
Sesuai dengan namanya, animasi ini secara keseluruhan
dikerjakan dengan menggunakan komputer. Dari pembuatan
karakter, mengatur gerakkan “pemain” dan kamera, pemberian
suara, serta special effeknya semuanya di kerjakan dengan
komputer. Dengan animasi komputer, hal-hal yang awalnya tidak
mungkin digambarkan dengan animasi menjadi mungkin dan
lebih mudah. Sebagai contoh perjalanan wahana ruang angkasa
ke suatu planet dapat digambarkan secara jelas, atau proses
terjadinya tsunami. Perkembangan teknologi komputer saat ini,
memungkinkan orang dengan mudah membuat animasi. Animasi
yang dihasilkan tergantung keahlian yang dimiliki dan software
yang digunakan.

c. Motivasi Belajar Siswa (Y)


Menurut Ahmad Tohardi (2008) mengemukakan, “motivasi adalah
kekuatan (dorongan) dari dalam seseorang untuk melakukan aktivitas
sesuai dengan dorongan tersebut”. Motivasi atau dorongan yang menjadi
pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. Seseorang yang
sangat termotivasi, yaitu seseorang yang melakukan subtansial, guna
menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya, dan organisasi

17
dimana ia bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi akan memberikan
yang minimum dalam bekerja. [ CITATION Ahm08 \l 1033 ]
Menurut Stanford dalam Mangkunegara (2000) dinyatakan bahwa
motivasi didefinisikan sebagai suatu kondisi yang menggerakkan
manusia kearah suatu tujuan tertentu. [ CITATION Man00 \l 1033 ]
Motivasi adalah suatu keterampilan dalam memadukan kepentingan
karyawan dan organisasi sehingga keinginan - keinginan karyawan
dipuaskan bersamaan dengan tercapainya sasaran organisasi . [ CITATION
Edw80 \l 1033 ]. Menurut Stoner et.al. (1995) motivasi merupakan
karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusi pada
tingkat komitmen seseorang.
Menurut Chung dan Megginson yang dikutip oleh Gomes (2003),
menerangkan bahwa motivasi kerja adalah : “Tingkat usaha yang
dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan
dengan kepuasan kerja dan performa pekerjaan” yang dapat diukur
melalui indikator individual dan organisasi. [ CITATION Fau03 \l 1033 ]

Motivasi merupakan keinginan seseorang melakukan sesuatu akibat


dorongan dari diri sendiri maupun dari luar diri karyawan. Selain itu
motivasi dapat pula diartikan sebagai dorongan karyawan untuk
melakukan tindakan karena mereka ingin melakukannya. Pentingnya
motivasi karena motivasi merupakan hal yang menyebabkan,
menyalurkan dan mendukung perilaku manusia. Supaya mau bekerja giat
dan antusias mencapai hasil yang memuaskan, motivasi semakin penting
karena atasan membagikan pekerjaan kepada bawahannya untuk
dikerjakan dengan baik dan teritegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
[ CITATION Ast18 \l 1033 ]

Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa


motivasi timbul dalam diri pegawai atau melalui rangsangan dari luar diri
pegawai tersebut. Dalam sebuah organisasi, pemimpin dalam hal ini
Kepala Dinas di Diskoperindag dituntut memainkan peran yang lebih

18
dalam memberikan rangsangan dan dorongan agar pegawainya semakin
termotivasi dalam menghasilkan output yang memuaskan dan terus
berusaha lebih meningkatkan lagi hasil kerjanya.
Sumber motivasi digolongkan menjadi dua, yaitu sumber motivasi
dari dalam diri (intrinsik) dan sumber motivasi dari luar (ekstrinsik).
a. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Itu sebabnya motivasi intrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam
diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif – motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi
ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan
dari luar yang tidak terkait dengan dirinya. Ada dua faktor utama
di dalam organisasi (faktor eksternal) yang membuat karyawan
merasa puas terhadap pekerjaan yang dilakukan, dan kepuasan
tersebut akan mendorong mereka untuk bekerja lebih baik, kedua
faktor tersebut antara lain :
a) Motivator, yaitu prestasi kerja, penghargaan, tanggung
jawab yang diberikan, kesempatan untuk
mengembangkan diri dan pekerjaannya itu sendiri.
b) Faktor kesehatan kerja, merupakan kebijakan dan
administrasi perusahaan yang baik, supervisi teknisi yang
memadai, gaji yang memuaskan, kondisi kerja yang baik
dan keselamatan kerja

19
Dilingkungan suatu organisasi atau perusahaan kecenderungan
penggunaan motivasi ekstrinsik lebih dominan daripada motivasi intrinsik.
Kondisi ini disebabkan tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran dari
dalam diri karyawan, sementara kondisi kerja disekitarnya lebih banyak
menggiringnya pada mendapatankan kepuasan kerja yang hanya dapat
dipenuhi dari luar dirinya.

d. Hubungan Gaya belajar dengan Motivasi Belajar


Hasil dari penelitian pengaruh gaya belajar terhadap motivasi dan
hasil belajar, peserta didik sangat antusias dan menyukai dengan model
pembelajaran dengan gaya belajar di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Peserta didik bisa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan gaya
belajar masing-masing dengan baik.
Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan bantuan
angket dan tes untuk mengetahui hasil data dari motivasi dan hasil belajar
peserta didik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan gaya belajar
secara bergantian pada proses pembelajaran yaitu, visual, audio dan
kinestetik kebanyakan peserta didik hanya menyukai salah satu dari gaya
belajar saja. Gaya belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
motivasi peserta didik. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima,
yaitu terdapat pengaruh antara gaya belajar terhadap motivasi peserta didik

e. Hubungan Penggunaan Animasi dengan Motivasi Belajar


Perkembangan animasi pada saat ini berjalan cepat dalam berbagai
bidang. Animasi begitu dikenal dalam bidang perfilman, terutama dunia
anak - anak. Akan tetapi, sekarang animasi tidak hanya digunakan dalam
dunia hiburan seperti pembuatan film dan permainan, tetapi juga dalam
pembuatan desain web dan dunia pendidikan.
Animasi dalam dunia pendidikan berperan dalam sebagai media
pembelajaran yang menarik. Animasi merupakan salah satu bentuk visual
bergerak yang dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan materi pelajaran
yang sulit disampaikan secara konvensional. Animasi dapat diintegrasikan

20
ke media lain seperti video atau presentasi sehingga cocok untuk
menjelaskan materi - materi pelajaran yang sulit disampaikan secara
langsung melalui buku.
Animasi dalam dunia pendidikan memberikan berbagai keuntungan
bagi siswa dan pengajar. Bagi siswa, animasi dapat meningkatkan minat
belajar dan pemahaman terhadap suatu bidang ilmu tertentu. Bagi pihak
pengajar, animasi dapat mempermudah proses pembelajaran dan
pengajaran dalam penyampaian materi kepada siswa.

f. Hubungan Antara Gaya Belajar dan Penggunaan Animasi dengan Motivasi


Belajar Siswa
Motivasi belajar merupakan indikator keberhasilan suatu proses
pembelajaraan, banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar,
diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor
pendukung yang dapat mempengaruhi motivasi belajar yaitu dengan
memanfaatkan atau menggunakan media pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran sangatlah membantu dalam proses
pelaksanaan pembelajaraan yang dimana, siswa akan dapat bekerja sesuai
dengan kemampuannya sendiri sedangkan guru hanya mengarahkan
pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini sejalan dengan
Mangewa mengemukan bahwa manfaat media pembelajaran yaitu
“menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih
langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan serta
memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan
dan minatnya”. [ CITATION Mah10 \l 1033 ]
Penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran
akan meningkatkan motivasi belajar siswa dan menciptakan kesenangan
dalam kegiatan proses pembelajaran. Sehubungan dengan pelaksanaan
penelitian ini penggunaan media pembelajaran animasi dalam
pembelajaran IPS sangatlah berperang aktif dalam peningkatan motivasi
belajar siswa dimana siswa dapat menjadi lebih interaktif dalam proses

21
pembelajaran. Sehubungan dengan itu Munandi mengemukakan bahwa
“penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran akan meningkatkan
motivasi belajar siswa dan menciptakan kesenangan dalam kegiatan
belajar”. dalam hal ini penggunaan media pembelajaran animasi dalam
proses pembelajaran IPS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pengaruh penggunaan media animasi dalam pembelajaran IPS
terhadap motivasi belajar mempunyai faktor pendukung dari bagaimana
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik salah satunya dari cara
seorang guru dalam menggunakan media animasi, Nurdianti dkk
mengemukakan bahwa “guru harus merancang dan mengolah
pembelajaran dengan efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan
dalam pembelajaraan IPS sehinggah dapat membuat siswa menjadi aktif,
kreatif dan merasa senang ketika mengikuti pembelajaraan”. [ CITATION
Nur15 \l 1033 ]
Aktifitas guru dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa bukan
lagi sebagai sosok yang mendominasi pembelajaran, namun guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai fasilitator, yang dimana guru
memfasilitasi siswa dalam belajar menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan melibatkan siswa dalam mengeluarkan
pengetahuannya, sehingga siswa dapat senang, aktif dan antusias dalam
belajar serta dapat meningkatkan motivasi siswa. Hal ini sejalan dengan
Polya (dalam Firdaus : 107) bahwa mengajar untuk berpikir mengharuskan
guru tidak hanya memberikan informasi, ia harus menempatkan diri sesuai
kondisi siswa, memahami apa yang ada dalam benak siswa. Ia harus
membangun kemampuan siswa mengolah atau menggunakan informasi
yang diperoleh dengan bertanya: ”mengapa” dan ”bagaimana”, sehingga
keaktifan dan keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah akan
meningkatkan rasa percaya diri mereka. [ CITATION Fir09 \l 1033 ]
Pada proses pembelajaran dengan menggunakan media lebih
menekankan agar siswa dipandang sebagai subyek belajar. Hal ini
dimaksudkan agar dalam pelaksanaan pembelajaran bukan hanya guru

22
sebagai sumber dalam belajar tetapi baik buku, media, guru dan siswa
termasuk dalam sumber belajar sehingga, siswa dalam belajar
menghasilkan pembelajaran yang lebih bermakna. Sehubungan dengan itu
Mangewa meyatakan bahwa “dalam mengajar guru mengatur lingkungan
sehingga terbentuk suasana yang sebaik-baiknya bagi anak didik/siswa
untuk belajar. Siswa itu sendirilah yang belajar, dan guru hanya sebagai
pembimbing. Maka dipergunakan segala faktor dalam lingkungan, baik
buku, media/alat peraga lainnya”. Dengan demikian hasil belajar yang
diperoleh siswa akan lebih berkesan dan bertahan lama karena siswa
berperan aktif dalam proses pembelajaran. [ CITATION Mah10 \l 1033 ]
Penggunaan media pembelajaran merupakan faktor pendukung
dimana guru dapat berperang aktif sebagi fasilitator dalam pelaksanaan
proses pembelajaran. Salah satu penggunaan media pembelajaran yaitu
media animasi yang merupakan media interaktif, dimana dapat membuat
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini berhubungan dengan
pendapat. Aqib mengemukakan tentang manfaat media pembelajaran
yaitu: Menyampaikan materi pembelajaran dapat diseragamkan; proses
pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik; proses pembelajaran lebih
intensif; efisiensi dalam waktu dan tenaga; meningkatkan kualitas hasil
belajar anak didik; media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja; media dapat menumbuhkan sikap positif anak
didik terhadap materi dan proses belajar; dan mengubah peran guru kearah
yang lebih positif dan produktif. [ CITATION Zai13 \l 1033 ]
Kemp & Dayton juga mengemukakan bahwa manfaat media animasi
diantaranya “proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, kualitas
pengajaran menjadi meningkat, sikap positif siswa terhadap apa yang
dipelajari dapat ditingkatkan, dapat mengubah peran positif guru, serta
membangkitkan kemauan bertindak”. [ CITATION Suk13 \l 1033 ]
Sehubungan dengan pendapat di atas dengan aktifitas guru dan siswa
dalam penelitian menggunaan media animasi yaitu untuk mengelolah
pelaksanaan pembelajaran harus selalu mengasah kemampuan mengajar

23
dan meminimalisir kesalahan dalam mengelolah pembelajaran pada
pertemuan sebelumnya dengan memahami apa yang ada dalam benak
siswa serta meningkatkan rasa percaya diri siswa atau peserta didik
menjadi lebih aktif dan antusias dalam belajar. Jadi dapat disimpulkan
bahwa dengan mengasah kemampuan mengajar guru dan memperbaiki
kesalahan untuk meningkatkan kemampuan mengelolah pembelajaran
menggunakan media animasi, dapat mempengaruhi kegiatan atau aktifitas
siswa menjadi lebih antusias, aktif dan dapat memotivasi siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran yang menggunakan media animasi sebagai alat
pembelajaran dalam pelajaran IPS, merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Bukan hanya itu dalam pelaksanaan
penelitian ini peningkatan motivasi siswa diukur dari setiap indikator
motivasi belajar yang terdiri dari ketekunan dalam belajar, ulet dalam
menghadapi kesulitan, motivasi dan ketajaman perhatian dalam belajar,
berprestasi dalam belajar, mandiri dalam belajar. Peningkatan kelima
indikator motivasi ini didukung dengan perubahan aktifitas siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran yang dimana siswa semakin aktif dan antusias
dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, sikap siswa dalam merespon
guru, dan usaha menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru yang
semakin meningkat. Peningkatan ini terlihat dari hasil observasi aktivitas
siswa pada setiap pertemuan baik pada kelas yang menggunakan media
animasi maupun media buku dengan bantuan DLP dan laptop.
Berdasarkan apa yang dijelaskan di atas bahwa dalam pembelajaran
IPS dengan menggunakaan media animasi dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, sehubungan dengan itu, Hamalik mengemukakan bahwa
“pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologi terhadap siswa”.[ CITATION Azh13 \l 1033 ] Sukiyasa
dalam temuannya berpendapat demikian bahwa “dengan menggunaan

24
media animasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa”. [ CITATION
Suk13 \l 1033 ]

25
B. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Variabel
1 Suryadin, I Pengaruh Model Metode : Variabel terikat:
Wayan Merta, Pembelajaran Visual Teknik Simple Motivasi dan Hasil
Kusmiyati Auditorial Kinestetik Random Belajar
(Vak) Terhadap Sampling
J. Pijar MIPA, Motivasi Dan Hasil Variabel Bebas:
Vol. XII No.1, Belajar Ipa Biologi Model
Siswa Kelas Viii Pembelajaran
ISSN 1907-1744 Smp Negeri 3 Visual Auditorial
(Cetak) Gunungsari Tahun Kinestetik (Vak)
ISSN 2410-1500 Ajaran 2015/2016.
(Online) [CITATION Pen \l
1033 ]
2 Muhammad Pengaruh Metode : Variabel terikat:
Rahmattullah Pemanfaatan Media kuantitatif Hasil Belajar
Pembelajaran Film dalam bentuk
ISSN : 1412- Animasi Terhadap kuasi Variabel Bebas:
565X Hasil Belajar eksperimen Pemanfaatan Media
[ CITATION Rah11 \l dengan disain Pembelajaran Film
1033 ] Nonequivalent Animasi
Control Group
Design.
3 Kardi Manik, Penerapan Model Metode: Variabel terikat:
Abdul Gafur Two Stay Two Stray Observasi, Tes Penerapan Model
Berbantuan Hasil Belajar, Two Stay Two
Jurnal Pendidikan Multimedia Dan Stray
IPS Untuk Meningkatkan Dokumentasi
Aktivitas Dan Hasil Variabel Bebas:
p-ISSN: 2356- Belajar Ips Aktivitas Dan Hasil
1807 [ CITATION Kar \l Belajar Ips

26
e-ISSN:2460- 1033 ]
7916
4 Wahyullah Pengaruh Metode : Variabel terikat:
Alannasir Penggunaan Media Desain Motivasi Belajar
Animasi Dalam eksperimen
Journal of EST, Pembelajaran Ips penuh (true Variabel Bebas:
Volume 2 Terhadap Motivasi Experimental Penggunaan Media
Belajar Siswa Kelas design) pretest Animasi
p-ISSN: 2460- Iv SD Negeri post test
1497 Mannuruki terhadap
e-ISSN: 2477- [ CITATION Wah \l kelompok yang
3840 1033 ] sama
5 Sri Rahmawati, Pengaruh Media Metode: Variabel terikat:
Baharuddin Pembelajaran Dan Kuesioner, Hasil Belajar Ips
Gaya Belajar Wawancara,
Terhadap Hasil Observasi Variabel Bebas:
Jurnal Teknologi Belajar Ips Terpadu Media
Informasi & Siswa Kelas Viii Pembelajaran Dan
Komunikasi Smp Negeri 1 Badar Gaya Belajar
dalam Dan Smp Negeri 5
Pendidikan, Vol. Badar Kab. Aceh
3, Tenggara [CITATION
Sri \l 1033 ]
p-ISSn: 2355-
4983; e-ISSN:
2407-7488
6 Wahyu Nuning Pengembangan Metode: Variabel terikat:
Budiarti, Media Komik Untuk Kuesioner, Motivasi Belajar
Haryanto Meningkatkan Eksperimen Dan Keterampilan
Motivasi Belajar Membaca
Jurnal Prima Dan Keterampilan
Edukasia Membaca Variabel Bebas:

27
Print ISSN: 2338- Pemahaman Siswa Pengembangan
4743 Kelas IV [CITATION Media Komik
e-ISSN: 2460- Wah1 \l 1033 ]
9927
7 Prihma Sinta Pengaruh Metode Metode : Variabel terikat:
Utami, Abdul Pembelajaran Dan simple random Hasil Belajar Siswa
Gafur Gaya Belajar Siswa sampling.
Terhadap Hasil Variabel Bebas:
Jurnal Pendidikan Belajar Ips Di Smp Metode
IPS Negeri Di Kota Pembelajaran Dan
Yogyakarta[CITATION Gaya Belajar Siswa
p-ISSN: 2356- Pri \l 1033 ]
1807 e-ISSN:
2460-7916

8 Setia Wardani Media Pembelajaran Metode : R&D Variabel terikat:


Berbasis Animasi (penelitian Pembelajaran
Jurnal Dinamika Untuk Pembelajaran pengembangan Tematik Pada
Informatika Tematik Pada Siswa ) Siswa
Volume 6, No 1, Sekolah Dasar Sekolah Dasar
[CITATION Set \l
ISSN 1978-1660 1033 ] Variabel Bebas:
e-ISSN 2549- Media
8517 Pembelajaran
Berbasis Animasi
9 Sri Nengsi Pengembangan Metode : Variabel Bebas:
Media Pembelajaran 4-D Model, Pengembangan
ISSN: 2460-8556 Animasi Pada Materi definisi, Media
Fotosintesis untuk desain, Pembelajaran
Siswa Kelas VIII pengembangan Animasi
MTsN Koto Nan dan
Gadang [ CITATION penyebaran.

28
Sri15 \l 1033 ]

10 Laely Adyani, Pengembangan Metode: Variabel terikat:


Rudiana Agustini, Perangkat validasi, Motivasi Dan Hasil
Raharjo Pembelajaran observasi, tes, Belajar Siswa
Berbantuan Media dan angket
Jurnal Pendidikan Animasi Interaktif Variabel Bebas:
Sains Berbasis Game Perangkat
Pascasarjana Edukasi Untuk Pembelajaran
Universitas Meningkatkan Berbantuan Media
Negeri Surabaya Motivasi Dan Hasil Animasi Interaktif
Belajar Siswa Berbasis Game
ISSN : 2089-1776 [ CITATION Lae15 \l Edukasi
1033 ]

29
BAB III
PEMBAHASAN

A. Contoh Konkrit

SMA Negeri 6 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah atas


yang berada di kota Surakarta yang memiliki fasilitas lengkap dalam
mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Salah satunya adalah
tersedianya LCD Proyektor di setiap ruang kelas. Selain itu, laboratorium,
perpustakaan dan ruang komputer juga tersedia lengkap dalam mendukung
proses pembalajaran siswa. SMA Negeri 6 Surakarta juga menyediakan Wi-
Fi yang dapat diakses oleh guru dan juga siswa untuk menunjang proses
pembelajaran.

Setiap anak memiliki tingkatan kecerdesan yang berbeda–beda. Setiap


anak memiliki karakter belajar yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, dengan
cara belajar berbeda, ada yang lebih menyukai belajar sambil bermain,
bercerita, atau mendengarkan. Banyak peserta didik yang sangat fokus dan
sangat antusias terhadap kegiatan diluar kelas namun didalam kelas ia tidak
memperhatikan pelajaran, ada juga peserta didik yang aktif di luar kelas tapi
aktif juga di kelas, adapula peserta didik yang tidak semangat dengan
keduanya. Ada pula peserta didik yang memang memiliki tingkat kecerdasan
dari lahir, dan juga ada yang tingkat kecerdasanya bertahap. Dari segi
lingkungan pun juga dapat mempengaruhi peserta didik dalam belajarnya.
Maka dengan ini pendidik harus pintar memilih gaya belajar dan media yang
manakah yang sesuai dengan peserta didiknya yang dapat membangkitkan
motivasi dan hasil belajar.

Terbukti dengan para pendidik yang menggunakan macam-macam trik


mengajar yaitu dengan gaya belajar yang meliputi visual, audio dan kinestetik
atau praktek, untuk membantu peserta didik dalam belajar. Dan dalam
penggunaan gaya belajar pada proses pembelajaran, para pendidik juga
dibantu oleh media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan pada

30
gaya belajar visual seperti berupa video animasi. Dengan menggunakan gaya
belajar dan media pembelajaran tersebut kualitas pendidikan di sekolah SMA
Negeri 6 Surakarta meningkat dan motivasi siswa dalam belajar pun
meningkat.

B. Studi Kasus

Dalam observasi di SMK N 3 Yogyakarta, jurusan gambar bangunan


kelas X TGB1, proses belajar mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) masih seringkali dihadapkan pada pandangan yang abstrak
diluar pengalaman dan pandangan siswa yang tentu saja memberikan efek
jenuh dan mengantuk, apalagi metode penyampaian guru dan gaya belajar
siswa yang kurang aktif dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
menimbulkan kesan monoton dan searah, sehingga materi tersebut menjadi
kurang jelas dan sulit dipahami oleh siswa, padahal sebenarnya materi
tersebut selain dengan pencatatan teoritis juga membutuhkan visualisasi yang
dapat memperjelas pandangan akan permasalahan social yang terjdi. Selain
itu tingkat daya serap dalam belajar setiap siswa tentu berbeda satu dengan
yang lainnya, hal tersebut tergantung dari kemampuan setiap siswa untuk
dapat merekam dan memahami informasi.

Dampak dari kurangnya pemahaman materi yang telah disampaikan


oleh guru tersebut jelas mempengaruhi hasil belajar siswa yang signifikan,
tentunya masalah kualitas pembelajaran ini harus segera diselesaikan
mengingat mata pelajaran ini termasuk dalam mata pelajaran yang bersifat
wajib dan memiliki standar kelulusan yang lebih tinggi dibandingkan
pelajaran yang lain, sehingga apabila hasil pembelajaran siswa tidak
memenuhi standar kelulusan tentu saja akan merugikan siswa dan sekolah itu
sendiri, tidak hanya dalam lingkungan sekolah itu sendiri, tetapi juga
berpengaruh dalam dunia pekerjaan karena mengingat misi SMK adalah
mencetak tenaga kerja yang siap terjun langsung dan bersaing dalam dunia
kerja

31
C. Penyelesaian Studi Kasus

Kualitas pembelajaran bisa diwujudkan bilamana proses pembelajaran


direncanakan dan dirancang secara matang dan seksama, tahap demi tahap,
dan proses demi proses. Untuk mengatasi rendahnya kualitas pembelajaran
tersebut salah satu upaya yang dilakukan oleh guru adalah pemanfaatan
media pendidikan animasi dalam pembelajaran. Melalui media pendidikan
animasi kegiatan pembelajaran yakni berupa sarana yang dapat memberikan
pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar,
memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi
lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami.

Dan salah satu usaha yang dapat dilakukan pendidik adalah


merencanakan dan menggunakan gaya belajar menyenangkan,yang dapat
mengkondisikan peserta didik agar dapat terciptanya suasana belajar yang
efektif yang sesuai dengan minat peserta didik, serta memberikan stimulus
dan sarana untuk menunjang proses belajar. Didalam pembelajaran yang
efektif bukan hanya dengan metode pembelajaran dan pendekatan saja,
namun gaya belajar pun juga mempengaruhi suksesnya pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian, gaya belajar dan media yang digunakan sangat
mempengaruhi hasil belajar dan motivasi siswa.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kualitas


pembelajaran sangat bergantung dengan gaya belajar peserta didik dan
menggunakan media pembelejaran yakni menggunakan video animasi dengan
menggunakan gaya belajar dan media yang efektif dan menyenangkan maka
peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar, motivasi dan semangat belajar
walaupun materi yang diajarkan oleh pendidik cukup rumit bagi mereka.

32
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil yang
diperoleh sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada
bagian ini disajikan kesimpulan dan saran sebagai implikasi dari hasil yang
diperoleh.
Adapun kesimpulan dan saran yang dimaksud diuraikan sebagai
berikut:
a. Penggunaan media animasi dalam pembelajaran IPS memiliki
tahapan pembelajaran dimana, setiap pertemuan terdapat tiga
tahapan utama yang dilaksanakan oleh guru yakni perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi yang kemudian dirancang sesuai dengan
langkah-langkah penggunaan media animasi denga kategori baik
b. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS memberikan
perubahan motivasi belajar pada siswa, terlihat dari hasil motivasi
belajar sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan
media animasi mengalami peningkatan yang signifikan yaitu
sebelum perlakuan berada pada kategori cukup dan setelah perlakuan
motivasi belajar siswa meningkat dengan kategori sangat baik.
c. Penggunaan media animasi dalam pembelajaran IPS berpengaruh
secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa
d. Gaya belajar adalah cara seseorang yang digunakan untuk
memahami informasi yang diberikan oleh pendidik. Cara ini bisa
efektif untuk seorang individu tapi tidak efektif untuk orang lain.
Macam-macam gaya belajar secara umum ada 3, yaitu : visual,
auditori, dan kinestik.
e. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar
antara seorang guru dan siswanya, kemudian didalam motivasi
belajar setiap individu bisa jadi tidaklah sama. Kita harus
mengetahui arti motivasi itu sendiri, agar kita dapat memahami arti

33
dari motivasi itu sendiri dan dapat melaksanakannya ke dalam
kehidupan kita. Setelah mengetahui arti penting motivasi bagi siswa
dan juga guru , maka di harapkan bagi guru agar selalu menjaga
motivasi belajar siswanya . Guru juga harus paham akan kebutuhan
motivasi anak didiknya. Karena motivasi yang di butuhkan masing-
masing siswa itu berbeda.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, terdapat beberapa saran sebagai berikut :


1. Pendidik sebaiknya memahami karakter gaya belajar siswanya sehingga
terjadi kecocokan antara gaya belajar siswa dan media yang digunakan
oleh pendidik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan siswa
memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.
2. Keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri
siswa itu sendiri, untuk itu diharapkan peserta didik mampu
menumbuhkan motivasi dalam diri dan dapat menentukan gaya belajar dan
media apa yang cocok untuk dirinya sehingga tercapai hasil belajar yang
optimal.
3. Dalam penggunaan media animasi diharapkan sekolah dapat memfasilitasi
siswa dan pendidik agar penggunaan media animasi ini dapat berjalan baik
dan menumbuhkan rasa menyenangkan dalam belajar sehingga terjadi
motivasi yang tinggi dalam belajar dan mempermudah pemahaman materi
pelajaran.

34
DAFTAR PUSTAKA

Alannasir, W. (n.d.). Pengaruh Penggunaan Media Animasi Dalam Pembelajaran


Ips. Journal Of EST.
Aqib, Z. ( 2013). Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Astarina, I. (2018). Pengaruh Motivasi dan Kompensasi terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 11.
Binanto, I. .. (2010). Multimedia Digital – Dasar Teori dan Pengembangannya.
Yogyakarta: Andi Offset.
Bustaman. (2001). Web design dengan macromedia flash mx 2004. Yogyakarta:
Andi Offset.
Firdaus. (2009). Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dalam
Pembelajaran Matematika di SMA.
Flippo, E. B. (1980). Manajemen Personalia. Jakarta: TP Gelora Askara Pratama.
Gomes, F. C. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta: Archan
Jakarta.
Hemacki, B. D. (2011). Quantum Learning nyaman dan menyenangkan.
Bandung: Kaifa.
Hidayatullah, P. d. ( 2001). Animasi Pendidikan Menggunakan Flash. Bandung:
Informatika.
Kardi Manik, A. G. (n.d.). Penerapan Model Two Stay Two Stray Berbantuan
Multimedia. Jurnal Pendidikan IPS.
Laely Adyani, d. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbantuan
Media Animasi Interaktif Berbasis Game Edukasi Untuk Meningkatkan
Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Sains.
Mangewa, M. (2010). Perencanaan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit
UNM.
Mangkunegara, A. .. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosa Karya.

35
Munir. ( 2013). Multimedia Konsep dan Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Nasution. (2009). Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Nengsi, S. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Animasi Pada Materi
Fotosintesis untuk Siswa Kelas VIII MTsN Koto Nan Gadang .
Nurdianti. (2015). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS
Dengan Menggunakan Media gambar dikelas IV SD Inpres Ambesia
Kecamatan Tomini (Online). Jurnal Ekonomi Sosial, Vol. 4.
Rahmattullah, M. (2011). Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film
Animasi Terhadap Hasil Belajar.
Risnawati, M. G. (2012). Gaya Belajar;Kajian Teoritik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sinta, P. (2015). Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Gaya Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan IPS.
Sri Rahmawati, B. (2016). Pengaruh Media Pembelajaran Dan Gaya Belajar
Terhadap Hasil Belajar Ips Terpadu Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Badar
Dan Smp Negeri 5 Badar Kab. Aceh Tenggara. Jurnal Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Subini, N. (2012). Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak. Yogyakarta:
Javalitera.
Suciadi, A. (2003). Menguasai Pembuatan Animasi dengan Macromedia Flash
MX. Jakarta: Dinastindo.
Sukadi. (2008). Progressive Learning. Bandung: Niaga Qolbun Salim.
Sukiyasa. (2013). Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Dan Motivasi
Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif (Online).
Suryadin, I. W. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Visual Auditorial
Kinestetik (Vak) Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Ipa Biologi Siswa
Kelas Viii Smp Negeri 3 Gunungsari Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal
Pijar MIPA, XII.
Tohardi, A. (2008). Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung Universitas Tanjung Pura: Mandar Maju.
Tutik Rahmawati, D. (2015). Teori Belajar dan Proses Pembelajaran Yang
Mendidik . Yogyakarta: Gava Media.

36
Uno, H. B. (2008). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Vos, G. D. (2002). Revolusi Cara Belajar (the Learning revolution): Belajar akan
efektif kalau anda dalam keadaan “Fun”. Bandung: Kaifa: Kaifa.
Wahyu Nuning, d. (2016). Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Dan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas
Iv. Jurnal Prima Edukasia.
Wardani, S. (2017). Media Pembelajaran Berbasis Animasi. Jurnal Dinamika
Informatika.
Winkle. (2005). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Zeembry. (2006). 60 Efek Animasi Spektakuler Flash 8. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.

37
LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

38
Lampiran 3

Lampiran 4

39
Lampiran 5

Lampiran 6

40
Lampiran 7

Lampiran 8

41
Lampiran 9

Lampiran 10

42

Anda mungkin juga menyukai