Anda di halaman 1dari 19

COVER

EMERGENETICS DAN PERBEDAAN GENDER


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah pengembangan diri

Dosen Pengampu :

Dr. Hendrik Heri Sandi, S.Pd, MM

Disususn Oleh :

Anis Fitrianingsih 1709618002


Dinda Damayanti F 1709618072
Muthi Rahmawati 1709618080
Afifah Tuzzakiyah 1709618082

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan lancar. Shalawat serta salam
tidak lupa semoga tercurahkan kepada nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nantinantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengembangan
Diri. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan saran atas penyusunan makalah ini :

1. Bapak Dr. Hendrik Heri Sandi, S.Pd, MM, selaku dosen pengampu mata
kuliah Pengembangan Diri.
2. Semua rekan sekelas Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Kelas B Universitas Negeri Jakarta dan pihak-pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu persatu.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,


untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak
untuk dapat menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
baik bagi penulis maupun para pembaca.

Jakarta, 18 Maret 2021

Kelompok 5

ii
iii

DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Pengertian Emergenetics dan Perbedaan Gender.............................................3

B. Perbedaan Dalam Struktur Otak............................................................................5

C. Perbedaan Pada Fungsi Otak................................................................................6

D. Perbedaan Evolusioner...........................................................................................8

BAB III PENUTUP........................................................................................................10

A. Kesimpulan..............................................................................................................10

B. Saran........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak cara yang dilakukan seseorang dalam meraih kesuksesan. Terutama


di dalam hal karier dan mencari pekerjaan. Setiap orang membutuhkan pekerjaan,
namun sering sekali seseorang di dalam memilih pekerjaan tidak sesuai dengan
karakter dan profil yang di miliki.Banyak buku yang di tulis dan tes yang dirancang
untuk memastikan seseorang di dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan
temperamen dan keterampilannya. Pada kenyataan banyak orang dengan profil dan
karakter yang dimiliki tidak sesuai dengan pekerjaannya, sehingga orang tersebut
tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Oleh sebab itu perlu sekali
pengenalan akan profil dan karakter pada diri seseorang di dalam menentukan
pekerjaan. Salah satu konsep yang digunakan adalah konsep Emergenetics, yaitu
konsep yang menyatukan otak dan perilaku.
Emergenetics adalah sebuah cara untuk menjelaskan tabiat dan kebiasaan
orang berdasarkan empat Atribut Pikiran ( Pikiran Analitis, Pikiran Struktural, Pikiran
Sosial, dan Pikiran Konseptual) dan tiga Atribut Perilaku (Keekspresifan,
Keasertifan, dan Fleksibilitas). Sedangkan gender merupakan perbedaan jenis
kelamin yang dibedakan dengan perempuan dan laki-laki. Gender bisa dikategorikan
sebagai perangkat operasional dalam melakukan measure (pengukuran) terhadap
persoalan laki-laki dan perempuan terutama yang terkait dengan pembagian peran
dalam masyarakat yang dikonstruksi oleh masyarakat itu sendiri. Istilah gender telah
menjadi isu penting dan sering diperbincangkan akhir-akhir ini. Banyak orang yang
mempunyai persepsi bahwa gender selalu berkaitan dengan perempuan, sehingga
setiap kegiatan yang bersifat perjuangan menuju kesetaraan dan keadilan gender
hanya dilakukan dan diikuti oleh perempuan tanpa harus melibatkan laki-laki.
Perempuan merupakan sumber daya yang jumlahnya cukup besar, bahkan di
seluruh dunia melebihi jumlah laki-laki. Namun perempuan yang yang berpartisipasi
di sektor publik berada jauh di bawah laki-laki, terutama di bidang politik. Rendahnya
partisipasi perempuan di sektor publik bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga
di seluruh dunia, termasuk juga di negara-negara maju. Sebagai contoh dalam
bidang pendidikan kaum perempuan masih tertinggal dibandingkan dengan laki-laki.

1
2

Ketertinggalan perempuan tersebut tercermin dalam presentase perempuan buta


huruf (14,47% tahun 2001) yang lebih besar dibandingkan leki-laki (6,87%). Data
tersebut menegaskan bahwa partisipasi perempuan di sektor publik dalam bidang
pendidikan masih rendah (Wirutomo, 2012:188-189). Contoh selanjutnya di India, di
negara ini perempuan dibagi menjadi tiga kelompok atau kelas, yaitu kelas atas,
menengah, dan bawah. Pandangan masyarakat India terhadap perempuan
ditentukan pada kelas atau strata mana dia berada. Umumnya kelas atau strata
tersebut dilihat dari kasta atau keturunan, selain itu juga dari kelas ekonomi.
Tuntutan agar perempuan terjun di dunia kerja mendorong mereka untuk
memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Semakin tinggi pendidikan seorang
perempuan, semakin terangkat kelas dan derajat dia dalam masyarakat. Bagi kelas
rendah, perempuan dilahirkan, dirawat lalu tumbuh, harus tinggal dan bekerja di
rumah., kemudian dikawinkan dalam usia belia. Artinya perempuan yang tidak
berpendidikan tidak mempunyai alasan untuk mencari pekerjaan yang lebih layak.

Kesetaraan gender merupakan suatu keadaan setara antara laki-laki dan


perempuan dalam hak secara hukum dan kondisi atau kualitas hidupnya sama.
Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi setiap manusia. Peran gender
terbagi menjadi peran produktif, peran reproduksi serta peran sosial
kemasyarakatan. Akan tetapi pada kenyataannya sampai saat ini, perempuan
seringkali dianggap lemah dan hanya menjadi sosok pelengkap. Terlebih lagi
adanya pola berpikir bahwa peran perempuan hanya sebatas bekerja di dapur,
sumur, mengurus keluarga dan anak, sehingga pada akhirnya peran di luar itu
menjadi tidak penting. Terwujudnya kesetaran dan keadilan gender ditandai dengan
tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dan dengan demikian
mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan
serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah-masalah
yang akan dibahas anatara lain:
1. Pengertian emergenetics dan perbedaan gender.
2. Perbedaan Dalam Struktur Otak.
3. Perbedaan pada fungsi otak.
3

4. Perbedaan Evolusioner
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Emergenetics dan Perbedaan Gender

Emergenetics merupakan instrument pembuat profil berbasis penelitian ilmiah


dengan mengindikasikan cara berpikir individu secara genetik (genetic) dan
bertindak dengan cara tertentu. Cara berpikir dan bertindak tersebut dapat berubah
(emerge) akibat faktor sosial/lingkungan yang terjadi dalam kehidupan seseorang.
Kombinasi dari genetika dan pengalaman hidup ini terjalin dan membentuk pola
yang dapat dikenal yang dapat digunakan untuk meningkatkan komunikasi dan
produktivitas. Salah satu konsep yang digunakan adalah konsep Emergenetics, yaitu
konsep yang menyatukan otak dan perilaku. Emergenetics adalah sebuah cara
untuk menjelaskan tabiat dan kebiasaan orang berdasarkan empat Atribut Pikiran
(Pikiran Analitis, Pikiran Struktural, Pikiran Sosial, dan Pikiran Konseptual) dan tiga
Atribut Perilaku (Keekspresifan, Keasertifan, dan Fleksibilitas). Profil Emergenetics
menggambarkan cara seorang individu menggabungkan dan mencocokan ketujuh
atribut tersebut. Dengan Profil Emergenetics yang dimiliki, seseorang mendapatkan
pemahaman tentang cara berpikir dan bersikap, cara belajar, cara melakukan
pendekatan pada situasi baru, cara menyelesaikan sesuatu, dan cara untuk
berinteraksi dengan orang lain.

Gender adalah persepsi masyarakat atau yang mengacu pada peran, perilaku,
ekspresi, dan identitas seseorang, baik laki-laki maupun perempuan. Istilah ini juga
erat hubungannya dengan orientasi seksual, misalnya homoseksual, heteroseksual,
dan biseksual. Gender biasanya diasosiasikan dengan istilah maskulin dan feminin.
Maskulin dihubungkan dengan sifat kelaki-lakian, seperti gagah, kuat, dan
memimpin. Sementara feminin dihubungkan dengan sifat perempuan, seperti
mengayomi, lemah lembut, dan perasa. “Perempuan dan laki-laki berbeda” kalimat
ini bukanlah hal baru yang kita dengar. Bukan hanya karena anak perempuan dan
anak laki-laki dibesarkan dengan cara berbeda. Otak embrio perempuan dan lelaki
pada awalnya sama. Setelah embrio sekitar sembilan minggu berada dalam rahim,
hormone mulai memengaruhi perkembangan otak dan tubuh bayi. Pada saat kita
sudah bisa melihat perbedaannya, anak perempuan dan laki-laki akan memilih

4
5

permainan yang berbeda, main dengan mainan yang sama tapi dengan cara yang
berbeda, dan merespons situasi sosial dengan cara yang berbeda.

5
6

Kategori Laki-laki Perempuan


 Penis  Vagina
 Jakun  Sel Telur
Ciri dan Fungsi
 Sperma  Menyusui
 Membuahi  Melahirkan
 Kuat  Lemah
 Rasional  Emosional
Citra/Jati diri/Peran  Tampan  Cantik
 Kasar  Halus/Lembut
 Maskulin  Feminin

Perbedaan peran, fungsi dan tugas laki-laki dan perempuan tidak menjadi
masalah selama tidak merugikan salah satu pihak. Ketidakadilan atau
ketimpangan gender terjadi ketika seseorang diperlakukan tidak adil
berdasarkan gender yang ia miliki. Ketika seseorang tidak memiliki peluang dan
kesempatan hingga manfaat yang sama hanya karena perbedaan gender, di situlah
telah terjadi ketimpangan gender. Ketidakadilan tidak hanya terjadi para perempuan,
tapi juga terhadap laki-laki. Beberapa bentuk ketidakadilan gender, dan contohnya
yakni:
1. Subordinasi. Melihat salah satu peran lebih rendah daripada lainnya, sehingga
tidak mendapatkan penghargaan dan dinilai sama besar dengan yang lainnya.
Contoh: Pekerjaan perempuan dalam rumah tangga dan ladang tidak dihargai
dengan uang, sehingga dinilai tidak berharga dan bukan bagian dari pekerjaan
Pendidikan bagi laki-laki lebih diutamakan karena anggapan anak laki-laki lebih
unggul, meneruskan garis keuturan keluarga, anak perempuan hanya akan di
dapur setelah menikah. Hal ini akan mengakibatkan perempuan tidak
berkembang seumur hidupnya, dan tidak dapat memiliki pengetahuan
membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Akibatnya perempuan akan
tergantung kepada suami. Dan, ketika suami meninggal, misalnya, perempuan
tidak memiliki keterampilan untuk menafkahi hidupnya dan anak-anaknya, dan
akan terus terjerat dalam lingkaran kemiskinan
2. Marjinalisasi. Peminggiran peran ekonomi perempuan dengan asumsi bahwa
perempuan adalah pencari nafkah tambahan serta peminggiran peran politik
perempuan dengan asumsi bahwa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin.
7

Contoh: Upah yang didapatkan perempuan dalam pekerjaan seringkali lebih


kecil dibandingkan laki-laki, karena anggapan bahwa perempuan bekerja untuk
nafkah tambahan dan bukan penafkah utama dalam keluarga
3. Beban ganda. Perempuan yang bekerja dalam sektor publik di luar rumah tidak
diiringi dengan berkurangnya beban dalam rumah tangga. Peran untuk
mengerjakan tugas rumah tangga masih dianggap tanggung jawab
perempuan. Contoh: Sepasang suami isteri yang bekerja di luar rumah. Ketika
pulang, segala urusan tugas rumah tangga masih harus dikerjakan isteri
sepenuhnya tanpa bantuan suami, ataupun bergantian membagi tugas. Di sini
terjadi beban ganda terhadap perempuan.
4. Pelabelan (stereotype). Pemberian label atau cap yang dikenakan kepada
seseorang sehingga menimbulkan anggapan yang salah yang merugikan.
Contoh: Perempuan tidak boleh menempati posisi tinggi di perusahaan karena
anggapan bahwa perempuan emosional, lemah, tidak dapat membuat
keputusan Laki-laki dianggap tidak halus dan teliti sehingga ada pekerjaan
yang tidak membuka peluang untuk laki-laki, seperti guru TK, bendahara, juru
masak (dulunya) Apabila laki-laki marah, ia dianggap tegas. Namun, apabila
perempuan marah, ia dianggap emosional. Oleh karenanya perempuan jarang
berada pada posisi pengambilan keputusan
5. Kekerasan. Dapat berbentuk fisik maupun non-fisik. Contohnya: Perempuan
menjadi korban pelecehan seksual dari mulai disentuh, diraba, pelecehan
berupa siulan, hingga pemerkosaan. Perempuan dan laki-laki menjadi korban
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) baik fisik maupun psikologis

B. Perbedaan Dalam Struktur Otak.


Dalam proses perkembangannya otak pada laki-laki dan perempuan tidak
mengikuti pola yang sama. Secara umum pada laki-laki yang berkembang terlebih
dulu adalah otak kanan kemudian otak kiri. Namun pada perempuan perkembangan
otaknya lebih berimbang antara otak kiri dan kanan. Pada perempuan, bagian otak
berhubungan dengan Bahasa, penilaian, dan daya ingat lebih padat susunannya,
dengan jumlah neuron 18% lebih banyak. Mungkin inilah sebabnya perempuan lebih
baik ketimbang pria dalam tugas verbal dan permainan mencocokkan. Perempuan
pada umumnya juga lebih tajam melihat perbedaan kecil. Kemampuan perempuan
menyimak hal-hal rinci ada hubungannya dengan respons struktural mereka saat
8

mengisi kuesioner Emergenetics. Pasiak (2005: 91) mengemukakan bahwa struktur


otak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan pada (1) corpus calossum (2)
hypothalamus (3) inferior parietal lobe (lobus parietal bawah) (4) hippocampus.
Perbedaan anatomi tersebut akan berimplikasi pada perbedaan cara dan gaya
melakukan sesuatu termasuk belajar. Secara umum ukuran otak berbeda antara
laki-laki dan perempuan. Laki-laki memiliki ukuran otak lebih besar dari perempuan.
Pada otak perempuan, corpus callosum rangkaian synapsis dan neuron yang
menyambung kedua belahan otak bentuknya lebih lebar di bagian belakang dan
juga lebih tebal daripada otak lelaki. Corpus Calossum adalah sebuah materi putih
yang terdiri atas serat yang menghubungkan materi putih dari dua belahan otak.
orpus calossum perempuan berukuran lebih tebal ±30% dari laki-laki, tebalnya
tersebut dominan berada di area keterampilan linguistik (isthmus dan splenium).
Hypothalamus merupakan sebuah struktur yang terletak dibawah thalamus dan
tepat berada diatas batang otak. Hipotalamus merupakan bagian otak yang
mengeluarkan hormon yang digunakan untuk mengendalikan organ dan sel-sel
tubuh. Secara umum hipotalamus laki-laki terutama pada preoptic region berukuran
2,5 – 3 kali besar dari perempuan.

Inferior Parietal Lobe adalah salah satu dari tiga divisi dari lobus parietalis.
Terdiri dari supramarginal gyrus dan angular gyrus. rior parietal lobe pada laki-laki
lebih besar 6 % dibandingkan perempuan. Selain itu inferior parietal lobe pada
perempuan terlihat asimetris antara lobus kiri dan kanan.. Hippocampus merupakan
bagian dari sistem limbik yang terletak di lobus temporal medial otak. Bagian otak ini
terdiri dari beberapa struktur kunci yaitu hippocampus proper, alveus, dan
subiculum. Area ini bertanggung jawab atas ingatan baik jangka panjang atau jangka
pendek, dan juga berperan dalam pembentukan memori navigasi serta spasial.
Pusat memori (hippocampus) pada otak perempuan lebih besar ketimbang pada
otak pria.

C. Perbedaan Pada Fungsi Otak.


Berbedanya struktur pada otak perempuan dan laki-laki menyebabkan adanya
perbedaan pula pada fungsi otak. Sandra F. Witelson, profesor neurosains di Mc
Master University, dalam penelitiaannya menemukan bahwa corpus calossum
perempuan berukuran lebih tebal ±30% dari laki-laki. Tebalnya tersebut dominan
9

berada di area keterampilan linguistik (isthmus dan splenium). Kondisi ini


menjadikan setiap bagian otak laki-laki akan bekerja secara terpisah, sehingga
mereka lebih cepat untuk konsentrasi dan fokus pada apa yang dikerjakannya saat
itu, tapi di saat bersamaan tanpa disadari pendengarannya akan menurun.
Sedangkan perempuan, karena struktur yang lebih tebal ini memungkinkan otak bisa
bekerja secara bersamaan, dan menjadikan mereka multitasking, mampu
mengerjakan dua atau lebih pekerjaan yang tidak berhubungan sama sekali pada
waktu yang bersamaan. Dalam berbahasa, corpus calossum yang lebih tebal
menjadikan perempuan ketika berbicara bisa lebih lancar dan tidak terbatas dalam
makna tidak fokus atau terpaku pada satu topik pembicaraan. Secara anatomis juga
terbukti bahwa pusat bahasa pada otak perempuan penyebarannya pada kedua
belahan otak jauh berbeda dari pada otak laki-laki. Tidak heran perempuan lebih
punya kemampuan berkomunikasi dibanding laki-laki baik melalui kata-kata, nada
suara, empati, atau gestur tubuh. Menurut dr. Aisyah Dahlan, laki-laki berbicara rata-
rata 7000 kata, sedangkan perempuan 20.000 kata setiap hari.
Pada Hypothalamus Fungsi utama otak ialah memastikan dan
mempertahankan sistem tubuh berjalan dengan baik (homestasis). Beberapa fungsi
spesifiknya antara lain respons terhadap berbagai stimulus, mengatur sistem
endokrin (hormonal), mengontrol sistem saraf otonom seperti regulasi suhu tubuh,
mengatur asupan makanan, udara dan rasa haus, mengontrol siklus harian dan
perilaku fisiologis, mengontrol respons emosi, dan fungsi-fungsi kunci lainnya seperti
pengaturan perilaku yang terkait dg eksistensi hidup (berkelahi, makan, melarikan
diri, seksualitas dan reproduksi, dsb). Secara umum hipotalamus laki-laki terutama
pada preoptic region berukuran 2,5 – 3 kali besar dari perempuan. Kondisi ini
menjadikan laki-laki memiliki tingkat kepekaan terhadap stimulus yang lebih tinggi
dari perempuan termasuk juga dalam hal berkait dengan seks. Laki-laki lebih peka
terhadap stimulus (suara, sentuhan, dst) daripada emosi, perempuan sebaliknya.
Selain itu, otak perempuan mengandung hormon serotonin yang lebih banyak, yang
juga membuatnya menjadi lebih tenang.
Pada bagian Inferior Parietal Lobe, otak bertanggung jawab terhadap
kemampuan spasial. Area ini mengatur kemampuan visuo-spasial dan sangat perlu
untuk hal-hal yang berkaitan dengan matematika dan arsitektur. Kemampuan untuk
membayangkan (imaging) dan membangun model imajiner tiga dimensi dari sebuah
gerakan, posisi dan lainnya berkembang lebih baik pada laki-laki dibanding
10

perempuan. Hal itu berwujud dalam kemampuan perancangan mekanis, pengukuran


penentuan arah abstraksi, dan manipulasi benda-benda fisik. Tidak heran banyak
laki-laki yang senang mengutak-atik atau modifikasi suatu barang. Selanjutnya pada
Hippocampus, area otak yang bertanggung jawab atas ingatan baik jangka panjang
atau jangka pendek, dan juga berperan dalam pembentukan memori navigasi serta
spasial ini memiliki perbedaan fungsi pada perempuan dan laki-laki. Perempuan
mampu mengingat sesuatu lebih lama bahkan sampai pada detilnya. Kondisi ini pula
yang menyebabkan laki-laki mudah lupa. Inilah yang menyebabkan laki-laki lebih
mudah move-on dari sebuah trauma dibandingkan perempuan. Namun demikian
dalam perkembangannya, sel-sel hippocampus dan juga sel lobus parietal pada
perempuan lebih cepat menghilang, sehingga perempuan pada saat tua akan lebih
mudah kehilangan memori, kemampuan pengenalan spasial, dan juga menjadi
pelupa.

D. Perbedaan Evolusioner
Evolusioner adalah sebuah perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur
menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Charles Darwin teori evolusi adalah
sebuah teori dalam biologi (dan juga sering digunakan dalam ilmu sejarah) yang
menjelaskan proses perkembangan keanekaragaman hayati (makhluk hidup) di
bumi. evolusioner mendebatkan bahwa hanya sebagian tubuh kita yang khusus
untuk fungsi tertentu,bagian dari pikiran kita seperti hasil dari seleksi alam dan juga
memiliki fungsi spesifik. Berdasarkan pada teori ini individu secara tidak sadar
berjumlah, tidak hanya untuk bertahan hidup seorang diri, tetapi juga untuk
mengabadikan warisan genetis mereka. Mereka melakukannya dengan
memaksimalkan kesempatan mereka untuk memiliki keturunan yang akan
mewariskan karakteristik mereka dan bertahan hidup untuk berproduksi. Bagaimana
pun juga, perspektif evolusioner tidak perlu menurunkan perilaku manusia
sepenuhnya kepada dampak dari gen yang berusaha untuk berproduksi diri mereka
sendiri, juga tidak menyiratkan bahwa keinginan mengabadikan gen menjadi
kesadaran atau tidak disengaja. Hal ini juga menempatkan beban yang besar pada
lingkungan tempat individu beradaptasi. Pendekatan Sistem Perkembangan
memandang perkembangan manusia sebagai hasil dari proses interaksi dinamis dua
arah antara individu dan lingkungan (dalam Kail & Cavanaugh 2010; Lamb &
Bornstein 2011).
11

Evolusioner mendebatkan bahwa hanya sebagian tubuh kita yang khusus


untuk fungsi tertentu,bagian dari pikiran kita seperti hasil dari seleksi alam dan juga
memiliki fungsi spesifik. Berdasarkan pada teori ini individu secara tidak sadar
berjumlah, tidak hanya untuk bertahan hidup seorang diri, tetapi juga untuk
mengabadikan warisan genetis mereka. Mereka melakukannya dengan
memaksimalkan kesempatan mereka untuk memiliki keturunan yang akan
mewariskan karakteristik mereka dan bertahan hidup untuk berproduksi. Bagaimana
pun juga, perspektif evolusioner tidak perlu menurunkan perilaku manusia
sepenuhnya kepada dampak dari gen yang berusaha untuk berproduksi diri mereka
sendiri, juga tidak menyiratkan bahwa keinginan mengabadikan gen menjadi
kesadaran atau tidak disengaja. Hal ini juga menempatkan beban yang besar pada
lingkungan tempat individu beradaptasi.
Dengan adanya teori evolusioner dari Darwin, psikologi perkembangan juga
berusaha menelusuri asal muasal perilaku seseorang saat ini. Contoh yang paling
mudah adalah sikap naluriah yang mungkin bisa saja muncul pada manusia.
Misalnya, seorang pria lebih cenderung tertarik pada fisik perempuan. Secara tidak
sadar, pria membutuhkan perempuan dengan fisik yang bugar supaya bisa merawat
anak-anaknya. Sementara itu, wanita butuh pria supaya ia bisa mewariskan gennya.
Wanita akan berusaha menarik pria dengan menunjukkan kebugaran fisiknya.
Perilaku seleksi ini mungkin tidak disadari sebenarnya sudah dijelaskan oleh Darwin
dalam teorinya.
Contoh lain yang bisa kita lihat adalah bagaimana perilaku seseorang pada
saat mengalami ketakutan atau pobia terhadap ular. Manusia lebih takut pada ular
dibandingkan dengan kendaraan truk atau bus yang sebenarnya lebih banyak
membunuh manusia. Mengapa bisa demikian? Hal ini karena manusia sudah
mengetahui bahwa ular berbahaya sejak ratusan tahun yang lalu. Sementara alat
transportasi mungkin hanya diketahui beberapa abad terakhir saja. Oleh karenanya,
secara tidak sadar perilaku manusia akan cenderung lebih takut secara naluriah
pada ular, demikian pula pada spesies primata lainnya. Inilah yang kemudian
menunjukkan keterkaitan penting teori evolusioner dalam psikologi perkembangan.

E.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Emergenetics merupakan instrument pembuat profil berbasis penelitian ilmiah
dengan mengindikasikan cara berpikir individu secara genetik (genetic) dan
bertindak dengan cara tertentu. Cara berpikir dan bertindak tersebut dapat berubah
(emerge) akibat faktor sosial/lingkungan yang terjadi dalam kehidupan seseorang
Gender adalah persepsi masyarakat atau yang mengacu pada peran, perilaku,
ekspresi, dan identitas seseorang, baik laki-laki maupun perempuan. Istilah ini juga
erat hubungannya dengan orientasi seksual, misalnya homoseksual, heteroseksual,
dan biseksual. Gender biasanya diasosiasikan dengan istilah maskulin dan feminin.
Tak hanya berbeda dari sisi gender. Dalam proses perkembangannya, otak
pada laki-laki dan perempuan juga berbeda dan tidak mengikuti pola yang sama.
Secara umum pada laki-laki yang berkembang terlebih dulu adalah otak kanan
kemudian otak kiri. Namun pada perempuan perkembangan otaknya lebih
berimbang antara otak kiri dan kanan. Pada perempuan, bagian otak berhubungan
dengan Bahasa, penilaian, dan daya ingat lebih padat susunannya, dengan jumlah
neuron 18% lebih banyak. Mungkin inilah sebabnya perempuan lebih baik ketimbang
pria dalam tugas verbal dan permainan mencocokkan
Pada bagian corpus calossum otak laki-laki akan bekerja secara terpisah.
Sehingga mereka lebih cepat untuk konsentrasi dan fokus pada apa yang
dikerjakannya saat itu, tapi di saat bersamaan tanpa disadari pendengarannya akan
menurun. Sedangkan perempuan, karena struktur yang lebih tebal ini
memungkinkan otak bisa bekerja secara bersamaan, dan menjadikan mereka
multitasking, mampu mengerjakan dua atau lebih pekerjaan yang tidak berhubungan
sama sekali pada waktu yang bersamaan. Secara anatomis juga terbukti bahwa
pusat bahasa pada otak perempuan penyebarannya pada kedua belahan otak jauh
berbeda dari pada otak laki-laki. Tidak heran perempuan lebih punya kemampuan
berkomunikasi dibanding laki-laki baik melalui kata-kata, nada suara, empati, atau
gestur tubuh. Menurut dr. Aisyah Dahlan, laki-laki berbicara rata-rata 7000 kata,
sedangkan perempuan 20.000 kata setiap hari. Selanjutnya pada bagian memori
atau daya ingat, Perempuan mampu mengingat sesuatu lebih lama bahkan sampai

13
pada detilnya. Kondisi ini pula yang menyebabkan laki-laki mudah lupa. Inilah yang
menyebabkan laki-laki lebih

14
15

mudah move-on dari sebuah trauma dibandingkan perempuan. Namun demikian


dalam perkembangannya, sel-sel hippocampus dan juga sel lobus parietal pada
perempuan lebih cepat menghilang, sehingga perempuan pada saat tua akan lebih
mudah kehilangan memori, kemampuan pengenalan spasial, dan juga menjadi
pelupa.
Evolusioner adalah sebuah perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur
menuju ke arah yang lebih baik. Dengan adanya teori evolusioner dari
Darwin, psikologi perkembangan juga berusaha menelusuri asal muasal perilaku
seseorang saat ini. Hal tersebut mendorong seorang pria lebih cenderung tertarik
pada fisik perempuan dan sebaliknya.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai